Home / Romansa / Born Again / Hidup Kembali

Share

Hidup Kembali

last update Last Updated: 2022-04-10 23:15:55

Meita membuka kedua matanya dengan berat. Kepalanya terasa pusing dan sakit sekali. Dia merasa seperti sudah dipukuli dengan palu godam.

“Argh ....”

Meita mengerang pelan seraya memegang kepalanya. Di area sekitar pelipis terbalut perban sampai memutar mengitari seluruh kepalanya. Dia terus meraba-raba, sampai merasakan sebuah cairan merembes keluar mengenai jari-jarinya. Meita mengernyit, berharap cairan itu bukanlah darah. Ditatapnya jari-jarinya yang berlumur sesuatu berwarna kemerahan. Dia berpikir mungkin itu adalah betadine.

Tapi, ada sesuatu yang membuatnya merasa aneh. Dia mencoba memikirkan apa yang berbeda.

Sejak kapan jariku menjadi lentik dan terawat? pikir Meita heran.

Dia membolak-balik jemari tangannya dan mengamati. Jari-jarinya sungguh indah, mirip jari tangan para model yang mulus dan tak bercela. Seingatnya dia memiliki jari tangan yang pendek dan bulat, bukan tipe yang panjang dan lentik seperti ini. Lagipula, sejak kapan dia mengenakan cat kuku berwarna merah menyala?

Meita merasa konyol, ketika dia berpikir bahwa Tuhan akhirnya memberikan dia jari tangan yang indah setelah dua puluh tujuh tahun. Tapi apa pentingnya itu sekarang? Jari-jari itu tidak akan berfungsi untuk model iklan, melainkan untuk mengganti popok Keanu yang penuh. Atau menggosok bekas pupnya yang bau.

Meita mengernyitkan hidungnya membayangkan bagaimana kondisi Keanu sekarang. Sudah berapa lama dia tidur? Apa David sedang menidurkan Keanu sekarang? Tumben suasananya sepi sekali, padahal biasanya tangis Keanu bisa membangunkan dia dari tidurnya yang lelap.

Meita mengerjap-ngerjap menatap langit-langit kamar. Lalu pandangannya menyapu seluruh isi ruangan itu, yang semuanya serba putih dan berbau obat. Selama sedetik dia bertanya-tanya ada di mana dirinya dan apa yang terjadi. Tapi kemudian dia ingat kecelakaan itu.

Sekilas bayangan mobil merah yang melaju kencang menuju dirinya, kemudian menabrak tubuhnya dengan keras hingga tak menyisakan apapun selain rasa sakit hingga ia tenggelam dalam kegelapan.

Kejadian mengerikan itu membuat Meita merasa shock. Dia pikir dirinya pasti mati karena kecelakaan itu. Tapi lihat, dirinya sekarang terbaring lemah di ruangan rumah sakit tanpa seorang pun yang menemani. Meita merasa lega karena setidaknya dia masih hidup. Meskipun dia mulai heran di mana keberadaan David dan putra mereka, Keanu.

Terdengar suara pintu terbuka. Pandangan Meita seketika terarah ke sana, bersinggungan dengan tatapan kaget seorang perawat muda, yang kemudian segera memanggil dokter.

“Anda sudah sadar?” ucap dokter perempuan itu.

Meita ingin menjawab, tapi dia merasa kerongkongannya kering. Bahkan untuk menelan ludah saja rasanya sulit. Akhirnya dia hanya menganggukkan kepalanya sedikit dan merasakan rasa sakit itu datang kembali.

Dokter perempuan berjas putih itu tersenyum lembut.

“Syukurlah. Sekarang Anda sudah sadar, lebih cepat dari dugaan saya.”

Pintu terbuka lagi dan kini yang masuk adalah seorang perawat. Seragamnya terlihat berbeda dengan seragam yang dikenakan dokter itu. Mereka berbincang sesaat, kemudian mulai memeriksa kondisi Meita dengan seksama.

Pintu kembali terbuka dan kini yang masuk adalah orang-orang asing. Meita mengernyit, tak mengenali siapa mereka. Seorang pria berbadan tinggi besar berkacamata diikuti seorang wanita tinggi yang berwajah cantik dan terlihat masih muda. Keduanya masuk dan disambut oleh dokter dan perawat. Mereka bertukar sapa sejenak lalu kedua orang asing itu mendekati ranjang Meita. Ekspresi mereka kaku dan tegang.

“Bagaimana kondisinya, Dok?” tanya si pria menatap Meita, tapi nada bicaranya ditujukan kepada dokter.

“Ini keajaiban, Pak!” ucap si dokter. “Kondisi tubuhnya baik-baik saja setelah kecelakaan mengerikan itu. Padahal dilihat dari kondisi saat dia dibawa kemari, rasanya seperti mustahil dia akan mampu melewati masa kritis.”

Pria itu mengangguk dengan kaku. Tatapannya tajam dan terkunci pada sosok Meita. Untuk sesaat Meita berpikir dia mungkin petugas PLN yang ingin menagih tagihan listriknya yang menunggak, kalau melihat ekspresi wajahnya itu.

Sementara si perempuan, Meita kira adalah putrinya. Dia juga memiliki ekspresi cemas yang sama. Hanya saja, sorot mata wanita itu lembut tetapi tegas.

"Apa dia memerlukan perawatan lanjutan? Ada cedera atau luka yang parah?"

Si pria, yang berwajah serius dengan sepasang alis berkerut menatap marah padanya. Meita tidak tahu apa yang sudah dia lakukan sehingga membuat pria ini marah.

"Untungnya tidak. Seperti yang Anda lihat, dia tidak mengalami luka yang serius. Hanya sebuah luka kecil di kepala akibat benturan. Untuk saat ini masih berdarah tapi akan segera sembuh dalam beberapa hari. Saya melakukan pemeriksaan CT scan untuk memeriksa apakah ada trauma dalam, tapi saya tidak menemukan apapun. Begitupun hasil Rontgen, selain bahwa salah satu kakinya terkilir, seluruh tubuhnya yang lain baik-baik saja. Hanya sedikit lecet di sana-sini. Dia bahkan sudah boleh pulang siang nanti."

Pria itu melirik arloji di tangan, "saya ada rapat penting setelah ini. Tidak mungkin bisa menjemputnya siang nanti. Bagaimana kalau saya bawa dia pulang sekarang saja?"

Dokter mengangguk. "Baik, kalau begitu saya akan menguruskan surat pemulangannya. Sementara itu, Anda bisa membantu Rhea mengepak barang-barangnya."

Pria itu mengangguk muram.

Meita mengerutkan kening bingung. Siapa sih orang-orang ini? Kenapa mereka ada disini dan bukan suaminya, David?

Si wanita menatap Meita sembari membuka laci lemari di dekat ranjang. "Biar Mama bantu mengepak pakaianmu ya?"

MAMA?

Meita mengerjapkan mata tak percaya. Ngomong apa dia? Dia tak punya Mama. Kalaupun ada, jelas tak mungkin semuda wanita ini.

Pintu kembali terbuka, kali ini seorang pria mengenakan seragam sopir. Dia mengambil sebuah tas dari tangan si wanita cantik dan segera keluar lagi. Meita mendelik. Kenapa orang-orang asing ini membawa tasnya? Mau dibawa kemana?

"Ekh ... ekh."

Meita mengulurkan tangan yang seputih salju untuk menghentikannya. Dia ingin berbicara tapi tak ada suara yang keluar.

Wanita itu cukup peka ternyata. Dia segera mengambil sebotol air dari kulkas mini, membuka tutup botol dan menyodorkan ke bibirnya. Sensasi air segar itu mengalir ke kerongkongan, membuatnya sadar betapa hausnya dia.

Setelah menenggak habis isi botol, Meita mulai bersuara.

"Terima kasih." Dia mendengar suara asing berkata. Si wanita juga terkejut, sama seperti dirinya.

"Kalian siapa?" Dia bertanya lagi, lagi-lagi mendengar suara orang lain keluar dari bibirnya.

"Mas ...." Wanita itu menyentuh lengan si pria, yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya. Pria itu memasukkan ponsel ke dalam saku, menatap Meita dengan alis bertaut.

"Ngomong apa kamu, Rhe?"

"Kalian ini siapa? Mau ngapain disini?"

Si pria mendesah berat. "Jangan mulai lagi. Kami capek, tahu? Papa sebentar lagi mau ada meeting dengan klien. Penting."

Meita semakin kaget mendengar pria itu menyebut dirinya papa. Dia mencoba mengingat-ingat lagi dalam kepalanya. Apa dia mengenal mereka? Apa mereka salah satu teman dari temannya David yang suka jahil itu? Atau para penagih utang?

"Aku tidak kenal kalian. Apa yang kalian mau?" Nada suaranya meninggi.

"Apa dia amnesia?" Dia mendengar si wanita berbisik.

"Tidak. Ini pasti salah satu muslihatnya agar aku tidak marah padanya soal kecelakaan ini. Ayolah Rhe, cukup main-mainnya! Jangan banyak bertingkah! Kita pulang sekarang!"

Saat itu si pria menarik lengan Meita yang kecil dan hendak menyeretnya turun. Tapi Meita memberontak keras. Dia berteriak minta tolong sekuat tenaga sehingga pria itu melepasnya.

"Aku serius. Siapa kalian? Mana anakku? Mana David?!"

Wanita itu berbisik pada si pria, kemudian segera keluar meninggalkan mereka.

Beberapa menit kemudian, dokter cantik itu kembali lagi. Dan Meita tahu, bahwa ada sesuatu yang salah disini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Born Again   Menjadi Rhea

    Meita terbangun pukul empat pagi. Kedua matajya terbuka nyalang walau sebenarnya dia masih lelah. Secara otomatis, tangannya meraih ke sisinya, tempat biasanya si bayi tertidur pulas. Lalu dia bangun dan mencari-cari panik ketika tidak menemukan David maupun Keanu di tempat tidur. Lalu dia ingat. Oh benar, dia bukan sedang di rumah kontrakan dua petak yang disewa bersama David. Dia bahkan bukan Meita lagi. Dia adalah Rhea. Gadis tujuh belas tahun yang kaya raya. Meita tersenyum miris. Bukankah ini yang dia inginkan selama ini? Me-reset hidupnya, mulai dari awal lagi? Dia sudah mendapatkannya. Entah dengan cara bagaimana dia bisa bertukar tubuh dengan Rhea. Dia bisa merasakan kembali muda lagi, menjadi gadis tujuh belas tahun yang bebas. Tubuh muda yang tak sakit-sakitan, wajah cantik dan plus bonus kaya raya! Tapi entah mengapa ada sudut hatinya yang terasa hampa. Mungkin karena dia belum terbiasa dengan kesunyian ini. Dia merasa ada sesuatu yang hilang. Tangisan bayi dan ...

  • Born Again   Keluarga Askara

    Kembali ke kamar, Meita merasakan kepalanya berdenyut-denyut nyeri. Ada sesuatu yang salah. Dia merasa sesuatu seolah sedang memperhatikan dirinya. Seolah dia sedang bersama seseorang meski kenyataannya dia sendirian. AC kamar itu membuatnya menggigil, walau tadinya tidak. Tapi dia tidak mematikan atau menaikkan suhunya. Dia hanya duduk di meja belajar. Menatap ponsel. Dia tidak tahu harus mulai dari mana. Dia membuka laci-laci meja, berharap menemukan sesuatu. Dia membongkar buku-buku di rak, menurunkannya satu per satu. Tak ada apapun. Mengembalikannya lagi ke tempat semula. Membuka-tutup laci-laci, lagi. Hanya ada buku-buku catatan, pulpen, kotak pensil, aksesoris, gantungan kunci dan macam-macam benda perintilan yang tidak penting. Ayolah, Rhe. Pasti ada sesuatu. Semacam ... buku diary? Apa Rhea tipe anak yang tidak suka menulis diary? Meita dulu selalu menulis di buku diary tentang perasaannya. Buku yang kemudian berakhir di tong sampah. Meita mulai membuka-buka buku-buk

  • Born Again   Bayangan Misterius

    Kamar itu dipenuhi aroma surga. Itulah yang dipikirkan Meita. Hidungnya membaui kuat-kuat. Aroma parfum yang enak, tidak memualkan. Entah mengapa memberikan perasaan nyaman. Dia coba berbaring di tempat tidur, yang terasa seperti tumpukan selimut tebal. Empuk, seperti di atas awan. Tanpa sadar dia tersenyum. Apakah ini semua anugerah untuknya? Setelah semua kesulitan yang dia hadapi selama ini? Mungkin Tuhan akhirnya merasa kasihan, sehingga memberinya kesempatan kedua ini. Apapun itu, untuk saat ini dia akan menikmatinya saja. Oh, betapa enaknya hidupmu, Rhea! Kau pasti gadis paling beruntung di muka bumi ini. Bagaimana rasanya hidup dalam kenyamanan ini setiap hari? Trims, sudah membagi sedikit hidupmu denganku, batin Meita. Tuk! Tuk! Senyumnya terhenti. Saat itu dia yakin telah mendengar sesuatu. Sebuah suara samar. Dia menajamkan telinga. Tuk. Tuk. Tuk. Dia bangkit berdiri, agak kesusahan. Berjalan ke arah sumber suara sambil terus mendengarkan. Suara itu hilang-timbu

  • Born Again   Wajah Siapa?

    "Kamu mau dibantu ganti baju?" Pertanyaan itu menyentak Meita dari lamunan. Dia baru sadar bahwa mereka sedang mengamati dirinya. Meski bingung, dia menggeleng. Tangannya mengambil pakaian dari tangan Wina dan segera masuk ke dalam kamar mandi dengan memakai kruk. Kamar mandi itu cukup luas. Dengan keramik putih mengkilat. Kesannya mewah. Bahkan ada sebuah cermin besar panjang yang memantulkan bayangan seorang gadis kurus pucat dengan rambut riap-riapan yang sedang membelalak padanya! "Aaaargh!" Meita terlompat mundur dan menabrak pintu. "Rhea, kau baik-baik saja?" Suara Wina dari balik pintu terdengar cemas. "Ada apa disana?" Untuk sesaat jantungnya berlompatan. Dia terus menatap bayangan di cermin itu, yang jelas-jelas bukan dirinya. Siapa itu? Perlahan dia mengangkat tangannya, menatapnya gemetar. kedua tangan itu bukan tangannya. Dia menyentuh wajah, terasa halus dan berbeda. Hidungnya mancung dan mungil, rambutnya hitam lebat lurus sepinggang. Terasa halus walaupun ac

  • Born Again   Hilang Ingatan?

    “Dokter, apa dia mengalami amnesia?” Hendra Askara bertanya dengan nada heran. Pria paruh baya itu menatap dokter meminta penjelasan. Sikap Rhea sungguh di luar dugaan. Hendra bisa memahami jika putrinya akan berontak dan marah-marah jika dia tidak mau menuruti perintah papanya. Dia bahkan mengira Rhea akan berusaha kabur darinya. Tapi, kenapa dia justru bersikap seolah tak mengenalinya? Apakah ini salah satu tipu daya sebagai usaha untuk lolos dari masalah ini? Ataukah ini akibat kecelakaan yang meninggalkan cedera di kepala anaknya? “Saya rasa tidak, Pak.” Dokter yang berdiri tak jauh dari Rhea menjawab. “Lalu kenapa dia tidak dapat mengenali kami?” Dokter Rima, yang baru saja merasa yakin bahwa pasiennya cukup baik untuk dibawa pulang mendadak merasa heran. “Berdasarkan pemeriksaan CT, kami dapat menyimpulkan bahwa tidak ada trauma dalam. Dia hanya mengalami benturan kecil saja, berkat Airbag yang berfungsi dengan baik. Jadi kecil kemungkinan Rhea bisa mengalami amnesia,

  • Born Again   Hidup Kembali

    Meita membuka kedua matanya dengan berat. Kepalanya terasa pusing dan sakit sekali. Dia merasa seperti sudah dipukuli dengan palu godam. “Argh ....” Meita mengerang pelan seraya memegang kepalanya. Di area sekitar pelipis terbalut perban sampai memutar mengitari seluruh kepalanya. Dia terus meraba-raba, sampai merasakan sebuah cairan merembes keluar mengenai jari-jarinya. Meita mengernyit, berharap cairan itu bukanlah darah. Ditatapnya jari-jarinya yang berlumur sesuatu berwarna kemerahan. Dia berpikir mungkin itu adalah betadine. Tapi, ada sesuatu yang membuatnya merasa aneh. Dia mencoba memikirkan apa yang berbeda. Sejak kapan jariku menjadi lentik dan terawat? pikir Meita heran. Dia membolak-balik jemari tangannya dan mengamati. Jari-jarinya sungguh indah, mirip jari tangan para model yang mulus dan tak bercela. Seingatnya dia memiliki jari tangan yang pendek dan bulat, bukan tipe yang panjang dan lentik seperti ini. Lagipula, sejak kapan dia mengenakan cat kuku berwarna m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status