แชร์

Bab 4

ผู้เขียน: Ana Merwin
Tatapan Arman menjadi muram. Dia lalu langsung berdiri dari sofa. Seluruh tubuhnya memancarkan aura berbahaya.

Rossa terlebih dahulu angkat bicara sebelum amarah Arman sempat meledak, "Aku nggak puas dengan syarat perceraian ini."

"Itu syarat yang kamu ajukan sendiri," ucap Arman dengan nada dingin.

Arman tidak bisa menahan diri untuk tidak curiga bahwa wanita ini sedang bermain-main.

"Aku berubah pikiran sekarang," kata Rossa dengan percaya diri.

Rossa sudah pernah mati sekali. Apa lagi yang perlu dia takutkan?

"Kamu nggak punya hak untuk berubah pikiran." Arman mengejek dingin, lalu mendekati Rossa.

Saat Rossa mencoba mundur, Arman langsung mencengkeram dagu Rossa, memaksa Rossa berdiri berjinjit dan menengadah menatapnya.

Dengan jarak sedekat itu, Rossa bisa merasakan dengan jelas betapa tingginya pria ini sebenarnya.

Aroma maskulin dari tubuh Arman begitu mendominasi dan tidak memberi ruang untuk dibantah, langsung menyusup ke hidung Rossa, sama sekali tidak memberi Rossa kesempatan untuk menghindar.

Rossa merasa sangat marah. Pria ini selalu saja bersikap dominan. Rossa pun tanpa ragu langsung mengulurkan tangan dan mencengkeram dagu Arman.

Di bawah tatapan penuh amarah dari pria itu, Rossa berkata, "Siapa bilang aku nggak punya hak? Kalau aku nggak mau cerai, kamu pikir bisa cerai sendiri?"

"Mau cerai? Kita rundingkan lagi syaratnya."

Arman menunduk. Dia melirik ujung jari putih dan halus, yang mencengkeram dagunya. Arman merasa semua batas kesabarannya benar-benar sudah dilanggar oleh wanita ini.

"Siapa yang memberimu izin untuk menyentuhku?"

"Aku sendiri yang mengizinkannya." Rossa berusaha melebarkan matanya untuk membalasnya. "Memangnya kenapa?"

Arman mendengus dingin, lalu langsung mendorong Rossa menjauh. Saat Arman melepaskannya, Rossa juga ikut melepaskan tangannya.

Diam-diam, Rossa mengibaskan tangannya. Dagu pria itu benar-benar keras. Bahkan, jarinya terasa sakit. Namun, Rossa tetap saja tidak bergeming.

"Rossa, mempermainkanku ada hukumannya." Napas pria itu menjadi dingin.

"Aku serius soal perceraian ini," kata Rossa sambil menyilangkan tangan di dada, sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. "Kamu mau cerai? Kamu juga harus bayar harganya."

Rossa menatap tajam mata Arman tanpa mundur sedikit pun. Tatapan mereka saling bertemu dan suasana di antara keduanya terasa tegang, seolah siap meledak kapan saja.

Mata wanita itu jernih dan terang. Di bawah cahaya lampu kristal, tampak berkilau seperti berlian. Meskipun Rossa berusaha keras membelalakkan matanya agar tampak galak, tetap saja tidak terlihat menakutkan, justru terlihat menggemaskan.

Entah mengapa, tiba-tiba saja Arman merasa jantungnya berhenti berdetak untuk sesaat.

Arman terkejut, bagaimana mungkin wanita ini bisa memengaruhi detak jantungnya?

"Apa syaratnya?" Lantaran reaksi aneh dalam dirinya, Arman memutuskan untuk segera menyelesaikan semuanya.

Jika hanya ingin merundingkan syarat, asalkan tidak berlebihan, Arman akan memenuhinya.

Rossa pun menghela napas lega. Untung saja dugaannya tepat. Jika Arman benar-benar marah, Rossa sendiri memang tidak takut. Bagaimanapun, dia sudah pernah mati sekali. Namun, Keluarga Naratama tidak akan mampu menanggungnya.

Kepala Rossa langsung berpikir dengan cepat. Rossa pun menyadari bahwa tidak mungkin baginya untuk memberitahukan kondisi Keluarga Naratama yang sebenarnya. Hal tersebut hanya akan memperburuk keadaan. Oleh karena itu, Rossa tidak punya pilihan selain berkata, "Kalau kita cerai, setengah hartamu jadi milikku."

"Kamu bercanda, ya?"

Mendengar syarat itu, semua rasa aneh yang dirasakan Arman tadi langsung menghilang. Tatapannya pada Rossa menjadi dingin tanpa sedikit pun emosi di sana.

"Sudah kubilang, aku serius."

Rossa merasa gugup. Kekayaan Arman masuk dalam tiga besar daftar orang terkaya dunia. Jumlahnya tidak main-main. Jika Arman benar-benar setuju, krisis Keluarga Naratama akan langsung teratasi.

Tentu saja, Arman pasti tidak akan setuju. Namun, jika seperti itu, tujuan Rossa sudah tercapai.

Bagaimanapun, itu sudah bisa dianggap hasil yang cukup baik.

"Hanya karena satu hari menikah, kamu mau separuh hartaku? Apa itu ide yang sudah kamu rancang dari dulu atau itu ide Keluarga Naratama?"

Nada bicara Arman terdengar tenang. Namun, makin tenang dirinya, makin marah hatinya.

Mereka yang tidak mengenal Arman dengan baik, tidak akan pernah benar-benar memahami Arman.

Namun, di kehidupan sebelumnya, Rossa sangat mencintai Arman. Setelah itu, Rossa terus meneliti serta menebak-nebak, sehingga dia bisa menebak sekitar tujuh sampai delapan puluh persen isi hati Arman.

Namun sekarang, mana mungkin Rossa masih takut pada Arman.

"Kamu boleh saja nggak setuju."

"Aku setuju," jawab Arman dengan dingin, tanpa keraguan sedikit pun.

Rossa sedikit terkejut. Ternyata demi bisa bercerai, pria ini memang bisa sangat menahan diri dan bahkan rela melepaskan begitu banyak harta. Namun pada akhirnya, tujuan Rossa tercapai, Keluarga Naratama terselamatkan.

"Baiklah, kita akan segera menandatangani perjanjian cerai yang sudah direvisi," kata Rossa dengan tidak sabar.

Arman menatap Rossa dengan tatapan sinis. Dia teringat saat Keluarga Naratama mengusulkan pernikahan aliansi dengan Keluarga Damara dan dirinya dipaksa menikahi wanita ini oleh keluarganya. Saat itu, wanita ini juga menunjukkan ketertarikan yang dalam padanya.

Awalnya, Arman sudah sangat muak karena selalu dikejar-kejar oleh Rossa. Namun, saat ini, rasa muak Arman sudah berubah menjadi kebencian yang berkali-kali lipat lebih dalam.

Perasaan tulus apa? Semua itu bohong. Tujuan wanita ini menikah dengannya hanyalah agar bisa mendapatkan bagian hartanya sekarang.

Arman menatap tajam pada Rossa. Amarah dalam hatinya nyaris tak terbendung.

Wanita ini menikahinya semata-mata karena uangnya.

Namun, perhitungan Rossa salah besar. Saat Rossa melihat pembagian harta dalam perceraian nanti, dia pasti akan menyesal.

Arman tiba-tiba menyeringai dingin. "Besok, aku suruh pengacaraku menghubungimu."

"Baik." Rossa kembali menganggukkan kepalanya. Orang yang bisa menjalankan bisnis besar memang tegas.

Setelah kesepakatan tercapai, Arman langsung pergi tanpa melirik Rossa sedikit pun. Saat mendengar suara mobil di halaman meninggalkan rumah, Rossa sama sekali tidak peduli.

Adegan seperti itu sudah sering dialami Rossa. Rossa pun langsung mandi dan tidur, meski pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran tentang Keluarga Naratama.

Keesokan harinya, seorang pengacara bernama Dirga menghubungi Rossa. Dia mengatakan bahwa perlu waktu untuk menghitung dan menyelesaikan pembagian harta mereka. Rossa pun menyetujuinya.

Meskipun setelah bercerai Rossa akan mendapatkan sebagian harta Arman, masalah utama Grup Naratama tetaplah penumpukan barang di gudang. Jika masalah mendasar ini tidak diselesaikan, sekalipun Rossa memperoleh harta perceraian yang besar, hal tersebut hanya akan memperpanjang umur perusahaan beberapa tahun saja.

Selama seminggu penuh, Rossa benar-benar sibuk. Dia bahkan turun langsung ke pabrik selama beberapa hari, meninjau sampel barang dan memastikan semua persiapan dilakukan dengan matang.

Lantaran terlalu sibuk, Rossa pun hampir lupa masalah perceraian itu. Hanya sesekali saja terlintas di benak Rossa sebelum tidur. Namun, karena kelelahan, Rossa segera terlelap kembali.

Saat Rossa sedang gencar mencari pembeli, sahabat baiknya sejak kecil, Yunika Andara mendengar kabar tersebut dan menelepon Rossa.

Yunika memberi tahu Rossa bahwa malam ini akan ada sebuah pesta bisnis kecil di vila pribadi di pinggiran kota. Di sana akan hadir seorang pengusaha dari Negara Nirmaya yang datang ke negara mereka untuk membeli peralatan mesin. Yunika juga sudah bantu Rossa mendapatkan satu undangan untuk acara itu.

Mendengar kabar tersebut, Rossa langsung mulai bersiap-siap.

...

Pukul tujuh malam, Rossa tiba tepat waktu di vila pribadi tersebut.

Setelah menyerahkan undangan, Rossa pun masuk ke dalam.

Aula pesta itu tidak terlalu besar. Jumlah tamunya juga tidak banyak, tetapi kelasnya sangat tinggi. Orang biasa tanpa kemampuan atau koneksi tidak akan bisa masuk ke sini.

Di kehidupan sebelumnya, Arman juga sesekali menghadiri pesta semacam ini. Rossa dengan susah payah pernah memaksa ikut beberapa kali. Namun, karena tamu-tamunya berasal dari berbagai negara dan kemampuan bahasa asingnya saat itu buruk, Rossa tidak bisa banyak berbicara. Takut mempermalukan Arman, Rossa pun bertekad untuk belajar bahasa asing dengan sungguh-sungguh sebelum ikut menghadiri pesta. Sayangnya, meskipun kemudian Rossa berhasil menguasai banyak bahasa, sebuah kecelakaan mobil merenggut hidupnya dan kesempatan itu tidak pernah datang lagi.

Tak disangka, kali ini kemampuannya justru kembali berguna.

Saat menyadari dirinya kembali memikirkan Arman, Rossa pun tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela napas. Ternyata pengaruh dari kehidupan sebelumnya masih ada. Memang tidak semudah itu untuk dilupakan.

"Hei Cantik, apa kamu sedang memikirkan sesuatu yang membuatmu khawatir?" Tiba-tiba, seorang pria menyapa Rossa dengan bahasa negara mereka yang agak terbata-bata.

Rossa menoleh. Begitu melihat pria itu, matanya langsung berbinar.

Pria itu adalah pengusaha dari Negara Nirmaya yang disebutkan Yunika dalam informasi yang diberikannya, yang datang untuk membeli peralatan.

Baru saja Rossa berpikir ke mana harus mencari orang itu, tak disangka malah bertemu secara kebetulan. Benar-benar seperti kata pepatah, tidak perlu bersusah payah, yang dicari akan datang sendiri.

Dengan bahasa Negara Irana yang lancar, Rossa berkata, "Halo, terima kasih atas perhatiannya. Aku baik-baik saja."

Keduanya langsung terlibat dalam percakapan.

Arman yang sedang lewat di lantai dua, sekilas melihat ke bawah dan menangkap sosok yang dikenalnya. Arman pun tanpa sadar mengerutkan kening dan menghentikan langkahnya.
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Aku Tidak Butuh Cintamu yang Terlambat   Bab 100

    Rossa memang sangat marah. Namun, dalam sekejap dia kembali tenang.Arman adalah suaminya yang akan segera bercerai dengannya. Setelah bercerai, Arman bisa melakukan apa pun yang dia inginkan. Rossa tidak akan terkejut jika Arman segera menikahi Fera, apalagi hanya mengatur agar Fera bergabung dengan Grup Damara."Bu Fera." Rossa menyilangkan tangan di dada. Dia tersenyum dingin dan berkata, "Kamu tahu nggak, ada kata di internet yang memang khusus untuk menggambarkan orang seperti kamu.""Kata apa?" Fera menengadah dengan penuh rasa ingin tahu."Wanita yang tampak tenang dan baik hati, tapi sebenarnya kejam dan manipulatif," kata Rossa dengan acuh tak acuh.Ekspresi Fera sempat tampak sedikit berubah. Namun, Fera dengan cepat menunduk dan mulai meneteskan air mata. "Bu Fera, aku tahu kamu pasti salah paham tentang Kak Arman, makanya kamu sampai menghina aku seperti ini. Tapi, aku nggak akan menyalahkanmu."Arman hanya diam saja."Kalau saat kamu mengatakan semua ini cuma salah paham,

  • Aku Tidak Butuh Cintamu yang Terlambat   Bab 99

    Setelah melihat-lihat, Rossa bersiap untuk pergi. Namun, tepat saat hendak keluar dari toko, Rossa melihat Fera masuk sambil menggandeng tangan Arman."Kak Arman, aku sudah punya banyak baju. Kamu nggak perlu beliin aku lagi."Fera masuk dengan sikap malu-malu. Namun begitu masuk, pandangannya langsung tertuju pada Rossa. Dengan ekspresi pura-pura terkejut, Fera berkata, "Bu Rossa, kenapa kamu ada di sini? Jangan-jangan kamu tahu aku dan Kak Arman mau ke sini."Maksudnya adalah, Rossa sudah mengikuti mereka.Bahkan diam-diam, dari sudut yang tidak terlihat oleh Arman, Fera sempat melemparkan tatapan menantang ke arah Rossa.Telapak tangan Rossa mengepal erat. Meskipun dia sudah tidak mencintai Arman lagi, melihat pria itu dengan terang-terangan bermesraan dengan Fera di depan umum, sementara dirinya sendiri bahkan tidak diizinkan dekat dengan pria lain, Rossa merasa semuanya begitu ironis.Hati Rossa sudah mati rasa. Dia menatap mata Arman yang dalam dan gelap itu.Rossa tersenyum dan

  • Aku Tidak Butuh Cintamu yang Terlambat   Bab 98

    Rossa mengamati perusahaan pakaian tersebut dan menemukan bahwa perusahaan itu dikelola dengan buruk. Bukan hanya tidak menghasilkan keuntungan, malah justru harus disubsidi oleh grup.Setelah menghabiskan pagi harinya untuk memeriksa laporan keuangan, sore harinya Rossa mengadakan rapat dengan semua departemen untuk mencari akar permasalahan.Namun, di luar dugaan, semua orang saling lempar tanggung jawab. Akhirnya, rapat pun berakhir tanpa hasil.Begitu waktu pulang tiba, Rossa langsung pulang tepat waktu.Begitu Rossa pergi, seluruh kantor mulai bergosip ramai-ramai."Nggak tahu apa-apa, tapi langsung jadi Manajer Umum. Sebenarnya dia punya koneksi apa sih?""Dia dibawa langsung oleh Pak Doddy. Katanya pagi tadi datang naik mobil Pak Arman. Jangan-jangan dia kerabat Keluarga Damara?""Mungkin juga pacar gelapnya Pak Arman.""Bukankah pacar gelapnya Pak Arman itu Bu Fera?""Katanya Pak Arman sudah menikah, berarti yang lain itu cuma selingkuhan."Gosip di kantor pun perlahan mulai me

  • Aku Tidak Butuh Cintamu yang Terlambat   Bab 97

    Arman mengejek dengan dingin, "Ini diatur langsung oleh Tuan Besar Dipa untukmu. Kalau kamu nggak pergi, aku hanya bisa membiarkan Tuan Besar Dipa yang mengurusmu."Rossa langsung terdiam.Sejujurnya, di Keluarga Damara, selain Arman, orang yang paling ditakuti Rossa adalah Tuan Besar Dipa.Dia terlihat ramah. Namun entah mengapa, selalu ada perasaan bahwa tidak ada hal yang bisa disembunyikan dari Tuan Besar Dipa. Matanya yang sudah melewati banyak pengalaman, seolah bisa menembus isi hati seseorang.Arman saja sudah mengetahui kondisi Keluarga Naratama, mustahil menyembunyikannya dari Tuan Besar Dipa.Sekarang, Rossa mulai merasa ragu. Jika memang demikian, kenapa dahulu Tuan Besar Dipa setuju menikah dengan Keluarga Naratama? Di kehidupan sebelumnya, Rossa tidak tahu kondisi keluarganya sendiri. Jadi, Rossa selalu menganggap pernikahan itu wajar.Namun, di kehidupan ini, banyak hal terasa berbeda dari yang dibayangkan Rossa."Aku mengerti." Setelah berpikir sejenak, Rossa memutuskan

  • Aku Tidak Butuh Cintamu yang Terlambat   Bab 96

    Rossa memandang wajah pria yang begitu tampan di depannya. Arman sama sekali tidak menunjukkan kesabaran padanya. Namun, terhadap Fera, kesabaran Arman seolah tak terbatas. Apa pun yang dilakukan Fera dianggap tidak salah dan dapat dimaafkan.Sementara dirinya, hanya mengucapkan beberapa kata jujur saja tidak diperbolehkan."Aku mengerti," ucap Rossa datar.Jawaban ini jelas jawaban yang diinginkan Arman. Namun, mendengar jawaban patuh dari Rossa membuat Arman merasa gelisah. Sebaliknya, Arman mendapati dirinya merindukan wanita yang pernah berdebat dan bertengkar dengannya. Wanita yang terasa nyata dan penuh semangat.Setelah berkata seperti itu, Rossa menundukkan kepalanya sedikit, menyelinap keluar dari bawah lengan Arman, lalu langsung pergi."Kamu mau ke mana?" Arman tiba-tiba berbalik.Rossa menghentikan langkahnya, menoleh dan menjawab, "Makan."Akhir-akhir ini, Rossa memang sering mengantuk dan cepat lapar. Rossa tahu, ini karena kehamilannya. Untungnya, Rossa tidak mengalami m

  • Aku Tidak Butuh Cintamu yang Terlambat   Bab 95

    Arman terhuyung-huyung akibat dorongan itu. Tubuhnya sedikit mundur ke belakang. Dia juga sama marahnya.'Dia bilang apa tadi? Lumpur busuk?''Rossa, kamu benar-benar hebat.'Arman mengejar Rossa dengan marah. Namun, setelah memasuki rumah utama, Arman tidak dapat menemukannya."Mana dia?" geram Arman.Kepala pelayan menjawab, "Bu Rossa baru saja naik ke lantai atas. Pak Arman, apa Anda ingin memanggil Bu Rossa turun?"Memanggilnya turun, lalu lanjutkan pertengkaran?"Nggak perlu." Langkah Arman terhenti sejenak. Kemudian, Arman berbalik dan menuju ke ruang kerjanya. Meskipun satu tangannya terluka, tetap saja tidak bisa membiarkan segala sesuatunya terbengkalai.…Rossa mengunci dirinya di dalam kamar. Lantaran terlalu marah, perutnya sedikit terasa sakit.Rossa terkejut dalam hati, apakah anaknya ada masalah?Rossa memaksa dirinya untuk tenang. Kemudian, Rossa mengambil ponselnya dan berkonsultasi dengan dokter secara daring. Barulah Rossa tahu bahwa emosi yang terlalu kuat bisa meme

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status