Home / Romansa / Berpisah Untuk Kembali / Life After Break Up

Share

Life After Break Up

Author: Kriezty
last update Last Updated: 2024-05-30 16:44:55

Di sini Alga mulai mempertimbangkan semuanya. Yang dikatakan Hana ada benarnya. Tapi untuk melepas Hana dia juga begitu berat. Kalau ditanya siapa yang paling tersiksa? Alga akan menjawab bahwa posisi dirinya yang paling menyiksa. Kakeknya dan Hana sama sama adalah orang yang Alga Cintai. Alga tak pernah membayangkan bahwa hubungannya dengan Hana akan seperti ini. Di sini Alga tak ingin mengecewakan kakeknya, namun ia juga harus memikirkan kondisi Hana yang secara sadar telah dia hancurkan masa depannya. Alga merasa sangat bersalah pada Hana, entah bagaimana caranya ia menebus kesalahan itu pada wanita kelahiran Semarang itu.

“Kamu gak usah khawatirkan tentang aku, aku janji aku akan baik baik saja, Al,” ucap Hana seolah tau apa yang sedang berkecamuk dalam kepala Alga. Tanpa ada yang tahu hati Hana meronta ronta kesakitan.

“Aku gak pernah bayangin jika hubungan kita akan seperti ini pada akhirnya.” Alga mencium kedua tangan Hana begitu lama dengan tangis yang sesenggukan. “Maaf, maafkan aku yang sudah merusak masa depanmu.” Alga semakin histeris.

“Semuanya sudah terjadi, Al. Mau bagaimanapun gak akan bisa mengembalikannya, bukan?.”

“Aku terlalu sombong, merasa bahwa kita akan bersama selamanya hingga aku melakukannya. Maaf, maaf, maaf, aku sudah menghancurkan masa depanmu, Han.”

“Aku ingin kamu tidak mengecewakan kakek. Aku gak mau hubungan kita membuat kamu jadi cucu durhaka. Aku juga gak mau kalau kamu salah mengambil keputusan yang pada akhirnya kamu akan menyesal seumur hidup, Al. Kalau kamu mencintai aku, mari kita saling melepas, Al!” Pengucapan kalimat terakhir Hana bersamaan dengan luruhnya air matanya.

“Melepas?” Sungguh mendengar kata itu membuat raga Alga tak berdaya.

“Iya, mungkin akhir dari perjalanan cinta kita adalah saling melepas.” Alga menggeleng gelengkan kepalanya, dia tidak setuju dengan keputusan Hana untuk saling melepas. “Mungkin ini yang dinamakan berpisah karena keadaan, Al. Satu terpaksa mengakhiri, yang satu terpaksa menerima.” Hana menghela napas berat. “Ini keputusan terberat yang pernah aku ambil. Tapi, terpaksa aku lakukan. Cinta tak harus memiliki kan, Al? Anggap saja ini adalah pengorbananku. Jadi jangan pernah menyia nyiakan apa yang aku korbankan untuk kamu. Kamu harus bahagia dengan pilihan kakek, karena mungkin memang itu takdirnya. Mari berpisah dengan baik baik, Al!” putus Hana kemudian.

“Han, jika memang perpisahan ini benar harus terjadi, kamu harus tahu! Kamu akan selalu memiliki tempat tersendiri di hatiku. Di mana ada ruang yang hanya ada aku dan kamu di dalam sana.” Hana mengangguk.

“Aku percaya itu. Kamu juga punya tempat tersendiri di hati aku,” ucap Hana dengan senyum yang terpaksa ia ukir di wajahnya.

“Kalau memang hari ini adalah hari terakhir kita bersama, aku boleh memelukmu untuk yang terakhir kalinya?” Hana mengangguk. Keduanya pun saling memeluk begitu erat dengan diiringi tangis. “Han, yang terjadi saat ini keharusan, bukan kemauan.  Jika suatu saat nanti ada cela di mana aku dan kamu bisa kembali menjadi kita, aku janji akan perjuangkan kamu lagi, Han.” Hana kembali mengangguk.

“Jaga diri baik baik ya, Al. Setelah ini kita akan menjadi orang asing. Gak akan ada lagi notif chat yang bakal mengganggu hari hari kamu, gak akan ada lagi aku yang cerewet dan kepoin kamu tiap hari.”

“Tidak bisakah kita tetap saling berkomunikasi dengan baik, Han?”

Hana menggeleng pelan. “Kamu harus jaga perasaan pasangan kamu nantinya, Al. Berkomunikasi denganku hanya akan melukai perasaannya.” Hana tutup dengan senyum termanisnya.

“Selamat tinggal lelakiku, semoga kita bertemu ditakdir Tuhan yang lain. Semua mimpi yang pernah kita rencanakan bersama, bahkan sebagian telah kita usahakan, kini harus kita hapus terpaksa. Karena kita tidak bisa lagi bersama. Makasih untuk semua kenangan yang pernah kita ukir bersama. Semoga aku bisa tanpamu, in syaa Allah aku ikhlas,” ucap Hana dalam hati.

***

Life after break up itu tak semudah yang Hana bayangkan, Hana harus bertarung dengan isi kepalanya setiap hari. Putus cinta itu kedengerannya simple, tapi tidak sesimple putus tapi masih cinta. Keduanya sama sama korban, mereka harus berpisah karena salah satunya dijodohkan. Cinta, tentu saja masih saling mengikat di antara keduanya. Melalui hari hari tanpa Alga sangat berat bagi Hana. Kalau boleh, ingin rasanya Hana pindah ke planet lain agar bisa menenangkan diri. Gimana tidak, di apartnya saja banyak kenangan yang mereka ciptakan di sana. Pagi ini dengan langkah setengah hati berangkat ke kantor. Mencoba mengenyahkan pikiran tentang Alga dengan kesibukannya di kantor. Bahkan akhir akhir ini Hana juga sering ambil lemburan.

"Han, Hana," teriak Sindy memanggil Hana.

"Lo kenapa teriak teriak gini sih, Sin? Ada apa?" tanya Hana pelan dan matanya masih fokus pada layar komputernya.

"Alga mau nikah, dan nikahnya bukan sama Lo? Gila sih ini parah." Sindy membanting undangan di meja kerja Hana. Mata Hana langsung terfokus ke arah undangan tersebut. Perlahan diambilnya dan dibukanya, tangan Hana gemetar dan matanya pun sudah berkaca kaca melihat nama pasangan yang tertulis di sana, "Alga Mahardika dan Sukma Rahayu".

“Dapat dari mana undangan ini?”

“Dapat dari kiriman dari si empuhnya. Lo belum dapat kah?” Hana menggeleng pelan. "Han, lo udah tau akan hal ini?" Hana mengangguk. "Apa yang sebenarnya terjadi, Han?"

"Gue ke toilet dulu ya, kalau sudah siap nanti gue cerita." Hana pun pergi meninggalkan Sindy.

Di dalam toilet, Hana meluapkan semua tangisnya. Diremasnya dadanya sendiri yang terasa begitu sesak tak karuan. Walaupun wajahnya sudah dibasahi air, tetap saja tidak merubah apa pun. Sebentar lagi Tuhan benar benar akan memisahkan dirinya dengan Alga, lelaki yang sangat dicintainya. Saat ini, Hana menutup semua akses dari siapa pun. Untuk pekerjaan kantornya dia pakai gawai kantor untuk berkomunikasi. Dia tak ingin keputusannya akan goyah jika masih berhubungan dengan Alga.

"Han, ada mamanya Alga datang mau ketemu sama lo katanya." Tiba tiba Sindy menyusul.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Berpisah Untuk Kembali   Malam Pertama

    “Aku pastikan anak anak kita nanti akan bangga dan sempurna memiliki ibu sepertimu, Istriku.”“Dan anak anak kita bisa beranggapan seperti itu pada ibunya karena hadirmu yang selalu menyempurnakanku, Suamiku.”“Terima kasih, sudah mencintaiku tanpa peduli jarak dan waktu. Kalau bukan kamu yang aku cintai, aku gak tahu apa orang lain itu bisa tetap mencintaiku diketidak pastian diriku yang menghilang. Aku pun sulit untuk membayangkan hal itu.”“Kamu juga, ‘kan? Kamu mencintaiku tanpa peduli jarak, waktu, serta dimensi koma yang kamu selami kala itu.” “Kamu lebih hebat dan lebih setia, Sayang. Kamu yang setiap saat menapaki bumi dengan lalu lalang lelaki yang jelas jelas sudah mengisi hari harimu, tapi sedikit pun kamu tidak goyah dengan kehadirannya. Kamu kuat mempertahankan cinta kamu tetap untukku. Kamu hebat, sangat hebat.” Alga membingkai wajah Hana dengan kedua telapak tangannya. “Tentang aku, saat itu aku tebujur kaku yang bernapas saja bergantung pada mesin. Andai papa dan mama

  • Berpisah Untuk Kembali   Cinta Atau Sayang?

    “Aku bisa merasakan denyut lemah itu sedang kesakitan saat ini.” “Denyut lemah?” “Iya, yang di dalam sana,” tunjuk Sindy pada dada Aris. “Kenapa kamu bisa tahu?” “Cinta benar benar buta ya, sampai kamu tidak sadar ketika tadi kamu mengutarakan isi hati kamu pada Hana, aku berada tepat di samping tubuh Hana, tubuh yang sebenarnya ingin kamu bersamai seumur hidupnya.” “Oh maaf, aku kira kamu –“ “Cenayang? Tentu tidaklah. Aku manusia biasa, yang bisa mendengar dan melihat atraksi dan interaksi orang orang di sekelilingku.” “Bukan gitu, aku kira kamu melihat wajahku begitu mengenaskan, terlalu nampak jika aku sedang berduka di atas kebahagiaan orang yang aku cintai.” “Kamu cinta atau sayang dia?” “Aku mengakui getaran cinta itu saat bersamanya, aku merasakannya. Bahkan ketika tadi aku ajak ia berbicara pun masih sama rasanya.” “Kamu percaya bahwa cinta itu bisa hilang sedangkan rasa sayang itu tidak akan bisa hilang?” “Kenapa bisa begitu? Bukannya cinta itu sudah pasti sayang se

  • Berpisah Untuk Kembali   Harus Usai

    “Mana ada calon? Belum ya.” “Lah yang selalu kamu posting itu siapa?” “HTS-an doang mah,” jawab Sindy seraya mengerucutkan bibirnya. “Ya cepet diresmikan dong!” “Udah lost contact.” “Kok bisa?” “Udah ah jangan bahas itu, aku lagi gak mau sedih di hari pernikahan kamu loh.” “Ututu, sini sini peluk, Sayang!” Hana pun memeluk Sindy sambil menepuk nepuk pelan bahunya. “Han, selamat ya! Sudah bahagia kan dengan seseorang yang selama ini kamu inginkan?” Tiba tiba Aris mendekati Hana seraya menjabat tangan Hana. “Makasih banyak, Ris.” “Aku juga ucapkan terima kasih untuk kamu. Karena kamu sudah mengajarkan banyak hal padaku, Han, terutama tentang ikhlas untuk melepas. Tentang arti mencintai tanpa memiliki serta terkait makna lebih mementingkan hati yang cintai untuk menjemput bahagianya meski bukan denganku ia melanjutkan jalan hidupnya. Kamu juga mengajarkan dan membuktikan ada semesta bahwa ternyata cinta bisa habis pada satu orang, Han,” ungkap Aris sesuai apa yang ada dalam hati

  • Berpisah Untuk Kembali   Acara Sakral

    Tidak salah jika Bali sering kali dinobatkan sebagai tempat paling romantis di Indonesia bahkan juga telah diakui oleh dunia. Tak heran jika dream wedding Hana adalah Bali. Hari yang ditunggu tunggu kini telah tiba, yaitu pernikahan Hana & Alga. Keduanya menggelar resepsi pernikahan di sebuah taman yang begitu indah yang diapit oleh dua pantai pasir putih yang memang sudah menjadi salah satu favorit wedding venue dengan pemandangan beachfront. Tidak banyak tamu undangan, hanya kurang lebih 200 orang saja. Hanya orang orang terdekat dari kedua keluarga juga dari teman teman Alga dan Hana.Akad nikahnya dilaksanakan pagi hari di semi outdor yang berlokasi di satu tempat yang sama, namun berjarak. Akan tetapi masih dengan pemandangan pantai yang menenangkan, menjadikan acara sakral tersebut menjadi lebih khidmat dan syahdu secara bersamaan.“Wahai ananda Alga Mahardika, tangan yang saat ini kau genggam itu adalah tangan dari seorang ayah dari calon pengantin wanitamu, Hana Camilla. Yang s

  • Berpisah Untuk Kembali   Kesempatan Dalam Kesempitan

    “Gak apa apa dong. Nanti aku bantuin kamu urus café di sela aku pantau kantor yang di Jakarta. Sambil menunggu waktu setahun itu, sekalian kita nanti bangun café juga di Jakarta ya. Biar café kamu punya cabang.”“Seriusan?”“Pernah aku gak serius dengan apa yang aku ucapkan sama kamu?” Hana menggeleng. “Semoga gak ada halangan aja biar semua terealisasikan dengan baik ya, Sayang.” Keduanya pun mengaamiinkan. “Aku tahu, memiliki café dengan menu per-dessert-an adalah impian kamu sejak dulu. aku masih ingat semua mimpi yang pernah kamu bilang ke aku. Jadi, aku gak mau dengan hadirnya aku, dengan hidupnya kamu bersamaku nantiny, itu akan menghalangi semua mimpi kamu, Sayang. Aku bahkan akan selalu support semua yang kamu impikan selagi itu baik.”“Ah … terharu aku tuh.” Hana pun langsung memeluk tubuh laki laki yang sangat dia cintai itu.“Oh iya, aku malam ini tidur sama kamu boleh gak sih?”“Mana boleh? Kamu tidur sama Al aja.”“Kamu gak kangen aku?”“Kangen, tapi gak harus tidur berdua

  • Berpisah Untuk Kembali   Lamaran Alga

    “Aku harus merebut cinta anak kita agar bisa mencintaiku sepenuhnya,” ucap Alga kemudian.“Kamu mau merebut dia dari aku? Aku yang hamil, aku yang melahirkan, aku yang kasih ASI, aku juga yang ngurus bahkan bergadang jagain dia, terus kamu datang datang mau merebut dia dari aku? Oh tidak semudah itu Ferguso!” Hana ngomel seraya mendorong dada Alga.“Heiii … bukan merebut dari kamu, Sayang. Tapi maksudku, aku mau menggantikan sosok laki laki itu dari hati anak kita. Aku gak mau ya dia lebih sayang ke orang lain timbang ke aku yang notabennya adalah ayah kandungnya,” jelas Alga.“Ish kirain.” Satu kecupan langsung Alga layangkan di bibir Hana. Lelaki itu gemas melihat wanitanya ngomel. “Gak sopan ih,” protes Hana.“Sopan aja lah, lah wong sudah pernah buat anak aja.” Hana pun langsung melayangkan cubitan di perut Alga. “Auuu … sakit tahu, Sayang.”“Biarin ah,” sewot Hana.“Kalau kayak gini, aku bawaannya pengen ngajak kamu ke KUA sekarang aja deh.” Hana hanya mencebikkan bibirnya saja.“

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status