Share

Bab 31

Author: Stary Dream
last update Last Updated: 2025-08-25 09:20:11

"Kamu mau kerja, dam?" Tanya Farida lembut saat melihat Adam sudah berpakaian rapi.

"Iya, bu."

"Memang lukamu sudah sembuh?"

"Sudah. Nggak enak juga lama-lama izin. Lagian aku dapet kabar nggak enak dari kantor pagi ini."

"Kabar apa itu?"

Adam terdiam. Tak harusnya dia mengatakan hal itu pada ibunya. Terlebih kesehatan Farida sedang menurun.

"Bukan apa-apa."

Farida tak bertanya lebih lanjut, Adam pun langsung pergi setelah berpamitan.

Namun, yang terjadi di kantor tak lah mengenakkan. Peraturan baru dari Pemerintah yang mengatakan untuk menghapus tenaga honorer sepertinya akan direalisasikan. Apalagi nama Adam termasuk pegawai honor di kantor ini.

Rencananya, posisi Adam akan digantikan oleh pegawai negeri yang baru dilantik. Sementara pegawai honor akan diputus kontrak dengan pilihan memang tidak bisa lanjut kerja lagi selamanya atau akan ikut tes pegawai negeri mengisi posisi di tempat lain. Sayangnya, Adam tak dapat mengikuti tes karena latar pendidikannya saat ini tak diperlukan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adfazha
Rendra colek aja thornya rayu ajak ngopi brg biar jodohin km sm Harum yg msh gamon sm Adam terjebak dlm labirin cinta Adam apalagi Harum ksh garis pembatas diantara kalian Ren,.. wkwkk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku Tak Butuh Nafkah Darimu   Bab 33

    Malam ini Shanum menginap di rumah neneknya setelah menghabiskan waktu seharian dengan Adam di luar. Ayah Shanum ini mengajaknya pergi ke taman bermain dan juga tempat lain yang dulu suka sekali mereka singgahi. Tak lupa makan bakso langganan yang menjadi kesukaan Shanum."Kamu senang sekolah di tempat barumu?" Tanya Farida."Senang, nek.""Disana pasti cuma orang-orang kaya yang bisa masuk. Nenek dengar biaya masuknya aja mahal.""Nggak tahu juga, nek." Untung saja Shanum tak perduli dengan hal seperti itu. Masih bisa bersekolah saja dia bersyukur."Nanti bilang sama ibumu, kalau lebaran mampir kesini ya.""Iya, nek."Shanum menjawab sembari bermain dengan Gibran. Anak kecil itu juga sudah masuk usia 4 tahun, tengah aktif-aktifnya."Shanum.. sini dulu."Shanum akhirnya menghentikan aktivitas bermainnya dan mendekat kepada Farida."Kenapa, nek?""Kamu nggak kangen sama nenek? Dari datang tadi kamu cuma main sama Gibran.""Kangen, nek.""Kenapa nggak meluk?"Sekejap Shanum tampak berpi

  • Aku Tak Butuh Nafkah Darimu   Bab 32

    Anggaplah, Rendra saat ini sudah mendapatkan lampu hijau dari Nani. Sekarang tinggal bertanya pada ibunya sendiri. Takutnya perbedaan status ini membuat Suryani tak menyetujui hubungannya dengan Harum."Jadi kamu mau kepikiran untuk nikah? Mama nggak salah dengar, kan?" Suryani memastikan."Ya. Tapi wanita yang kusuka.. mungkin nggak sesuai ekspektasi mama.""Maksudmu? Dia bukan istri orang, kan?""Bukanlah, ma." Rendra tertawa pelan. "Tapi pernah jadi istri orang.""Janda maksudmu?"Mendengar intonasi suara Suryani, Rendra tiba-tiba jadi keringat dingin."Harum?""Eh!" Rendra terlonjak kaget. "Main nyebutin nama aja.. padahal aku belum kasih inisial ini loh.""Ya siapa lagi wanita yang buat kamu nggak bisa move on? Memang kamu pikir mama nggak curiga saat pertama kamu datang ke mama minta pekerjaan buat Harum? Terus kamu bilang minta mama untuk ajarin Harum jadi wanita mandiri?""Tapi saat itu aku belum ada rasa, ma. Koreksi. Harum masih jadi istri orang lain. Jadi aku nggak mau berh

  • Aku Tak Butuh Nafkah Darimu   Bab 31

    "Kamu mau kerja, dam?" Tanya Farida lembut saat melihat Adam sudah berpakaian rapi."Iya, bu.""Memang lukamu sudah sembuh?""Sudah. Nggak enak juga lama-lama izin. Lagian aku dapet kabar nggak enak dari kantor pagi ini.""Kabar apa itu?"Adam terdiam. Tak harusnya dia mengatakan hal itu pada ibunya. Terlebih kesehatan Farida sedang menurun."Bukan apa-apa."Farida tak bertanya lebih lanjut, Adam pun langsung pergi setelah berpamitan.Namun, yang terjadi di kantor tak lah mengenakkan. Peraturan baru dari Pemerintah yang mengatakan untuk menghapus tenaga honorer sepertinya akan direalisasikan. Apalagi nama Adam termasuk pegawai honor di kantor ini.Rencananya, posisi Adam akan digantikan oleh pegawai negeri yang baru dilantik. Sementara pegawai honor akan diputus kontrak dengan pilihan memang tidak bisa lanjut kerja lagi selamanya atau akan ikut tes pegawai negeri mengisi posisi di tempat lain. Sayangnya, Adam tak dapat mengikuti tes karena latar pendidikannya saat ini tak diperlukan.

  • Aku Tak Butuh Nafkah Darimu   Bab 30

    11 bulan kemudian..Seorang wanita membawa anak kecil berusia 3 tahun turun dari atas motor."Terima kasih, mas. Ini uangnya." Wanita yang masih tampak panik itu menyerahkan uang 20 ribu selembar."Nggak usah, mbak. Ambil aja.""Loh, saya ini kan mesan ojek online.""Nggak apa-apa. Anggap aja itu bantuan saya untuk anak mbak yang sedang sakit."Pria yang memakai helm dengan kaca tertutup itu melihat anak perempuan itu begitu sayu. Apalagi diperjalanan, ibunya bercerita jika anak perempuannya sempat mimisan dan demam tinggi. Pria ini jadi teringat saat anaknya juga sakit yang sama dimana istrinya yang saat itu tidak memiliki uang harus mencari angkutan umum menembus malam."Masya Allah.. makasih banyak ya, mas. Semoga rezekinya lancar." Kebetulan uang wanita ini tinggal 100 ribu, sisanya dipakai untuk berobat anaknya ke dokter praktek."Aamiinn. Semoga anaknya lekas sembuh."Wanita itu sedikit membungkukan badannya sebagai ucapan terima kasih. Ia lalu membawa anaknya masuk ke klinik be

  • Aku Tak Butuh Nafkah Darimu   Bab 29

    Surat perpisahan ini sungguh mengejutkan Adam. Ia tak pernah berpikir bahwa Harum serius akan ucapannya. Memberanikan diri, Adam datang malam itu juga ke rumah mertuanya untuk meminta penjelasan."Saya izin bertemu dengan Harum, bu.""Langsung bertemu saja di Pengadilan.""Saya tidak ingin berpisah.""Setelah apa yang sudah kamu lakukan padanya?" Sengit Nani. "Kami menitipkan anak kami padamu, mempercayakan agar Harum bisa bahagia bersamamu. Tapi ternyata.." Nani menggeleng. "Begitu besar sakit hati yang selama ini Harum sembunyikan.""Saya ingin memperbaiki semuanya.." ucap Adam tercekat."Sudah dua kali, Adam! Kamu bilang ingin memperbaiki. Tapi kamu juga yang merusaknya."Adam tertunduk mendengar ucapan ibu mertuanya."Sekali saja.. izinkan saya bicara sebentar dengan Harum.." Adam memohon."Mau bicara apa lagi? Kamu mau mendesak Harum? Atau jangan-jangan mau mengancam dia?""Bu, tenanglah!" Brata jadi ikut kesal karena dari tadi istrinya meledak-ledak."Apa sih, yah?""Biarkanlah

  • Aku Tak Butuh Nafkah Darimu   Bab 28

    Farida mengerjap melihat isi dalam kantong plastik yang sejak tadi dipertahankan Yanti."Ini punya tantemu. Dia bawa dari rumah." Ucap Farida tak yakin. Yanti juga sudah tidak menangis lagi."Yakin?" Selidik Adam. "Tante bukan ngambil dari sini, kan?""Ya Allah.. kamu nuduh tantemu, dam?""Diam dulu, bu." Ucap Adam tegas lalu beralih pada Yanti. "Katakan sejujurnya tante! Atau tante nggak usah kesini lagi.""Adam!" Bentak Farida."Iya!" Yanti menangis. "Tante yang ambil. Harusnya kalian kasihan sama hidup tante yang miskin ini. Sudah janda nggak berpenghasilan, anak-anak nggak bekerja. Hutang banyak! Harusnya kalian kasihan!""Rasa kasihanku sudah berubah jadi rasa kesal, tante! Masalahnya tante ini mencuri, bukannya sekali tapi sudah tiga kali!" Hardik Adam."Dam.. sabar dulu.." ucap Farida menahan tangis. Sejujurnya dia jadi kecewa dengan adiknya. Padahal tadi ia sudah menggebu-gebu membela Yanti di depan Harum.Adam menggeleng. "Ibu masih mau membenarkan perbuatan tante Yanti?""Bu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status