Share

Bab 3

Penulis: Crimson Delay
Yudi menegakkan tubuh, "Ingat, Belva mau yang buatan tangan, gaun pengantin ini hanya bisa diselesaikan olehmu dalam waktu seminggu."

Kakak menginginkan pola yang paling rumit dan memintaku untuk menyulamnya sendiri.

Hal ini hampir mustahil untuk dilakukan.

Namun, selama menyelesaikan gaun pengantin ini, aku bisa sepenuhnya memutuskan hubunganku dengan Yudi, jadi aku harus bertahan.

Aku sudah lama tidak memegang jarum. Awalnya, jariku selalu tertusuk.

Berdarah adalah masalah kecil, tapi setiap kali tertusuk, aku merasa sangat sakit dan hampir pingsan.

Kemudian, mataku menjadi kabur.

Untuk mempercepat pekerjaan, aku hanya bisa tidur tiga jam sehari.

Fokus menatap ke arah tertentu untuk waktu yang lama, mataku menjadi sangat lelah.

Penglihatan mata kiriku pun memburuk parah. Pada hari ketiga, mata kiriku tidak bisa lagi melihat apa pun dengan jelas.

Untungnya, aku telah menyelesaikan gaun pengantin ini pada hari kelima.

Aku pun menelepon Yudi dan memintanya untuk mengambil gaun pengantin.

Tak kusangka orang yang datang adalah kakakku.

Belva membelai gaun pengantin berwarna merah terang itu dan tersenyum aneh. "Keahlian adikku masih sangat bagus, kamu telah mempersiapkan gaun pengantin ini dengan teliti."

Aku kelelahan dan terlalu malas untuk menghadapinya, jadi aku melambaikan tanganku dan berkata, "Kalau kamu puas, ambil saja gaun itu."

"Sabar, masih ada benang di sini, aku akan memperbaikinya."

Selesai berkata, kakakku mengambil gunting.

Di bawah tatapanku, gunting itu tiba-tiba memotong kerah gaun pengantin.

"Tidak!"

Jeritanku dan suara kain yang robek terdengar bersamaan.

Semuanya sudah terlambat.

Setengah menit kemudian, gaun pengantin itu menjadi potongan-potongan kain yang sobek.

Kerja kerasku hancur, aku berlutut dan memegang kain yang berharga itu dengan patah hati.

"Belva, kenapa kamu melakukan ini?"

Aku tak bisa mengendalikan diri dan langsung bergegas ke arahnya. Tapi tanganku langsung dicengkeram begitu aku mengangkatnya.

Yudi mendorongku ke lantai dengan kuat.

"Sella, aku tahu kamu tidak ingin aku menikahi Yudi, tetapi hubunganmu dan dia sudah berlalu. Awalnya, kita berempat bisa hidup bahagia, kenapa kamu malah menyeret semua orang untuk menderita bersama?"

Kakakku menangis di belakangku dan berkata pada Yudi, "Yudi, gaun pengantinnya sudah rusak, kita jangan menikah lagi. Aku akan mengembalikanmu padanya."

Yudi segera membujuknya, "Belva, aku milikmu."

Dia tampak sangat lembut, tatapannya penuh cinta.

Saat itu aku teringat Yudi juga pernah membujukku seperti ini.

Aku merasa patah hati, aku pun tidak tahan dan menjelaskan, "Aku tidak merusak gaun pengantin itu, dia yang gunting sendiri."

"Sella, kamu kira aku bakal percaya?" Yudi berkata dengan marah, "Kamu benaran wanita paling kejam yang pernah kulihat. Kamu harus perbaiki gaun pengantin itu sebelum hari pernikahan."

Masih ada dua hari sebelum pernikahan mereka.

Aku pun berkata dengan jujur, "Aku tidak bisa memperbaikinya, kamu cari orang lain saja."

Wajah Yudi tampak muram.

Sebelum Yudi menyebutkan uang, aku berinisiatif untuk berkata, "Aku akan membayarmu."

Aku punya sedikit tabungan, awalnya aku ingin mewariskan semua uang itu kepada Kiky sebelum aku kehilangan ingatanku.

Sekarang, tampaknya tidak bisa lagi.

Namun, aku masih muda, aku bisa menghasilkan uang setelah hilang ingatan.

Saat memikirkan ini, entah kenapa Yudi menjadi gila.

Dia mengambil gunting di lantai dan mulai menggunting produk jadi lainnya di lemari.

Saat dia mulai bertindak, aku berteriak, "Yudi, apa kamu gila? Cepat hentikan!"

Tapi tak peduli seberapa keras aku berteriak, dia sepertinya tidak mendengarku dan menggunting semuanya hingga hancur.

Hatiku juga hancur.

Karya-karya ini tidak hanya mencakup karya agungku, tetapi juga karya guruku.

Setiap karya bisa disebut sebagai sebuah karya seni.

Apalagi, guruku telah meninggal dunia selama bertahun-tahun. Sebelum dia meninggal, aku berjanji untuk menjaga barang-barang ini dengan baik.

Aku menghentikannya berulang kali, tetapi Yudi terus mendorongku.

Akhirnya, dia mengeluarkan sebuah gaun pengantin dari lemari paling dalam dan bertanya dengan dingin, "Bisakah kamu perbaiki gaun pengantin itu sebelum pernikahan?"

Itu adalah barang terakhir yang ditinggalkan guruku untukku.

Guruku berharap bisa melihatku mengenakan gaun pengantin ini saat aku menikah.

Aku juga pernah mengenakan gaun pengantin ini untuk Yudi dan malam itu juga kami memiliki anak.

Melihat Yudi mengambil gunting dengan kejam, aku hanya bisa menyetujuinya.

"Bisa! Aku buat! Jangan sentuh gaun itu!"

Yudi tersenyum, sambil mengambil gaun pengantin di tangannya, "Setelah kamu mengantar gaun pengantin Belva, aku akan mengembalikannya padamu."

Dia pun menggandeng kakakku keluar.

Sementara aku duduk di lantai dan berteriak, "Yudi!"

Dia menoleh ke belakang dengan bingung.

"Apa benar kamu tidak ingat apa-apa? Aku bergadang selama lima hari demi buat gaun pengantin ini. Kalau terus seperti ini, tanganku bakal cacat dan mataku bakal buta. Apa kamu sama sekali tidak peduli?"

Aku menatap pria ini.

Pria yang aku cinta dan benci.

Aku akan memberimu kesempatan terakhir. Selama kamu mengakui dirimu pura-pura amnesia, aku akan ceritakan semuanya padamu.

Yudi juga merasakan sesuatu. Dia agak tertegun, jejak sakit hati muncul di matanya.

"Sella, aku…"

Tepat pada saat ini, Kakakku lemas ke samping, "Yudi, aku merasa nggak nyaman."

Pandangan Yudi pun tertarik padanya dan langsung memapahnya, "Belva, aku bawa kamu ke rumah sakit."

Saat tiba di depan pintu, Yudi melotot ke arahku, "Sella, jangan berpura-pura, Belva sudah bilang kalau tubuhmu sudah pulih, aku tidak akan tertipu."

Pintu lalu dibuka, kemudian tertutup.

Harapan terakhirku lenyap bersama kepergian Yudi.

Setelah tertegun beberapa saat, aku bangkit dan mulai memperbaiki gaun pengantin.

Gaun ini tidak bisa diperbaiki, aku harus buat ulang.

Waktunya terlalu sempit, aku tidak boleh tidur sama sekali.

Mataku pun jadi tidak bisa melihat.

Jari-jariku tertusuk jarum dan berdarah, saking sakitnya aku bahkan tidak bisa memegang kain.

Tapi aku tetap harus menyelesaikannya.

Aku berkata pada diri sendiri.

Aku harus mengambil kembali barang peninggalan guruku.

Sehari semalam berlalu, sebuah gaun pengantin baru pun muncul di hadapanku.

Setelah menjahit jahitan terakhir, aku langsung lemas.

Aku jatuh lumpuh di meja dan otakku berdengung.

Pada saat yang sama, aku merasakan ada sesuatu yang meninggalkanku.

Apa itu?

Aku tidak bisa mengingatnya.

Entah berapa lama berlalu, aku dibangunkan oleh seseorang.

Seseorang berteriak dengan cemas, "Sella, ada apa denganmu? Apa kamu baik-baik saja?"

Aku menatapnya dan berkedip, "Siapa kamu?"

Setelah menunggu beberapa detik, aku bertanya lagi, "Siapa Sella?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Berjuang Napas Kembali   Bab 8

    Aku pun bertanya padanya, "Emangnya kamu tidak tahu, kenapa aku tidak mau menikahimu?""Apa kamu masih peduli dengan Belva?" Yudi mengerti, "Harusnya kamu memahamiku, aku kehilangan ingatanku dan Belva berbohong padaku. Begitu ingatanku pulih, aku langsung jelaskan padanya. Ketika aku tahu dia menyakitimu begitu parah, aku juga sudah balas dendam padanya."Kematian Belva pasti berhubungan dengan Yudi.Dia berusaha membuat Belva mati dengan cara yang memalukan.Menghadapi pria ini, aku kembali kecewa, "Yudi, aku tidak bodoh. Aku tahu persis apa benar kamu amnesia atau hanya pura-pura." Seluruh tubuh Yudi bergetar. "Tidak mungkin.""Saat mendapatkan catatan medis itu, aku ingin memberitahumu kalau Belva telah menyakitiku. Tapi, ketika datang menemuimu, aku mendengar apa yang kamu katakan kepada orang-orang itu." Aku menatapnya tajam, "Yudi, kamu sangat mengecewakanku. Aku hampir kehilangan nyawaku untukmu, tetapi kamu malah memperlakukanku seperti ini. Sekarang atas dasar apa kamu masih

  • Berjuang Napas Kembali   Bab 7

    Tapi tak peduli berapa kali aku bilang membencinya, Yudi dan putranya tetap datang melapor padaku setiap hari.Mereka selalu mengatakan banyak hal aneh.Yudi juga melakukan beberapa hal gila saat aku dalam keadaan sehat.Misalnya, dia dan Kiky melompat ke kolam renang bersama-sama saat cuaca dingin, sampai tubuhnya kedinginan juga tidak mau keluar.Akhirnya, setelah meninggalkan kolam, dia menatapku dengan kasihan dan bertanya apa aku mengingat sesuatu.Setelah aku menggelengkan kepala, dia menjadi sangat kecewa.Namun, dia tetap berkata, "Nggak apa-apa, aku akan berusaha membuat ingatanmu pulih."Yudi memberiku bunga mawar setiap hari dan mengatakan kalau bunga mawar adalah bunga kesukaanku.Namun, menurutku tidak.Aku merasa benci saat melihat warna merahnya yang cerah.Dia juga membawakanku gaun pengantin sulam dan mengatakan itu adalah hadiah dari guruku.Aku pernah pakai untuknya dan dia terpesona olehku.Aku menyentuh gaun pengantin itu dan sangat menyukainya. Hari itu aku minta

  • Berjuang Napas Kembali   Bab 6

    "Apa katamu? Apa amnesia yang kamu maksud? Kalau berani asal ngomong, kamu bakal dipecat!"Yudi memaki seperti binatang buas dari kejauhan. Dia mencengkeram pakaian Jordy dan terlihat sangat muram.Jordy sama sekali tidak takut dengan kemarahannya, "Pak Yudi, tenanglah. Hal ini sudah terjadi, sekalipun kamu hancurkan rumah sakit, ingatan Nona Sella juga tidak akan kembali."Yudi pun melepaskan tangannya.Jordy mengeluarkan catatan medisku dari laci dan membuka halaman tentang obat-obatan.Lalu, memberitahunya alasan aku menjadi begini, karena menggunakan obat jenis ini.Bukan hanya obat jenis ini yang telah menyebabkan kerusakan pada tubuhku, ada juga beberapa jenis obat lain, yang telah menyebabkan kerusakan pada tubuhku kalau digunakan bersamaan."Dan setelah diperiksa, mata kiri Nona Sella sudah buta. Pergelangan tangannya terlalu sering digunakan, jadi dia tidak bisa lagi mengangkat barang. Bahkan sebuah ponsel pun sangat berat baginya."Wajah Yudi perlahan menjadi pucat.Dia mundu

  • Berjuang Napas Kembali   Bab 5

    Saat itu kakakku sedang berbaring di bak mandi, pakaiannya basah kuyup.Dia tampak memegang sebotol anggur merah dan sebotol obat berguling di lantai.Adegan bunuh diri yang sempurna.Namun, saat melihat adegan ini, Yudi mengambil pancuran di sebelahnya, menyalakan air dingin dan menyiram kepala kakakku.Kakakku langsung terbangun dan bangkit dari bak mandi sambil berteriak.Setelah melihat orang di depannya dengan jelas, dia kembali ke penampilannya yang menyedihkan seperti biasanya."Yudi, apa yang kamu lakukan?" Setelah mengatakan itu, tubuhnya lemas dan jatuh ke pelukan Yudi. "Aku pusing banget, bisakah kamu membawaku ke rumah sakit?"Tapi Yudi mendorongnya ke lantai dan menunjukkan video CCTV di ponselnya.Lalu, bertanya dengan dingin, "Apaan ini? Lalu kenapa kamu menghasut Kiky untuk mempermainkan Sella?"Mata Kakakku membelalak. "Yudi, aku bukan sengaja. Aku takut kehilangan kalian berdua, kita sekeluarga bertiga begitu bahagia. Atas dasar apa Sella bisa mendapatkannya tanpa mel

  • Berjuang Napas Kembali   Bab 4

    Begitu acara pernikahan selesai, Yudi tak sabar mengemasi barang-barangnya bersama Kiky.Tiga tahun lalu, Yudi membuat perjanjian, agar kakakku mau menyelamatkanku.Yudi harus bersama Belva selama tiga tahun, setelah melangsungkan pernikahan yang megah, dia bisa kembali bersamaku.Wajah Kiky penuh harapan, dia pun berputar mengelilingi Yudi, "Ayah, sebelumnya aku telah menyakiti Ibu, apa dia akan memaafkanku?""Tentu saja." Yudi berkata dengan tegas, "Ibumu adalah orang terbaik di dunia, dia pasti akan terima kita berdua."Meskipun berkata demikian, dia merasa panik ketika teringat terakhir kali melihat tatapanku.Harus segera berkemas. Sebenarnya, Yudi juga merasa senang ketika bersama kakakku, tapi orang yang benar-benar dia cintai adalah aku.Setiap kali aku memperlihatkan kenangan kami berdua, dia selalu merasa terharu dan tertekan.Mereka berdua segera mengemasi barang-barangnya, tapi malah dihentikan kakakku tepat saat mereka hendak keluar pintu. "Yudi, kamu mau ke mana? Bukankah

  • Berjuang Napas Kembali   Bab 3

    Yudi menegakkan tubuh, "Ingat, Belva mau yang buatan tangan, gaun pengantin ini hanya bisa diselesaikan olehmu dalam waktu seminggu."Kakak menginginkan pola yang paling rumit dan memintaku untuk menyulamnya sendiri.Hal ini hampir mustahil untuk dilakukan.Namun, selama menyelesaikan gaun pengantin ini, aku bisa sepenuhnya memutuskan hubunganku dengan Yudi, jadi aku harus bertahan.Aku sudah lama tidak memegang jarum. Awalnya, jariku selalu tertusuk.Berdarah adalah masalah kecil, tapi setiap kali tertusuk, aku merasa sangat sakit dan hampir pingsan.Kemudian, mataku menjadi kabur.Untuk mempercepat pekerjaan, aku hanya bisa tidur tiga jam sehari.Fokus menatap ke arah tertentu untuk waktu yang lama, mataku menjadi sangat lelah.Penglihatan mata kiriku pun memburuk parah. Pada hari ketiga, mata kiriku tidak bisa lagi melihat apa pun dengan jelas.Untungnya, aku telah menyelesaikan gaun pengantin ini pada hari kelima.Aku pun menelepon Yudi dan memintanya untuk mengambil gaun pengantin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status