Biarkan Aku Bahagia Meski Sekejap

Biarkan Aku Bahagia Meski Sekejap

By:  Nursindahliana  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 ratings
67Chapters
7.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Rifqah Dzakiyyah Tsurayya' Zahirah atau yang biasa dipanggil Riri, dijodohkan dengan Haikal Leonard Perdana yang merupakan anak dari sahabat ayahnya, yang ternyata telah memiliki kekasih. Meski awalnya menolak untuk dijodohkan, namun akhirnya Riri pasrah dan menerima perjodohan agar membuat orang tuanya bahagia. Walaupun ia tahu, bahwa Haikal terlihat sekali tidak menyukainya. "Akhirnya lo bangun juga. Lama banget lo bangunnya? Gue nungguin lo dari tadi. Karena sekarang lo udah bangun, jawab pertanyaan gue. Anak siapa yang ada dalam kandungan lo itu? Gue nggak pernah nyentuh lo, jadi nggak mungkin itu anak gue. Sebenarnya anak siapa itu?" cerca Haikal sinis. "Jaga mulut kamu, ya, Mas! Aku nggak berhubungan sama siapa pun. Mas pikir Mas siapa? Sampe Mas bebas ngehina aku sesuka hati Mas. Mas pikir siapa yang ngelakuin semua ini? Ini perbuatanmu, Mas! Mas udah memperkosa aku waktu Mas mabuk berat malam itu. Mas yang udah ngehancurin masa depanku. Sekarang aku hamil karena perbuatan Mas, tapi dengan teganya Mas ngefitnah aku? Aku benci sama kamu! Pergi dari sini! Aku nggak mau liat muka kamu lagi. Aku benci! Pergi ...!" Riri menangis dan berteriak histeris mengusir Haikal dengan melemparkan barang-barang yang dapat digapainya.

View More
Biarkan Aku Bahagia Meski Sekejap Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Akhmad Mukharir
yesssssssdddddddddddff
2022-11-13 16:16:35
0
user avatar
Lunetha Lu
Akhirnya diakui juga itu anaknya sama Haikal. Hilihh... Jahat bener sih lagian, awas aja bikin Riri sedih lagi ><
2021-12-08 16:45:06
0
user avatar
LELIEL
Aku mampir kak! Deskripsi dan tata bahasanya udh oke kok! Semangat nulisnya kak!
2021-10-16 13:57:38
0
user avatar
Nona_happy
crazy up thor, si riri biar cepet bahagia. heheheh...
2021-09-30 17:13:27
0
user avatar
Wihelmina Miladi
ceritanya bagus, keren, semangat terus ya Thor......
2021-09-30 16:48:07
0
user avatar
Cheezyweeze
Akhirnya bisa baca juga. Semangat Kak
2021-09-30 16:32:02
0
user avatar
Mia Ananta
Wah Keren, tetap semangat ya kak ............
2021-09-13 11:51:54
0
user avatar
Anfa K. Arashya
Ninggalin jejak ah (≡^∇^≡) Maaaaakkkkkkkk...... Anfa udah mampir yak :D
2021-08-06 12:58:05
0
67 Chapters
Chapter 1
Weekend kali ini cuaca pagi hari sangat cerah. Jadi, Riri memanfaatkan hal itu untuk berjogging di taman komplek dekat rumahnya. Beginilah ia setiap tidak ada jadwal kuliah. Sebelumnya, perkenalkan nama lengkapnya adalah Rifqah Dzakiyah Tsurrayya' Zahirah. Gadis itu biasa dipanggil Rifqah atau Riri saja oleh keluarga dan teman-temannya. Ia merupakan seorang mahasiswi semester lima jurusan designer. Riri adalah anak pertama di keluarganya. Adiknya bernama Akhdan Muhammad. Akhdan adalah seorang mahasiswa semester awal jurusan kedokteran. Ia dan adiknya sangat dekat. Mereka selalu terbuka satu sama lain. Tidak ada satu rahasia pun di antara mereka. Bahkan dapat dikatakan jika Riri lebih terbuka kepada adiknya daripada kepada ibunya. Kecuali hal-hal yang sangat pribadi tentunya. Berbicara tentang ibunya, ibunya bernama K
Read more
Chapter 2
Malam ini adalah malam pertunangan antara Riri dan Haikal. Para tamu undangan sudah ramai yang berdatangan di kediaman keluarga Perdana. Ya. Acara pertunangan diadakan di kediaman keluarga Perdana. Untuk acara pernikahan, nantinya akan diadakan di aula gedung pernikahan keluarga Perdana."Sayang, turun, yuk! Udah ditungguin di bawah," ajak Nisa' yang dibalas hanya dengan anggukan kepala oleh Riri.Setelah sampai di anak tangga paling dasar, Riri menundukkan kepalanya karena merasa risih melihat para tamu undangan yang memusatkan perhatian mereka hanya padanya. Namun sebenarnya, bukan hanya risih saja yang ia rasakan. Ia juga merasakan sakit di kepalanya datang lagi.Ia menunduk sambil meringis menahan rasa sakit di kepalanya. Sang bunda yang melihat anaknya itu menundukkan kepala, langsung menegakkan kembali kepala anak gadisnya itu."Jangan nunduk gitu dong, Sayang. 'Kan mereka dateng ke sini karena merek
Read more
Chapter 3
Seminggu telah berlalu. Hari ini setelah pulang dari kantor, Haikal langsung pergi ke Bar untuk minum-minum. Pria itu merasa sangat frustrasi karena kekasihnya belum ada kabar sama sekali.Waktu itu, begitu kekasihnya tahu jika Haikal dijodohkan dengan anak sahabat Ayahnya dan tak bisa menolak, kekasihnya sangat marah dan memutuskan pergi dari Haikal. Haikal sudah puas mencari dan selalu menghubunginya. Namun, kekasihnya itu bagai hilang ditelan bumi dan tak bisa ditemukan. Dirinya putus asa dan sangat frustrasi.Untuk mengurangi rasa frustrasinya, maka ia memilih pergi ke Bar dan minum-minum. Dan di sinilah ia sekarang. Di sebuah Bar ternama di kota ini. Sudah dua botol minuman keras yang diminumnya. Dan dirinya pun sudah mabuk berat. Bartender sudah menegurnya dan menyuruhnya pulang. Namun, karena ia sudah tak bisa berjalan dengan baik, maka pihak Bar menyuruh bodyguard mencarikan taksi untuk Haikal agar mengantarkannya pulang.
Read more
Chapter 4
Dua bulan sudah Riri dan Haikal menikah. Keadaan tetap sama. Tidak ada yang berubah dengan hubungan antara Riri dan Haikal. Mereka masih belum banyak bicara setelah pembicaraan mereka terakhir kali. Mereka hanya bicara jika diperlukan."Ri, gimana hubungan kamu sama suamimu?" tanya sahabat Riri yang bernama Dewi Agustina."Iya, Ri. Udah ada kemajuan belum?" tanya sahabat Riri yang lain, Rani Widiastuti."Masih sama, Dew, Ran. Aku udah nggak tau mau ngapain lagi biar bisa bikin dia bersikap biasa aja ke aku," ucap Riri lesu.Bahkan aku rela ngelupain kejadian malem itu supaya hubungan kami nggak canggung terus. Tapi, kayaknya emang sama sekali nggak ada harapan sama hubungan kami, sambung Riri di dalam hati."Kamu yang sabar aja, ya? Mudah-mudahan sikap suami kamu bisa berubah jadi lebih baik ke kamu nantinya," harap Dewi."Ya ..., semoga aja," Riri berkata lirih.
Read more
Chapter 5
"Tante, apa kata Dokter? Riri sakit apa?" tanya Dewi begitu Nisa' dan Haikal memasuki ruang rawat Riri."Iya, Tante. Riri sakit apa? Kenapa dia bisa sampe pingsan gitu?" tanya Rani juga."Riri baik-baik aja. Kata dokter, itu karena Riri nggak makan dengan bener. Tapi, kalau Riri terus-terusan nggak makan dengan bener, itu bakalan ngebahayain bayi yang ada di dalam kandungannya," jelas Nisa'."Bayi? Riri hamil, Tante?" tanya Rani, dengan tampang yang terkejut."Bener, Ran, Riri hamil. Baru sekitar 6 minggu," jawab Nisa'."Oh! Pantes aja," Rani berucap dengan keras yang membuat Nisa', Haikal dan Dewi terkejut."Apaan sih, Ran? Bikin kaget, tau!" sungut Dewi kesal."Iya, tadi 'kan Riri sempet cerita ke kita. Dia bilang kalau dia udah nggak nafsu makan dari beberapa minggu terakhir. Tapi yang paling parah beberapa hari belakangan ini. Pasti itu gara-gara dia h
Read more
Chapter 6
Sepulang orang tua dan mertuanya, Haikal kembali ke dalam ruang perawatan Riri. Ia duduk di samping ranjang Riri yang saat ini sedang tertidur. Dengan setia ia menjaga Riri hingga ia ikut tertidur dalam posisi duduk. Sedangkan kepalanya direbahkan di sisi tangan Riri.Pagi harinya, Haikal terbangun dengan tidak mendapati Riri di ranjang. Ia celingukan mencari keberadaan Riri. Suara orang yang sedang muntah-muntah membuatnya melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.Begitu ia membuka pintu kamar mandi, tampaklah olehnya Riri yang sedang muntah-muntah di wastafel. Haikal masuk dan memijat tengkuk Riri.Ketika rasa mual Riri mulai berkurang, Riri membasuh mukanya agar terlihat lebih segar. Tetapi, saat Riri menegakkan tubuhnya, kakinya tiba-tiba menjadi lemas dan penglihatannya berkunang-kunang. Hampir saja ia terjatuh andai Haikal tidak sigap menangkapnya.        Haikal segera menggendong Riri
Read more
Chapter 7
Sudah 3 hari Riri dirawat di rumah sakit. Hari ini wanita itu sudah diperbolehkan pulang. Tetapi, ia tidak pulang ke apartemen Haikal. Nisa' meminta Riri dan Haikal untuk sementara waktu tinggal di rumahnya.Meskipun sempat terjadi perdebatan kecil antara Nisa' dan Mawarni, namun akhirnya terjadi satu kesepakatan. Yaitu, Riri dan Haikal akan tinggal bersama Nisa' selama seminggu. Kemudian seminggu berikutnya di rumah Mawarni.Haikal dan Riri tidak bisa menolak kesepakatan itu. Keduanya pasrah menuruti kemauan Nisa' dan Mawarni. Bahkan Haikal-lah yang mengusulkan kesepakatan itu agar Mawarni dan Nisa' tidak berdebat terlalu lama.Sore ini Riri sedang duduk di teras rumahnya. Dielusnya perutnya yang masih datar itu sambil tersenyum."Selamat sore, Sayang. Sedang apa kamu? Kamu baik-baik ya, di situ? Jangan bikin Mami mual terus, ya? Kamu nggak mau 'kan kalau Mami masuk rumah sakit lagi?" Riri berbicara pada
Read more
Chapter 8
"Kamu harus nyuapin aku makan tiap hari. Bacain dongeng untukku tiap malam sebelum tidur. Dan nemenin aku cek up kandungan tiap bulan. Gimana? Sanggup, nggak?" Riri mengatakan persyaratan yang harus Haikal lakukan agar mau mempercayai ucapan suaminya itu."Kalau untuk bacain dongeng tiap malam sebelum kamu tidur dan nemenin kamu cek up kandungan tiap bulan sih, nggak masalah. Masih bisa aku usahain. Tapi kalau nyuapin kamu tiap hari ...? Nggak bisa diganti sama syarat yang lain ya, Ri? Kalau sarapan sama makan malam sih, aku masih bisa nyuapin kamu. Tapi kalau makan siang? Kamu 'kan tau aku itu kalau siang sibuk banget di kantor. Gimana aku bisa nyuapin kamu kalau makan siang?" Haikal mencoba untuk sedikit bernegosiasi dengan Riri."Kalau makan siang, aku yang bakalan dateng ke kantor kamu. Gimana?" jawab Riri lalu meminta pendapat."Apa nggak bakal bikin kamu kecapekan kalau tiap makan s
Read more
Chapter 9
RIRI POVSinar matahari yang menerobos masuk melalui jendela kamar membangunkan aku dari lelapku. Perlahan kubuka mataku dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke mataku. Mengerjap-ngerjapkan mataku sebentar lalu menggeliatkan badanku.Aku merasakan ada sesuatu yang menimpa perutku. Langsung saja kuarahkan pandangan mataku ke perut. Ternyata tangan Haikal berada di atas perutku.Apa dia semalam tidur sambil meluk aku? aku bertanya-tanya di dalam hati.Segera kuelakkan tangan Haikal dari perutku. Namun ia justru mengeratkan pelukannya. "Haikal, awasin tangan kamu. Aku nggak bisa bangun," ucapku sambil terus menyingkirkan tangannya."Sebentar lagi ya, Sayang. Aku masih ngantuk," racaunya. Sepertinya dia sedang mengigau."Kamu ngomong 'sayang'nya untuk siapa? Untuk aku, anak kamu, atau Clara?" tanyaku ketus dan menaikkan nada bicaraku. Itu berhasil membu
Read more
Chapter 10
Bugh! Bugh! Bugh!Riri yang geram dengan Haikal karena Haikal sudah mengerjainya, langsung memukul Haikal menggunakan bantal berulang-ulang."Dasar nyebelin, ngeselin! Enak banget kamu bilang kalau kamu ngerjain aku. Kamu nggak tau apa, kalau jantungku tadi hampir meledak gara-gara kelakuanmu itu?" gerutu Riri sambil terus memukul Haikal."Aduh, aduh! Ampun, Ri, ampun. Udah, udah! Aku ngaku salah. Sorry, sorry!" ucap Haikal namun masih tertawa."Kamu bilang 'sorry' tapi masih ngetawain aku. Seneng banget ya, bisa ngetawain orang?" Riri kembali memukuli Haikal karena Haikal tak kunjung menghentikan tawanya."Oke, oke. Aku berenti ketawa." sekuat tenaga Haikal berusaha menghentikan tawanya. "Maaf," ucapnya ambigu setelah benar-benar berhasil menghentikan tawanya. Sedangkan Riri hanya menanggapi dengan menaikkan satu alisnya pertanda dirinya bingung Haikal
Read more
DMCA.com Protection Status