Share

BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI
BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI
Author: Wiks_elsakkakini

Bab 1

last update Last Updated: 2023-06-27 21:44:44

"Pergilah Mas, kejar saja kebahagiaan mu.." tutur perempuan berkerudung lebar itu, tanpa menatap wajah suaminya sama sekali, saat sang suami meminta izin kepadanya, untuk menikahi wanita yang telah menjadi cinta pertamanya dulu.

"Tapi aku ingin, kamu tetap disini Aisyah.." ucap lelaki tampan bertubuh tegap itu, menyentuh pundak istrinya pelan, yang berdiri membelakanginya, menyembunyikan sebak di wajahnya.

"Aku ingin kamu dan juga anak-anak, tetap disini, tetaplah menjadi istriku Aisyah, Gendis bersedia menjadi yang kedua, dan aku berjanji, akan tetap berlaku adil kepada kalian." ucap Farhan, tak mau di cap sebagai lelaki yang menelantarkan anak istri, karena kedatangan wanita yang lain, selain itu, sebenarnya ia juga tidak mau kehilangan anak dan istrinya, walau terpaksa harus menyakiti hati Aisyah seperti ini.

Gendis, wanita yang selama ini telah terpatri di hatinya, kisah cinta lama yang belum usai di antara keduanya, membuatnya kini nekat meminta izin kepada wanita cantik bernama Aisyah, yang telah memberikannya dua putra yang tampan dan pintar, persis seperti dirinya, untuk menikah lagi, begitu wanita itu datang lagi ke dalam hidupnya, dan mengusik ketenangan hatinya.

Lagipula Farhan merasa mampu jika beristri dua, karena perekonomiannya juga sudah sangat mapan.

Bekerja sebagai seorang manajer di sebuah perusahaan besar, dengan gaji tinggi pula.

Bahkan rumah dan mobil yang ia gunakan sekarang, juga fasilitas dari perusahaan itu.

Sebagai seorang muslimah yang telah lama hidup di pesantren, dan di besarkan di tengah keluarga yang kental dengan nuansa keagamaanya, Aisyah tahu, ia tidak berhak untuk melarang suaminya untuk menikah lagi, dan menerapkan poligami dalam kehidupan rumah tangga mereka, yang sudah mereka bina, hampir 10 tahun lamanya.

Tapi tetap saja, hatinya begitu sakit untuk menerima permintaan suaminya itu.

Tapi perempuan muda yang masih belum genap 30 tahun itu, sadar diri.

Cinta sang suami kepada dirinya telah berkurang drastis, bahkan bisa di bilang, binar cinta suaminya itu mulai meredup, menyisakan keremangan belaka.

Jadi, meskipun sudah ada dua orang anak di antara mereka, Aisyah tak akan mengemis cinta kepada sang suami, untuk meninggalkan perempuan itu.

Aisyah yakin, masih ada Allah yang akan selalu mencintainya, dengan apa adanya, dan tanpa batas 

Aisyah meremat benda panjang, kecil, dan tipis dalam genggamannya.

Awalnya ia ingin memberikan kejutan kepada sang suami, dengan menunjukkan alat pendeteksi kehamilan itu, sebagai hadiah ulang tahun sang suami yang ke 36 tahun.

Tapi begitu mendengar ucapan suaminya barusan, Ia urung memberi tahu kan, bahwa saat ini ia telah mengandung buah cinta mereka yang ke tiga.

"Aisyah..." suara lembut Farhan kembali membelai rungunya, suara yang selama ini begitu ia rindu di setiap sore, menjelang kepulangan sang suami dari kantornya.

Suara yang selalu memanggilnya dengan mesra, suara yang tak pernah menyakitinya, tak pernah membentaknya, apalagi mencacinya.

Tapi kini, suara itu bahkan menjadi seperti sepucuk pistol, yang menembak ulu hatinya hingga berdarah-darah.

Memang, pernikahan mereka dulu adalah hasil dari perjodohan.

Farhan yang gagal menikah dengan Gendis, karena wanita itu memilih untuk mengejar impiannya, dengan belajar ke luar negeri, meninggalkan Farhan yang terus di tuntut oleh keluarganya, untuk segera menikah.

Begitu ia di jodohkan dengan gadis belia yang baru berusia 18 tahun kala itu, gadis yang baru menyelesaikan pendidikannya di sebuah pondok pesantren, ia langsung setuju begitu saja.

Dalam pikirannya kala itu, ia hanya menganggap Aisyah sebagai pelariannya saja, dari rasa kecewanya terhadap Gendis, gadis cantik yang telah mencuri hatinya, walau sebenarnya, Aisyah juga tak kalah cantik dari Gendis 

Suara ponsel terdengar, membuyarkan lamunan Aisyah, yang masih merasa betah menatap ke luar jendela, menyembunyikan air matanya yang sudah siap tumpah.

Farhan segera beranjak mengambil ponselnya yang terus berdering.

"Iya Sayang..aku segera kesana ya, iya, bersabarlah.." lamat-lamat Aisyah mendengar apa yang di ucapkan oleh suaminya itu, meskipun sebenarnya Farhan telah berusaha melirihkan suaranya.

"Sayang, aku pergi dulu ya? Ada pekerjaan mendadak yang harus segera Mas tangani." ucap lelaki itu, kemudian mengucap salam dan pergi.

Lihatlah, belum menikah saja, kebiasaannya mencium kening sebelum pergi, sudah ia lupakan..

Lalu bagaimana ketika sudah menikah nanti??

Aisyah tak mampu menjawab salam dari suaminya itu.

Hatinya terlalu sakit...

"Abi! Abi mau kemana? Akbar ikut...!" terdengar suara putra bungsunya yang baru berusia 5 tahun, berteriak memanggil sang Ayah yang terlihat tergesa.

Tak lama terdengar pekik jerit putra bungsunya itu menangis, pertanda lelaki yang ia panggil Abi itu, telah pergi, tanpa membujuk putranya terlebih dahulu.

Tak tahan mendengar jerit tangis putranya itu, Aisyah mengusap kasar wajahnya yang basah, dan beranjak keluar dari kamar.

Segera ia peluk putranya itu, untuk meredakan tangisnya.

"Mau ikut Abi, Umi..!" serunya masih terus menangis.

"Tidak bisa Adek, Abi kan harus kerja, gak boleh bawa anak kecil ke tempat kerja.. mendingan sekarang Adek main sama Kakak dulu ya.." tiba-tiba si sulung Alraz sudah berada bersama mereka, membantu sang ibu menenangkan adiknya.

Alraz anak sulungnya itu, begitu dewasa walau usianya baru masuk 9 tahun.

Terbukti, kini Akbar kembali tenang, dan asik bermain bersama kakaknya itu.

"Umi ke dapur dulu, jagain adeknya ya Kak.." pamit Aisyah, lantas pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam, yang hampir saja ia lupakan.

Dapur adalah tempat favorit perempuan berwajah cantik dan manis itu, untuk melupakan setiap masalahnya.

Dengan membuat masakan yang lezat, biasanya rasa lelah dan kecewa akan dapat segera ia obati.

Tapi nyatanya kali ini, air matanya tetap tak dapat ia bendung...

Hatinya terlalu sakit dan meradang..

Suaminya belum resmi menikah saja, rasanya sudah sesakit ini, melihat lelaki itu lebih memilih pergi untuk menemui cintanya, dan mengabaikan putra mereka yang menangis, tanpa membujuknya.

Lalu bagaimana dengan janjinya tadi? Yang mengatakan akan bersikap adil?

"Hamba tidak akan sanggup ya Allah..hamba tidak sanggup, ampuni hamba jika harus menyerah nantinya...." tubuh Aisyah merosot, dengan bersandar di dinding dapur, menangis sambil menekan dadanya yang terasa sangat sakit...

Sakit ya Allah... membayangkan pasangan berbagi kemesraan dengan wanita lain saja sudah sesakit ini, lalu bagaimana jika sampai melihatnya?

Aisyah menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Maafkan aku Mas...aku tidak bisa..." 

Bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
halah sombong baru jdi manajer berspa besar gajinya pas"an juga walaupun perusahaan besar standar
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI   Bab 35

    Sore itu Hanan langsung mengantar sang istri ke dokter spesialis kandungan, untuk periksa. Umi Hanan dan Aminah juga ikut, ingin mengantar dan mengetahui perkembangan kandungan Aisyah. "Semoga saja kembar Ya Mi, Abang kan dulu anak kembar kan?" ucap Aminah, kepada Uminya. Umi Hanan mengangguk, Aisyah yang duduk di sebelah ibu mertuanya itu, segera menoleh. "Benarkah Umi?" tanya Aisyah, yang baru mendengar hal itu. "Iya Nak, dulu suami kamu ini, adalah anak kembar. Tapi sayang, adik kembarnya meninggal dalam kandungan." ucap Umi Hanan, teringat dengan masa lalunya dulu. Aisyah mengangguk-angguk. Di selingi obrolan, tak terasa kini mereka telah sampai di tempat praktek dokter. Aminah dan Umi nya tampak antusias menggandeng lengan Aisyah, hingga membuat Aisyah merasa tak enak sendiri. Hanan hanya terkekeh melihat pemandangan itu di depannya. Setelah mengantri sebentar, akhirnya Aisyah di panggil masuk. "Alhamdulillah, semuanya baik, dan usia kandungan sudah memasuki 4 minggu."

  • BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI   Bab 34

    "Silahkan tunggu disini, sebentar lagi Pak Roy akan hadir bersama istrinya." ucap asisten sang bos, mempersilahkan Farhan dan rekannya, untuk duduk menunggu di tempat makan hotel. Farhan dan para rekannya mengangguk, mengerti. Selama ini mereka belum pernah tahu siapa istri sebenarnya bos mereka itu, karena setahu mereka, sang bos selalu membawa perempuan yang berbeda saat acara keluar, seperti ini. "Kira-kira kali ini siapa ya yang jadi istri si Bos.. " ucap bu Leni, yang menjadi rekan kerja Farhan di kantor baru, dan sudah cukup lama menjadi anak buah Roy. Johan dan Anita menggedikkan bahu mereka, karena memang sudah bukan rahasia lagi, tentang kelakuan bos mereka itu, yang selalu bergonta ganti pasangan. Farhan tak menggubris pembicaraan para rekannya, dan memilih sibuk dengan ponselnya, menanyakan kabar kedua orang tuanya. "Selamat malam teman-teman! Maaf sudah menunggu lama." suara bariton Pak Roy terdengar, membuat semua orang yang ada di situ seketika mengangkat kepalanya,

  • BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI   Bab 33

    Farhan akhirnya memutuskan untuk hadir di acara pernikahan mantan istrinya, karena tak ingin di anggap tidak menghargai undangan mereka.Karena setelah Hanan memberinya surat undangan, Aisyah juga mengundang dirinya, dan juga Papa Mamanya untuk hadir, melalui sambungan telepon.Walau dengan hati yang hancur berkeping keping, tapi Farhan berusaha keras untuk terlihat kuat, dan biasa saja.Sengaja ia tidak memberi tahu Papa Mamanya, tentang pernikahan Aisyah.Ia takut, Mamanya akan bersedih mendengar berita itu, mengingat Mamanya itu masih sangat berharap, jika Aisyah mau kembali menjadi menantunya.Dengan mengenakan hem yang dulu di pilihkan oleh Aisyah ketika masih menjadi istrinya dulu, Farhan berangkat menuju kota tempat Aisyah dan anak-anak nya berada.Ia berharap, setidaknya Aisyah bisa mengenang kebersamaan mereka dulu, tentang kehidupan mereka yang membahagiakan, dan juga harmonis.Sungguh, Farhan sangat merindukan masa-masa indah saat bersama Aisyah dulu.Andai ia tahu, jika de

  • BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI   Bab 32

    "Mas Farhan cepat pulang! Bapak Mas, Bapak!" seru Mbok Karsih pembantu di rumah Mama Papanya, meneleponnya dengan panik."Papa kenapa Mbok?!" seru Farhan yang tadinya baru bangun tidur dan masih di dalam mobilnya, karena semalaman tak pulang, hanya berkeliling tak tentu arah tujuan, segera membuka matanya dengan sempurna, saat Mbok Karsih dengan panik, menelepon dan mengabarkan tentang kondisi Papanya sekarang."Bapak di bawa ke rumah sakit Mas, gara-gara jatuh di kamar mandi subuh tadi." ucap Mbok Karsih, terdengar hendak menangis dari suaranya.Tanpa bertanya lagi, Farhan segera mematikan ponselnya, dan menyalakan mesin mobilnya, untuk segera berangkat pulang, menuju rumahnya.Pikirannya benar-benar kalut sekarang, dengan kecepatan tinggi, dia melajukan mobil Pajero keluaran terbaru miliknya, dengan rasa cemas yang menyelimuti dirinya."Ya Allah, apa lagi ini..?" keluhnya dalan hati, berharap sang Papa baik-baik saja.Selama ini Papanya jarang sakit, dan selalu terlihat bugar.Baru

  • BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI   Bab 31

    Gendis masih belum tahu, akan pergi kemana dia sekarang?Ia sudah tak lagi mempunyai siapa-siapa, karena kedua orangtuanya juga sudah tidak ada.Ada rasa menyesal, kenapa harus pergi dari rumah mertuanya.Haruskah sekarang ia kembali saja,? "Tidak! aku tidak akan pernah kembali lagi ke rumah itu!" geramnya masih merasa sangat jengkel terhadap sikap Farhan kepada nya."Mau kemana ini Mbak?" tanya sopir taksi, yang belum juga mendapatkan perintah arah tujuan.Gendis segera teringat dengan salah satu sahabatnya dulu, sahabat SMA nya, yang konon telah sukses di kota ini.Ia masih ingat, sahabatnya itu tinggal di sebuah kawasan elit, di pusat kota."Apa aku coba hubungi Salsa aja ya?" gumamnya, merasa buntu karena tak punya saudara di kota ini.Gendis segera mengambil ponselnya dalam tas, dan mencari kontak teman lamanya itu."Ah..ini dia!" serunya saat menemukan nomor kontak Salsa, teman nongkrong nya dulu.Teman yang sudah lama tidak saling kontak, karena kesibukan masing-masing.Sebena

  • BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI   Bab 30

    Sepanjang perjalanan menuju kantor, Farhan jadi kepikiran dengan ucapan istrinya tadi."Benarkah Gendis sedang hamil?!" gumamnya merasa jengkel sendiri, hingga memukul kemudi mobilnya keras."Bagaimana jika dia benar-benar hamil? itu artinya aku tidak bisa segera menceraikan nya, dan kembali rujuk kepada Aisyah!" gumamnya, bermonolog sendiri.Ia segera teringat, kapan terakhir kalinya mereka melakukan hubungan suami istri. Saat itu mereka melakukan nya di hotel Singapore, saat mengantarkan Putra berobat.Farhan tak dapat menahan hasratnya kala itu, dan mengajak istrinya bercinta, walau sedang lelah mengurus Putra yang sakit.Shiit!! Kenapa waktu itu aku harus menyentuhnya!Dengan kesal, Farhan melajukan mobilnya, menuju kantor.Untung nya, meski saat ini ia sedang banyak beban pikiran, tapi ia masih bisa menghandel semua pekerjaan nya dengan baik.Sesampainya di kantor, Farhan menatap lama ke foto keluarga nya dulu, saat masih bersama Aisyah.Sedang apa mereka sekarang? gumamnya, mera

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status