Home / Fantasi / Rahasia Alkimia Warisan Tersembunyi / Bayang - Bayang Kegelapan

Share

Bayang - Bayang Kegelapan

Author: OhmyTwizz
last update Last Updated: 2024-12-16 10:24:44

Zhen berjalan menyusuri koridor panjang menuju ruang meditasinya. Hatinya tidak tenang, perasaan ada yang mengawasi dirinya terus-menerus. Sesuatu di dalam dirinya, yang dia sebut sebagai rahasia, semakin membebani pikirannya. Setiap kali dia mengendalikan elemen, dia merasa kekuatan yang lebih besar dan lebih gelap menyusup ke dalam dirinya, seolah-olah menginginkan kontrol penuh atas tubuhnya.

Dia berhenti sejenak, merasakan aliran energi di sekitarnya. Angin yang berhembus lembut, tanah yang kokoh di bawah kaki, bahkan api yang membara—semuanya terasa seperti bagian dari dirinya. Namun ada satu elemen yang berbeda, yang dia belum bisa kenali sepenuhnya.

Di ruang meditasi, Zhen duduk dengan posisi bersila. Matanya terpejam, dan dia mencoba menenangkan pikiran. "Kendalikan dirimu," katanya pada dirinya sendiri.

Namun, suara itu kembali terdengar. "Kamu tidak akan bisa mengendalikannya selamanya. Elemen-elemen ini milik kami."

Zhen terkejut, tetapi segera mengusir pikiran itu. "Aku tidak akan membiarkan siapa pun menguasai tubuhku." Namun, dia tahu, semakin dalam dia memasuki perjalanan ini, semakin sulit bagi dirinya untuk membedakan antara suara asli dan suara yang datang dari kekuatan dalam tubuhnya.

---

Hari berikutnya, Zhen dipanggil ke aula utama. Ayahnya, Ling Wu, berdiri di depan anggota-anggota klan yang terhormat. Wajah ayahnya terlihat serius, tidak seperti biasanya yang penuh senyum atau kebanggaan. Ada sesuatu yang mengganggu dalam suasana itu, dan Zhen merasakannya.

"Ada yang ingin saya sampaikan," kata Ling Wu, suaranya keras dan jelas. "Baru saja kita menerima laporan bahwa klan kita sedang berada di ambang ancaman besar. Ada musuh yang mencoba melemahkan kekuatan kita dari dalam. Kami tidak bisa membiarkan ini terjadi."

Zhen mengerutkan kening. Siapa yang bisa menjadi musuh di dalam klan ini? Setahunya, klan mereka cukup solid, meskipun ada persaingan antar anggota. Tetapi, jika ada ancaman yang lebih besar, dia harus mengetahui lebih banyak.

Ling Jun, yang berdiri di sisi kanan ayahnya, tersenyum sinis saat matanya bertemu dengan Zhen. "Apakah kamu yakin klan ini masih bisa bertahan dengan bakatmu yang luar biasa, Zhen?" ujar Ling Jun dengan nada merendahkan. "Atau justru akan membawa kehancuran?"

Zhen menatapnya tajam. "Hati-hati, Jun. Jangan salahkan aku kalau kamu yang terjatuh."

"Jangan terlalu sombong," jawab Ling Jun. "Ketika dunia tahu siapa yang sebenarnya menguasai klan ini, barulah kamu akan tahu siapa yang sesungguhnya kuat."

Suasana semakin tegang. Beberapa anggota klan mulai berbisik, jelas mereka meragukan kemampuan Zhen untuk memimpin klan ini. Zhen tahu ini bukan hanya soal bakat dalam kultivasi, tetapi soal intrik yang lebih besar yang tersembunyi dalam bayang-bayang.

---

Setelah pertemuan itu, Zhen mengundang Ying dan Xian untuk berbicara di ruang pertemuan pribadi. Mereka berdua adalah sahabat yang selalu mendukung Zhen, bahkan dalam situasi sulit sekalipun.

"Zhen, ada yang tidak beres," kata Ying dengan khawatir. "Aku mendengar bahwa beberapa anggota klan mulai merencanakan sesuatu. Mereka tidak senang dengan pengakuan yang kamu terima setelah ujian."

"Benar," tambah Xian, "Ling Jun jelas tidak ingin melihat kamu berkembang lebih jauh. Tapi aku khawatir ada yang lebih besar dari sekadar permusuhan biasa."

Zhen mengangguk. "Aku juga merasakannya. Tapi yang lebih mengganggu adalah suara-suara yang datang dari dalam tubuhku. Ada sesuatu yang mengendalikan elemen-elemen ini lebih kuat dari yang aku bayangkan."

Ying dan Xian saling berpandangan, wajah mereka menunjukkan rasa cemas. "Zhen, kamu harus berhati-hati. Ada banyak hal yang lebih besar yang sedang dimainkan. Aku khawatir ada orang yang tahu lebih banyak tentang kekuatan dalam tubuhmu," kata Ying dengan serius.

"Siapa yang bisa tahu tentang itu?" tanya Zhen, meskipun dia sudah mulai memiliki firasat tentang siapa yang terlibat.

Xian menarik napas panjang. "Aku tidak ingin menakut-nakuti kamu, tapi aku mendengar desas-desus tentang Ling Kai. Beberapa orang mengatakan dia terlibat dalam hal-hal yang sangat mencurigakan. Jika dia tahu tentang rahasia di tubuhmu, dia bisa saja menggunakannya untuk kepentingannya sendiri."

Zhen terdiam. Ling Kai. Wajah tetua klan itu muncul dalam benaknya, dengan senyuman tipis yang penuh arti. Tidak mungkin. Ling Kai tidak akan pernah melakukan itu, bukan?

"Tapi kita tidak bisa tinggal diam," lanjut Xian. "Kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang apa yang sedang terjadi dalam klan ini."

"Setuju," jawab Zhen. "Aku tidak akan membiarkan siapa pun menguasai tubuhku atau mengambil alih klan ini. Aku harus mengungkap kebenarannya."

---

Zhen memutuskan untuk menyelidiki lebih jauh tentang Ling Kai dan hubungannya dengan kejadian-kejadian yang mencurigakan dalam klan. Dia tidak bisa membiarkan dirinya terjebak dalam permainan yang lebih besar tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi di balik layar.

Di malam hari, setelah semua orang tertidur, Zhen diam-diam memasuki ruang pribadi Ling Kai. Di dalam ruangan itu, dia menemukan sejumlah kitab kuno yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Sebagian besar kitab itu terkunci dalam pelindung energi yang kuat. Zhen mencoba membuka salah satu kitab dengan hati-hati, menggunakan elemen angin untuk merobek lapisan pelindung yang mengelilinginya.

Namun, ketika kitab itu terbuka, Zhen menemukan sesuatu yang mengejutkan—sebuah ramalan kuno yang berbicara tentang seorang pemimpin dengan kekuatan tujuh elemen, yang akan muncul dari klan mereka dan mengubah nasib dunia. Tapi ramalan itu juga mencatat, kekuatan itu akan mengundang kehancuran besar jika tidak dikendalikan dengan hati-hati.

Zhen terkejut. Apakah ini semua tentang dirinya? Apakah dia bagian dari ramalan itu?

Tiba-tiba, suara di belakangnya terdengar. "Kamu terlalu jauh, Zhen."

Zhen berbalik dan melihat Ling Kai berdiri di pintu, matanya tajam, seolah sudah mengetahui segalanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahasia Alkimia Warisan Tersembunyi   Penaklukan Langit Ketiga

    Zhen melangkah keluar dari Kota Kabut Hitam, meninggalkan jejak perjalanannya yang penuh dengan pertempuran dan pengalaman berharga. Dengan poin kontribusi yang ia kumpulkan, ia telah mendapatkan berbagai sumber daya yang memperkuat kemampuan alkemis dan kultivasinya. Namun, perjalanan ini belum berakhir—justru semakin mendekati puncaknya.Langit Ketiga masih menyimpan banyak misteri. Kota-kota besar, sekte-sekte kuno, dan kekuatan tersembunyi yang belum pernah ia temui menantinya. Namun, satu hal yang paling menarik perhatiannya adalah Kota Suci Alkemis, tempat para alkemis terbaik berkumpul dan tempat legenda tentang Pil Keabadian berasal.Bersama Bai Yue, yang kini selalu berada di sisinya, Zhen menatap cakrawala yang luas.> Bai Yue: "Langit Ketiga begitu luas… Apakah kau siap menaklukkannya?"Zhen (tersenyum tipis): "Aku harus. Tidak ada jalan mundur."---Sementara itu, di dalam Kota Suci Alkemis, para tetua agung sedang membahas peristiwa besar yang akan datang. Ramalan Surgawi

  • Rahasia Alkimia Warisan Tersembunyi   Pertempuran di Lembah Hitam

    Di bawah sinar bulan yang pucat, Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berdiri dalam kepungan bandit. Sekitar dua puluh orang bersenjata mengepung mereka, dengan Bai Tu—pemimpin mereka—berdiri di tengah, menatap Zhen dengan tatapan penuh rasa percaya diri.> Bai Tu (tertawa kecil): "Aku sudah lama mendengar namamu, Zhen. Kau benar-benar bodoh telah datang ke tempat ini tanpa persiapan."Zhen tetap tenang, memegang Pedang Petir Surgawi dengan erat.> Zhen: "Kau yakin aku tidak datang dengan persiapan?"Bai Tu menyeringai, lalu melambaikan tangannya.> Bai Tu: "Hancurkan mereka!"Para bandit langsung melompat ke depan dengan senjata terangkat.Zhen mengaktifkan Teknik Langkah Petir, tubuhnya berubah menjadi kilatan cahaya biru. Dalam sekejap, ia muncul di belakang salah satu bandit dan menebasnya dengan cepat.Srekk!Darah menyembur saat salah satu bandit jatuh tanpa sempat menyadari apa yang terjadi.> Wen Ling (melompat mundur): "Mereka bukan lawan sembarangan!"Bai Yue mengangkat tangannya, me

  • Rahasia Alkimia Warisan Tersembunyi   Perjalanan ke Lembah Hitam

    Angin pagi bertiup lembut saat Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berjalan melewati gerbang sekte, memulai perjalanan mereka menuju Lembah Hitam.Lembah Hitam terletak ratusan kilometer dari Sekte Langit Ketiga, di perbatasan wilayah yang dikuasai oleh kelompok bandit terkenal—Serigala Hitam.> Bai Yue (menatap peta): "Jika kita terus berjalan tanpa henti, kita bisa mencapai lembah dalam dua hari."Zhen mengangguk.> Zhen: "Kita tidak tahu seberapa kuat bandit-bandit di sana. Kita harus tetap waspada."Wen Ling tampak sedikit gelisah.> Wen Ling: "Aku mendengar rumor bahwa pemimpin mereka, Bai Tu, dulunya adalah seorang murid dari sekte besar, tapi diusir karena membunuh rekan-rekannya sendiri."Zhen mengangkat alis.> Zhen: "Kalau benar begitu, berarti dia bukan musuh sembarangan."Bai Yue menghela napas.> Bai Yue: "Kita akan mengetahuinya begitu sampai di sana."Tanpa membuang waktu, mereka melanjutkan perjalanan.---Di tengah perjalanan, mereka harus melewati sebuah wilayah bernama Huta

  • Rahasia Alkimia Warisan Tersembunyi   Keputusan di Kota Kabut Hitam

    Langit di atas Kota Kabut Hitam masih dipenuhi sisa-sisa energi pertempuran. Puing-puing bangunan berserakan, dan beberapa tempat masih dipenuhi asap hitam. Namun, meskipun kota ini baru saja mengalami serangan besar, mereka berhasil bertahan.Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berdiri di tengah reruntuhan, napas mereka masih terengah-engah setelah pertarungan sengit melawan Mo Jian.> Wen Ling (menghela napas): "Dia berhasil kabur... tapi setidaknya kita sudah menghancurkan pasukan iblisnya."Zhen tidak menjawab. Tatapannya masih tajam menatap titik di mana Mo Jian menghilang. Perasaan tidak enak menyelimuti hatinya.> Zhen (dalam hati): "Orang sepertinya tidak akan menyerah begitu saja. Ini pasti belum selesai..."Suara langkah kaki mendekat.Dari sudut jalan, pasukan penjaga kota yang tersisa mulai berdatangan. Salah satu dari mereka adalah seorang pria paruh baya dengan jubah berwarna hitam dan lambang Kota Kabut Hitam di dadanya.> Pria itu: "Aku Jenderal Hu Wei. Siapa kalian? Dan bagai

  • Rahasia Alkimia Warisan Tersembunyi   Pertarungan Melawan Mo Jian

    Kota Kabut Hitam masih bergema dengan suara pertempuran. Api berkobar di beberapa sudut, dan mayat-mayat berserakan di jalanan. Paviliun Iblis Merah telah membawa kehancuran besar, dan sekarang Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling harus menghadapi pemimpinnya—Mo Jian.Mo Jian berdiri dengan santai di tengah reruntuhan, jubah ungunya berkibar ditiup angin malam. Tatapannya dingin, tetapi senyum di wajahnya menunjukkan rasa percaya diri yang tak tergoyahkan.> Mo Jian: "Kalian benar-benar berani melawanku? Bahkan tiga orang pun tidak cukup untuk menjatuhkanku."SWOOSH!Tiba-tiba, Bai Yue menghilang dari pandangan! Dalam sekejap, ia sudah muncul di belakang Mo Jian, pedangnya meluncur dengan kecepatan luar biasa!> Bai Yue: "Tebasan Langit Es!"ZRAAAAK!Sebuah gelombang energi es menerjang tubuh Mo Jian, membekukan udara di sekitarnya. Jalanan di bawah kaki mereka berubah menjadi lapisan es, dan suhu turun drastis.Namun, Mo Jian hanya terkekeh.> Mo Jian: "Menarik... tapi tidak cukup."CRACK!Ia

  • Rahasia Alkimia Warisan Tersembunyi   Kembalinya Zhen ke Kota Kabut Hitam

    Zhen, Wen Ling, dan Shen Lao akhirnya meninggalkan reruntuhan Lembah Kegelapan. Mereka melintasi jalur berbatu yang dipenuhi kabut tebal, menuju kembali ke Kota Kabut Hitam. Akar Roh Suci kini berada di tangan Zhen, dan ia tahu bahwa benda ini bisa menjadi harapan terakhir kota yang hampir hancur karena kutukan Bai Yun.> Zhen (dalam hati): "Semoga kita tidak terlambat..."Namun, saat mereka mendekati gerbang kota, mereka dikejutkan oleh pemandangan yang mengerikan. Darah menggenang di jalanan, mayat-mayat para penjaga berserakan di tanah, dan bangunan utama kota tampak terbakar.> Wen Ling: "Tidak… apa yang terjadi di sini?! Baru beberapa hari kita pergi, tapi kota ini sudah jadi seperti neraka!"Shen Lao menghela napas panjang, tatapannya kelam.> Shen Lao: "Sepertinya kita sudah kedatangan tamu tak diundang..."Di tengah kota yang hancur, terlihat sekelompok orang berbaju hitam dengan lambang mata merah di dada mereka. Mereka berdiri di tengah jalan, mengelilingi seorang pria tua y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status