Share

Pisah atau dimadu?

“ya udah, mending kita makan aja yuk yang, ntar makanannya kalau kelamaan di makan jadi nggak enak”

Lalu merekapun makan siang berdua tanpa ada merasa bersalah sedikit pun Terhadap Ammara.

Sekarang Tasya sudah tak malu datang ke kantor untuk menjumpai Fandi. Apalagi dia adalah anak sang direktur utama di bank tersebut.

Pekerjaan nya sebagai model dan selebgram, tidak menghalangi niatnya untuk terus bersama Fandi, walaupun di media sosial netizen sudah banyak yang menghujatnya. Follower i*******m nya saja yang awalnya 1 juta, sekarang hanya tersisa sekitar 600 ribu saja. Dia tidak peduli selama bisa bersama Fandi.

“sayang kamu harus nikahin aku secepatnya? Aku nggak mau sampai mama dan papa aku tahu kalau aku hamil di luar nikah. Orang tua aku pasti malu banget sayang” ujar Tasya memaksa Fandi untuk menikahinya.

“tapi aku sama Ammara gimana Tasya? Ammara juga sedang mengandung anakku.”

“aku nggak peduli sayang, yang terpenting sekarang kamu harus nikahin aku dulu”

Fandi hanya terdiam, memikirkan bagaimana dia akan memberi tahu Ammara tentang masalah ini.

“kalau kamu nggak mau nikahin aku, aku bakal bikin karir kamu hancur sayang, dan kamu nggak akan bisa dapet kerja lagi di jakarta”.

“kamu jangan gitu dong sayang, iya aku janji bakal nikahin kamu, tapi kita nikah siri aja dulu ya?”

“aku mau kita nikah resmi sayang, kan kamu tinggal minta tanda tangan istri kamu saja, kalau dia mengizinkan kamu nikah lagi, yang penting nanti mama dan papa aku tahu kalau aku hamil ada bapaknya. Makasih ya sayang, i love you?” ucap Tasya sambil duduk di pangkuan Fandi seraya mencium pipinya.

**

Ammara yang sedang asik menonton TV di kagetkan dengan bunyi bel apartemen. Ammara lalu berdiri dan berjalan membuka pintu apartemennya, password pintunya memang sengaja dia ganti, untuk menghindari pencuri.

Setelah melihat kamera pintu, Ammara pun membuka kunci pintunya, ternyata ada Fandi yang pulang, setelah dua mingguan tidak pulang ke rumah.

“Aku kira kamu sudah nggak ingat jalan pulang lagi mas?” ucap Ammara menyindir Fandi

Fandi yang sedang pusing, langsung masuk ke dalam apartemen, tanpa menghiraukan Ammara..

Ammara yang juga sudah kecewa berat terhadap suaminya, mengikutinya dari belakang.

“Ammara, aku sebentar lagi mau nikah sama Tasya, sekarang kamu harus pilih dimadu atau cerai” ucap Fandi secara tiba-tiba

Ammara yang dari tadi mengikutinya di belakang terdiam seperti mematung, dia tak menyangka suaminya akan membuat pertanyaan yang akan sangat menyakitinya. Dunia serasa mau kiamat buat Ammara, tak pernah terpikir olehnya suaminya akan mengucapkan kalimat itu, dia yang ingin mendapatkan kembali hati suaminya, sekarang terguncang akan kata-katanya.

“Maksud kamu apa mas?”

“Iya sebentar lagi aku bakal nikah sama Tasya, sekarang kamu harus memilih, di madu atau kita pisah”

“Tapi aku sekarang lagi hamil anak kamu mas? Kamu kan tahu dalam agama Islam kamu tidak boleh menceraikan istri yang sedang hamil”

“Iya aku tahu, makanya aku tawarkan kamu untuk di madu dengan Tasya.”

Ammara terdiam melihat tekad suaminya yang kuat. Dan dia tidak tega melihat anaknya nanti, tidak mendapatkan kasih sayang seorang ayah.

“Baiklah mas, aku rela di madu, asalkan kamu bisa memberikan waktumu untuk menemaniku dan kasih sayangmu, juga harus utuh untuk anak kita nanti”

“baik lah, sekarang pembicaraan ini sudah selesai. Aku mau mandi dulu” ucap Fandi tanpa merasa bersalah.

Ammara yang dari tadi menahan tangisnya segera pergi ke kamarnya, dan menangis sejadi-jadinya. Dia tahu kalau suami sudah memiliki dua istri dia tidak bisa bakalan adil. Tapi Ammara harus bertahan demi anaknya.

**

Setelah Ammara menyetujui pernikahannya, Fandi dan Tasya sibuk mengurus segala keperluan untuk pernikahan mereka, Tasya ingin pernikahan mereka terlihat mewah. Apalagi orang tuanya juga mendukung pernikahan anak pertamanya harus mewah, walaupun mereka tahu kalau Fandi sebenarnya sudah punya istri.

Fandi yang masih pulang ke apartemen Ammara, memberikan undangan pernikahannya dengan Tasya.

“Nanti kamu datang ya ke acara nikahan aku sama Tasya, biar orang-orang itu lihat kalau kami menikah atas persetujuanmu?” ucap Fandi tanpa rasa bersalah.

“Gampang banget kamu ngomong gitu ya mas? Istri mana sih yang rela di madu?” ujar Ammara dengan lantang

“pokoknya kamu harus datang, oh ya, nanti ibu sama ayah mau datang sehari sebelum aku nikah, mereka nginap di sini, tolong kamu layani dengan baik”

“Sejak kapan mereka ke sini nggak aku layani dengan baik mas? Aku tahu tugasku sebagai menantu”

“Baguslah kalau begitu, ya sudahlah aku capek, pengen istirahat dulu”

Semenjak ketahuan selingkuh di hotel, Ammara memang sudah tak memberikan nafkah batin pada suaminya sedangkan untuk nafkah lahir masih dia penuhi, begitupun dengan Fandi dia juga tidak memintanya kepada Ammara.

**

Sehari menjelang hari pernikahan, kebetulan Fandi memang tidur di apartemennya bersama Ammara karena mereka masih suami istri. Jam menunjukkan pukul dua siang,

Ting tong, tong tong

Bel apartemen Ammara berbunyi, kebetulan saat itu Ammara sedang mencuci piring makan siang, karena Bel berbunyi dia cepat-cepat membasuh tangannya, dan berjalan menuju pintu apartemen, setelah melihat kamera pintu, dia langsung membukanya, ternyata yang datang adalah kedua mertuanya dan juga Safa adik dari Fandi.

“maaf ya bu ayah, Ara lambat buka pintunya” ucap Ammara sambil menyalami kedua mertuanya.

“Iya nggak apa-apa nak, kan kamu lagi hamil juga” ucapnya lembut

“Iya ma, silah kan masuk, biar Ara yang bawa tas mama”

“Nggak usah nak, mama bisa bawa sendiri”

Tidak biasanya mertuanya menolak dibawakan tas oleh Ammara, mungkin karena segan karena anaknya telah menyakiti Ammara.

“kakak gimana? Sehat? Dedek bayinya sehat juga kan kak?” ucap Safa yang sedari tadi sudah duduk di atas sofa.

“alhamdulillah semuanya baik fa” jawab Ammara

“Kamu udah pergi periksa nak? Kalau belum ayo kita periksa besok, ibu sama ayah rencananya mau nginap seminggu di sini?” ucap mertua laki-lakinya penuh perhatian

Memang selama ini, mertuanya sangat menyayangi Ammara, mereka menyayanginya sama seperti Fandi dan adiknya Safa.

“Belum yah, dari kemarin sibuk terus, banyak kerjaan, sekarang Ara kan juga jualan baju online?”

“ Ya sudah, kalau acara nya sudah selesai besok ayah sama ibu akan antar kamu periksa kandungan kamu ya?”

“iya yah” ucap Ammara sambil menyembunyikan air matanya.

Sudah dua bulan usia kandungan Ammara, tidak sekalipun Fandi menawarkan untuk mengajaknya melakukan pemeriksaan USG. Dan Ammara pun juga sudah malas meminta ini, dan itu kepada suaminya. Cinta yang dulu 99,99% untuk suaminya, sekarang hanya tinggal 30% saja.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status