Home / Romansa / Anak Anak Muda / 07 : Yasmin yang terjatuh

Share

07 : Yasmin yang terjatuh

Author: MilkPink
last update Last Updated: 2021-09-11 13:06:41

“Bukannya lu itu nggak jadi putus? Kok malah dibilang mantan?”, Tanya Azka pada Brivio. mereka ada di sisi depan meja. Atmosfer kini mengelilinginya saat ditanya perihal hubungannya dengan sang perempuan yang dibilang mantan oleh Farel.

Namanya Atla. Bisa dikatakan ialah cinta pertamanya. Sewaktu dibangku madrasah tsanawiyah (MTs) pertemuan mereka yang singkat pada ujian nasional ternyata menimbulkan suatu getaran asmara diantara keduanya.

Laki-laki bertubuh gembul itu merupakan anak dari Ustad di tempat sekolahnya di MTs, Ya, Brivio memang dikenal laki-laki yang mengumbar pesona. maksudku populer. bagaimana tidak? Hampir semua kalangan area tempat perempuan mengenali Brivio. Tak heran ia selalu dicurigai banyak pengintai guru-guru BK namun sejauh ini, Nyatanya belum ada sesuatu kasus pun menimpa Brivio.

Hanya saja, saat ujian nasional dimana para murid akhi dan ukhti bercampur sehingga beberapa diantaranya mengambil kesempatan disitu, pada momen selesainya hari terakhir ujian nasional dimana seorang perempuan berani menaruh sebuah bingkisan berisi coklat dan surat di kolong mejanya. 

Disitulah awal mereka menjalin kedekatan secara tidak langsung hingga menginjak sekolah SMA barulah kemudian bertemu dan mengutarakan dari masing-masing perasaan mereka. 

“tolong gua stuck lagi”, ujar Brivio. “kemaren dia ngasih ucapan di medsos atas kelulusanku”.

“mestinya lo kasih ucapan selamat juga Vi”.

“buat?”.

“kasih selamat karena dia udah berhasil move on ngahahahah”. 

Farel Nampak tertawa terbahak-bahak. 

12:09 WIB.   

Jefri berlari di tengah siang hari yang lumayan terik ini. Mengambil tempat duduk kosong lalu menaruh kamera tepat disampingnya. Saatnya Ia beristirahat.

 “Riri bilang masuk jurusan ini karena seseorang, makanya dia mau jadi sejarawan”, Yasmin berbicara sendiri. Melirik cowok yang duduk di samping bangku yang mengambil minuman dari miliknya.

“ahh, namanya juga Riri. Gua malahan jadi minat buat masuk kuliah jurusan ini, enak santai”, Jefri terkekeh. 

Scene terakhir yakni wawancara baru saja akan berlangsung sejak kami tadi selesai melaksanakan sholat dzuhur terlebih dahulu kemudian bertemu dengan narasumber. Diujung sana terlihat mereka sedang mewawancarai Imam masjid yang bernama Nasrul.  

Penugasan dokumentasi sejarah akan selesai dalam hitungan jam lagi, tentunya berkat bantuan Jefri,Yasmin Azka, Brivio dan Farel. justru mereka antusias karena momen langka ini yang hanya diadakan satu tahun sekali kebersamaan mereka.

Tapi kemudian Yasmin menyadari satu alasan. banyak diantara mereka menyayangi dan peduli pada Riri. Yasmin mengetahui pandangan Riri terhadap Zain yang berbeda, tapi ia sulit mengetahui sudah sejauh apa hubungan dengannya . “entah kenapa gua pengen liat Zain secara gamblang ngungkapin isi hatinya nggak digantung kaya jemuran”.

Jefri tertawa. Dia setuju dengan pendapatnya. “padahal kalo jodoh mereka serasi, saling melengkapi. Mungkin mereka takut hasilnya nihil”.

“belum paham kayaknya. Soalnya satu sama lain masih nyaman dengan posisi pertemanannya”, Yasmin mulai menganalisa. ia mencoba berpendapat setau pengetahuannya sambil mengelus dagu, kemudian mengukir senyuman mencurigakan. “pasti ada suatu hari nanti, kalau mereka mulai sadar ada diantara kita bisa ngerusak mungkin hubungan mereka, baru tahu rasanya”.

“maksudnya?”.

“jadi lo yakin kalau Riri sama Zain ada saling rasa Jef?”

“justru aneh kalau mereka gak punya , kan? Sahabat cowok-cewek seperti macam kita mustahil bakalan nggak ada yang gak spesial,”.

Yasmin mengangguk setuju.

LOH KOK !?

“yesss hamdalah selesai,” Brivio disamping Riri berseru heboh. kini mereka beranjak pergi dari tempat.

“kaget woi”.

“bisa gak punya mulut gausah berisik di telinga gua ?”

“YES HAMDALAH SELESAI”

“Untung sabar”.  Riri mengelus dada. Dia harus lebih banyak bersabar. Kebal gak kebal. Kalau tidak, mana mungkin bisa selesai ini tugas sekarang?

Zain menoleh saat seseorang menepuk pundak dari sisinya yang lain, cewek itu memberikan kamera hasil yang tadi pada Zain. Zain menerimanya dengan senang hati. Riri mendongak dan tersenyum kecil, “makasih ya Zen akhirnya tugas ini tinggal diserahin.”

“sama-sama”,  Zain menjawab sambil tersenyum. Dan beberapa detik kemudian, jeritan cewek membuat kami tertuju pada arah suara, Yasmin tersandung dan tersungkur di selokan. Untungnya selokan tersebut tidak berisi air.

Jefri menyesap minumannya kuat-kuat. Langsungnya ia membantu cewek itu naik “hati-hati kalau jalan”.

“kalo lo gak bilang gitu , guanya gak bakalan kaget.”, ralat Yasmin gemas. Dia berdecak saat gerutuannya tidak dihiraukan.

Farel yang baru berada disana dengan Jefri, dia mengulurkan tangan , membantu sahabatnya berdiri. Sepertinya Kaki kiri Yasmin terkilir, sehingga jalannya agak tidak biasanya. Farel menoleh , menatap Yasmin yang memperhatikannya dengan Jefri di sampingnya.

Farel menepuk pundak Jefri, dan berkata “akhirnya, waktunya tiba”.

“maksud lo?”.

Farel berbisik di telinga Jefri ,”saatnya lo mesti Tanya jawaban jelasnya”.

Karena cedera di lututnya membuat kulit Yasmin robek sampai berdarah , cewek itu dibawa ke klinik kampus . Yasmin dituntun Riri, dibelakangnya Jefri. Zain membuntuti berjalan ke arah klinik terdekat disana. Sedangkan yang lain stay di mamang ketoprak.

Sampai di tempat tujuan. Ternyata kliniknya tutup. Zain pamit keluar mencari bahan penutup luka beserta Riri yang membuntuti. Yasmin duduk di sekitaran bangku yang tersedia, memeriksa lukanya sesaat, lalu dia menatap Jefri yang duduk di kursi depannya.

“napa, jef?”.

“gara-gara gua salah ngomong lu jadi salting”. Jefri ikut duduk disebelahnya.”untung selokannya kering, kalao gak badan lo bisa-bisa bau air comberan kan?”

“kali ini nasib baik dimiliki olehku ahahaha”.

“dasar”. Jefri merogok saku mengambil permen dan dikunyahnya. “lo tau? Orang yang selalu ada disetiap kita susah justru sering yang paling duluan pergi dari kita. Makanya gue gak seneng sama orang yang selalu ada buat gua. Mending kalau orang itu punya maksud tertentu . sama artinya salah satu orang itu, nyuruh…dia menjadi spesial dihatinya”.

Yasmin memberi jeda, “lo kira orang yang dipaksa buat jadi spesial itu seneng? Enggak. Mereka Cuma jadi beban. Gue gak mau di paksa siapa pun, beberapa orang yang hanya menaruh perhatian yang gua tau ya gua”.

Jarang sekali Yasmin bicara sesuatu sampai serius seperti sekarang itu artinya, yang dia katakana memang benar-benar isi hatinya , sesuatu yang tidak bisa diganggu gugat . Yasmin memang seperti itu. Dia ingin hidup suka-suka, tidak terkekang aturan dunia, selama dia masih mengikuti norma yang ada.

Karena Jefri santai dan tidak diambil pusing terhadap banyak hal, justru menjadi alasan Yasmin tetap setia memedulikannya melindungi, menjadi perisai agar orang-orang tidak terlalu menyakitinya.

Karena ia selalu menjadi orang yang paling tahu, karena ia tau kapan harus bicara.

“ini alcohol olesi di kakinya Buat bersihin luka”. Zain Riri datang. Yasmin tidak akan membahas lagi. Yasmin mendongak, menatap wajah Jefri dalam. Lalu dia menunduk, melihat lukanya di lutut beberapa jengkal dari wajahnya.

“gua mau apa yang lo maksud itu jef”, Yasmin bicara.

“ALHAMDULILAH”.

“kalian pacaran?”, Riri memastikan. Ia menoleh Zain begitupun Zain menatapnya dan kedua orang itu secara bergantian. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Anak Anak Muda   24 : (masih) Daily activity of Via

    Gadis itu kali ini berputar-putar sambil memadangi kartu itu selayaknya dunia milik dia dan kartu itu…beberapa orang yang melihat terkadang tertawa dan mengherankan dengan tingkah yang dilakukan Viaa saat ini, aneh,aneh,aneh,aneh,aneh.“neng otaknya geser ya, sini ibu cari orang yang lain saja”.“eh jangan bu, saya kenal orangnya sayang kalau ibu kasihin ke yang lain dan dia gatau orangnya susah loh bu”.“oh yaudah”. Jam 18:00 WIBTibalah Buka Puasa…Bersyukur Via sudah pulang tepat waktu, ia bisa menyantap makanan di rumah.Kali ini Via membawa temannya dari kampus, namanya Thea.Sebenarnya mereka udah saling kenal sejak SMP.Berhubung sudah waktunya jam Berbuka puasa, alhasil Via menawari sahabatnya tersebut untuk makan dirumah dan Thea akan bermalam juga disana, hitung-hitung merayakan hari libur kuliah.Di sela-sela makan, mereka berbincang.

  • Anak Anak Muda   23 : Daily activity of Via

    18:00 WIBSelesailah kegiatan kampus hari ini, sungguh hari-hari yang begitu sibuk dengan ditambah mengikuti kumpulan kajian ukm jurnalistik. Tumben apa Via rajin minggu ini. Ya mungkin saja Via sedang mencoba fokus pada kegiatan jurnalis daripada mata kuliah begitu menyulitkan.Mungkin saja jika waktu memihak pada Via tuk menjadi Reporter di yang akan datang sungguh pasti seru bukan.Matahari sudah terbenam otomatis langit pun bentar lagi akan gelap, kali ini dia akan pulang ke rumah dengan membawa motor. Untuk pertama kalinya Via mengendarai motor pada suasana malam.Yaela motornya nyempilBakalan susah diambil nihTepat di parkiran motor, terlihat Via yang sedang kebingungan akibat banyaknya motor yang memakirkan di dekat motornya sehingga terperangkap dan sulit keluar. Jalan satu-satunya ialah memindahkan motor-motor tersebut satu per satu.Suwe lahCoba Via berotot dah Via angkat tuh motor“Neng ada yang

  • Anak Anak Muda   22. (masih) teringat masa ngampus

    ***Kelas free karena dosen gak datang alhasil Ributnya kelas membuat Riri tak konsen merangkum matkul pagi ini di jam pertama yaitu mata kuliah ilmu sejarah. Cewek dengan lagak agak Tomboy itu heran sama kelas Riri sendiri santuy banget ngadepin tugas-tugas dari dosen yang kalau diitung entah itu seberapa Riri lupa lagian Riri sengaja dilupain biar tau rasa tuh tugas di kacangin wkwkwkwk.Bobrok nya bisa dibilang tidak jauh berbeda sama sekolah jaman SMA Riri dulu..akhhh..jadi gabisa move on nih walaupun Riri hanya sebagai pelaku figuran di setiap moment-moment seru di kelas tapi sekiranya Riri banggalah punya kelas penuh kenangan itu, kenangan bareng genk gue nya doang yaiyalah.“Tringtringtring”“aciee bebebbb nelpon tuh diangkatlah”. Temen-temen menyoraki Jiselle, palingan itu Betrand yang nelpon ucap Riri dalam batin.Nasib jadi single sejak lahir menjadikan Rriri sudah terbiasa dalam situasi seperti ini. Tahukah anda?terka

  • Anak Anak Muda   21 : Teringat masa Kampus

    Di suatu hari pada Ramadhan yang baru tiba, tepat pada posisi cewek nelangsa disana. Rriri dan beberapa benda disekitarnya seperti pulpen, buku yang selalu aku corat-coret entah apa yang Riri tulis, Riri terus memenuhi lembar kosong kertas itu serta sesekali mengutak-ngatik hape untuk mengetahui banyaknya notifikasi yang masuk. namun hanya beberapa yang penting lalu Riri tutup kembali. televisi yang sekarang menemani kesendiriannya yang Riri putar siaran kartun, ya.... karena Riri suka kartun sampai sekarang. sebelas duabelas tidak jauh dengan Zain."males banget"tulisannya saat ini tidak teratur membuatnya malas menulis entah karena kehabisan ide atau apa Riri beralih mengenggam hape dan melihat beberapa grup yang belum sempat nya baca hemm... seperti sengaja tidak Riri baca-baca.yang pertama terdapat grup sebuah organisasi yang Riri masuki sewaktu semasa sekolah SMA Riri dulu,"sudah 400 lebih notifikasi grup ini""lebih

  • Anak Anak Muda   20 : Cerita di Sahur Pertama

    malam hari adalah malam yang paling asyik untuk kita merenungkan sesuatu pada hari esok.Ya yang kutahu malam ini penuh dengan bintang yang bersinar, tentu banyak disana berjejeran.“waw sungguh mereka beruntung bisa bersama-sama”Tak lama gadis itu mulai terhanyut pada khayalan yang entah kenapa terus menghatuinya minggu-miggu ini. Persis seperti kamar nobita yang dimana meja belajarnya dekat dengan jendela. Begitupun Viagatha.Viagatha atau bisa kita panggil dengan panggilan Via, sedang sibuk-sibuknya menyelesaikan deadline pada 3 hari dari sekarang, Tugas sastra yang Via sukai lantas tak membuatnya harus bersemangat malam ini untuk ia selesaikan, bagaimana bisa sebuah ide memaksa masuk dalam sekejap. Apakah hasilnya akan maksimal?“Viiii makan, turun sini ada steak tempe”, teriak sang abang dari bawah tangga.Seleras Via mengucap “iya duluan bang, nanti Via turun bentar lagi”, Ucapnya bentar yang dimaksudkan entah

  • Anak Anak Muda   19 : Quality Time

    Jujur kalau harus jujur Zain bosan setengah mati jalan-jalan ke tempat ini. Satu, menurutku sih , tempat belanjanya tidak recommended. Ya, semua itu bisa juga kamu dapatkan di pasar okodomi. Pasar yang selalu rame, setiap harinya. Makanya Zain tidak menyukainya. Kedua, kamu akan melihat orang orang yang berteriak sana-kemari dari mulai penjual yang menjual barangnya serta pembeli yang rewel akan penawaran kepada penjual yang beda jauh banget.Tapi…ya maafkan hobi main bermain atau rebahan dirumah harus Zain hentikan sekarang. tak kerasa rasanya hari sudah Zain lewati selama sebulan penuh, dan sekarang bulan ramadhan datang juga. Seperti pada umumnya, di hari pertama untuk menyambut bulan ramadhan keluarga Zain berbelanja untuk kebutuhan berbuka dan sahur. Karena tadi malam kami berdiskusi dimana kami akan berbelanja, akhirnya diskusi tadi malam dimenangkan oleh ayah. beralasan menghemat perekonomian , meskipun begitu pasar adalah destinasi utama untuk berbelanja bahan ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status