Share

Bab 5

Author: Lusia Sudarti
last update Huling Na-update: 2024-09-28 11:56:10

5. Suami Penggantiku Kakak Iparku

Kesedihan Rangga.

Penulis: Lusia Sudarti

Part5

Bisa berabe jadinya jika Sadewa mengetahui isi hatinya, tentu ini akan membuatnya bersedih.

Raut wajah Rangga memerah mendengar kata-kata Papanya, ia menundukkan kepalanya.

"Tenang saja Papa akan tutup mulut," ujar Hendra sambil tersenyum simpul.

"Kok Papa senyum-senyum gitu," tanya Rangga sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Kamu traktir Papa. Bukankah kalo harus tutup mulut itu ada upahnya, hehehe."

Hendra terkekeh. Ia berhasil membuat putranya tersenyum.

'Kasihan sekali kamu Rangga, selama ini tak pernah sekali pun kamu mempunyai teman dekat atau kekasih. Kamu selalu menutup diri terhadap wanita yang jelas-jelas mengejarmu.

Ternyata baru sekarang Papa tau, jika hatimu telah tertambat kepada seorang wanita. Namun sayangnya, kamu kalah bersaing dengan adikmu sendiri," batin Hendra.

'Di usiamu yang telah menginjak 25 tahun, kamu telah menjadi orang yang sukses sebagai seorang Marinir."

Wajah Hendra sedikit mendung, ia bersedih jika mengingat putra sulungnya yang masih selalu menyendiri.

"Oh itu, apa Mama gak marah nih Pa hehehe," balasnya, sembari menatap kearah Indra yang menghampiri mereka berdua.

Hendra kembali tersadar dari lamunan-nya dan mencoba menghibur hati Rangga! Hendra mengedipkan sebelah matanya kearah Rangga yang mengulum senyum.

"Eeh kalian merencanakan apa hayo ...!" kata Indri yang telah berdiri di belakang mereka.

"Ehhh Mama, gak ada kok! Ini lho Rangga mau traktir Papa di kafe katanya ... ya kan Ngga!" sahut Hendra sembari menepuk lengan Rangga dan mengedipkan sebelah matanya kembali.

"Betul Ma, Rangga bilang sama Papa, kalo Rangga naik jabatan menjadi pimpinan. Papa akan Rangga traktir."

"Oh ya? Tetapi kenapa hanya Papa yang di traktir? kok Mama enggak ...?" protes Indri kepada putra sulungnya, sambil menjatuhkan bobot tubuhnya di antara mereka. Indri menatap Rangga dengan antusias.

Rangga tersenyum. "Oke Mama sama Papa, Rangga traktir deh," sahut Rangga sembari mengedipkan sebelah matanya kepada Hendra.

Sedangkan Hendra mengacungkan kedua jempol tangannya.

Indri menatap Rangga lalu beralih kepada suaminya, dengan kening berkerut. "Kalian kenapa sih? Pakai kode-kodean begitu. Bikin curiga aja," kata Indri dengan tatapan penuh selidik.

"Kode-kodean apa sih Mam, orang gak ada apa-apa kok," sahut Hendra menautkan alisnya yang seolah sedang berfikir sambil menatap wajah Istrinya.

"Iya Mam kita gak ngapa-ngapain kok. Apalagi nyimpen rahasia," jawab Rangga.

Indri beralih menatap Rangga ...

"Rangga kapan sih kamu kenalin pacar kamu kepada kami. Mama sama Papa sudah kepingin banget nimang cucu," kata Indri, Mamanya.

Uhuk-uhuk!

Rangga tersedak mendengar ucapan Mamanya.

"Aduh hati-hati dong, masa sampai tersedak gitu. Untung aja jus yang kamu minum, gimana coba kalo minuman bersoda," seru Indri khawatir.

Hendra hanya terdiam mendengar celoteh istrinya.

"Udah Ma, jangan bahas itu dulu. Papa yakin, Rangga belum berfikir kearah sana, dia sedang fokus kepada karirnya," potong Hendra menengahi. Hendra tak tega hati melihat Rangga harus bersedih karena wanita yang ia cintai adalah Layla.

Rangga hanya terdiam seribu bahasa.

'Aku telah menemukan tambatan hatiku Mam, tetapi sayangnya adikku Sadewa yang berhasil merebut hatinya," batin Rangga.

"Usia Rangga juga kan baru 25 tahun Ma. Belum terpikirkan olehku. Sadewa kan sudah punya kekasih. Sadewa beruntung sekali menemukan kekasih yang baik hati dan berakhlak mulia," sahut Rangga lirih. Hatinya begitu perih mengucapkan semua itu, namun sekuat tenaga ia pendam di dalam hatinya.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

"Pa, Mam, Mas. Layla mau pamit pulang. Ternyata di sini semua, dewa kebingungan mencari keberadaan kalian!" seru Sadewa ia melangkah bersama Layla dan Naysila menuju kearah mereka berkumpul.

"Oh calon mantu Mama yang cantik ini sudah mau pulang," sambut Indri dengan sangat ramah.

Sementara Layla tersenyum malu.

Dan wajahnya memerah mendengar ucapan Ibu Sadewa.

"Iya Tante, om, Mas Rangga. Saya masih ada tugas mengajar di pesantren," jawab Layla.

"Biar diantar Dewa aja Nak pulangnya," sahut Hendra.

"Oh terimakasih Om, tapi saya membawa motor," tolaknya secara halus.

Layla menjabat dan mencium punggung tangan Hendra dan Indri pun dengan Rangga.

"Hati-hati di jalan ya Nak," ujar Indri.

"Terimakasih, Tante, om dan Mas saya pamit pulang. Assalamu'alaikum."

"Waalaikum salam," sahut mereka serentak.

Rangga menatap kepergian Layla, Sadewa dan Naysila dengan perasaan yang entah ...!

Acara telah usai, semua pun telah rapi.

Rangga pamit untuk masuk ke kamarnya.

Sementara itu di ruang depan.

"Layla, biar Mas antar motor kamu biar di bawa Dirga," ucap Sadewa ketika mereka tiba di teras.

"Eemm, biar Layla pulang naik motor aja Mas, nanti mau mampir ke pesantren untuk mengajar BTA sebentar," tolak Layla dengan halus.

"Oh ... ya sudah kalo begitu, hati-hati di jalan ya," ungkap Sadewa.

Binar di kedua netranya adalah binar cinta. 'Cinta pertama dan terakhir akan ia labuhkan hanya kepada Layla.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Setelah pulang dari kediaman Sadewa. Saskia dan teman-temannya berhenti sejenak di sebuah taman yang berada tak jauh dari jalan raya.

"Kurang ajar kamu Sadewa! Aku takkan membiarkan kamu bahagia bersama Layla ....!" teriak Saskia sambil memukul stir.

Keempat sahabatnya hanya diam dan mereka saling pandang dengan yang lainnya.

Suasana menjadi hening, hanya terdengar suara kendaraan yang hilir mudik di jalan raya.

"Eh Saskia, elu lihat gak sih penampilan Layla. Cantik dan anggun abis boo," seru Mita.

Saskia menoleh dan menatap tajam kearah Mita.

Tatapan berkilat dengan percik kemarahan yang tiada terkira.

Pleetaakkk!

"Aawww, sakiiit tau," Mita meringis kesakitan karena keningnya disentil oleh Viona.

"Ohh ... sakit. Makanya kalo ngomong tuh difikir dulu pake ot*k," hardik Intan.

Sementara itu Saskia yang suasana hatinya sedang kacau, semakin dongkol mendengar pujian Mita buat Layla.

"Layla katamu cantik ... hellow bisa lihat gak sih kamu! Kalo dibandingkan sama Saskia, belum ada deh seujung kukunya," sahut Rani ikut bicara.

Suasana menjadi sangat berisik, dan Saskia yang mendengar perdebatan sahabat-sahabatnya bertambah naik darah.

"Diaaam .... ! Bisa diam gak kalian? Mendingan kalian turun deh dari mobil gue," hardik Saskia dengan wajah merah padam, suaranya naik empat oktaf. Semua sahabatnya terdiam karena terkejut.

Mereka semua menundukkan kepalanya, tak ada yang berani menentang Saskia. Bagi mereka Saskia paling berkuasa dan semena-mena.

"Kalian bukannya membantu mencari solusi, malah membuat kepala gue serasa hampir meledak," nada suaranya sedikit melemah. Saskia menatap mereka satu-persatu.

Semua terdiam, sunyi hening ... hanya deru kendaraan dari jalan raya yang tak jauh dari tempat mereka berada.

Saskia menoleh ke belakang dan menatap Rani dengan sinis.

"Heee ... Saskiaa ...," Rani nyengir ketika Saskia melihat ke padanya.

"Hahe, hahe," sambar Saskia, kentara sekali jika hatinya sedang dibakar amarah.

"Kalian gak berguna tau gak ...! Percuma gue ngeluarin duit gede untuk kalian ...! hardik Saskia mengungkit semua pemberiannya dengan wajah mengerikan.

"Viona ... balikin jam tangan gue," ucapnya dengan emosi yang siap meledak. Sedang Viona terkejut dengan semua ucapan Saskia yang tiba-tiba meminta kembali semua pemberiannya.

Kemudian Saskia menoleh ke arah Intan.

"Intan ... dari semua teman-teman gue. Elu yang paling kere! Balikin gaun gue yang elu pake," teriak Saskia dengan suara menggelegar sambil menatap Intan yang mengenakan gaun-nya.

Mita, Rani, Intan dan Viona saling tatap.

Sementara Intan wajahnya seketika memerah menahan malu dan sakit hati atas hinaan yang telah di lontarkan Saskia kepadanya. Namun ia tak mampu mengelak, karena semua ucapan itu benar adanya.

"Rani ... elu juga balikin heels gue."

"Kalian bertiga segera turun dari mobil gue dan jangan lupa gaun yang elu pake segera balikin. Masih mending gue gak memaksa elu untuk melepasnya saat ini juga! Elu ... lepasin jam tangan gue, dan elu lepas heels, segera turun dari mobil ...!" hardik Saskia tanpa merasa iba sedikit pun terhadap mereka.

Rani, Intan dan Viona segera melepaskan apa yang di pinta oleh Saskia, lalu mereka bertiga pun segera turun dari mobil Saskia.

Brraaakk!

Mita yang berada di dalam mobil terperanjat disaat Saskia menutup pintu mobil dengan kencang.

Mita menatap ketiga sahabatnya yang di usir Saskia dan diturunkan di jalan hanya mampu terdiam. Dengan kecepatan tinggi Saskia melajukan mobilnya, meninggalkan mereka bertiga tanpa merasa iba.

Intan terduduk lemah, ia menangis sesenggukan, hatinya benar-benar terluka atas hinaan Saskia.

"Sabar Intan ... Saskia emang keterlaluan. Kita udah gak di anggap lagi olehnya mentang-mentang ia sudah menjadi model," gerutu Viona dengan kesal.

"Saskia betul-betul telah berubah," sahut Rani dengan wajah datar.

"Terus gimana caranya kita pulang! Malu tau gak pake alas kaki," kata Rani dengan raut wajahnya yang nampak sedih.

"Mulai saat ini aku akan menjauh dari Saskia. Ucapan dia emang betul dan aku sadar! Memang aku orang miskin dan tak sepadan dengan kalian ...!" Intan berlalu dari hadapan Viona dan Rani.

Perasaannya benar-benar sedih dan terluka karenanya.

"Tan ... Intan ... tunggu ...!" seru Viona setelah mampu mencerna ucapan Intan. Intan tak menghiraukan panggilan Viona, ia semakin mempercepat langkahnya.

Viona dan Rani terus mengejar Intan, nafas mereka tersengal, Rani dan Viona menatap kepergian Intan dengan wajah sedih.

"Vi, Intan Vi ... Intan adalah gadis baik, hanya saja kita telah dibutakan oleh harta Saskia," Rani menundukkan kepalanya, raut wajahnya nampak sekali kesedihan.

"Vi, kamu punya uang gak? Masak kita mau jalan kaki," tanya Rani kepada Viona.

"Ada Ran, aku masih punya!" jawab Viona sembari menatap Rani, ia membuka tasnya dan mengambil uang dalam dompet.

"Alhamdulilah, kita pulang gak jalan kaki," seru Rani dengan wajah berseri.

"Tumben ingat alhamdulilah kamu," ejek Viona.

"Indah ... Ran! Kalian beli deh alas kaki, sendal atau apa kek, dari pada nyeker gitu, emang gak malu," ujar Rani.

"Iya Vi terimakasih ya," Rani terharu dengan semua kebaikan Viona kepadanya.

Viona mengangguk sambil tersenyum dan mereka mencari toko yang menjual sendal lalu mereka mencari angkot untuk mrngantar kerumah masing-masing.

POV Layla

"Mbak, Mas Dewa itu ganteng ya," tanya Naysila ketika mereka sedang dalam perjalanan kembali.

"Ihh kecil-kecil tau cowok ganteng ya?" jawab Layla ia tersenyum mendengar kata-kata Naysila. Hatinya sedang berbunga.

"Yeee, Nay juga udah gede kali Mbak," sungut Naysila.

"Hehehe, iya-ya Mbak lupa kalo adik Mbak yang cantik ini sudah beranjak dewasa."

"Oh iya Mbak, Nay tadi rasanya mau mencabik-cabik wajah si Saskia itu lho," ucap Naysila dengan suara ketus.

(Bersambung)

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Suami Penggantiku Kakak Iparku   Bab 76

    76. Suami Penggantiku Kakak IparkuDokter Larasati Menelpon Rangga.Penulis : Lusia Sudarti Part 76"Duduklah, Bik! Ada yang akan saya sampaikan kepada Bibik! Perihal Ratna," ucap Rangga pelan, namun tegas.Bik Ijah patuh pada perintah Majikannya, beliau segera menduduki kursi yang ada di depan Rangga. Dengan wajah tegang bercampur penasaran, Bik Ijah memberanikan diri menatap Rangga. Rangga menatap lembut wanita paruh baya berwajah teduh tersebut sembari menghela nafas perlahan. "Begini, Bik! Sebetulnya Ratna tertabrak mobil yang saya kendarai pada malam pengejaran mafia yang melarikan diri!"Bik Ijah terhenyak mendengar penuturan Rangga, hingga kedua netranya membola dengan bibir ternganga."Astagfirullah ... kenapa bisa sampai tertabrak Pak? Pasti Ratna bikin ulah lagi!" serunya tertahan. Rangga terdiam sesaat, kemudian meraih kopinya dan di sesapnya. "Kalau masalah itu, saya tidak tahu, Bik! Silahkan Bibik tanyakan langsung padanya."Bik Ijah menunduk sesaat, kemudian menatap R

  • Suami Penggantiku Kakak Iparku   Bab 75

    75. Suami Penggantiku Kakak Iparku Anjasmara.Penulis : Lusia Sudarti Part 75Wajah Layla bersemu merah mendengar ucapan suaminya. "Ihh ... mulai deh." Layla sedang bercengkrama dengan Rangga di balkon kamarnya. Mereka memandang suasana malam yang indah. Rembulan bersinar redup, bintang bertaburan di langit malam dan menambah suasana menjadi lebih syahdu. Layla menyandarkan kepalanya di bahu sang suami. Tak dapat di pungkiri, jika hidupnya kini lebih bahagia, lebih berwarna.Usia pernikahannya dengan Rangga hampir berjalan selama delapan bulan."Mas ... jadi bagaimana dengan Ratna! Apakah akan tinggal disini bersama kita? Atau dipulangkan kembali ke kediamannya?" tanya Layla sembari mendongak, menatap Rangga. Rangga mengusap lembut kepala Layla yang tidak memakai hijab. "Kita lihat dulu, Sayang! Apakah sikap Ratna akan berubah atau malah sebaliknya."Layla kembali menatap gemerlap lampu kota yang nampak sangat indah dari kejauhan. Angan-nya berkelana entah kemana. Hatinya bimbang

  • Suami Penggantiku Kakak Iparku   Bab 74

    74. Suami Penggantiku Kakak Iparku Rangga Pulang Bersama Ratna.Penulis : Lusia Sudarti Part 74Ratna terhenyak saat melihat Rangga menghampirinya. "Ba--Bapak!"===========Rangga mengendarai mobilnya, membelah jalan raya. Sementara di jok tengah, Ratna hanya mampu terdiam! Hatinya sangat ketakutan! Ya ... bagaimana tidak! Ratna membuat ulah di hari pertamanya bekerja di rumah majikan budenya.Ratna hanya mampu tertunduk, dan sepintas lalu menatap Rangga yang fokus di belakang kemudi."Kalau boleh tahu, kenapa kamu berkeliaran hingga dini hari?" tanya Rangga memecah keheningan. Rangga menatap Ratna dari kaca spion.Ratna terkejut mendengar pertanyaan dari Rangga, dan seketika wajahnya bertambah pias. Dia memberanikan diri untuk menatap Rangga. "Sa--saya ... pulang be-bekerja. Iya saya pulang bekerja, Pak!" jawabnya terbata.Rangga menautkan kedua alisnya. "Bekerja? Pekerjaan yang bagaimana? Setahu saya. Karyawan atau pegawai, pulangnya tidak selarut itu! Meskipun ada, hanya untuk k

  • Suami Penggantiku Kakak Iparku   Bab 73

    73. Suami Penggantiku Kakak Iparku Arjun Dan Budi berhasil di ringkus.Penulis : Lusia Sudarti Part 73(Baik, dok. Tolong jaga pasien itu, sampai kedatangan saya! Saya akan antarkan dia ke tempat keluarganya setelah tugas saya selesai.)(Baik, Letnan! Anda tenang saja.)=================Keesokan harinya ...Layla di sibukkan dengan usaha onlinenya, namun, Layla selalu mempunyai waktu untuk ibu dan putranya. Pagi ini mereka ber-empat sedang menyantap sarapan pagi."Nak, bagaimana kabarnya, Nak Rangga?" tanya ibu Anjar membuka percakapan.Erika pun mengangguk dan menatap Layla penuh rasa ingin tahu kabar sang Kakak ipar. "Iya, Mbak! Bagaimana kabar Mas Rangga?"Layla menatap sejenak ibu dan Adiknya sembari menghela nafas perlahan. "Mas Rangga belum bisa menangkap mafia itu, Buk, dek!"Erika saling pandang dengan ibu Anjar, lalu sama-sama menghela nafas. "Ya Allah, semoga mafia itu tertangkap! Rika heran, Bu. Dia selalu membuat susah Mbak Layla."Ibu Anjar mengangguk. "Itu tandanya or

  • Suami Penggantiku Kakak Iparku   Bab 72

    72. Suami Penggantiku Kakak Iparku.Arjun Lolos Dari Kejaran Rangga.Penulis : Lusia Sudarti.Part 72'Apakah yang terjadi, sehingga hatiku berdebar============"Bos ... sepertinya pasukan yang di pimpin Rangga telah menyebar seluruh anggota timnya," bisik anak buah Arjun yang membantunya melarikan diri.Mereka bersembunyi di sebuah saung di tengah hutan bambu yang terletak di pedesaan pinggiran kota J."Budi, cepat cari informasi! Lokasi mana saja yang belum terendus mereka," titah Arjun. Pandangannya tetap waspada terhadap keadaan di sekelilingnya."Bentar, Bos. Aku juga sedang mencari tahu!" sahut Budi. Ia sedang mencoba menghubungi seseorang dengan ponselnya."Buruan! Aku sudah kelewat lapar! Dari kemarin perutku tidak terisi apapun!" hardiknya.Budi mengangguk dan tak berani membantah lagi.Kraakk!Budi dan Arjun seketika menoleh dan saling pandang, mereka terkejut mendengar ranting kering seperti terinjak.Seperti dikomando, mereka mengintip dari celah dinding bambu sembari men

  • Suami Penggantiku Kakak Iparku   Bab 71

    71. Suami Penggantiku Kakak Iparku.Ratna Terserempet Rangga. Penulis : Lusia Sudarti.Part 71Hatinya pedih mengingat Ratna adalah Anak yang tidak di inginkan kehadirannya. Selama ini, Bik Ijah yang merawat dan membesarkan Ratna.Tetapi ini juga kesalahannya.=============Rangga berdiri di jendela kamarnya. Ia memandang jauh langit malam yang hanya berhias gemerlap bintang, awan kelabu ber-arak tertiup angin ...Rangga menyesap kopi yang baru saja diseduh, asap rokok bergulung di udara, lalu hilang di sapu angin malam.Hatinya gundah ... teringat pesan dari dokter militer yang pernah merawatnya kala itu.(Letnan ... aku tahu! Aku tidak berarti apa-apa di hatimu. Aku hanya ingin, Letnan tahu, seberapa besar cinta yang aku miliki buatmu, Letnan!)Sepenggal pesan yang dikirim oleh dokter itu, berseliweran dalam kepalanya.Rangga menghisap rokoknya, lalu dihembuskan perlahan di udara. Asapnya memenuhi ruangan, sekilas ia melirik ke arah pembaringan. Rangga segera mengibas asap yang men

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status