BIANGLALA KEHIDUPAN

BIANGLALA KEHIDUPAN

last updateLast Updated : 2021-07-15
By:  Aling TanCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 ratings. 9 reviews
45Chapters
5.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Kartika dijual oleh ibunya sendiri ke sebuah tempat hiburan malam. Hingga akhirnya ia pun hamil dan terpaksa harus melahirkan Dania. Bagaimana kisah Kartika dan Dania dalam menjalani kehidupan yang keras?

View More

Chapter 1

AWAL MULA

Jakarta 2018

   Dania menghela napas perlahan. Ia menatap tiket pesawat di tangannya. Lalu, ia menatap Ibunya yang tersenyum di atas kursi roda sambil menatapnya penuh kebanggaan. 

"Selama Dania pergi, Ibu jangan lupa minum obat ya. Ibu jangan lupa makan dan istirahat yang cukup, ya." 

"Iya, Ibu pasti akan menjaga kesehatan Ibu," jawab Kartika.

   "Kamu belajar yang tenang ya, nak. Di sini kan ada Mama dan juga kak Yunita yang akan menjaga Ibumu. Kau belajar yang rajin saja, supaya kau segera lulus dan juga bisa menjadi dokter spesialis." 

"Terimakasih, ma," jawab Dania. Ia menatap Ibu angkatnya itu dengan penuh rasa terimakasih yang tulus. Jika tidak ada Ibu Aryani kehidupan Dania saat ini mungkin tidak akan seperti sekarang ini.

   Tahun ini Dania berusia 24 tahun. Dan ia baru saja menyelesaikan S1 nya di sebuah Universitas ternama di kota Bandung. Dan, sebentar lagi ia akan terbang ke Singapura untuk melanjutkan pendidikan S2 nya. Dania merasa seperti mimpi bisa menjadi seorang dokter. Dia menatap kembali sangat Ibu menatap dengan kedua netra yang sudah berkaca- kaca. 

"Ibu jangan nangis. Aku bisa sedih dan kepikiran di sana nanti," ujarnya sambil memeluk dan mencium wajah Kartika. 

"Ibu hanya terharu melihatmu bisa seperti sekarang, nak. Maafkan segala kesalahan Ibu, ya. Ibu sudah terlalu banyak membuatmu menangis dan kesulitan."

   Dania menggelengkan kepalanya. "Ibu nggak salah apa- apa. Aku seharusnya berterimakasih karena Ibu bersedia merawat dan melahirkan aku. Jika waktu itu Ibu memutuskan untuk melenyapkan diriku, tentu aku tidak akan berdiri di sini sekarang."

***

_ Bandung 1990_

   "Pergi sekarang juga dari sini!" pekik Sulastri pada Ceppy suaminya. Mendengar teriakan sang istri Ceppy langsung naik darah. Ia mendorong Sulastri sehingga istrinya itu terbentur ke tembok. Dahi Sulastri pun langsung mengeluarkan darah. Sulastri yang melihat ada darah di dahinya bukannya merasa takut, dengan cepat ia menyambar pisau yang tergeletak di atas meja dan mengacungkannya pada sang suami. 

"Kau mau bermain-main denganku?!Kemari kau sekarang juga!"

   Tiba-tiba dari dalam Kartika putri mereka datang dan melerai. 

"Pak, bu! Udah, malu sama tetangga. Bapak sama Ibu nggak malu gitu hampir setiap hari berantem terus!" 

"Ibu kamu itu liat, kurang ajar sama Bapak," jawab Ceppy dengan napas tersenggal.

"Siapapun juga pasti akan marah kalau lihat suami setiap hari kerjanya ongkang kaki. Pergi ke warung kopi, minum- minum, judi!" teriak Sulastri.

    Dengan cepat Kartika merampas pisau dari tangan Ibunya. Dengan berani ia menempelkan pisau itu ke lehernya. 

"Kalau Ibu sama Bapak nggak bisa berhenti ribut,lebih baik aku mati!" jerit Kartika. 

"Eeeeh, kamu anak kecil, ikut-ikutan gila kaya bapak kamu? Sana, pergi sekalian kamu sama Bapakmu itu.Nggak butuh suami sama anak modelnya kaya kalian, pergi!!"

   Bukannya panik, Sulastri malah semakin emosi. Dia pun langsung melangkah menuju ke kamarnya dan membanting pintunya dengan keras. Kartika meletakkan pisah di tangannya. Ia pun terduduk lemas seketika. Air matanya mulai menetes di pipinya. Ceppy mengembuskan napasnya perlahan. Ia menghampiri Kartika dan mengelus rambut putri sulungnya itu perlahan. 

"Maafkan bapak, neng. Gara - gara Bapak di PHK, Ibu jadi marah- marah terus." 

"Bapak usahalah, pak. Cari kerjaan, apa aja. Mau jadi tukang becak, ngojek, narik angkot atau apa sajalah yang penting halal. Malu, pak setiap hari bapak sama ibu ribut terus." 

"Insya Allah, nak."

   Kartika bangkit dan segera masuk ke kamarnya meninggalkan Ceppy sendiri. Ceppy tadinya bekerja di sebuah pabrik. Tapi, sudah setahun ini ia di PHK dan belum mendapatkan pekerjaan kembali. Untuk sehari- hari akhirnya Sulastri bekerja sebagai pembantu untuk mencukupi kehidupan mereka sehari- hari.

   Ceppy menghela napas panjang ia sebenarnya tidak mau seperti ini. Ia juga tidak mau membebani istrinya. Tapi, apa daya dia hanyalah lulusan sekolah dasar. Mana ada perusahaan atau pabrik yang mau menerima. Jika dia dapat bekerja di pabriknya yang dulu itu karena bantuan seorang sahabatnya. Ya, dengan cara menyogok orang dalam sehingga ia bisa di terima bekerja. Dengan usianya kini yang sudah memasuki 45 tahun mana ada pabrik yang mau menerima.  Ceppy pun bangkit berdiri dan melangkah keluar dan berjalan dengan gontai. Saat ini ia hanya ingin menenangkan dirinya. Mungkin dengan menikmati angin malam, ia akan lebih baik. 

    Sampai menjelang Isya, Ceppy tidak juga kembali ke rumah. Kartika yang sedang menggoreng nasi hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia sudah tidak heran lagi jika bapaknya tidak pulang sampai malam. Apalagi baru jam 7 malam. Tapi, entah mengapa perasaan Kartika malam itu tidak enak. 

"Teteh kenapa?" tanya Agung sang adik. Kartika menggelengkan kepalanya. 

"Perasaan teteh nggak enak. Coba kamu panggil Ibu,suruh makan sekalian. Teteh udah masakin nasi goreng," ujar Kartika. Agung mengangguk, tapi baru saja ia hendaknmengetuk pintu kamar Ibunya, pintu rumah mereka di ketik dengan keras. Agung dan Kartika pun saling berpandangan. Tampak Sulastri membuka pintu kamar nya akibat mendengar gedoran di pintu yang sangat keras.

   "Kalian nggak dengar pintu di gedor segitu kerasnya?!" hardik Sulastri pada kedua anaknya. Kartika dan Agung tak menjawab, mereka mengikuti langkah ibunya. Dengan kesal Sulastri membuka pintu. Hampir saja ia memaki orang yang menggedor pintu rumahnya. Tapi, makannya hanya menggantung saat melihat Pak RT dan dua orang berseragam Polisi yang datang. 

"Aduh, punten Pak RT. Ada apa ini?" tanya Sulastri cemas. Pak RT yang bernama Uju Supriyadi itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia tampak sedikit kebingungan. Sementara Kartika dan Agung sudah saling pandang penuh kecemasan.

   "Apa benar ini rumah bapak Ceppy Nugraha?" tanya salah satu anggota kepolisian yang bernama Gunawan. Sulastri mengangguk, "Betul, ada apa ya pak?" tanya Sulastri. 

"Begini bu, suami Ibu saat ini sedang kritis di rumah sakit karena terlibat perkelahian dengan preman. Apa Ibu bisa ikut kami?"

   Dada Sulastri terasa begitu sesak. Ia memang kesal pada suaminya. Tapi, tidak pernah terlintas dalam benaknya jika sang suami akan mendapatkan musibah seperti ini. Hampir saja ia terjatuh, jika Kartika dan Agung tidak bergegas menangkap tubuh Ibu mereka. 

"Ibu tidak apa-apa?" tanya pak Uju dengan cemas. Sulastri menggelengkan kepalanya. "Udah, saya nggak apa-apa. Teu nanaon. Sebentar saya ganti baju dulu ya."

    Sulastri bergegas menuju ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Dan, 15 menit kemudian dia keluar dengan membawa tasnya. "Kalian jaga rumah. Ibu pergi dulu," ujarnya pada kedua anaknya dan langsung pergi bersama Pak Uju dan kedua Polisi yang sedang bertugas itu. 

    Sementara Kartika hanya bisa tertegun dan meneteskan air mata. Entah mengapa ia merasa bahwa setelah ini akan ada sesuatu yang jauh lebih buruk menimpanya. Kartika hanya bisa berdoa, semoga semua akan baik-baik saja. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Liliss354
Keren kak ceritanya, alurnya menarik dan bikin penasaran😍 Semangat kakak, jangan lupa feedback "King of Night" ya:)
2021-05-21 19:54:27
0
user avatar
Rizma Ristanti
suka sama ceritanya... menguras air mata. kok ada ya ibu yg seperti itu... semoga kartika hidup bahagia.. bertemu dengan jodohnya yg baik.... aamiin.. lanjut thorrr 🙏
2021-04-10 04:13:04
1
user avatar
Aling Tan
Semoga kalian semua suka dengan Novel ini. Tinggalkan komentar kalian ya
2021-02-20 22:49:09
2
user avatar
Aling Tan
🍎🍓🍓🍓🍓🍊🍊🍊
2021-01-28 17:30:03
0
user avatar
Aling Tan
😍😍😍😍😍
2021-01-21 23:38:28
0
user avatar
Aling Tan
1231454646
2021-01-18 09:23:33
0
user avatar
Cindy Chen
semangat terus kak... semoga bisa sukses disini 💗
2021-01-16 19:52:57
0
user avatar
Aling Tan
🍓🍓🍓🍓🍓
2021-01-16 11:40:57
0
user avatar
Aling Tan
My first Novel
2021-01-15 09:09:17
0
45 Chapters
AWAL MULA
Jakarta 2018   Dania menghela napas perlahan. Ia menatap tiket pesawat di tangannya. Lalu, ia menatap Ibunya yang tersenyum di atas kursi roda sambil menatapnya penuh kebanggaan. "Selama Dania pergi, Ibu jangan lupa minum obat ya. Ibu jangan lupa makan dan istirahat yang cukup, ya." "Iya, Ibu pasti akan menjaga kesehatan Ibu," jawab Kartika.   "Kamu belajar yang tenang ya, nak. Di sini kan ada Mama dan juga kak Yunita yang akan menjaga Ibumu. Kau belajar yang rajin saja, supaya kau segera lulus dan juga bisa menjadi dokter spesialis." "Terimakasih, ma," jawab Dania. Ia menatap Ibu angkatnya itu dengan penuh rasa terimakasih yang tulus. Jika tidak ada Ibu Aryani kehidupan Dania saat ini mungkin tidak akan seperti sekarang ini.   Tahun ini Dania berusia 24 tahun. Dan ia baru saja menyelesaikan S1 nya di sebuah Universitas ternama di kota Bandung. Dan, sebentar lagi ia akan terbang ke Singapura untuk melanjut
last updateLast Updated : 2021-01-14
Read more
PERGI UNTUK SELAMANYA
    Kartika dan Agung tidak menyangka jika pagi itu Sulastri akan pulang dengan membawa jasad ayah mereka pulang. Kartika tidak kuasa menahan derai air mata. Ia menangis tersedu sambil memeluk Agung adiknya. Beberapa tetangga mereka langsung membantu memandikan jenazah ayah mereka. Ceppy rupanya terlibat dalam perkelahian dengan para preman ketika ia mabuk. Perkelahian yang tidak seimbang dan satu buah tikaman yang tepat mengenai organ vitalnya membuat Ceppy meregang nyawa setelah beberapa jam ia melawan maut di dalam ruang operasi.   "Kamu yang sabar ya, neng. Harus bisa hibur Ibumu," ujar Aminah majikan Sulastri. Kartika hanya mengangguk pedih."Terima kasih banyak ya, Bu," jawab kartika pilu. "Ini disimpan ya, nggak usah bilang sama Ibumu. Ini buat pegangan ya, kasian adikmu sekolahnya. Kamu juga neng, udah kelas 2 sayang sebentar lagi naik ke kelas 3. Kalau ada apa-apa, bilang sama Ibu ya," kata Aminah lagi sambil memberikan amplop berisi ua
last updateLast Updated : 2021-01-14
Read more
AWAL PENDERITAAN
    Seharian itu, Sulastri pergi entah kemana. Sejak subuh ia sudah keluar rumah, karena khawatir Kartika pun akhirnya memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah dulu. Ia membuatkan adiknya sarapan. Lalu membersihkan rumah dan mencuci serta menggosok pakaian. Tak lupa ia juga membereskan rumah yang berantakan karena ulah para preman penagih hutang kemarin.     Sampai menjelang isya, Sulastri akhirnya pulang. Wajahnya tampak begitu lelah. Dan, saat ia menatap Kartika ia hanya mendelik dan langsung masuk ke kamarnya. "Gung, kau ajak Ibu makan, kalau teteh yang ajak makan nanti Ibu marah," kata Kartika pada Agung adiknya. Namun, belum sempat Agung mengetuk pintu kamar, Sulastri sudah keluar dari kamarnya. "Ganti pakaian dan bereskan baju-bajumu, lalu ikut Ibu!" perintah Sulastri pada Kartika. "Kita mau kemana, bu?" tanya Kartika takut- takut. "Nggak usah banyak tanya, cepat!" bentak Sulastri. 
last updateLast Updated : 2021-01-14
Read more
KESUCIAN YANG TERENGGUT
Teti membawa Kartika ke sebuah hotel berbintang bersama dengan dua orang bodyguard Mami Sania. Donny dan Wahyu bertubuh tinggi besar dengan wajah yang garang. Wajah Wahyu memiliki bekas sayatan dari pelipis hingga ke pipi sebelah kanan, sehingga keliatan tambah seram. Kartika hanya mampu terisak sedih, hatinya benar-benar sakit. Hanya demi hutang, Ibu kandungnya dengan tega menjualnya. "Nggak usah nangis, kamu mau disiksa sama Mami Sania?!" hardik Wahyu sambil menyetir mobil. Teti langsung menyambar tissue dan merapikan make up Kartika yang tampak belepotan karena air mata. "Mending diem deh, eike nggak tanggung jawab ya, kalau sampai tamu nggak puas trus ngadu sama Mami," kata Teti. "Tolong lepasin saya, saya nggak tau kalau Ibu saya udah jual saya. Saya masih mau sekolah.""Kamu pikir, Mami Sania mau lepasin kamu begitu aja? Kalau kamu mau bebas, kembaliin dulu uang yang sudah diberikan Mami Sania sebesar 50 juta plus dana untuk baju dan s
last updateLast Updated : 2021-01-14
Read more
PASRAH ADALAH JALAN TERBAIK
    Sesampai di rumah Mami Sania, Kartika di bawa ke sebuah kamar yang berada di lantai atas. Ternyata, di dalam kamar itu ada dua orang gadis lain yang sebaya dengannya. Mereka menatap Kartika penuh rasa ingin tau. "Kau tidur bersama mereka, ingat jangan coba berbuat hal yang aneh-aneh," kata Teti sebelum meninggalkan kamar itu.     Kartika melangkah perlahan, ia melihat tas yang ia bawa ketika datang ada di sudut ruangan. Kedua gadis itu bangkit dan menghampiri Kartika. Lalu mereka mengajak Kartika untuk duduk. "Sakit ya?" tanya salah seorang gadis itu. Kartika mengangguk, ia memang merasakan sakit. Tidak hanya karena malam pertama yang terpaksa ia lakukan. Tapi, karena sakit yang ia rasakan di hatinya juga. "Namaku Wendah dan ini Ayu. Namamu siapa?" "Kartika, Teh." "Jangan panggil teteh, kita seumuran kayanya. Panggil saja aku Wendah, kenapa kau bisa sampai ke sini?" 
last updateLast Updated : 2021-01-14
Read more
TAKDIR YANG TAK SEHARUSNYA
    Hampir 3 bulan Kartika berada di rumah Sania. Entah sudah berapa banyak pria yang Kartika layani di kamar hotel. Hampir setiap malam dia dipaksa untuk melayani tamu- tamu. Tamu- tamu yang ia layani adalah tamu- tamu pilihan. Bukan orang sembaranga. Begitu juga dengan Wendah dan  Ayu , nasib mereka setali tiga uang dengan Kartika. Ketiganya saat ini hanya bisa pasrah dengan keadaan yang mereka jalani saat ini.     Kartika sudah tidak pernah menangis lagi sekarang. Ia hanya bisa pasrah dan menahan sakit hatinya. Dari uang tips yang ia kumpulkan, Kartika mulai belajar memakai make up dari Teti. Sania tidak pernah meminta uang tips yang diberikan oleh para tamu. Bagi Sania, ketiga gadis itu masih sangat menguntungkan. Hingga tiba di bulan ke 4 saat tamu mulai bosan dengan ketiga gadis itu. Sania pun memutuskan untuk memindahkan ketiga gadis itu ke Mess nya untuk bergabung bersama para gadis yang lain.     Seumur h
last updateLast Updated : 2021-01-14
Read more
HITAM PUTIH
Kartika tersentak saat mendengar bentakan dari seseorang. Begitu juga dengan Wendah dan Ayu.Mereka langsung melepaskan pelukan dan menatap gadis yang berdiri di depan pintu kamar mereka. "Kalian ini nggak tau diri ya! Baru datang udah bikin keributan. Kalau siang begini, jam nya istirahat! Emang dulu di rumah Mami Sania kalian kerja kantoran! Sama aja, kerja kaya kami, jangan sok ya karena kemarin-kemarin kalian dapat tamu pejabat dan bos berduit kalian mau sombong!" "Maaf ya, Mbak. Kami nggak bermaksud untuk buat Mbak nggak nyaman. Maaf kalau suara kami ganggu Mbak," kata Ayu dengan sedikit gemetar ketakutan.     Gadis itu mencebik dan menatap Ayu  dengan tajam. "Bilang sama kedua temen kamu ya, terutama yang pakai baju biru," katanya sambil menuding ke arah Kartika. "Jangan sok cantik di sini!" Setelah puas meluapkan emosinya, gadis itu pun segera pergi meninggalkan mereka bertiga. Ayu langsung bangkit lalu menutup pint
last updateLast Updated : 2021-01-14
Read more
BEKERJA
Air mata Kartika tak terbendung lagi, ia pun menangis di pelukan Sundari. "Terimakasih, bu." "Ibu akan mengurus KTP mu ya nak. Oya, kau harus belajar untuk menabung, nak. Sedapat mungkin Ibu akan memberimu tamu yang baik dan tidak kasar juga royal dalam memberikan uang tips. Sehingga kau bisa cepat keluar dari sini. Ibu nggak mau kau bernasib sama seperti Ibu. Sampai tua di tempat seperti ini. Jangan berlama-lama di tempat ini, nak. Kau masih terlalu muda dan, kau masih berhak untuk merasakan kehidupan yang jauh lebih baik. Nah, sekarang kau bergabung dengan yang lain. Kalian akan segera diantar ke klub. Berdandanlah yang cantik. Biasanya tamu-tamu datang pukul 11 malam. Ibu akan memilih tamu yang baik untukmu ya, nak. Ada kok, tamu yang hanya booking untuk menemani karaoke. Tidak selalu harus menemani di atas ranjang." "Sekali lagi, terimakasih bu." "Sama-sama, nak."    Kartika pun beranjak keluar ruangan d
last updateLast Updated : 2021-01-14
Read more
BUKAN MAUKU
    Setelah puas bermain-main dengan Kartika, Teddy pun mengantarkan Kartika pulang. "Kita makan dulu, ya. Nanti baru Akang antar pulang, ya.""Iya, terserah akang aja."     Teddy dan Kartika pun langsung keluar dari kamar untuk cek out. Sebelum mengantarkan Kartika pulang, Teddy pun mengajak Kartika untuk mampir ke rumah makan.     Namun, tiba-tiba saat sedang makan, seseorang menepuk bahu Kartika. "Kartika, kamu Kartika kan? Kemana aja, kok udah berapa bulan nggak masuk sekolah? Lagi apa di sini?" Kartika pucat pasi, ia menatap gadis dengan seragam SMU yang berdiri di hadapannya. "Rengganis?""Iya, kamu ngapain di sini? Dua bulan lalu, bu Atin datang ke rumah kamu, kayanya kamu kabur dari rumah? Kamu kelewatan, nggak kasian sama Ibu dan adik kamu? Bukannya bantu orang tua, malah kabur jangan-jangan kamu jadi simpenan om-om, ya? Ih, amit-amit, ngga
last updateLast Updated : 2021-01-14
Read more
BUKAN MAUKU
    Setelah puas bermain-main dengan Kartika, Teddy pun mengantarkan Kartika pulang. "Kita makan dulu, ya. Nanti baru Akang antar pulang, ya.""Iya, terserah akang aja."     Teddy dan Kartika pun langsung keluar dari kamar untuk cek out. Sebelum mengantarkan Kartika pulang, Teddy pun mengajak Kartika untuk mampir ke rumah makan.     Namun, tiba-tiba saat sedang makan, seseorang menepuk bahu Kartika. "Kartika, kamu Kartika kan? Kemana aja, kok udah berapa bulan nggak masuk sekolah? Lagi apa di sini?" Kartika pucat pasi, ia menatap gadis dengan seragam SMU yang berdiri di hadapannya. "Rengganis?""Iya, kamu ngapain di sini? Dua bulan lalu, bu Atin datang ke rumah kamu, kayanya kamu kabur dari rumah? Kamu kelewatan, nggak kasian sama Ibu dan adik kamu? Bukannya bantu orang tua, malah kabur jangan-jangan kamu jadi simpenan om-om, ya? Ih, amit-amit, ngga
last updateLast Updated : 2021-01-14
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status