Fandy melihat lebih dekat orang yang melompat turun dari jet tempur. Wajah orang itu terlihat sangat agung, memancarkan aura yang kuat dan jelas bukan orang biasa.Karena orang itu bisa memobilisasi jet tempur, pasti anggota dari markas pusat.Setelah Kakak Tertua Keluarga Ilyas berbisik sebentar, pria paruh baya itu berbicara."Tuan Drag di bawah komando Jenderal Perang Ferin? Kemarilah! Aku adalah Jenderal Perang Hamda."Sebelum Fitri, ada empat jenderal perang besar di markas besar, Jenderal Perang Joseph, Jenderal Perang Dominic, Jenderal Perang Hario dan Jenderal Perang Hamda. Fandy telah bertemu dengan tiga orang pertama, hari ini bertemu dengan orang terakhir.Keluarga Ilyas begitu kuat sehingga mereka bahkan bisa mengundang Jenderal Perang. Mereka jelas sudah melakukan semua persiapan yang diperlukan sebelum datang, sama sekali tidak mungkin mereka akan membiarkan Teratai Es dan Api Bulan Beku lepas dari tangan mereka.Fandy berjalan mendekat, Jenderal Perang Hamda berbicara la
Hal itu tidak diperbolehkan secara terbuka, tapi tidak berarti Fandy tidak dapat melakukannya. Fandy sudah memutuskan untuk pergi ke Negara Alza segera setelah mendapatkan Tulang Naga Sejati. Keluarga seperti ini tidak perlu bertahan hidup.Saat sedang mengemudi, dua orang tiba-tiba muncul di jalan di depan yang menyebabkan Fandy menginjak rem, bahkan saat ini Fandy merasa curiga.Karena di antara kedua orang ini, kecuali orang tua yang tidak dikenal, satu orang lainnya sangat Fandy kenal, yaitu Kakak Tertua dari Keluarga Ilyas."Apa anggota Keluarga Ilyas juga butuh tumpangan?"Setelah melihat Fandy yang turun dari mobil, ekspresi Kakak Tertua Keluarga Ilyas terlihat kosong."Aku tahu kamu mengambil Teratai Es dan Api Bulan Beku dari gua. Sebaiknya kamu jangan menyangkalnya. Aku masih menganggapmu seorang pria."Fandy menyipitkan matanya sedikit. Orang ini hebat sekali, bahkan tahu hal ini?Ya, benar! Setelah menginterogasi Tuan Lumara, Fandy benar-benar menemukan Teratai Es dan Api B
Pada saat ini, Fandy seharusnya memohon belas kasihan, tapi saat ini bukan anak kecil lagi. Dari matanya, Tuan Lumara bisa melihat bahwa Fandy bertekad untuk membunuhnya dan sama sekali tidak mungkin membiarkan Fandy pergi hidup-hidup."Kamu bisa saja hidup sedikit lebih lama, tapi keputusanmu salah."Begitu melihat Fandy menegakkan punggungnya dan tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun, Tuan Lumara langsung mengerti segalanya."Entah siapa kamu, kalau kamu datang ke sini, kamu pasti akan mati!"Sambil berbicara, Tuan Lumara merogoh sakunya untuk menekan sebuah tombol, lalu alarm pun berbunyi."Beraninya kamu menyelinap masuk dengan menyamar sebagai Kepala Desa, kamu pasti sangat percaya diri dengan kemampuanmu sendiri, 'kan? Sayang sekali, kamu masih harus mati!"Terdengar suara udara yang pecah, Fandy menoleh sedikit, lalu muncullah enam sosok yang mengelilinginya sepenuhnya.Yang menarik adalah keenam orang ini sangat mirip dengan pria berseragam tempur ninja yang bunuh diri di ru
Karena disiksa, Kepala Desa palsu itu menceritakan semuanya, sehingga Fandy paham dengan situasi tersebut.Di bagian paling dalam gua, tampaknya hanya dinding tebing yang tersisa, tapi sebenarnya ada dunia lain di dalamnya. Banyak bagian gunung yang sudah dilubangi, yang dapat dianggap sebagai proyek besar.Ada kamera tersembunyi. Setelah mengetahui bahwa itu adalah Kepala Desa, dinding tebing menyusut ke kedua sisi disertai suara gemuruh, membuka jalan yang dijaga oleh empat orang."Kenapa kamu kembali lagi?"Fandy tersenyum rendah hati."Aku tiba-tiba teringat bahwa ada masalah penting yang belum aku laporkan pada Tuan Lumara.""Ikuti aku!"Ada empat orang penjaga, dua di antaranya memegang senjata api, senjata tersebut adalah senapan mesin ringan seperti AK47, yang cukup menunjukkan bahwa kelompok orang ini bukanlah orang biasa. Lagi pula, di negara seperti Negara Limas senjata memang dilarang. Ilegal jika ada kepemilikan pistol kecil, apalagi AK.Ada kaca di kedua sisi lorong, jadi
Orang itu memegang kepala domba itu dengan satu tangan dan badan domba itu dengan tangan yang lain, lalu menariknya pelan-pelan, sehingga domba itu tercabik hidup-hidup menjadi dua bagian.Darahnya mengalir deras, bahkan orang itu mulai meminum darah serta memakan dagingnya dalam gigitan besar.Ini benar-benar membuat Fandy terkejut. Sekalipun penjahat yang dicari itu punya niat membunuh yang paling kuat, mustahil baginya untuk meminum darah dan memakan daging mentah seperti ini.Bahkan orang itu makan dengan sangat cepat, bisa melahap seekor domba utuh dalam waktu sepuluh menit. Jika bukan karena darah serta bulu yang berceceran di tanah, orang mungkin mengira ini hanya sebuah mimpi."Sialan, aku ingin melihat apa yang terjadi."Setelah melihat pemandangan mengerikan itu, rasa ingin tahu Fandy pun memuncak. Karena ada orang yang terlibat, Fandy pasti akan menyelidikinya secara menyeluruh.Setelah mengikuti pencuri domba itu dalam jarak yang pendek, kelompok lainnya memasuki sebuah gua
Pada saat ini, Kepala Desa berkata pada Fandy."Meskipun Diana buta, pendengarannya sangat bagus. Kalau kalian berani keluar malam-malam, dia akan langsung mendengar, jadi jangan melanggar peraturan desa kami. Kalau nggak, kalian akan menanggung akibatnya!"Ada alasan lain dalam masalah ini. Bahkan langkah kaki Kepala Desa pun dapat terdengar. Sebenarnya tidak perlu dipertanyakan lagi.Terkadang, apa yang kita lihat dengan mata kita tidak sebaik apa yang kita dengar dengan telinga kita."Ini kamar kalian. Diana tidur di kamar luar. Aku pergi dulu."Merlin berkata."Hanya satu tempat tidur?"Fandy mengerutkan kening. Sebagai seorang anggota markas pusat, bagaimana bisa melakukan kesalahan sekecil itu? Kepala Desa pasti salah mengira mereka sebagai pasangan."Kenapa? Apa kamu merasa kesal tidur dengan kakakmu?"Sambil menggelengkan kepalanya, Kepala Desa pergi tanpa mengatakan apa pun. Merlin juga menyadari masalahnya dan menundukkan kepalanya, tidak berani mengatakan sepatah kata pun."
Merlin, yang berdiri di samping mobil, tidak lagi mengenakan pakaian normalnya. Sebaliknya, Merlin mengenakan stoking hitam dengan celana pendek dan atasan renda hitam.Sebelumnya tidak terlihat karena pakaiannya longgar, tapi sekarang Fandy menyadari bahwa payudara Merlin juga sangat bagus.Merlin merasa malu ketika Fandy menatapnya."Aku pikir akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi dari penduduk desa. Apa kita butuh uang?"Fandy langsung menolaknya."Cepat ganti bajumu. Kalau kamu muncul di desa dengan mengenakan ini, pasti akan ada keributan. Kita di sini untuk menyelesaikan misi, bukan untuk mengejutkan orang lain."Dengan pakaian Merlin, pasti akan membuat orang-orang menoleh saat Merlin berjalan, jangankan di desa pegunungan, di mana-mana akan mudah bagi sesuatu untuk mendapat masalah."Oh."Akhirnya mereka tiba di Desa Gandala. Setelah memarkir mobil, mereka berdua tercengang.Rumah-rumah di desa dibangun dengan cara yang sama serta sangat bersih, yang seharusnya karena ad
Ini pertama kalinya menggunakan cara ini, tidak disangka akan berhasil.Saat larut malam, Casella yang tengah tidur nyenyak, tiba-tiba terbangun, berjalan beberapa langkah ke dalam klinik. Setelah itu, melihat kepulan asap hendak menghilang, jadi Casella langsung memukulnya dengan keras.Beberapa saat berikutnya, Fandy juga muncul, mengerutkan kening saat melihat orang yang tergeletak di tanah."Dia menyerangmu?"Casella menggelengkan kepalanya."Mungkin bukan. Aku bisa memastikan bahwa aku nggak punya musuh di seluruh Negara Limas. Kamu lihat saja pakaiannya."Setelah melihatnya, Fandy bergumam."Pakaian hitam gelap?"Di malam yang gelap gulita, hanya sepasang mata yang terlihat."Bukan, seragam tempur ninja yang hanya ada di Negara Alza."Negara Alza? Ninja?Fandy bahkan lebih bingung. Satu-satunya orang Negara Alza yang pernah bertemu dengannya adalah Mytha dan Marlo. Namun, mengingat kepribadian mereka, mustahil bagi mereka untuk membalas kebaikan dengan permusuhan hingga mengirim
Fandy tidak asal memukul Walace dengan kasar, tapi mengangkat tangan kanannya yang berisi jarum perak di antara kedua jarinya."Aku nggak peduli apakah kelima orang di klinik itu pantas mati atau apakah mereka melakukan pertukaran kepentingan dan mati dengan sukarela. Namun, kamu mempermainkan sebuah nyawa, jadi wajar kalau kamu merasakan akibatnya.""Setelah jarum perak ini dimasukkan ke dalam tubuhmu, kamu akan sering buang air kecil meskipun nggak minum air. Setiap kali buang air kecil, kamu akan merasakan sakit yang luar biasa. Hanya ada satu solusi, yaitu mencabut jarum perak itu, tapi sebaliknya, kamu akan mati."Sebelum Walace sempat bereaksi, sebuah jarum perak muncul di punggung tangannya."Terserah pada pilihanmu sendiri."Walace menatap Fandy dengan jijik saat Fandy masuk kembali ke dalam halaman."Kamu pikir kamu siapa? Kamu bisa mengendalikan tubuhku hanya dengan jarum perak? Kamu benar-benar bodoh! Beraninya kamu mempermainkanku, lihat saja apa ada yang bisa menyelamatkan