Share

02. Hukuman

02. Hukuman

Seorang gadis yang memakai ikat rambut menjadi dua yang terkesan imut dengan tubuh mungil, ia berlari tanpa mempedulikan sahabat nya yang berada di belakang nya dengan ikut berlari juga. tapi, hanya menampilkan raut wajah datar nya. Mereka kejar-kejaran tanpa mempedulikan waktu.

Gadis berlari dengan sesekali melihat kearah jam tangan bewarna putih gold yang berada di tangan kirinya. sang sahabat yang dibelakang nya hanya bisa menatap dan ikut berlari dengan santai.

Bruk...

Suara yang kencang hingga membuat semua berlalu lalang menatap kearah suara itu. Gadis tadi menabrak tiang setelah melewati gerbang rumah dan tersungkur jatuh ke bawah dengan gaya tak bagusnya.

Sangat sakit! Dan malu tentunya.

“HAHAHA.” Tawa kencang nada mengejek hingga membuat semua menatap nya dengan terpana, membuat si gadis mendongakkan kepala nya dan mendapati cowok nyebelin di depan muka nya dengan memegang perut karena kram.

“Diem Lo.” Sungut nya kesal menunjukkan kepalan tangan nya kearah cowok itu yang sudah berhenti.

“Iye iye.” Jawab sang cowok meredakan tawa nya.

Cowok itu menjulurkan tangan kanan nya untuk membantu Gadis itu berdiri dan langsung di sambut dengan baik.

Si gadis langsung merangkul pundak sang cowok yang lebih tinggi  dengan nya, sehingga membuat nya berjinjit sedikit kesusahan.

“Bulan......” Teriak sang Ayah Lano memanggil si gadis yang terjatuh tadi.

Si Gadis kecil sudah bertumbuh dewasa makin cantik dan imut, masih mungil dengan pipi cubby nya. Umur nya 17 tahun yang sudah kelas XI  - IPA1 Sma DARMA. Sang cowok yang sahabatnya ialah Bintang yang sudah bertumbuh besar yang makin tampan, dan tentunya makin datar bila dengan orang lain kecuali kepada Keluarga dan Bulan. Umur 17 tahun yang sudah kelas XI – IPA1 Sma DARMA yang sekolahan mempunyai keluarga DARMAWAN.

Bulan menepuk dahi nya dan menyikut perut Bintang dengan kesal, lalu menatap tajam kearah sahabat nya membuat sang empu meringis melihat tatapan tajam sahabat tersayang nya, dan menunjukkan dua jari peace.

Lano menghampiri keduanya dengan berkacak pinggang dengan tatapan tajam membuat Bulan bersembunyi ke belakang tubuh kekar Bintang, yang memegang lengan kanan nya.

“Bintang, kamu minggir.” Usir Lano kepada Bintang yang santai dengan memasukkan kedua tangan di saku celana seragam sekolah.

“Bin, lo gak boleh pindah. Disini aja Bin, ada macan tutul di depan kita.” Cicit Bulan sambil menarik baju Bintang sedikit kasar membuat si empu kesal yang tertahan.

Lano yang mendengar ucapan anak nya itu kesal, kenapa dirinya selalu di nistakan oleh putri nya sendiri. Padahal dirinya itu Tampan, Bintang aja kalah dengan ketampanan nya, Pikir Lano.

“Bulan, Ayah ini bukan macan tutul.” Ujar Lano dengan nada tidak ikhlas.

“Apa Ayah?” Tanya Bintang dan Bulan secara bersamaan dengan bingung.

“Ayah itu pangeran kerajaan. Asekkk...” Ujar Lano dengan diiringi tawa dan diikuti keduanya.

Tawa dari ketiganya dengan kencang hingga di halaman rumah hanya dipenuhi tawa mereka, orang-orang yang berlalu lalang hanya bisa diam dan menatap mereka dengan iri.

“Udah, udah sana berangkat, bikin pusing aja. Bintang, bawa nenek gayung ini.” Usir Lano dengan nada mengejek kearah sang putri yang sudah cemberut.

“Siyap, kakek cangkul akan membawa nenek gayung ke alam nya.” Goda Bintang dengan senyum menjengkelkan bagi Bulan.

Bintang dan Lano tertawa mengejek saat melihat raut wajah Bulan yang cemberut seperti bebek. kedua nya bertos ria senang.

“DASAR COWOK GILA.” Teriak Bulan kencang dengan berjalan meninggalkan rumah atau lebih tepat nya meninggalkan kedua cowok berbeda umur yang mengejek nya.

Bintang gelagapan saat Bulan meninggalkan nya, ia langsung berpamitan dengan Lano yang memberhentikan tawa nya.

Bintang akan pergi tapi langsung di cegah oleh Lano dan ia merogoh saku celana kerja nya, lalu memberikan dua lembar bewarna merah dan langsung di terima oleh Bintang dengan senyum kecil. Bintang mengangguk dan ditepuk bahu oleh Lano dengan pelan lalu tersenyum. Bintang langsung berlalu pergi dengan sedikit lari.

***

Sampai di depan gerbang sekolah SMA DARMA yang sudah tertutup rapat, Bulan makin mengomel tak henti-henti nya dengan mencebikkan mulutnya. Sang sahabat yang berada di belakang dengan masih mengatur nafas nya. di karenakan, Bulan yang menaikki motor sport nya Bintang, dan Bintang yang dengan sedihnya ia harus berlari dari rumah menuju sekolah nya.

Bulan menggoyang-goyangkan gerbang SMA DARMA dengan kencang, hingga membuat ada suara kencang dari arah tersebut. tidak ada tanda-tanda satpam datang kearah gerbang, membuat Bulan bertanya-tanya. Bintang yang capek dengan ocehan Bulan dan kesal tentunya.

“Lo diem.” Tegur Bintang dengan menaruh jari telunjuk nya ke mulut.

“Ini semua gara-gara Lo, kalau Gua di Hukum sama pak Anu gimana? Lo sih kelamaan tertawain Gua, kan jadi telat kita. kalau gini tadi mending gua gak pakai— hmmmt.” Cerocos Bulan langsung di dekap oleh tangan Bintang dengan wajah datar.

“Berhenti ngomong, atau gua berhentiin kaya dulu waktu kecil.” Ujar Bintang kepada Bulan dan memajukan wajah nya ke samping telinga, “Inget first kiss Lo, siapa yang ambil, hm.” Bisik Bintang membuat tubuh Bulan merinding seketika.

Bulan menggeleng kepala dengan pelan, ia tidak mau kejadian SMP terulang lagi. First Kiss yang sudah di ambil oleh sahabat nyebelin sekarang berada di depan nya dengan senyum jengkel nya. Bulan hanya bisa mengepalkan kedua tangan nya menyalurkan rasa kekesalan nya.

“Good girl.” Puji Bintang dengan mengusap puncak kepala Bulan dengan lembut membuat Bulan memejamkan mata nya.

Bintang mencubit pipi cubby Bulan dengan senyuman, membuat Bulan membuka mata nya dan ia sangatlah terkejut dengan wajah Bintang yang begitu dekat dengan nya membuat ia tersenyum juga kearah Bintang. 

“Bin, yok.” Ajak Bulan merangkul bahu Bintang dengan sedikit kesusahan.

“Gak akan ada yang hukum kita Bul, sekolah ini punya Papa.” Ujar Bintang saat melihat Bulan yang sedikit berlari kecil membuat nya geleng-geleng kepala.

“BINTANG, BULAN, KALIAN BERDUA BOLOS LAGI.” Teriak pak Anu sangat kencang membuat semua mempusatkan kepadanya.

Bulan mengusap wajahnya kasar, Bulan membenarkan tatanan ikat rambut yang sedikit berantakan, dan Bulan memasang handband bewarna hitam yang bertulis BULZIGH ke pergelangan tangan kanan nya. Dari tadi Bintang melihat apa saja yang dilakukan sahabat nya yang membuat dirinya mengelus bahu belakang nya.

“Tidak kok pak, kita cuman telat kelas saja, ya gak Bin?” Ujar Bulan melirik Bintang.

“Iya.” Jawab Bintang singkat dan datar dengan memenggam tangan Bulan erat.

“Saya kalau Bintang percaya, tapi kalau kamu Bulan, saya tidak percaya.” Gertak pak Anu dengan memincingkan mata nya.

“Lah pak, apa bedanya saya sama Bintang? Bulan dan Bintang itu sama, sama, dan sama. tidak ada bedanya.” Ucap Bintang dengan lantang sehingga semua murid menatapnya kagum.

Bintang yang berada di sampingnya saat mendengar ucapan Bulan ia tersenyum hingga membuat semua murid-murid cewek berteriak terpesona, dan langsung Bintang merubah raut wajah nya menjadi datar lagi membuat semua mendesah kecewa. Di hati Bintang sekarang sangatlah senang dengan ucapan sang sahabat. ia juga tidak tau apa maksud hati nya bereaksi berlebihan baginya.

“Udah, udah, Bintang masuk ke kelas, kamu Bulan lari keliling lapangan sepak bola 10 kali.” Perintah pak Anu membuat Bintang dan Bulan kaget dengan keputusan nya.

“Lah, Bulan yang ini pak?” Tanya Bulan yang menunjuk dirinya sendiri.

Pak Anu mengangguk.

“Bulan Purnama Sugeng?”

“BULAN PURNAMA SUGENG. LARI KELILING LAPANGAN. SEKARANG.” Bentak pak Anu di depan wajah Bulan yang memerah menahan emosi, berbeda dengan Bintang yang sudah mengepalkan kedua tangan nya ingin menonjok pak Anu.

“And—“

“Anda guru. tidak perlu membentak murid nya seperti ini. murid mengerti kalau ia salah, tapi kayanya anda tidak cocok disebut seorang Guru. di sekolah Guru adalah pengganti orang tua dan orang tua saya tidak pernah membentak saya seperti ini yang di depan umum. saya akan melakukan apapun hukuman. tapi, Saya kalau benar tidak pernah takut dengan siapapun. permisi.” Ujar Bulan melengan pergi meninggalkan Bintang.

“Anda tidak pantas. anda tau kan siapa Bulan bagi keluarga Darmawan?” Ujar Bintang melengang pergi tanpa mempedulikan teriakan dari pak Anu dan menyusul Bulan yang sekarang sudah berlari.

Bintang berjalan dengan gaya coolnya tanpa mempedulikan sekitar yang menatap nya. sebelum ke lapangan ia membelikan minuman dingin di kantin untuk Bulan. setelah itu Bintang menghampiri Bulan yang lagi merebahkan badan nya di rumput hijau lapang dengan menatap keatas, yang masih mengatur nafas yang belum teratur.

Bintang langsung duduk disamping Bulan dan menempelkan minuman dingin di pipi cubby Bulan membuat si empu kaget. ia menoleh mendapati Bintang yang tersenyum kecil tapi bisa diketahui olehnya. Bulan langsung duduk dan memberikan senyuman manis lalu Bintang mengelus rambut hitam nya naik turun.

“Tinggal berapa?” Tanya Bintang dengan posisi masih mengelus rambut hitam.

“Tiga.” Jawab Bulan dengan menunjukkan ketiga jarinya dari tangan kanan.

Bintang langsung berlari mengelilingi lapangan sepak bola tanpa mempedulikan teriakan Bulan yang mencegahnya. Tapi, saat putaran kedua ada seseorang yang disampingnya, dirinya menoleh mendapati Bulan yang tersenyum manis kearahnya membuat ia ikut tersenyum pula.

Semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas dan melihat kejadian Bintang dan Bulan berlari bersama. mereka iri melihat ke-uwuan antara keduanya yang hanya berstatus sahabat. setelah selesai berlari, mereka duduk di tempat tadi yang awal dengan kaki diluruskan.

“Bin, Gua capek banget. pijet, Bin.” Suruh Bulan dengan menaruhkan kaki kanan ke paha Bintang dengan santai hingga mengacuhkan pekikan dari siswi-siswi yang melihatnya.

Bintang memasang wajah datar, dan langsung menjauhkan kaki Bulan dari pahanya. ia tidak suka kalau dirinya jadi pusat perhatian tentang dirinya dan Bulan. ia tidak suka kalau Bulan ada yang mencemoohnya. “Gua juga capek.” Ujarnya.

Bulan mencebikkan mulutnya cemberut dengan jawaban Bintang hingga membuatnya kesal dan ia mencabut rumput hijau yang berada disampingnya dengan asal. Bulan melempar rumput itu asal dan seterusnya begitu. tiba-tiba saat rumput hijau ia lempar, ada tanah yang kena ke mata Bulan membuat ia memejamkan mata dan mengucek. Bintang yang melihat itu khawatir dan langsung memegang tangan Bulan yang akan mengucek mata nya lagi.

Bintang memajukan wajahnya kedepan wajah Bulan yang masih meringis dan memejamkan mata. Bintang memegang ekor mata Bulan dan membuka nya pelan-pelan.

Fyuh...

Fyuh...

Tiupan demi tiupan dari Bintang ke mata Bulan dengan mengerjabkan matanya lucu, bagi Bintang.

Fyuh...

Fyuh...

Fyuh...

“EKHEM.” Deheman yang sangat keras.

_____________________________________

Follow I*******m : sayyidamita

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status