Share

Bab 5

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-18 12:03:01

Mas Fahri tetap diam. Dia sepertinya belum menemukan alasan yang tepat untuk membohongiku, atau dia mungkin sudah tahu kalau aku tidak akan percaya lagi dengan apapun yang dia katakan.

"Cepat jawab!" Aku mulai berteriak. Kesabaranku rasanya sudah habis, apalagi jika mengingat selama sepuluh tahun ini dia selalu berbohong.

Mas Fahri masih diam. Andai anak-anak tidak ada, aku pasti sudah melampiaskan semuanya.

"Ini yang kamu bilang sibuk selama sepuluh tahun ini?" tanyaku lagi sambil menatap matanya dengan penuh kebencian. Mata yang dulu memandangnya dengan penuh cinta dan kelembutan, kini tinggal tersisa hampa, dan kenangan yang pahit.

"Jawab, Mas! Kenapa kamu hanya diam? Siapa wanita itu?" tanyaku berteriak. Mungkin saat ini anak-anak sudah mendengarnya, tapi semoga saja tidak. Di kamar, ada Mbak Lina yang baru bekerja kemarin untuk menjaga anak-anak kalau aku sibuk. Aku berharap dia bisa membuat anak-anak menjauh dark tempat kami sekarang.

Kebetulan di kamar anak-anak juga ada pintu ke menuju ke taman belakang.

Mas Fahri hanya terdiam.

"Menyuruhku buru-buru pulang ternyata hanya untuk ini, sia-sia jadinya kami pulang cepat kalau kamu hanya diam," desisku kesal, lalu pergi ke kamar.

Siapa yang harus aku beritahu dengan apa yang terjadi hari ini, apa keluarganya Mas Fahri? Tapi apa mungkin mereka akan berpihak padaku daripada Mas Fahri?

Aku mengacak rambut frustasi setelah melepaskan jilbab. Kejadian hari ini benar-benar sangat mengguncang hatiku. Aku juga tidak dapat memendam semua ini sendiri, terlebih Mas Fahmi tidak mau mengaku.

Baru saja aku hendak beranjak ke kamar mandi, ponselku berdering keras. Ink adalah dering pesan.

[Mbak, ini aku yang tadi Mbak berikan sapu tangan.]

Membaca kata sapu tangan, aku kembali teringat dengan kejadian yang tadi. Ah, ya, aku bisa mencari tahu semua tentang Mas Fahri yang belum aku ketahui dari wanita ini.

[Oh, iya, Mbak. Saya Dania, Nama Mbak siapa?] balasku mulai berbasa-basi, tapi tepat sasaran. Tanpa perlu bersusah payah, dia sudah menghubungiku lebih dulu.

[Wah, Mbak, Dania. Salam kenal, Mbak. Aku Ranti.] Ia membalas dengan sangat cepat dan ini membuatku sangat senang.

[Boleh saya tanya sesuatu? Niatnya mau tadi, tapi tidak enak.]

[Tentu saja boleh, Mbak. Mau tanya apa?]

Ranti sungguh sopan. Apa dia adalah kekasih gelap Mas Fahri atau istrinya juga?

Ah, rasanya aku tidak siap untuk beberapa kemungkinan terburuk. Semoga saja tidak.

[Suamimu kamu terlihat tidak asing, dia orang mana?] Aku langsung bertanya tentang Mas Fahri.

[Masih dekat restoran tadi, Mbak. Cuman kalau aku orang kampungnya. Lebih tepat pinggiran, sih.]

Dia tidak menyangkal, berarti benar kalau Ranti sudah menjadi istrinya Mas Fahri. Ya ampun, Mas, apa yang sudah kamu lakukan?

[Sudah berapa lama kalian menikah? Anak-anak kalian lucu, ya.] Aku membalas dengan stiker hati.

[Kalau pacaran sudah sekitar lima tahun, Mbak. Waktu aku masih bersama dengan suami yang dulu sampai anak yang paling kecil lahir, terus kami pisah. Mas Fahri langsung melamarku.] Ia membalas stiker ungkapan kebahagian.

Lima tahun? Tega sekali kau membohongi aku selama ini, Mas?

Aku langsung melemparkan ponselku ke dalam koper besar yang menjadi tempatku menyimpan barang-barang rahasia, lalu keluar untuk menuntut jawaban dari Mas Fahri. Namun, sebelumnya aku memastikan dulu anak-anak tidak ada di kamarnya.

Setelah tahu anak-anak ada di taman, aku langsung menghampiri Mas Fahri yang ada di ruang tamu.

"Bagaimana? Apa kau sudah bisa menjawabnya?" Aku berbicara dengan penuh penekanan sambil duduk di depannya.

"Jawaban apa yang kau inginkan?" Mas Fahri mulai bicara, tapi hatiku kembali mendidih.

"Jawaban apa kau bilang? Apa kau kehilangan ingatan sampai melupakan apa saja yang sudah aku tanyakan tadi?" teriakku dalam hati. Aku tidak ingin membuatku kalah sebelum mendapatkan penjelasan apapun.

"Siapa wanita tadi sebenarnya?" tanyaku mencoba untuk tetap anggun.

"Dia pacarku," jawabnya percaya diri.

"Kenal berapa lama?"

"Belum lama. Belum ada satu bulan."

"Apa kamu ada perasaan padanya?"

"Dulu iya, sekarang enggak. Hatiku hanya untukmu dan anak-anak kita, Dania." Ia lagi-lagi menjawabnya dengan cepat dan berusaha untuk menggenggam tanganku, tapi aku segera menepisnya.

"Mau sampai kapan kamu berbohong, Mas?" Aku mengepalkan kedua telapak tangan.

"Aku menjawab jujur, Dania. Apa yang kau lihat itu bukanlah kebenarannya, jadi percayalah padaku," ucapnya menghiba.

Brakkk ... aku menjatuhkan vas bunga yang ada di sampingnya dengan kaki sampai menimbulkan kegaduhan. Mas Fahri bahkan menatap tidak percaya ke arahku.

"Aku tanya sekali lagi, ada hubungan apa di antara kalian, dan sudah berapa lama kalian saling mengenal?" Aku menatap nyalang ke arahnya.

Rasanya kesabaranku sudah habis.

"Aku sudah jawab, kita hanya pacaran biasa, Diana. Aku baru mengenalnya tidak lama dari hari ini. Kenapa kamu sampai emosi seperti itu?" bentaknya dengan disertai tatapan tajam.

"Bagaimana kalau perempuan itu sudah mengaku sebagai istrimu, Mas?" tanyaku membuatnya tidak percaya.

"Jangan mengada-ngada! Tidak ada hubungan yang seperti itu di antara kami!" teriaknya tidak terima.

"Ranti sendiri yang sudah mengatakan kepadaku kalau kalian sudah menikah, Mas," teriakku tanpa mempedulikan tatapannya yang melemah. "Mau sampai kapan kau bohong seperti ini? Sampai kita pisah?" Aku benar-benar sudah tidak bisa menahan diri lagi.

"Tidak, jangan katakan itu. Ranti sudah berbohong kepadamu, dia tidak akan mengatakan itu," tukasnya sambil mencari sesuatu di ponselnya dan berhenti di salah satu nomor.

Mataku membulat sempurna ketika melihat kata demi kata yang diketiknya kepada sebuah kontak yang bernama Adam.

Apa maksudnya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
Adam ada apa dg Adam maksutku hubungan apa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 47 TAMAT

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam Kini aku sedang menunggu Haikal bicara, apa maksud dari pergi jauh yang dia katakan tadi. Namun, orang yang kutunggu itu hanya diam saja sambil beberapa kali memasukan makanan ke dalam mulutnya. "Kami hanya akan datang kalau Kania kembali merindukan orang yang tidak seharusnya dirindukan," ucap Haikal tiba-tiba membuka suara setelah melap bibirnya yang penuh saus dengan tisu. Merindukan orang yang seharusnya tidak dirindukan? Apa aku memang pantas untuk tidak dirindukan? Ya Allah, apa yang sebenarnya sudah aku lakukan di masa lalu, sampai lukanya Haikal sebesar ini? "Sayang, Papa adalah ayah kandung kalian. Bukankah rasanya tidak mungkin kalau kalian tidak merindukan Papa?" Aku kembali bertanya dengan basa-basi. Padahal tubuhku sendiri ingin membawa mereka ke dalam pelukan. Kini aku tahu bagaimana rasanya tidak dianggap ada. Baru sebentar saja, aku merasa sudah mengalami hal ini sangat lama. Aku juga menjadi tahu bagaimana rasanya dibenci oleh

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Pertemuan yang Singkat

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 46 "Katakan padaku, apa papanya Dania telah berbohong padaku?" tanyaku pada Chris sambil mencengkram erat bajunya. "Saya tidak tahu, Pak. Saya tadi sudah mengatakan pendapat tentang alamat yang diberikannya ini, tapi Bapak menolak untuk tahu." Ia menjelaskan dengan jujur. Benar, ini adalah kesalahanku sendiri. Harusnya aku belajar dari pengalaman, dan tidak lagi tertipu oleh tipuan murahan. Aku tidak pantas diperlakukan seperti ini. "Kembali ke kantor. Kita kerjakan pekerjaan yang sudah lama kita tinggalkan," titahku dan Chris langsung menjalankan mobilnya. Aku benar-benar tidak habis pikir, sikap Dino dan Dania ternyata sangat ke kanak-kanakan. Kalau dari awal mereka memang tidak berniat untuk bertemu denganku, kenapa mereka muncul di taman waktu itu? Terus kenapa papanya Dania pun ikut memberikan alamat yang salah padaku. Apa memang aku pantas diperlakukan seperti ini? Sungguh terlalu. Aku bekerja keras untuk kebahagiaan mereka, tapi inik

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 45

    PoV Fahri Oke, aku mengaku kalah. Sudah 7 x 24 jam aku mencari mereka tanpa kenal lelah dan makan pun sudah tidak aku ingat, tapi sama sekali tidak ada jejak apapun. Mereka seperti menghilang ditelan bumi. "Kenapa, Pak?" Chris tiba-tiba mendekat ke arahku. Aku yang hanya ingat kalau dia adalah orangnya Dino pun langsung emosi dan menarik kerah bajunya. "Katakan di mana majikan kamu itu berada?" tanyaku sambil menatap manik matanya. Aku sudah tidak bisa lagi bersabar apalagi menahan amarah untuk tidak memberikan pelajaran kepada orang yang ada di depanku ini. "Maaf, Pak. Saya memang tidak tahu lagi mereka ada di mana. Tadi saya diberitahu oleh orang khusus mereka kalau Bu Dania dan keluarganya sedang ada di taman," jelasnya membuatku semakin marah. "Kalau begitu sekarang tanya orang khusus itu dia di mana. Jawab sekarang juga, jangan sampai membuatku marah!" "Baik, Pak. Tapi tolong lepaskan dulu cengkraman tangan bapak ini." Tanganku seketika terlepas dari kerahnya. "Cepat t

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 44

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 44 Berada di kamar terlalu lama membuatku penat. Apalagi suara anak-anak sudah tidak terdengar lagi. Baik Haikal, Kania, Raya, ataupun Rani. Rumah ini seperti kosong. "Mas, sarapan!" teriak Mbak Jum setelah mengetuk pintu. "Iya, Mbak. Sebentar lagi saya keluar." Aku langsung mandi dan bersiap untuk kembali ke kantor. Namun sebelum berangkat, aku harus sarapan dulu. Sekaligus untuk melihat bagaimana sikap Dania dalam melayani Dino di pagi hari seperti ini. Apa sama seperti apa yang kulakukan dulu, atau berbeda. Namun, pikiranku mengatakan kalau sikap Dania pasti berbeda. Sikapnya padaku tentu akan lebih spesial. Setelah siap aku langsung keluar dari kamar menuju tempat makan dengan sangat gembira. Namun ketika sampai di sana, aku hanya mendapatkan kekecewaan. "Kok, hanya ada Mama sama Papa, yang lainnya ke mana?" tanyaku heran sambil menatap makanan yang tertata rapi di meja hanya sedikit saja. Tidak ada makanan kesukaan Dania ataupun anak-ana

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 43

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 43 PoV Fahri Setelah sempat bangun dan menyaksikan kemesraan mereka berdua, aku ternyata kembali tidak sadarkan diri. Sekarang aku baru membuka mata dan sangat lapar, sementara di dalam kamar hanya ada aku sendiri. Memang kebangetan semua penghuni rumah ini, setidaknya tinggalkan makanan atau buah di dekat tempat tidurku agar aku tinggal makan pas bangun. Mana badan sakit semua lagi. Baru saja aku membuka pintu kamar, terdengar perbincangan dari kamar sebelah yang kutahu adalah kamar anak-anak. "Apa nama benda ini, Pa?" terdengar Haikal bertanya. "Ini adalah kelereng. Permainan anak-anak zaman dulu, biasa dimainkan oleh laki-laki ataupun perempuan. Cuman dulu papa gak bisa memainkannya, selalu kalah." Dino pun menjelaskan. Mendengar kedekatan mereka, hatiku kembali teriris, lalu tersiram perasaan air jeruk yang asam. Sangat menyakitkan. Dulu aku tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan mereka, yang ada di pikiranku hanya ada Rani dan Raya.

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 42

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 42 PoV Fahri "Kamu pasti terkejut, kan? Padahal tidak perlu, karena kami sudah merencanakan hal ini dari jauh-jauh hari. Bahkan tahun." Mas Bagas berjalan mendekat ke arahku sambil meracau. "Asal kamu tahu, aku selalu iri melihatmu begitu diperhatikan oleh Dania. Dari pagi sampai malam, hanya kau yang dia perlakukan istimewa. Sementara aku, aku hanya bisa menjadi penonton dari kemesraan kalian," lanjutnya. Aku benar-benar tidak faham dengan apa yang dia katakan. Sepertinya dia sudah salah minum obat, jadi mengatakan hal yang tidak-tidak. "Cukup, hentikan sandiwara ini!" Aku berjalan ke arah pintu dan mencoba untuk membukanya, tapi tidak bisa. Ternyata mereka kembali mengunci pintunya. Aku membalikkan badan dan menatap ke arah mereka satu persatu. "Jadi maksudnya kalian bersekongkol?" "Seperti yang kau lihat dan kita sama-sama menginginkan orang yang berbeda," jawab Mas Bagas mantap. Sebenarnya siapa yang mereka inginkan? "Aku menginginkan Diana

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status