Share

Bab 8

Author: Calandra
“Nana!” Billy bagai sedang ditekan tombol jeda saja. Gambaran darah yang mengalir dari bawah tubuh Siena kelihatan menusuk mata seperti sebilah pisau yang menancap dadanya saja, membuatnya merasa sakit hingga tidak ingin melanjutkan hidupnya lagi.

“Nana, Nana ….” Mata Billy memerah. Dia menggenggam tangan dingin Siena dengan gemetar, berusaha untuk menghangatkan tubuh yang sudah tidak bernyawa lagi.

Tidak lama kemudian, ada dokter dan suster kemari, mereka buru-buru mengangkat Siena ke atas tandu, lalu mengantarnya ke UGD.

“Nana, kamu nggak boleh kenapa-napa, aku mohon sama kamu.”

“Jangan mati, Siena. Jangan mati. Aku mohon sama kamu.”

Billy buru-buru mengikuti langkah dokter di belakang. Suaranya terdengar gemetar.

“Pasien mengalami patah tulang di tangan dan kakinya. Terutama bagian kaki yang mengalami cedera parah.”

“Organ dalam pasien hancur dan menyebabkan pendarahan hebat. Otaknya juga mengalami cedera serius.”

“Pasien kehilangan banyak darah. Cepat! Siapkan transfusi darah!”

Setiap ucapan dokter terdengar di dalam telinga Billy. Langkah kakinya terhuyung-huyung. Dia hampir tidak bisa berdiri dengan stabil.

Lampu di depan ruangan operasi telah menyala. Pintu ditutup rapat, menghentikan langkahnya di luar.

Billy tidak berani membayangkan seandainya kelak tidak ada Siena lagi di dunianya ….

Tidak, tidak akan!

Ketika melihat gambaran ini, Julia segera menepuk pundak Billy dengan lembut. “Kak Billy, kamu jangan panik. Kak Siena pasti nggak bakal kenapa-kenapa. Kalau sampai kesehatanmu kenapa-napa, aku, Paman, dan Bibi pasti akan mencemaskanmu.”

Julia memang berbicara seperti ini, tetapi hatinya sungguh terasa girang.

Bagus sekali. Akhirnya Siena, wanita murahan yang kerjaannya mengganggu itu akan mati!

Asalkan Siena mati, bukannya posisi istrinya Billy akan menjadi miliknya?

Sekarang Billy memang kelihatan sangat bersedih, tetapi seiring berjalannya waktu dan dengan adanya dampingannya, Julia pasti bisa sepenuhnya mendapatkan hati Billy.

Apa Siena yang sudah mati bisa berebut dengannya?

Dengan berpikir seperti ini, Julia hampir saja tertawa.

Namun, Billy yang sekarang sama sekali tidak mendengar ucapan Julia. Dia sangat peduli dengan kondisi Siena. Sembari berjalan mondar-mandir di koridor, dia pun tidak berhenti menghubungi spesialis di dalam dan luar negeri.

“Siena pasti harus disembuhkan. Aku punya uang! Asalkan … asalkan dia bisa berdiri kembali di hadapanku ….”

Saat ini, Billy tidak memperhatikan langkahnya. Dia tidak menginjak apa pun dan jatuh kuat dari atas tangga.

Julia merasa syok segera berlari ke sisinya. “Kak Billy!”

Saat kehilangan kesadaran dan memejamkan kedua matanya, Billy masih sedang bergumam, “Siena, jangan … jangan sampai terjadi sesuatu sama kamu ….”

Billy tidak tahu dirinya telah pingsan selama berapa lama. Hanya saja, saat siuman, tubuhnya telah berkeringat dingin.

Billy bermimpi. Di dalam mimpinya, seluruh tubuh Siena berlumuran darah dan wajahnya penuh dengan air mata. Sosok Siena perlahan-lahan menghilang dari pandangannya. Dia berusaha untuk meraih … ingin menggenggam tangan Siena. Namun pada akhirnya, dia tidak berhasil meraih apa-apa.

Saat ini. Billy tiba-tiba terbangun. Dia mengesampingkan selimutnya hendak berlari ke luar. “Siena, di mana kamu?”

Hanya saja satu detik kemudian, Billy jatuh berlutut di lantai. Rasa sakit yang menusuk terasa di bagian lututnya.

Julia yang berada di samping ranjang segera memapahnya. “Kak Billy, kedua kakimu patah. Sekarang kamu harus istirahat di atas ranjang. Kamu rawat lukamu dulu, ya?”

Namun, Billy tidak peduli dengan semua itu. Dia meremas erat tangan Julia, bahkan meskipun Julia kesakitan, dia juga tidak peduli.

“Kak Billy, kamu sudah menyakitiku ….”

“Di mana Siena? Aku mau bertemu dengan Siena!”

Ketika melihat sosok Billy seperti ini, Julia pun berkata dengan geram, “Kak Siena, dia … sudah koma!”

Billy mengangkat kepalanya dengan tidak percaya. “Apa katamu?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 21

    Beberapa bulan kemudian, Siena dan Jordy bertunangan.Setelah Billy pergi hari itu, Siena langsung membawa Jordy ke klinik dengan khawatir dan marah.“Lihat lukamu ini ....” Siena mengoleskan obat di luka Jordy dengan hati-hati sambil mengomel, “Kenapa kamu begitu gegabah? Kan sayang banget kalau wajah setampan ini terluka.”Jordy pun tersenyum dan menaruh dagunya ke telapak tangan Siena. “Karena bisa buat kamu kasihan sama aku, nggak sia-sia juga aku dipukul.”Wajah Siena seketika memerah. Dia pun memelototi Jordy dan menegur, “Jangan gombal kamu!”Namun, Siena tetap menunjukkan tampang khawatir. “Lain kali, jangan begini lagi. Aku benar-benar sedih melihatmu terluka.”“Oke.” Jordy mengangguk, lalu menjamin dengan serius, “Aku bersumpah, kelak, aku nggak akan buat Siena Kimnara khawatir lagi.”Pada awal musim panas, Siena dan Jordy mengadakan resepsi pernikahan. Diiringi dengan bunga yang bertebaran di udara, juga restu hangat dan tepuk tangan meriah dari sanak saudara serta teman deka

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 20

    Berhubung Billy mencurahkan semua perhatiannya dalam perihal Siena, dia sudah tidak muncul di Grup Juman beberapa hari. Begitu mendengar kabar ini, Leo sangat marah. Dia segera memberi perintah untuk membawa pulang putranya yang tidak berguna itu.Ketika Billy dibawa pulang ke rumah, dia langsung melihat orang tuanya yang duduk di sofa ruang tamu dalam diam. Setelah melihatnya, Leo segera berseru, “Kemari!”Plak!Billy berjalan ke hadapan Leo tanpa ekspresi. Yang menyambutnya adalah sebuah tamparan yang kuat. Tamparan itu membuat kepalanya terentak ke samping dan dia juga memuntahkan sedikit darah.Melihat hal ini, Ariana segera menarik putranya ke samping.“Kalau mau ngomong, ngomong baik-baik. Ngapain kamu main tangan!”Sembari mencela suaminya, Ariana pun memeriksa keadaan Billy. Begitu melihat keadaan putranya, dia sontak terkejut.“Coba kulihat .... Kamu kenapa?” Ariana berseru terkejut, “Billy, kenapa kamu terluka separah ini? Siapa yang menghajarmu?”Ariana tentu saja tidak teri

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 19

    Dalam sekejap, tatapan Billy langsung dipenuhi dengan kesedihan dan ketidakrelaan, seolah-olah hatinya akan hancur.“Kamu benar-benar nggak merasakan apa pun?” Billy menarik pergelangan tangan Siena dengan kuat dan lanjut bertanya dengan tidak rela, “Kamu benar-benar sudah lupakan semua kenangan di antara kita?”Sikap Billy ini sontak membuat Siena terkejut. Dia pun menggeleng secara refleks.Tatapan Billy perlahan-lahan berubah menjadi tatapan penuh kesedihan yang bercampur amarah. Dia juga bersikap makin histeris.“Kamu juga nggak ingat kejadian longsor salju lagi?” Demi mengembalikan ingatan Siena, Billy bahkan mengungkapkan semua kenangan yang buruk.“Gimana dengan Julia yang membuatmu jatuh ke jurang dan hampir membuat kedua kakimu diamputasi? Kamu juga sudah lupa sama semua itu?”“Apa?” Siena mengernyit sambil meronta dan mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Billy.“Demi celakai kamu, Julia mendorongmu dari gunung bersalju dan membuatmu terkurung di resor ski selama tujuh har

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 18

    Tidak lama setelah kejadian itu, Siena menerima pesan dari Billy.[ Nana, boleh nggak kita ketemu sekali? Aku tahu sikapku dulu sangat keterlaluan. Aku nggak seharusnya bersikap seperti itu terhadapmu .... ][ Tapi, aku sudah sadari kesalahanku. Aku mohon, kasih aku satu kesempatan lagi, ya? ]Setelah membaca serentetan pesan itu, selain merasa bingung, Sienna merasakan seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Meskipun dia sama sekali tidak memiliki ingatan tentang Billy, entah kenapa dia merasa bahwa dirinya sepertinya mengenal pria itu dulunya.Siena teringat bahwa ada sebuah memori yang dilupakannya. Sekarang, firasat itu pun menjadi makin kuat. Bagaimanapun juga, dia harus menemui Billy untuk mencari tahu kebenarannya.Setelah berpikir seperti itu, Siena membalas pesan Billy.[ Baiklah. Mari kita bertemu. ]“Ada apa?” Melihat Siena yang bersiap-siap untuk keluar, Jordy bertanya, “Kamu mau ke mana? Perlu kuantar?”“Nggak usah repot-repot. Aku mau ... pergi temui seseorang,

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 17

    Hari ini, Siena sengaja berdandan cantik. Tahun yang baru akan segera dimulai. Jordy sengaja mengajak Siena pergi menonton di malam Tahun Baru. Dia tentu saja memahami maksud Jordy. Dia juga memiliki kesan baik terhadap pria yang berkarakter lembut dan baik itu.Setiap kali Siena menghabiskan waktu dengan Jordy, dia selalu merasa rileks dan gembira. Sejak orang tuanya meninggal, sudah lama dia tidak merasakan perasaan memiliki seseorang yang dapat diandalkan.Menjelang malam, lampu-lampu neon di jalanan mulai menyala. Segala penjuru dihiasi lampu hias dan suasananya terasa sangat meriah. Sesekali, ada pasangan yang berjalan melewati keramaian sambil bergandengan tangan.Untuk menyesuaikan diri dengan suasana, Siena sengaja memilih gaun panjang berwarna merah marun dan memadukannya dengan mantel wol. Dia terlihat manis, imut, tetapi juga anggun.Rintik-rintik salju turun dari langit dan beterbangan di jalan. Siena tanpa sadar mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Tiba-tiba sebuah sosok

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 16

    Siena menemukan pekerjaan di sebuah toko bunga dekat rumahnya. Meskipun gajinya tidak tinggi, dia sangat menyukai pekerjaan itu. Membagikan hal-hal indah kepada orang lain membuatnya sangat gembira. Selama bekerja di sini, dia juga mengenal banyak teman baru.“Pagi, Kak Tanya!” Siena berjalan masuk ke toko bunga sambil tersenyum. Pemilik toko bunga bernama Tanya itu segera menyodorkan sepiring pangsit yang masih hangat ke hadapan Siena. “Ayo cicip. Aku sendiri yang membuatnya hari ini!”Setelah menyelesaikan semua persiapan kerja, Siena menerima sebuah pesanan pengantaran. Hal yang mengejutkannya adalah, alamat pengantaran itu berada tepat di samping rumahnya. Dia pun membawa sebuket bunga lili itu ke rumah pelanggan dan menekan bel.“Maaf, tunggu sebentar!”Terdengar suara jernih pria dari balik pintu. Ketika pintu dibuka, seorang pemuda yang tampan menerima sebuket bunga itu dari Siena. “Terima kasih .... Eh? Kok kamu yang datang?”Pemuda itu tidak sempat menyelesaikan kalimat awalny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status