Share

Anugerah Dewa
Anugerah Dewa
Penulis: Dr. Meong

Serangan

       Tahun 1200 fire ...

       Kehidupan damai, aman, dan tentram terjadi di salah satu wilayah Kerajaan Malvevis. Wilayah ini bernama kota Crucio, merupakan salah satu wilayah paling berpengaruh bagi Kerajaan Malvevis. Salah satunya sebagai penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah ini akan di ekspor ke beberapa wilayah Kerajaan Malvevis dan di impor ke berbagai kerajaan.

       Pagi hari di bawah sinar matahari para penduduk kota Crucio seperti biasa sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang pergi ke sekolah, ada yang pergi berbelanja, ada yang sibuk menyiapkan sarapan pagi, dan masih banyak lagi. Kebanyakan dari mereka sedang bersiap untuk menjual hasil pertanian, pertenakan, dan perkebunan.

       Hari ini terlihat senyuman yang memancar dari wajah manusia yang sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Padahal salah seorang peramal pernah meramalkan kalau kota Crucio akan diserang oleh puluhan prajurit dan penyihir pada tahun ini. Namun, kebanyakan penduduk kota Crucio tidak mempercayai ramalan tersebut.

       Seorang laki-laki berpakaian perang menghubungi komandannya lewat telepati. “Lapor, Komandan! Situasi kota Crucio seperti biasa selalu tenang dan tentram.”

       Sang komandan tersenyum sinis. “Kita jalankan sekarang rencananya.” Ia menutup komunikasinya, lalu memutar tubuhnya menghadap ke arah puluhan prajurit bawahannya. Tangan kanannya mengangkat ke atas sambil memegang pedang. “Serang!”

       Hentakan puluhan kaki manusia membuat bumi bergetar. Semut-semut bersembunyi ke sarangnya masing-masing dengan cepat. Burunng-burung berterbangan ke sana-sini diiringi dengan suara kicauannya yang begitu indah dan merdu.

       Seketika aktivitas penduduk kota Crucio terhenti. Mereka kompak melirik ke arah Timur. Banyak debu-debu yang berterbangan, sehingga menutupi wajah-wajah prajurit yang sedang berlari ke arah mereka.

       “Serang! Habisi mereka!” lagi-lagi suara keras dari seorang komandan kembali terdengar.

       Seketika para penduduk kota Crucio kacau balau. Mereka berlari ke segala penjuru arah menyelematkan diri masing-masing. Sebagian penduduk kota memilih masuk ke dalam rumahnya masing-masing dan bersembunyi di sana.

       Seorang komandan yang memimpin penyerangan ini terus mengeluarkan suaranya dengan keras. Ia memberikan perintah pada prajuritnya untuk membunuh penduduk kota ini. “Jangan sampai ada yang masih hidup. Bunuh semuanya! Kecuali para wanita dan anak-anak. Kita jadikan mereka sebagai budak.”

       Puluhan prajurit memeriksa satu persatu setiap rumah yang ada di wilayah ini. Mereka membunuh laki-laki yang ada di setiap rumah dengan sadis, lalu membawa wanita dan anak-anak keluar dari rumah dan mengumpulkannya di tengah-tengah kota.

       Puluhan penyihir melakukan pembakaran rumah-rumah yang sudah tidak berpenghuni menggunakan sihir api. Mereka benar-benar membumi hanguskan kota ini dengan sadis tanpa ampun. Tidak ada yang berani melawan mereka sama sekali.

       Seorang prajurit berlari ke arah sang komandan untuk melapor. Sebelum melapor, ia terlebih dahulu mengangkat tangan kanannya setinggi kepalanya. “Lapor, Komandan Patrick!”

       Patrick menatap prajuritnya dengan tatapan dingin, lalu bertanya dengan wajah dingin tentang wanita-wanita dan anak-anak yang ada di kota ini.

       Dengan sedikit gemetar sang prajurit menjawab. “Se-sebagian wa-wanita dan a-anak-anak sudah berkumpul di tengah-tengah kota.”

       Patrick hanya mengangguk, dia meminta sang prajurit kembali membunuh laki-laki yang masih hidup. Sang prajurit menjawab siap dengan tegas, lalu memutar tubuhnya dan berlari ke arah salah satu rumah untuk melakukan tugasnya lagi.

       Patrick merasa senang kota ini akan hancur. Dirinya merasa yakin, kalau nanti sang raja akan memuji kepemimpinannya. Sehingga dia bisa naik jabatan ke tingkat jenderal. Itulah harapan dirinya di tahun ini.

       “Cepat bunuh mereka! Waktu kita sebentar lagi!” teriak Patrick mengingatkan puluhan prajurit dan penyihir.

       Seorang laki-laki berpakaian hitam putih dan memiliki rambut pirang melihat dari jauh keadaan kota Crucio. Ia tidak menyangka kota ini akan diserang oleh puluhan prajurit dan penyihir. Kedua matanya memincing agar bisa melihat dengan jelas apa yang dilakukan oleh mereka.

       “Pangeran Seven apakah kita akan membatu para penduduk di kota itu?” tanya seorang laki-laki yang merupakan sahabat Pangeran Seven. Tangan kanannya perlahan mengepal geram melihat apa yang dilakukan oleh puluhan prajurit dan penyihir tersebut.

       “Tentu saja, Jhon. Kita akan mengusir hama-hama itu dari kota,” jawab Seven sembari masih melihat keadaan kota Crucio. Dia juga ikut mengepalkan kedua tangannya.

       Seven tersenyum sinis, Sebenarnya aku bisa mengalahkan mereka sendirian. Kemudian dia melirik ke samping kanan. Di sana ada sesosok wanita yang merupakan sahabatnya juga. “Aurel apakah kau bisa melakukan serangan jarak jauh?”

       Aurel yang ditanya oleh sahabatnya sendiri hanya memperlihatkan senyuman manis. Artinya dia bisa melakukan serangan jarak jauh.

       Seven meminta Jhon bersiap pergi ke sana. Jhon menganggukkan kepalanya. Dalam hitungan ketiga, Aurel menembakan serangan jarak jauh menggunakan sihir anginnya. Setelah itu, Seven dan Jhon melesat seperti petir yang berhembus kencang ke arah kota.

       Tiba-tiba beberapa prajurit dan penyihir terbang terkena serangan sihir angin. Salah seorang prajurit berteriak ada musuh. Sontak hal ini membuat fokus beberapa prajurit dan penyihir melirik ke arah Barat.

       Seven mengayunkan pedangnya dari kanan ke kiri. Satu ayunannya berhasil membunuh seorang prajurit. Tidak kalah hebat, Jhon melayangkan satu pukulan tangan kanan dari bawah ke atas hingga membuat seorang prajurit terbang ke atas, lalu terjatuh ke tanah.

       Seven dan Jhon saling membelakangi. Mereka berdua bersiap melawan puluhan prajurit dan penyihir.

       Empat serangan sihir menyerang Seven dan Jhon bersamaan. Seven kembali mengayunkan pedangnya untuk menahan dua serangan sihir. Sedangkan Jhon meloncat ke atas, lalu memukulkan kedua tangannya ke bawah tepat di atas dua serangan sihir. Empat serangan sihir ini sama sekali tidak membuat Seven dan Jhon kesulitan.

       “Dasar tidak berguna!” ucap seorang laki-laki dengan suara keras. Ternyata ia adalah Patrick. Dirinya cukup kesal, karena prajurit dan penyihirnya tidak ada yang bisa mengalahkan dua laki-laki ini.

       Patrick melesat seperti angin sambil mengeluarkan dua pedang dari pinggangnya. Kedua tangannya mengayunkan pedangnya dari atas ke bawah. Seven dan Jhon kompak menahan tebasan musuhnya.

       Patrick tersenyum sinis. “Kalian tidak akan bisa menahan tebasanku ini,” ujarnya disusul tawa kecil.

       Seven dan Jhon hanya menggelengkan kepalanya. Seven menatap tajam wajah musuhnya. “Kau memang berani sekali melawan sang pangeran, ya?”

       Sebuah ledakan terjadi dipunggung Patrick. “Argh!!!” teriak Patrick kesakitan. Mulutnya meringis. Namun, dia tidak terlalu lama untuk menahan rasa sakitnya. Dalam sekejap tubuhnya menghilang.

       Seven dan Jhon terkejut. Keduanya bertanya-tanya mengapa orang ini menghilang begitu saja. Tak disangka, ratusan serangan sihir menyerang mereka berdua dari segala arah.

       Seven melirik ke sana-sini mencari celah untuk kabur, begitu juga dengan Jhon. Tidak ada celah untuk kabur bagi mereka berdua. Dalam hitungan menit ratusan serangan sihir ini menyerang keduanya.

       Sebuah ledakan terjadi. Suara ledakan ini terdengan begitu keras, hingga membuat orang-orang di sekitar menutup telingnya masing-masing. Bahkan kota ini sesaat bergetar akibat ledakan dari serangan ratusan sihir ini.

       Aurel berteriak memanggil Seven dan Jhon dari kejauhan. Tidak ingin diam saja, dia memutuskan pergi ke sana dengan berlari.

       Patrick tertawa puas, lalu memuji para penyihir karena berhasil melancarkan serangan ratusan sihir. Selanjutnya, dia memberikan perintah pada sebagian prajurit untuk membawa tubuh mereka ke hadapan penduduk kota Crucio. “Cepat bawa mereka ke sini!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status