Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku

Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku

last updateLast Updated : 2022-11-13
By:  Asda Witah busrinCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 ratings. 9 reviews
96Chapters
61.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Dibesarkan tanpa kasih sayang seorang ibu, Vira, gadis manis berlesung pipi, tumbuh menjadi wanita kuat seperti yang diharapkan ayahnya. karena suatu kesalahan adik tirinya, dia ditumbalkan dalam pernikahan tanpa cinta. mampukah dia membuat suaminya mencintainya? berhasilkah dia membuat ibu dan adik tirinya menyesal karena melihatnya bahagia? satu pertanyaan lagi. apakah Vira pada akhirnya akan menyerah karena lelah? saat dia mati-matian memperjuangkan rumah tangga mereka, sang suami justru tenggelam dalam masalah kemelut perusahaan yang bersinggungan dengan mantan terindahnya.

View More

Chapter 1

BAB 1

"Kau dengar ini!" Vira mengacungkan telunjuk tepat di depan mata wanita kedua suaminya itu.

Kedua? Vira mendecih dalam hati. Bisa saja wanita di hadapannya ini adalah wanita ke tiga, ke empat bahkan mungkin wanita ke lima suaminya.

"Gaji Mas Hendra sebagai seorang General Manajer di salah satu perusahaan ternama dalam negeri memang cukup besar. Tiga puluh lima juta perbulan." Mata wanita di hadapan Vira membesar. Vira tersenyum sinis melihat wajah mata duitan itu.

"Namun besar gajinya itu, berbanding lurus juga dengan besar pengeluarannya." Wanita di hadapan Vira mendengus. Seolah mengatakan aku tidak peduli dengan pengeluaran kalian.

"Kau dengar ini, heh! Kau dengar baik-baik biar kau paham!" Sekali lagi Vira menunjuk wajah wanita cantik di hadapannya.

"Untuk bayar angsuran rumah sepuluh juta rupiah, baru lunas sekitar tujuh tahun lagi. Angsuran mobil lima juta rupiah, baru lunasl tiga tahun lagi. Gaji pembantu dan supir enam juta rupiah, jatah bulanan orangtua dan mertua enam juta rupiah, uang makan sehari-hari empat juta rupiah, SPP dan jajan anak tiga juta rupiah." Vira menarik napas dalam setelah mendaftar semua pengeluaran.

"Sisa uang satu juta rupiah. Kau mau sisa uang satu juta itu kita bagi dua? Sebulan kita hanya dijatah masing-masing lima ratus ribu. Mau?" Vira menatap tajam wanita di depannya.

Wanita berbaju merah ketat membentuk badan itu terlihat salah tingkah. Jadi Mas Hendra sebenarnya tidak punya sisa gaji yang banyak lagi? Wanita itu membatin.

Sementara Vira tertawa puas dalam hati. Pasti wanita ini akan berpikir belasan kali lagi untuk terus maju mendekati suaminya. Wanita ini benar-benar payah. Dia bahkan tidak tahu apa jabatan Hendra di kantor. Yang dia tahu hanya uangnya saja. Vira berkali-kali menggelengkan kepala.

"Saya permisi dulu ke toilet, Mbak." Wanita itu bergegas berdiri.

"Hei! Ini, bawa sekalian tas tanganmu. Pergilah. Aku tahu kau sebenarnya ingin kabur. Biar aku yang membayar minuman ini untukmu." Vira menyerahkan tas tangan wanita itu.

Wanita berbaju merah itu segera menyambar tas tangannya, kemudian berjalan cepat keluar dari restoran khas Italia tempat mereka janji bertemu.

Bukan, bukan janji bertemu dengan Vira. Tetapi janji bertemu dengan Hendra, lelaki yang dikenalnya tiga bulan yang lalu. Namun entah bagaimana ceritanya, justru istri lelaki itu yang datang menemuinya.

Vira menarik napas panjang. Wanita berwajah manis dengan dua lesung pipi itu bernapas lega. Perlahan dia menyender pada sandaran kursi cafe. Dua puluh satu. Nomor meja yang dipesan suaminya untuk makan malam romantis, bersama dengan wanita simpanannya.

Ya, wanita simpanan yang baru saja diusirnya.

Vira memperhatikan keadaan restoran. Ini pertama kalinya dia datang kemari.

"Romantis juga Mas Hendra mengajak wanita m*rahan seperti itu makan malam ke tempat ini." Bisiknya pelan.

"Atau wanita itu yang memilihnya agar bisa merasakan makan malam mewah, kemudian berfoto dan memamerkannya di sosial media agar terlihat seperti sosialita?" Vira tertawa kecil dengan pemikirannya sendiri.

Tempat itu cukup luas, dengan dekorasi yang didominasi warna merah membuatnya memiliki kesan hangat dan elegan. Selain itu, view lampu-lampu dari gedung-gedung tinggi diiringi alunan musik Italia membuat suasana malam itu terasa sangat menyenangkan.

"Selamat malam, Sayang." Satu suara lelaki yang sangat Vira kenal menyapa dari belakang.

Tidak lama kemudian, terasa bibir lelaki itu menyentuh pipi sebelah kanannya. Sebuket bunga mawar merah dengan kesan mewah diletakkannya di meja sebelah kiri Vira.

Lelaki itu kemudian berjalan menuju kursi di seberang kursi Vira. Dengan senyum yang sangat lebar lelaki itu kemudian duduk dengan bahasa tubuh yang sangat menawan. Gagah dan tampan. Kesan pertama yang dilihat orang, saat memandang sosok pria itu.

Senyum lelaki berwajah tampan itu mendadak hilang saat melihat siapa wanita yang duduk di depannya. Keningnya mengkerut. Sesaat kemudian pria itu menarik napas panjang dan menghembuskannya kencang-kencang.

"Selamat malam, suamiku." Vira menyapa lebih dulu sambil tersenyum manis pada lelaki berwajah masam yang duduk di hadapannya. Kedua lesung pipi Vira tercetak sempurna. Sedap dipandang mata.

"Apa yang kau katakan pada Livia?" Hendra menatap Vira dengan tatapan mematikan.

"Hei! Santai. Bahkan makanan pembuka pun belum disajikan oleh pelayan." Vira tertawa kecil menatap suaminya yang seperti singa kehilangan anak.

Hendra mengatupkan rahangnya rapat-rapat saat pelayan menyajikan makanan pembuka.

"Selamat menikmati makanan pembuka, Tuan dan Nyonya Hendra." Pelayan mempersilahkan.

"Terima kasih." Vira mengangguk sopan pada pelayan yang menjawabnya dengan sedikit membungkukkan badan.

"Bruschetta." Vira mengangguk sambil menyebutkan nama makanan itu.

Bruschetta, hidangan tradisional Italia yang terbuat dari potongan roti panggang dengan topping potongan sayur dan daging cincang, yang diolesi bawang putih, minyak zaitun, dan bumbu lainnya. Sangat menggugah selera.

Vira dengan santai mulai menyantap makanan di hadapannya. Wanita itu terlihat sangat anggun. Dari cara makannya, dapat dipastikan dia berasal dari keluarga kaya yang terhormat. Berkelas. Kesan pertama yang ditangkap, saat melihat penampilan dan gerak-gerik Vira.

"Apa yang kau katakan pada Livia?" Suara Hendra kembali terdengar setelah mereka terdiam cukup lama. Tidak sedikitpun lelaki itu menyentuh makanannya.

Vira terkekeh mendengar pertanyaan yang kembali diulang oleh suaminya itu.

"Makanlah. Ini sangat sedap. Restoran Italia ini memang pilihan yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama." Vira tersenyum manis sambil menunjuk piring di hadapan Hendra dengan garpu yang dipegangnya.

"Vira!"

"Jadi nama jal*ngmu itu Livia?" Vira tertawa kecil melihat wajah tampan Hendra yang memerah.

"Aku tidak mengatakan apa-apa. Dia tiba-tiba menawarkan padaku untuk duduk di kursi yang ditempatinya. Setelah itu wanita jal*ngmu pergi dengan sendirinya." Vira berkata lembut diakhiri dengan kedipan mata di ujung kalimatnya.

Hendra menghembuskan napas dengan kencang. Lelaki itu paham, semakin dia emosi menghadapi Vira, semakin istrinya itu merasa senang mempermainkan amarahnya.

Hendra melonggarkan dasi yang dia kenakan. Lehernya seperti tercekik. Entah ini sudah yang ke berapa kalinya Vira melakukan hal seperti ini selama pernikahan mereka.

"Berhenti mengganggu kesenanganku, Vir!" Hendra menatap tajam pada Vira yang sedang membersihkan mulut. Wanita itu telah menyelesaikan hidangan pembukanya.

Instrumen lagu Ti amo d’Umberto Tozzi mulai dimainkan. Live music itu terdengar memenuhi ruangan. Membuat suasana menjadi lebih nyaman. Andai tidak sedang berdebat dengan Hendra, mungkin saja Vira akan menggerakkan badannya pelan ke kiri dan ke kanan, mengikuti irama musik. Restoran khas Italia yang dipilih Hendra ini memang terkenal sangat bagus.

"Berhenti mengganggu kesenanganmu?" Vira mengulangi kalimat Hendra.

"Bagaimana aku bisa berhenti jika melakukan itu adalah kesenanganku?" Vira tertawa kecil menatap Hendra yang terlihat sangat frustasi.

Percakapan mereka terhenti saat pelayan kembali datang menghidangkan makanan utama. Spaghetti ala bolognese. Vira mengangguk melihat pilihan menu yang dipesan Hendra. Spaghetti yang dihidangkan dengan saus daging cincang dan ditaburi keju parmesan parut itu terlihat sangat menggugah selera.

"Berhenti mengganggu wanitaku, Vir. Atau …."

"Atau apa?" Cepat saja Vira memotong ucapan Hendra, suaminya.

"Atau aku akan menendangmu jauh-jauh dari kehidupanku!"

"Lakukan kalau kau bisa." Vira tersenyum manis menampakkan kedua lesung pipinya.

Istrinya dengan santai mulai menyantap hidangan utama. Sementara Hendra menatapnya dengan wajah membatu. Wanita yang menggunakan dress semi formal berwarna hijau toska itu terlihat sangat rileks menikmati makan malam mereka.

"Makanlah, Yang." Vira dengan nada manja menunjuk piring di hadapan Hendra dengan garpu ditangannya.

Lelaki berwajah tampan itu mendengus sebal.

Sementara Vira tertawa dalam hati melihat tampang gusar suaminya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Inah Ariffin
Bagus ceritanya
2025-05-03 15:03:27
0
default avatar
Vrinda Dewi
suka banget ceritanya
2024-06-25 11:23:08
0
default avatar
avie_am
suka novel2 nya.......
2023-04-07 12:17:40
0
user avatar
Herlina Teddy
love this story
2022-11-09 20:14:49
1
user avatar
Wahyuni
hellooo... rajin up ngga nih.
2022-11-03 00:56:53
1
user avatar
Mblee Duos
Hadir kak. Semangat terus nulisnya ya kak! kak saling support juga yuk, di cerita aku MAMA MUDA VS MAS POLISI. Terimakasih......
2022-10-29 07:19:58
0
user avatar
Kom Komala
cerita yang greget memang
2022-10-28 22:27:10
0
user avatar
Ayun Retno
suka sama ceritanya
2022-10-15 06:29:24
0
user avatar
Ayun Retno
ceritanya bikin emosi...gemess pen nyubit itu si Hendra...
2022-10-15 06:28:59
0
96 Chapters
BAB 1
"Kau dengar ini!" Vira mengacungkan telunjuk tepat di depan mata wanita kedua suaminya itu.Kedua? Vira mendecih dalam hati. Bisa saja wanita di hadapannya ini adalah wanita ke tiga, ke empat bahkan mungkin wanita ke lima suaminya."Gaji Mas Hendra sebagai seorang General Manajer di salah satu perusahaan ternama dalam negeri memang cukup besar. Tiga puluh lima juta perbulan." Mata wanita di hadapan Vira membesar. Vira tersenyum sinis melihat wajah mata duitan itu."Namun besar gajinya itu, berbanding lurus juga dengan besar pengeluarannya." Wanita di hadapan Vira mendengus. Seolah mengatakan aku tidak peduli dengan pengeluaran kalian."Kau dengar ini, heh! Kau dengar baik-baik biar kau paham!" Sekali lagi Vira menunjuk wajah wanita cantik di hadapannya. "Untuk bayar angsuran rumah sepuluh juta rupiah, baru lunas sekitar tujuh tahun lagi. Angsuran mobil lima juta rupiah, baru lunasl tiga tahun lagi. Gaji pembantu dan supir enam juta rupiah, jatah bulanan orangtua dan mertua enam juta
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more
BAB 2
Savira Vishaka Yozita. Wanita berwajah manis dengan lesung pipi di wajahnya. Dia biasa dipanggil dengan nama Vira. Vira terjebak dalam pernikahan tanpa cinta. Tiga tahun bersama, dia tak kunjung bisa meruntuhkan dinginnya hati seorang Hendra. Bukan inginnya menjalani pernikahan tak berdasar rasa. Apa mau dikata, garis takdir mengharuskannya melewati itu semua."Apa yang kau harapkan dari pernikahan ini, Vir?" Suara hendra melemah. Dia sangat hafal watak wanita cantik di depannya, Vira pantang mengalah.Dibesarkan hanya oleh seorang ayah. Vira tumbuh menjadi gadis yang pantang menyerah. Pantang baginya menjadi seorang yang hanya bisa berpasrah."Tentu saja kebahagiaan, Mas. Bukankah bahagia adalah tujuan setiap keluarga?" Vira tersenyum lembut sambil meletakkan garpunya. Wanita itu telah menyelesaikan hidangan utamanya."Aku tidak mencintaimu, begitu pun dengan dirimu. Kau tidak mencintaiku. Apa kita bisa bahagia dengan itu?"Vira mengangkat bahu. Tangannya terangkat memanggil pelaya
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more
BAB 3
"Dasar wanita g*la!” Hendra terus menggerutu sepanjang perjalanan menuju kantor. Sejak kemarin, dia benar-benar sudah putus komunikasi dengan Livia. Wanita itu memblokir semua akses untuk berhubungan dengannya. Mulai dari telepon, aplikasi mengirim pesan sampai ke akun media sosial.Rasa kesalnya sudah diubun-ubun. Livia menghilang seperti ditelan bumi karena Vira. Entah apa yang terjadi di antara wanita simpanan dan istrinya itu tadi malam hingga Livia seakan enggan kenal lagi dengannya."Argh!" Hendra memukul kemudi mobil. Lelaki itu benar-benar dibuat sakit kepala oleh tingkah istrinya. Dia bergegas menginjak rem saat lampu lalu lintas berganti menjadi merah.Hendra sangat membenci Vira. Dalam pandangannya, Vira hanyalah wanita yang tidak punya harga diri karena dijadikan pembayar hutang oleh orangtuanya. Malangnya, karena itu dia ikut kecipratan sial. Hubungannya dengan Arlin yang sudah terjalin cukup lama harus kandas. Kisah cinta dengan wanita pujaan hatinya itu berakhir begit
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more
BAB 4
"Waaaaaah, masak apa ini menantu kesayangan mama?" Mama Lily tersenyum lebar melihat meja makan penuh dengan masakan."Eh, Mama? Sudah bangun?" Vira menyapa riang mertuanya yang baru saja masuk ke dapur. Sepagi ini wanita itu sudah memasak berbagai macam makanan."Sudah dong. Tadinya mama mau masak, kangen dapur. Eh lagi-lagi sudah keduluan sama menantu mama yang rajin ini." Mama Lily tertawa sambil duduk di salah satu kursi."Loh? Mama tidak bilang mau masak, tahu begitu kan Vira bisa bangun agak siangan." Vira dan Mama Lily tertawa bersama mendengar jawaban Vira."Kamu persis ibumu, Vir. Beruntung sekali Hendra bisa menikah denganmu." Mama Lily memperhatikan Vira yang dengan cekatannya memindahkan dan menata masakan di meja makan.Vira tersenyum. Wanita itu tidak tahu mana yang dikatakan mertuanya itu persis dengan ibunya. Dia bahkan tidak sempat merasakan pelukan bundanya walau hanya sedetik saja."Ibumu dulu pintar sekali memasak. Bahkan setiap ada kegiatan yang berhubungan dengan
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more
BAB 5
"Vir."Vira yang sedang serius merapikan tanaman hias menoleh pada Mama Lily. selepas sarapan tadi, mereka langsung ke depan. Seperti biasa, setiap akhir pekan Mama Lily dah Vira akan asyik mengurus tanaman hias. Sementara Hendra memilih membaca surat kabar di teras sambil mendengarkan percakapan mereka."Iya, Ma?" tanya Vira sambil tangannya kembali sibuk memotong daun-daun bunga yang mulai menguning."Kamu sudah halangan belum bulan ini?"Vira mengerutkan kening mendengar pertanyaan Mama Lily. Tumben mertuanya itu bertanya tentang hal yang sangat pribadi."Baru saja selesai dua hari yang lalu. Kenapa, Ma?""Nah! Pas itu, Hen!" Mama Lily memukul kaki Hendra yang duduk di kursi belakangnya dengan menggunakan gunting untuk merapikan taman hias."Aduh! Apa sih, Ma?" Hendra mengelus kakinya yang tadi dipukul Mama Lily. Lelaki itu meletakkan koran yang sedari tadi dibacanya."Itu Vira baru selesai halangan." Mama Lily menoleh ke belakang. Mengedipkan sebelah mata pada anak laki-laki sema
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more
Benalu
Dering ponsel Vira terdengar dari dalam kamar. Wanita cantik nan manis itu bergegas masuk ke dalam. Berjalan cepat menuju kasur, tempat dia meletakkan ponselnya tadi sebelum menggoda Hendra."Ck!" Vira berdecak sebal saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.Lama dia menimbang akan diangkat atau tidak sampai dering ponselnya berhenti sendiri. Namun, tidak lama kemudian ponselnya kembali berdering. Membuat Vira menarik napas panjang."Halo." Singkat saja Vira menyapa."Dari mana saja, Vir? Jangan sok sibuk deh. Susah sekali setiap mau dihubungi!" Suara di seberang sana terdengar."Heh! Memangnya aku tidak ada kerjaan? Asal kau tahu, kegiatanku banyak! Tidak setiap detik ponsel ini kupegang!" Vira menggertakkan gigi menahan kesal."Alah! Kegiatan apa? Sok-sokan saja kamu itu. Jangan mentang-mentang sudah jadi istri orang berduit dan hidup enak kamu lupa keluargamu sendiri!""Keluarga? Sejak kapan kita menjadi keluarga?" Vira tertawa sinis mendengar ucapan Zahra, istri ayahnya.
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more
Tangisan
"Kenapa bukan ayah sendiri yang menghubungiku?!""Oh, itu, eeeee, jadi begini, Vir ….""Biar nanti aku yang menghubungi ayah." Vira cepat memotong omongan Zahra. Dia kasihan karena pasti istri ayahnya itu kebingungan mencari alasan."Vir! Vira! Ja …."Vira langsung memutus sambungan telepon tanpa mempedulikan Zahra yang masih berteriak memanggil namanya.Ponsel Vira kembali berdering. Wanita itu berdecak sebal saat melihat nama di layar. Istri ayahnya itu benar-benar menyebalkan! Dia akhirnya mematikan ponsel dan membanting alat komunikasi itu ke kasur.Wanita itu terlihat kesal. Jadi, uang kebutuhan untuk pengobatan ayahnya yang selama ini dia kirim dipergunakan oleh ibu dan saudara tirinya? Sebegitu sayang ayahnya pada mereka. Lelaki itu bahkan rela memangkas pengobatan hanya agar istri dan anak tirinya bisa hidup enak. Vira menutup wajah dengan kedua tangan. Bahunya tiba-tiba bergetar. Vira menangis. Menyesali kenapa nasib buruk ini harus menimpa dirinya. Apa gunanya hidup bergeli
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more
Awal Petaka
"Bagaimana, Ma?" Gadis berbando coklat itu menatap mamanya dengan tatapan antusias."Ck!" Rahma berdecak sebal."Tambah belagu saja itu si Vira." Wanita dengan lipstick merah menyala itu menghentakkan sebelah kakinya. "Duh! Kenapa lagi dia, Ma?" Silmi menghempaskan badannya bersandar pada sandaran sofa. Wajahnya terlihat sangat kesal."Ya biasa, pamer kehidupan mewahnya." Rahma ikut menyandarkan tubuhnya seperti Silmi."Ck! Kapan dia transfer?" Silmi menoleh, melihat ibunya yang seperti sedang termenung memikirkan sesuatu."Entah. Katanya mau memastikan ke papamu dulu.""Ih! Nyebelin banget sih. Mentang-mentang sudah jadi istri orang kaya. Dia begitu kan karena aku juga!" Silmi melipat kedua tangannya di depan dada."Aduh!" Silmi memegang kepalanya yang terasa sakit karena digetok oleh Rahma."Jangan bicara seperti itu. Habis kamu sampai papa mendengar omonganmu." Rahma melotot ke arah Silmi."Ya, kan memang karena Silmi, Ma." Gadis berambut panjang itu menjawab pelan."Diamlah! Ibu
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more
Awal Petaka (2)
"Permisi." Pak Heru mengajak kedua pengawal berbadan kekar yang sedari tadi berdiri di belakangnya. "Saya masih berbaik hati karena memandang Vira, Pak Aksa. Atau saya punya penawaran bagus, biarkan Vira menjadi istri ketiga saya, maka semuanya saya anggap selesai." Pak Heru tersenyum lebar sambil mengedipkan sebelah mata pada Vira.Vira hanya tersenyum lebar menanggapi kedipan Pak Heru, membuat kedua lesung pipinya terlihat jelas."Dah, Vira." Pak Heru mencium jari telunjuk dan jari tengahnya, kemudian melambaikannya pada Vira. Wanita berlesung pipi itu hanya mengangguk sedikit pada Pak Heru.Hening. Lima menit berlalu dalam keadaan bisu di ruang tamu itu. Silmi menggigit bibir, sementara Rahma berkali-kali menghela napas."Kau kemanakan uang sebesar itu, Sil?" Suara berat Ayah Aksa akhirnya terdengar."Pa." Rahma bersuara.Ayah Aksa bergegas mengangkat tangan saat melihat Rahma akan meneruskan ucapannya. "KAU KEMANAKAN?!"Silmi langsung terisak mendengar bentakan dari Ayah Aksa."
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more
Wanita Dalam Mimpi Hendra
"Arlin."Samar telinga Vira mendengar suara orang mengucapkan satu nama."Arlin."Antara sadar dan tidak, Vira terbangun dari tidurnya. Dia mengucek mata, kemudian menggeliat sambil menyibakkan selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Wanita itu kemudian duduk diantara keremangan kamar."Arlin. Maaf." Kali ini suara itu diiringi dengan isakan kecil.Vira bergerak pelan mengambil air minum dalam gelas yang terletak di atas nakas samping tempat tidurnya. Dia meneguk air dengan nikmat, sejuk terasa membasahi tenggorokannya yang kering karena pendingin ruangan menyala maksimal."Ini bukan inginku." Suara yang terdengar semakin tersedu-sedu.Wanita berwajah manis itu menarik napas panjang. Ini bukan pertama kalinya dia terbangun di tengah malam karena igauan Hendra, suaminya.Selama tiga tahun pernikahan mereka, hampir setiap malam Vira terjaga karena mendengar suara Hendra yang sesenggukan menahan tangis.Arlin.Satu nama yang selalu Hendra sebut dalam setiap mimpinya yang diiringi isakan ta
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status