Kepulangan Inderalaya dari Inderamayu disambut bahagia oleh Kerajaan Danau Gelandang. Pasalnya, kesepakatan mereka berhasil. Ia mendapatkan pasokan beras dari sana dengan harga miring, asalkan kerajaan danau gelandang menambah pasokan ayam potong dan telur kepada mereka.
Putri Andini menunggu suaminya di depan paviliun. Keduanya saling tersenyum. Jangan lupakan rasa cinta andini yang kian hari semakin berkembang. Sayangnya, Inderalaya menganggap ia tak ubahnya seorang adik.
"Bagaimana Inderamayu?"
"Hanya berkunjung ke kerajaan, dan melihat-lihat sawah di sana, tidak lebih. Aku hanya ingin cepat pulang.""Kangen ya?"Pangeran Inderalaya tersenyum. Putri Andini merutuki kespontanannya.
"Iya, kangen dengan kerajaan dan seseorang."
"Ah ya benar. Sudah dua hari bukan, kau tidak mengunjunginya."Pangeran tersenyum benar.
"Aku juga merindukan kecerobohan seseorang." Lanjutnya sambil menatap jahil ke Putri Andini. Sang putri salah tin
Inderalaya menatap jauh ke depan. Menghalau pikiran kalut karena Sang Ayah. Masa depannya telah ia susun sedemikian rupa, mengantarkan pada kebahagiaan subjektifnya. Sang Ayah dengan yakin, menolak dan telah menetapkan masa depannya dengan rapi. Bukan ia tidak bisa menolak, sepenuhnya ia bisa jika ini tidak tentang dia.Di sampingnya, perempuan berdarah Jawa, tengah menangis sesegukan. Sama halnya dengan Inderalaya, dengan pikiran yang juga kalut. Ia menuntut janji, namun merasa takut. Ia mencoba mengarang sebuah masa depan yang indah, namun bimbang. Sarah telah mengungkapkan semua yang ada dalam rekanya kepada Sang Ayah. Dan keputusan itu ternyata seratus persen salah. Tidak ada sambutan baik sedikitpun.Inderalaya memuji kecantikan Sarah. Namun mengutuk kepolosan gadis itu yang begitu gegabah pada ayahnya. Ia memiliki masalah, namun masalah gadisnya memperumit pikirannya.Pantang bagi laki-laki mengingkari janjinya. Sarah, ku ungkapkan dengan juj
Banyak tempat tidak terduga di dunia manusia, yang sebenarnya adalah kerajaan dari bangsa lain. Seperti pohon, danau, sungai, rumah kosong, atau bahkan tiang listrik sekalipun. Mereka mempunyai koloni masing-masing. Secara kasat mata, sebuah pohon adalah pohon biasa saja, yang buahnya barangkali dapat dimakan, kayunya sebagai bahan bakar pawon, atau daunnya sebagai pakan kambing dan masih banyak lagi. Secara tak kasat mata,atau dalam kacamata metafisika, pohon bukan sembarang pohon. Melainkan bisa berupa kerajaan yang di dalamnya amat banyak penghuni.Kerajaan Danau Gelandang adalah kerajaan besar yang menghuni Danau Gelandang di Desa Gading, berada di wilayah Jawa Timur. Kerajaan ini membawahi beberapa anak kerajaan yang masuk dalam sekutu, diantaranya ada Kerajaan Djati, Kerajaan Pohon Kencana, Kerajaan Meh Dan Kerajaan Bukit Spreh. Kerajaan Danau Gelandang adalah yang paling wingit dan kuat sepenjuru Jawa Timur bagian Barat, disusul Kerajaan Pohon Kencana.Keh
Seorang anak yang lebih tinggi mendorong Sarah kecil hingga tersungkur. Ia membenci Sarah yang teramat mahir memainkan permainan engklek. Karena kemahirannya, Sarah jarang mati ( dalam permainan ) sehingga teman-temannya banyak termenung menunggu giliran. Sarah kecil menangisi ketidak adilan yang ia dapat dari Wati. Gadis yang mendorongnya. Sementara teman-teman yang lain tampak acuh dengan jatuhnya Sarah. Menurut Wati, hal yang dilakukan sudah benar, karena memberikan kesempatan bermain bagi anak-anak yang lain. Seharusnya sarah tahu diri dan mengalah, begitu pikirnya. Ketika allah telah member porsi kenikmatan yang berbeda-beda setiap mahkluknya, selalu saja ada yang iri dan membenarkan tindakan buruk yang dilakukan. Ya.. pada kacamata manusia semua hal bisajadi benar berdasarkan kacamata subjektif mereka. Maha benar Allah atas segala yang ada di dunia. Sesungguhnya manusia tidak benar-benar tahu apa yang terjadi kepada dirinya.Sarah yang tidak terima diabaikan, memilih
Lagi-lagi peri kecil itu mengacaukan harinya. Lego yang telah ia susun sedemikian rupa, hancur diterjang olehnya. Peri kecil, Andini sang pengacau. Walaupun marah, ia tidak bisa mengungkapkan amarahnya. Tidak, ia tidak sanggup. Tidak pernah seorang Andini bisa memunculkan amarahnya. Ia akan memilih menghindar atau bersembunyi di kamar kakaknya. Dan pilihan kedua adalah yang dipilihnya.Penjaga paviliun kakaknya menghentikan langkah Sang Pangeran.“Maaf Pangeran, Pangeran Suryanaka sedang bersama Putri Pitaloka, mohon pengertiannya."Ah ya, ia lupa. Bahkan kehadiran Andini di istana bukan tanpa sebab. Semalam adalah pesta pernikahan kakaknya dengan salah seorang putri dari kerajaan laut selatan. Terdengar berisik di dalam kamar, ia merasa kasihan dengan penjaga yang berjaga di luar pintu. Yakin setelah ini, mereka akan pulang pada istri-istri mereka atau pada seorang gundik untuk menyalurkan hasrat yang tertunda, oh terkumpul karena pergumulan Pangeran dan Putri di dalam pav
Andini adalah anak dari pasangan Raja Aryadwipa dan sang ibu yang bernama Shelena, seorang peri cantik asal Uni Soviet. Ia kehilangan ibunya diusia yang masih belia. Sang ibu harus membantu negaranya dalam perang pasifik. Para jin dan peri juga ikut dikerahkan dalam perang tersebut untuk mengecoh musuh. Bukan, antar Negara kebanyakan telah memiliki bala tentara jin. Sejak dulu, manusia telah bersekutu dengan mahkluk Dunia Oranye. Sang ibu yang menjadi perwira pimpinan perang terpaksa harus meregang nyawa. Sang ayah, Raja Aryadwipa sangat terpukul, namun ia segera bangkit karena putri kecilnya membutuhkannya.Raja dan putri kecilnya sering mengunjungi kerajaan danau gelandang. Sang raja memiliki maksud agar putri tetap memiliki sosok ibu, walaupun dengan ibu orang lain. Sungguh, raja belum siap menggantikan posisi mendiang istrinya. Makhluk negeri oranye terkenal setia pada pasangannya.Andini kecil dititipkan pada ratu amnesia. Ratu menyambut baik karena ia tidak memili
Seperti yang sudah-sudah, Inderalaya dan Sarah tidak memilih kamar sebagai tempat bertemu, lagi. Sepertinya tidak akan. Sepertinya. Sore ini Sarah datang lebih awal di tepi danau. Ia telah menunjukkan raut sedihnya sedari awal Inderalaya muncul.“Menangislah.." Inderalaya memberikan bahunya untuk sandaran Sarah. Ia akan menanyai gadis itu selagi emosinya membaik.“Sudah? Berceritalah."Kemudian Sarah menceritakan apa yang menjadi kekalutannya berusan. Indera merutuki kepolosan kekasihnya yang terburu-buru menceritakan hubungannya dengan sang ayah. Namun, hal ini ada baiknya, ia juga tidak ingin terlallu lama dalam suasana menggantung.“Apakah hubungan kita harus berakhir sampai disini?" tanya Sarah.“Tidak akan." Sanggahnya Inderalaya."Sarah menatap Inderalaya ragu,Kamu meminta bertemu lebih cepat dari biasanya, tidak sampai satu minggu harus menunggu. Apa ada hal penting untuk disampaikan?"Pandangan Inderalaya meredup. Ia tidak tega akan menyampaika
“Apakah tidak apa-apa?" tanya Sarah.“Tentu saja. Tidak ada budaya pingit di dunia kami. Jadi aku masih bisa bertemu dengan kekasihku."“Ini bahkan h min beberapa jam sayangku."“Jika ini adalah pernikahan kita, aku pasti akan sangat gugup."“Kenapa gugup?" tanya Sarah manja.“Entah, aku tidak sabar menunggu resmi dan kita bisa melakukan banyak hal." Ucap inderalaya genit.“Sepertinya aku tahu arah pembicaraanmu." Ucap Sarah sembari mencubit lengan Pangeran.“Sekarang ini dulu." Kecupan Inderalaya bersarang di dahi Sarah.“Kembalilah, orang-orang pasti mencarimu."“Benar, aku harus bersiap." Inderalaya tertawa dan pamit undur diri. ********* Sementara itu, suasana Kerajaan Danau Gelandang mendadak riuh, karena pangeran tidak ditemukan di manapun.“Sudah ketemu?" tanya Pangeran Suryanaka pada Jendral.“Belum pangeran."Pangeran Suryanaka berinisiatif mencari barang bukti di kamar adiknya jika emang terbukti kabur dari pernikahan. Se
Putri Andini bangun sendirian. Hari ini cerah, dan ia bangun kesiangan lagi. Kenapa Pangeran tidak membangunkannya. Tunggu, ia melihat bercak darah di ranjang. Darah siapa? Tentu saja darah pangeran. Mungkin saja ia mengiris bagian tubuhnya. Jangan bayangkan mahkluk dunia oranye akan seperti itu, tentu saja ada magic, kenapa menggunakan cara seperti manusia. Keluar paviliun ia melihat penjaga kerajaan yang cengar-cengir. Sang Putri memang akrab dengan siapa saja.“Putri pasti kelelahan." Ucap Penjaga.“Simpan itu dalam pikiranmu, dodo!" ucap sang putri memerah.“Ah, sang putri merona.." ucap Penjaga di sebelahnya.“Untung aku Putri Andini, aku tidak tahu akan seperti apa kalian apabila dengan putri yang lain, beraninya menggoda!" ucap Putri dengan aksen manjanya.“Tidak Putri, hanya Putri Andini jujungan kita, tidak mau yang lain."Andini diam saja sambil tersenyum meninggalkan penjaga mencari Pangeran. ********* “Apa kau punya persediaa