The Real CEO

The Real CEO

Oleh:  Kanietha  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
51 Peringkat
142Bab
78.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Spin off Bukan Istri Sah ~~ Dalam satu kerjapan mata, kehidupan Elok Mahardika mendadak berubah 180 derajat. Selain mendapati sang suami telah berselingkuh, jabatan Elok sebagai seorang CEO pun kini berada di ujung tanduk. Lantas, bisakah Elok mempertahankan keutuhan rumah tangganya, sekaligus mempertahankan jabatannya di dalam perusahaan? ~~

Lihat lebih banyak
The Real CEO Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Harni Nolvani
saya suka ceritanya sampai2 rela harus beli koin berkali2 dlm sehari
2023-12-16 06:30:47
2
user avatar
Indri saputra
selalu berkesan dengan ceritanya ...... pokoknya baguusss bgt, ditunggu ceritanya kasih & awan yaa Thor ......
2023-05-01 02:55:10
1
user avatar
Nyke Pratiwi
karya mbk kanietha emang the best dibaca berulang2 mpun gak bosen ..alurnya itu bikin orang penasaran...
2023-04-13 12:52:37
2
user avatar
Eppa Anggawi
gak ada cerita baru di GN nih mba...penggemar menunggu ini.... ......
2023-03-31 20:00:58
3
user avatar
Sophia Setiawan
walaupun msh gak rela pisah sm Elok dan mas Lex, tp senang krn akhirnya mereka bahagia.. makasih mba Nietha udh membuat karya yg sangat menghibur dan menginspirasi.. selalu salut sm karya2mu "DBest" tetap sehat dan selalu semangat berkarya kisseeesss
2023-03-25 23:23:11
1
user avatar
Sophia Setiawan
gak sabar menunggu ending, selalu dibikin penasaran sm mba beb ...
2023-03-22 09:31:45
3
user avatar
Aisha Arkana
Ngga rela rasanya mau End ..
2023-03-16 17:40:11
2
user avatar
call me Jingga
tadinya mau baca nunggu end,,tp udh ndak sabar pengen baca.. ahirnya harus rela nunggu up tiap hari..hahaha
2023-03-15 11:08:43
3
user avatar
whome
tutup mata aaaaaa
2023-03-13 08:38:09
1
default avatar
marinalusianti
Waaahh....kisah the real ceo bikin penasaran terus tiap babnya.....selalu nungguin update bab tiap harinya.....the best deh authornya....suguhan ceritanya bagus bagus semua....sebagai pembaca sering banget ikutan baper
2023-03-12 20:49:32
2
user avatar
Aisha Arkana
Cerita Mbak Elok dan Mas Lex beneran bikin baper.
2023-02-20 10:47:06
7
user avatar
Yelloe Duassatu
ceritanya asik ada sedihnya lucunya tegangnya dan juga suka banget sama tokoh elok dan lexs yg bikin penasaran disetiap babnya.....
2023-02-18 07:53:18
6
user avatar
Kenzien Yodha
cerita yang bikin kita nostalgia dengan semua karyanya......
2023-02-17 16:02:35
4
user avatar
Herni Widjaya
Astogehhhhh...mamak deterjen datang terlambat...harus ngebut but buttttt
2023-02-02 17:09:10
2
default avatar
tralala
Semoga abis dinner trus di komporin ma bening aga, ada keajaiban untuk lex ma elok saling suka wkwkwk
2023-01-25 10:12:36
6
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
142 Bab
Bye!
“Berapa usiamu, Cantik?” Elok menahan daging wagyunya menggunakan garpu, lalu mengirisnya dengan pisau secara perlahan. Tubuh tegap yang memberi kesan elegan, serta kedua sorot mata tajamnya, membuat Elok terlihat sangat mengintimidasi. “24, Bu.” “Oh …” Elok masih sibuk memotong-motong dagingnya menjadi bagian kecil. Tetap memasang senyum formal yang sangat terkesan tegas, hingga membuat gadis yang berada di depannya merasa kikuk. Perbedaan usia sejauh 10 tahun darinya, membuat Elok bisa menyimpulkan sesuatu. “Sudah berapa lama jadi teman tidur suami saya?” Gadis yang bernama Sandra itu menelan ludah. Menunduk sejenak, untuk melihat kedua tangan bekunya yang saling meremas di atas paha. “Kami saling cinta, dan saya bukan teman—” “Sudah berapa lama?” Merasa daging yang dipotongnya sudah cukup, Elok menyudahinya. Ia meletakkan pisau di tepi piring, lalu memindahkan garpu ke tangan kanan. Siap menyantap daging steak yang telah dipotong kecil olehnya, sembari menatap dingin pada gadi
Baca selengkapnya
The One, and Only ...
Elok berjalan cepat, dan hampir berlari menuju ruang serbaguna yang berada di lantai 15. Tadinya, Elok berencana menghadiri rapat di Balai Kota sesuai dengan jadwal harian yang sudah ada. Namun, saat Kiya menelepon di pertengahan jalan, Elok segera berputar arah untuk kembali ke kantornya.“Sejak kapan ada rapat siluman di kantor ini?” Meskipun terengah, tapi Elok harus tetap mengangkat tinggi dagunya agar tidak dianggap remeh. “Pak Raka masih hidup, tapi kalian sudah berani—”“Chill, El.”Wajah tegas Elok berubah datar dan tegang, ketika suara itu kembali merasuk ke dalam telinganya. Pria itu di sini? Pria yang sempat mengancam Elok hari itu, benar-benar berada di kantor ini. Elok pun langsung mencari sosok tersebut, dari deretan peserta yang mengikuti rapat siang ini.Sejurus kemudian, Elok melihat sosok yang dicarinya berdiri dan beranjak menghampirinya. Pria itu bahkan dengan berani berhenti tanpa jarak, dan mencondongkan wajah untuk berbisik di telinga Elok.“Foto-fotomu, masih t
Baca selengkapnya
Pengacau
Elok mengunci pintu rooftop kantor dari luar, untuk memastikan tidak ada yang akan mendengar perbincangannya dengan Restu kali ini. Sementara itu, beberapa dewan direksi dan manajer yang berada di ruang serba guna, kini masih berada di sana untuk membahas beberapa hal. Elok yakin, semua itu pasti ada kaitannya dengan Restu.“Cepat sekali pergerakanmu,” cibir Elok menghampiri Restu yang sudah berdiri santai, sambil memegang sisi pagar beton setinggi dadanya. “Pak Raka itu kakekmu sendiri, tapi—”“Jangan menghakimi, kalau kamu belum tahu semua masalah yang ada di dalam keluarga Antasena.”“Apapun masalahnya, perbuatanmu ini salah!” Elok menarik napas panjang sambil menengadahkan kepalanya. Memejamkan kedua mata, dan membuang semua udara dalam parunya dengan perlahan. Bayangan perselingkuhan Harry dan Sandra, masih saja memenuhi pikiran, serta dadanya dengan sesak.Bisa-bisanya Elok tidak melihat perubahan sikap Harry, selama dua tahun belakangan ini. Elok benar-benar kecolongan dan tert
Baca selengkapnya
Surat Perceraian
“El!”Harry buru-buru menyusul Elok yang berjalan tergesa masuk ke dalam rumah. Sejak Elok meninggalkan restoran tempat mereka bertemu siang tadi, wanita itu sama sekali tidak mau menerima panggilan dari Harry. Semua chat yang layangkan, tidak satu pun dibaca oleh Elok.Harry juga sudah menghubungi asisten sang istri berulang kali, tapi hasilnya pun serupa. Kiya bahkan dengan berani mereject panggilan dari Harry, dan hanya membaca chat yang ia kirimkan, tanpa membalasnya. Benar-benar asisten pribadi yang sangat kurang ajar, pikir Harry,Andai Kiya adalah asistennya, maka sudah pasti akan Harry pecat detik itu juga.“El—”“Bibiiik!” Elok memanggil asisten rumah tangga, yang dulu ia bawa dari rumah orangtuanya. Seorang wanita paruh baya, yang diberi kepercayaan untuk mengatur semua hal yang ada di dalam rumah.Langkah Elok berhenti tepat di depan mulut tangga, ketika tubuh besar Harry menghalangi jalannya menuju dapur. Kedua tangan pria itu terbentang luas, agar bisa bicara dengan Elok
Baca selengkapnya
Permintaan Raka
“Bisa … saya bicara empat mata dengan pak Raka.”Pagi-pagi sekali, Elok sudah bertandang ke rumah sakit dengan terburu. Jam besuk rumah sakit memang belumlah tiba. Namun, ada keadaan darurat yang harus segera Elok bicarakan dengan pemilik Antariksa, yang sudah terbaring di ranjang pasien selama tiga hari.Setelah hampir semalaman memikirkan beberapa hal di kamar hotel tempatnya menginap, Elok akhirnya mengambil keputusan. Untuk masalah pekerjaan, Elok haruslah berkonsultasi terlebih dahulu dan membicarakannya dengan Raka, yakni pendiri dan pemilik Antariksa. Sementara untuk masalah rumah tangga, Elok akan menemui keluarga besar Harry terlebih dulu.Yang Elok tahu, sejak kemarin Harry telah mengirim Kasih ke rumah orangtuanya. Untuk itu, Elok bisa merasa tenang karena putrinya juga berada di tempat yang tidak perlu dikhawatirkan. Semalam, Harry juga tidak bisa mencegah Elok meninggalkan rumah mereka, karena ancaman yang dilontarkannya pada sang suami.Tidak ada seorang pun yang tahu,
Baca selengkapnya
Di Ujung Tanduk
Elok menarik napas panjang ketika sudah berada di depan kediaman sang mertua. Pagi-pagi sekali, tepatnya sebelum Elok pergi ke rumah sakit untuk berbicara dengan Raka, ia menghubungi kedua mertuanya guna membahas sesuatu. Elok juga tidak lupa mengirimkan sebuah chat pada Harry, agar datang ke rumah orangtuanya tepat jam sembilan pagi itu.Namun, ternyata langkah Elok sudah diantisipasi terlebih dahulu oleh Harry. Putri semata wayang mereka yang seharusnya berada di sekolah, kini masih berada di kediaman Lukito. Tampak sehat, ceria, dan tidak terlihat sakit sama sekali, sehingga mengharuskan Kasih tidak masuk sekolah.“Mamaa.” Kasih segera berlari menghampiri Elok yang baru saja memasuki ruang keluarga. Kedua mertuanya sudah berada di sana, berikut dengan Harry yang memberi senyum hangat seolah tidak ada masalah yang terjadi di antara mereka.“Kasih?” Elok mengusap kepala putrinya yang sudah memeluk separuh bagian bawah tubuhnya. Tidak lupa, Elok menempelkan punggung tangan, lalu telap
Baca selengkapnya
Satu Kesempatan Lagi
“Kasih mau adek cewek, apa cowok?”Pertanyaan tersebut, Harry cetuskan ketika mereka bertiga beristirahat untuk makan siang. Ia harus memanfaatkan waktu yang ada saat ini, untuk bisa mengambil hati sang istri. Bagaimanapun juga, mereka tidak boleh bercerai karena akan ada banyak hal yang dipertaruhkan nantinya.“Cowok!” jawab Kasih dengan pasti. “Biar kayak Mami sama om Gilang! Rame!”Saat melihat Elok meletakkan tangan di atas meja, Harry tidak menyia-nyiakan hal tersebut. Dengan cepat, Harry meraih tangan kanan Elok yang duduk di depannya dan menggenggamnya erat. Harry tahu, Elok tidak akan menolaknya kali ini karena mereka tengah berada di depan Kasih.“Tapi kalau nanti adeknya cewek, gimana?” lanjut Harry guna mencairkan suasana. Sejak mereka meninggalkan kediaman Lukito, Elok hanya mau membuka mulut untuk menanggapi Kasih. Namun, Elok lebih memilih untuk berdiam diri, jika Harry yang melempar obrolan di tengah-tengah mereka.“Yaaa …” Kasih menggulirkan bola matanya untuk berpikir
Baca selengkapnya
Sampai Jumpa Lagi
“Yang saya tahu, keluarga Mahardika sudah punya pengacara khusus untuk mengurus semua hal terkait masalah yang ada di circle kalian.”Lex menyilang kaki dengan santai pada arm chairnya. Menatap Elok dengan selidik, dari ujung rambut hingga kaki. Wanita yang selalu terlihat elegan, tapi tegas itu tidak akan mengambil keputusan ceroboh dalam hal apapun. Lex memang tidak pernah mengenal Elok secara pribadi. Namun, dari pemberitaan yang terkadang lewat saat berselancar, cukup bisa membuat Lex bisa menilai wanita itu.Hanya satu hal yang tidak diketahui Lex saat ini. Yaitu, untuk apa seorang Elok sampai ingin menemuinya seperti sekarang.“Babe baru pensiun, dan saya masih sangsi kalau harus konsultasi dengan anaknya.”Lex mengangguk paham, karena alasan Elok cukup masuk akal. Beberapa waktu yang lalu, salah satu pengacara senior yang sangat disegani memang baru saja mengumumkan pengunduran dirinya dari hiruk pikuk dunia hukum. Pria paruh baya itu beralasan, ingin beristirahat dan menikmati
Baca selengkapnya
Apa Rasanya
“Bu El!”Kiya membuang napas gusar saat melihat Elok baru keluar dari lift. Berlari tergesa, menghampiri Elok yang sudah berjalan cepat menuju ruangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore hari, tapi wanita itu baru muncul di kantor. Apa sebenarnya yang terjadi selama dua hari ini?Kiya yang baru saja keluar dari kamar kecil itu pun segera menyamakan langkah dengan Elok.“Sore Kiya Sayang,” sapa Elok tetap mengayunkan kaki dengan tergesa dan menatap sekilas pada asistennya. “Sorry, hapeku mati dan chargernya …” Elok merogoh tasnya lalu mengeluarkan sebuah ponsel yang sudah kehabisan daya. Tanpa berhenti melangkah, Elok memberikan benda perseginya pada Kiya. “Tolong di charge.”Kiya menerima ponsel tersebut dengan anggukan. “Ada pak Restu di ruangan Ibu. Dia sudah ada di sana dari jam dua. Dia juga minta semua data karyawan dengan level manajer ke atas dan masa jabatannya. Jumlah karyawan per divisi, karyawan magang, karyawan kontrak, dan karyawan tetap.”Elok terpaksa menghenti
Baca selengkapnya
Berandal Songong
Seketika itu juga, Elok tergelak dengan perasaan miris mendengar pernyataan Restu. Tawa hambar Elok tersebut, sampai membuat sudut matanya berair. Pantas saja Harry berselingkuh dengan gadis yang jauh lebih muda darinya. Ternyata, tubuh Elok memang sudah tidak menarik lagi di mata pria. Bahkan, Restu dengan jelas-jelas mengikrarkan tidak akan tertarik pada Elok meskipun ia menanggalkan seluruh pakaiannya.“Ya! Aku percaya.” Elok berusaha menutupi luka hatinya atas pernyataan Restu barusan. Untuk menutupi guratan pahit di wajahnya, Elok melengos pergi menuju kursi kebesarannya lalu duduk di sana.Bersamaan dengan hal tersebut, Kiya mengetuk pintu dan membukanya setelah Elok mempersilakan. Dengan membawa nampan berisi secangkir kopi, Kiya mengangguk sopan sekilas pada Restu. Melewati pria itu menuju meja kerja Elok, kemudian meletakkan secangkir kopi yang diminta.“Ada lagi yang Ibu perlukan?” tanya Kiya berdiri sebentar di sudut meja.Elok menggeleng sambil menatap Kiya. “Pergilah, dan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status