Share

BAB 42

Author: jasheline
last update Last Updated: 2025-08-30 10:14:25

Riuh tepuk tangan Amora menggema, memecah keheningan yang menyesakkan di ruang tengah itu. Enzo dan Bu Ratna saling pandang, tak habis pikir. Apakah perempuan ini sudah gila? Normalnya, seorang istri yang baru saja dicerai akan menangis histeris, meratap pilu. Tapi, Amora tidak. Ia malah tergelak, tawa riangnya terdengar sumbang di telinga mereka.

"Terima kasih untuk talaknya, Mas!" seru Amora, suaranya dipenuhi kemenangan yang aneh.

Amora menatap ke arah Livy dan Vanya yang mematung di sudut ruangan. "Livy, Vanya! Kalian yang akur, ya! Aku pamit dulu. Mau ke kamar, beres-beres barang, terus angkat kaki dari rumah ini!"

Bu Ratna, yang sedari tadi menahan emosi, langsung meledak. "Jangan ambil satu pun barang pemberian putraku, Amora!" teriaknya, saat Amora sudah melangkah menaiki tangga, punggungnya terlihat angkuh.

Amora berhenti, berbalik perlahan, dan sebuah seringai sinis terukir di bibirnya. "Tenang saja, Bu! Aku hanya akan mengambil barang yang kubeli pakai uangku sendiri!" sah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • BANGKITNYA ISTRI YANG TERTINDAS   BAB 44

    Derap langkah Enzo menghentak lantai kantornya yang dingin, setiap langkah memancarkan kegelisahan yang tak tertahankan. Matanya yang tajam menancap pada bayangan megah toko mebel baru di seberang jalan, dua kali lipat lebih besar dari miliknya, seolah menertawakan segala usahanya selama ini."Deva! Sini!" panggil Enzo, suaranya tercekat oleh kegeraman yang mendidih di dada.Deva, pemuda dengan gerak canggung yang selalu membuat Enzo menghela napas, tergopoh-gopoh mendekat, napasnya sedikit terengah. "Iya, Pak? Ada apa?" tanyanya, keningnya berkerut.Enzo tak menjawab langsung. Jari telunjuknya terangkat, menunjuk bangunan baru yang mencolok itu. "Itu, toko mebel yang baru buka itu, punya siapa? Cepat cari tahu!"Deva menggaruk kepalanya, matanya berkedip bingung. "Saya juga kurang tahu, Pak. Belum ada informasi apa-apa.""Kurang tahu?" Enzo mendesis, nada suaranya tajam seperti belati. "Kenapa kamu nggak tanyain sama karyawannya, sih? Masa seberang jalan begini kamu nggak tahu siapa

  • BANGKITNYA ISTRI YANG TERTINDAS   BAB 43

    Momen itu, saat ijab kabul terucap dengan syahdu, seharusnya menjadi detik-detik kebahagiaan universal. "Saya terima nikah dan kawinnya, Vanya Callista binti Pramudito dengan mas kawin uang sebesar dua juta rupiah dibayar tuuuunaiii!" Lantunan itu menggetarkan, membelah keheningan yang mencekam. Disusul seruan "Sah!" yang menggemakan persetujuan.Enzo dan Vanya, pengantin baru, saling berpandangan dengan senyum lebar, memancarkan kebahagiaan sempurna. Kontras menyakitkan bagi Livy, yang sejak tadi terisak, hatinya hancur karena takdir yang merenggut kehidupannya. Air mata Livy mengalir tak henti, menjadi saksi bisu kehancuran yang tak terhindarkan.Bu Ratna, dengan gerakan cepat yang hampir tak terlihat, mencubit lengan Livy. Bisikan tajamnya menusuk telinga, "Jangan nangis! Kamu bikin orang jadi salah paham aja, Livy! Nanti, disangkanya anakku memaksa kamu menerima keputusan untuk poligami." Rasa sakit fisik tak sebanding dengan perih hati Livy. Ia tersenyum tipis, menahan diri. A

  • BANGKITNYA ISTRI YANG TERTINDAS   BAB 42

    Riuh tepuk tangan Amora menggema, memecah keheningan yang menyesakkan di ruang tengah itu. Enzo dan Bu Ratna saling pandang, tak habis pikir. Apakah perempuan ini sudah gila? Normalnya, seorang istri yang baru saja dicerai akan menangis histeris, meratap pilu. Tapi, Amora tidak. Ia malah tergelak, tawa riangnya terdengar sumbang di telinga mereka."Terima kasih untuk talaknya, Mas!" seru Amora, suaranya dipenuhi kemenangan yang aneh. Amora menatap ke arah Livy dan Vanya yang mematung di sudut ruangan. "Livy, Vanya! Kalian yang akur, ya! Aku pamit dulu. Mau ke kamar, beres-beres barang, terus angkat kaki dari rumah ini!"Bu Ratna, yang sedari tadi menahan emosi, langsung meledak. "Jangan ambil satu pun barang pemberian putraku, Amora!" teriaknya, saat Amora sudah melangkah menaiki tangga, punggungnya terlihat angkuh.Amora berhenti, berbalik perlahan, dan sebuah seringai sinis terukir di bibirnya. "Tenang saja, Bu! Aku hanya akan mengambil barang yang kubeli pakai uangku sendiri!" sah

  • BANGKITNYA ISTRI YANG TERTINDAS   BAB 41

    Kegelapan menyelimuti cakrawala, dan di hati Enzo, kegelapan yang sama pekatnya mulai merayap. Ia menatap Amora dengan mata hampa, tak ada lagi yang bisa diucapkannya selain, "Kita pulang!" nada suaranya lebih terdengar seperti geraman.Amora mengabaikan kekesalan Enzo, langkahnya mantap menuju sebuah kedai remang-remang di sudut jalan. Seorang pria bertubuh tambun, dengan pakaian yang seolah tak pernah tersentuh air dan setrika, menyambut mereka. Enzo dipaksa duduk, sementara Amora berbisik, "Mas, Abangku ingin mengajakmu ngopi dulu." "Mas nggak sudi tinggal lebih lama di tempat kumuh seperti ini. Pasti, makanan dan minumannya tidak higienis." Ia mendengus jijik, seolah bau busuk warung itu menempel di hidungnya.Amora hanya tersenyum sinis, menatap punggung Enzo yang semakin menjauh. "Sudah waktunya untuk pergi!" gumamnya pelan. Ia tahu, kehancuran Enzo sudah di depan mata, dan ia adalah sang dalang yang menarik benang-benang takdir.***Malam semakin larut, dan Enzo merasakan beb

  • BANGKITNYA ISTRI YANG TERTINDAS   BAB 40

    Enzo menemukan Aiden Ardheon adalah miliarder yang kebetulan memiliki nama mirip bos Amora. Ia menyelidiki Aiden di internet, mengumpulkan informasi yang menunjukkan kekayaan dan kekuasaannya."Apa jangan-jangan, Amora sebenarnya adik kandung bos besar ini?" gumam Enzo saat membaca artikel, sebuah senyum licik merekah di bibirnya. "Jika ini benar, maka aku akan mendapatkan jackpot besar!"Ia terus membandingkan gambar Amora dan Aiden. Ya, mereka mirip. Hidung dan mata mereka benar-benar persis. Bedanya hanya di tinggi badan dan bentuk bibir saja. "Tidak salah lagi," batin Enzo, keyakinannya semakin bulat. "Kemiripan ini terlalu kentara untuk dibilang kebetulan.""Amora, Amora! Mas akan dapat jackpot besar berkat kamu," kata Enzo sambil tertawa senang, membayangkan uang dua miliar yang sebentar lagi akan menjadi miliknya. Ia sudah bisa melihat masa depan cerah, bebas dari lilitan utang dan tuntutan Livy."Kenapa diam, Amora? Apa ucapan Mas benar? Kamu... Adik kandung dari pemilik peru

  • BANGKITNYA ISTRI YANG TERTINDAS   BAB 39

    "Hufft! Mau apa sih, Mas Enzo ke kantorku?" Langkahnya berat, dipenuhi kekesalan yang mendidih. Baru saja ia tenggelam dalam tumpukan berkas dan deru AC kantor, kabar tak menyenangkan itu menghantamnya, suaminya menunggunya di lobi.Ding! Pintu lift terbuka, menampakkan Enzo yang berdiri angkuh, mondar-mandir seperti singa kelaparan. Amora tersenyum sinis, tahu kunjungan ini bukan kunjungan biasa."Ada apa? Kenapa nekat datang ke sini?" tanya Amora datar, sorot matanya tajam menusuk. Ia sudah lelah dengan sandiwara ini, lelah dengan kehadiran Enzo yang selalu membawa masalah. ‘Masih belum puas dengan semua drama yang kau ciptakan, Enzo?’ tambahnya dalam hati, namun suaranya tetap terkontrol.Enzo tak menjawab, justru meraih pergelangan tangan Amora dengan kasar. "Mas mau bicara! Ikut!" Tarikan kuat itu membuat Amora terhuyung, nyaris kehilangan keseimbangan. "Jangan membantah, Amora! Kita harus selesaikan ini sekarang juga!" desis Enzo, menariknya tanpa ampun."Sakit, Mas! Bisa pela

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status