Share

Bab 6 : Api yang Melembutkan

Lelaki dengan jas abunya tengah berdiri di hadapan para stafnya. Seharusnya memang pekerjaan mereka selesai, namun lelaki yang berstatus sebagai owner sekaligus CEO memilih membuat lembur para staf sampai pukul 12 malam, dengan embel-embel bonus yang langsung dibayar tunai keesokan harinya. 

Meski lelah, tapi para staf itu memilih mengambil bonus yang dijanjikan, sebab Izzan Madava selalu memberikan bonus dengan nilai yang tinggi. 

“Baik, terima kasih atas penjelasannya. Pendapat saya, tidak ada salahnya menaikkan harga tapi ingat harus diimbangi dengan kualitas yang terbaik juga. Jadi, saya harap Anda meninjaunya kembali,” ucapnya pada salah satu manajer. 

“Baik, Tuan.” Manajer itu menganggukkan kepalanya. 

“Oke, lanjut.” Ia kembali duduk, bertepatan dengan berdirinya seorang wanita yang akan memberikan laporannya tentang perusahaan. 

Drtt ... Drtt ... 

Handphone di meja membuatnya mengalihkan tatapan. Langsung saja ia menyuruh wanita itu duduk kembali. Biasanya, laki-laki itu tidak pernah membawa urusan pribadi dengan perusahaan namun semenjak kepergian sang kekasih, CEO itu lebih mementingkan pribadinya. 

“Kenapa?” 

“Bro, gudang bawah tanah di restoran gue kebakaran!” terdengar suara napas yang menggebu-gebu. 

Izzan melototkan matanya.

“Apa? Jangan sampai dia hangus terbakar!” tanpa penjelasan, CEO itu pergi meninggalkan ruang rapat.

Sekretarisnya mencoba menghentikan tapi tidak dihiraukan sama sekali. 

“Tuan, rapatnya?” ucapnya tapi tidak membuat sang bos berhenti. 

Suara sepatu yang beradu dengan lantai menjadi jawaban, membuat para karyawannya menghela napas panjang. 

Mobil hitam itu melaju dengan cepat, sopir yang biasa menyetir itu ditinggalkan. Satu-satunya yang berada dipikirkan CEO itu adalah Mawar Anindita. 

Tin ... 

Bunyi klakson di malam hari menggema di jalan kota menuju sebuah restoran.

para pengemudi memaki laki-laki yang mengendarai mobil mewahnya namun, tentu tidak dihiraukan. 

Hingga akhirnya mobil hitam sang CEO itu melaju dengan bebas. Tak lama mobil dengan suara daruratnya pun, menerobos dan berhasil mendahului Izzan. Melihat itu, Izzan tidak berusaha menyalip, karena ia tahu itu akan menyelamatkan gedung yang tengah terbakar. 

Ia pun mengikuti mobil pemadam kebakaran di belakang. Mengambil ponsel, kemudian memasang earphone pada telinga. Ia mulai menghubungi seseorang. 

“Hallo.” 

“Iya, Zan kapan Ke sini?” Suara orang itu menggema di telinga si lelaki. 

“Gimana, bisa cek keadaan Mawar? Sekarang, dia udah keluar kan?” Ingin mengonfirmasi bahwa gadis yang merupakan calon istrinya itu aman. 

“Duh Izzan, ini yang mau gue kasih tahu. Kita gak bisa turun ke bawah, apinya besar banget,” ucapnya was-was. 

Laki-laki yang tengah mengemudi itu berdecak menanggapi informasi yang diberikan. Ia pun menutup panggilan yang berlangsung. 

Restoran Violet. 

Sebuah nama restoran yang menjadi tujuannya, ketika nama itu terlihat oleh bola matanya Izzan pun membelokkan setir untuk masuk ke area restoran. 

Citt ... 

Mobil itu berhenti dengan cepat. Terlihat beberapa orang sudah keluar dari gedung, karena takut api itu naik ke tempat para tamu. 

Suara air dengan volume besar, menyiram bara api yang sudah terlihat di luar. Suara teriakan komando dari pemimpin, pemadam kebakaran pun menggema. 

Izzan melihat api yang membesar, tiba-tiba matanya begitu takut. Kejadian yang pernah ia alami harusnya dihindari, sayangnya ia harus membawa gadis yang dikuncinya itu kembali. 

Tio berlari ke arah Izzan. “Jangan mendekati api,” ucapnya mengetahui ada sedikit trauma pada sahabatnya mengenai api. 

Entah apa yang dirasakan Izzan. Sekarang, keringat mengucur dari pelipisnya. Matanya juga mulai berair.

 

“Izzan, ikut gue.” Tio membawa tangan sahabatnya tapi dihempaskan langsung  oleh si empunya. 

“Mawar bro, harus diselamatkan!” Setelah mengatakan ini, lelaki yang memakai jas kerjanya berlari ke arah ruangan, di mana ia mengunci calon istrinya. 

Tio berteriak, tapi tentunya tidak menghentikan laki-laki itu. “Izzan!” Tio langsung menyusul dengan beberapa pemadam agar tetap aman dari kawalan. 

Masuk ke sebuah dapur, sekarang ia sudah berada di tempat parkiran. Izzan menghela napasnya sedikit lega ketika area parkir masih aman dari api. 

Berjalan sedikit ke arah utara, laki-laki itu terkejut karena api yang ada di dalam gedung tempatnya menyekap Mawar itu sudah menumbangkan satu kayu, yang beberapa jam lalu ia gunakan untuk menutup. 

Napas laki-laki itu memburu ketika api mulai menguasai matanya. Tak kuat, ia pun mulai terduduk karena kakinya begitu lemas. Kejadian yang membuatnya sedikit trauma pada api pun berputar kembali. 

“Huh ... Arghh!” Matanya memerah, tatapan dengan napas yang menggebu itu terarah pada bangunan yang kini mulai terdengar suara. 

Tok ... Tok ... 

“To-long! Hiks ... Ada api,” ucapnya sambil menangis berharap masih ada yang menyelamatkannya. 

“Ayah, to-long Mawar.” Ia menyerah, selama beberapa menit ia menggedor pintu tapi hasilnya tidak ada yang mendengarnya. 

Air mata terus membanjiri wajah, tangannya menggenggam kedua bahu karena takut api semakin mendekat. 

Namun, panas mulai terasa di wajahnya. Api mulai menjalar memakan kayu dari kursi yang sudah tidak layak pakai. 

Bugh. 

“Akhh!” Sontak saja Mawar berteriak ketika kayu yang sudah terbakar api jatuh di hadapannya, semakin luruh air mata gadis itu. 

“Mawar ....” Mendengar itu, lelaki yang tengah merasakan pusing akibat api yang dilihatnya pun langsung berdiri dan menghampiri pintu yang ia kunci.

 

Dengan keringat yang membasahi tubuh si lelaki diikuti dengan urat kepala dan lehernya yang mengeras. Ia mengambil kunci di saku celananya, tapi ia tidak menemukan kunci itu. 

Tak ambil pusing, ia menjaga jarak degan pintu. Berancang-ancang, ia langsung menghantamkan badannya ke pintu dengan keras. 

Brak! 

Pintu itu terbuka, tubuh Izzan sedikit terdorong ke dalam. Langsung saja ia mencari sosok yang ia kunci. Menoleh, akhirnya ia menemukan gadis yang tengah menatap matanya dengan air bening yang mengumpul. Mawar syok, bahkan ketika ada seseorang yang membuka pintu. Ia malah termangu memandang si lelaki. 

Langsung, Izzan memeluk Mawar sebagai responsnya ketika melihat gadis itu masih baik-baik saja. Entah kenapa, Izzan tidak memikirkan balas dendam, mungkin fokusnya ada untuk menyelamatkan gadis yang ia kunci di gudang ini.

Meski dingin, sikap yang tercipta ketika kepergian sang kekasih. Izzan tetaplah manusia yang masih memiliki naluri hati. 

Ia juga tidak ingin membunuh seseorang. 

Tersadar, bahwa ia sudah aman. Mawar langsung membalas pelukan itu, menenggelamkan wajahnya untuk menangis lebih dalam meski ia tahu jika sosok yang tengah memeluknya adalah lelaki yang membenci dirinya. 

Mengurai pelukan. Tanpa kata, Izzan mengangkat tubuh gadis itu ala bridal style. Meski sedikit terkejut karena sikap si lelaki yang begitu kembut, Mawar juga merespons baik dengan mengalungkan lengannya di leher sang calon suami. 

Membawa Mawar keluar dari ruangan tentu bukan hal yang mudah. Sesekali beberapa kayu yang rapuh oleh api, hampir menghantam kepala keduanya. 

Bugh! 

Sebuah benda menghantam kepala gadis dalam gendongan. Meski masih membuka matanya, Mawar memegangi kepalanya yang sedikit berdenyut.

“Akhh.” Mawar meringis, membuat Izzan menoleh. 

“Tahan, sebentar lagi kita keluar.” Izzan berlari sambil menggendong Mawar dengan cepat, sebab pintu hampir terhalang oleh asap dan api yang begitu besar. 

Tidak kuat, Izzan tersungkur sambil memeluk gadis dalam gendongannya. Mereka sudah berada di luar gedung, sehingga banyak yang kemudian menghampiri. 

“Pusing ...,” lirihnya membuat Izzan memperhatikan wajah si gadis. 

Matanya menutup kemudian membuka lagi, sampai akhirnya mata yang memiliki bulu mata yang indah itu terpejam.  

“Mawar ... Mawar!” Izzan berteriak, menepuk-nepuk pipi si gadis.

Beberapa petugas kesehatan pun mulai mendatangi, mencoba memberikan pemeriksaan pada gadis yang hampir mati terpanggang. 

“Cepat, dia tidak boleh mati!” 

Bersambung ... 

MA Marayna

Hallo, terima kasih sudah berkenan membaca. Jangan lupa beri komentarnya ya, supaya jejak kalian ada. See you next part!

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status