Share

Penolakan

Ardi mengajak Ana berkunjung ke rumah orang tuanya sekaligus mengenalkan Ana kepada orang tuanya sebagai calon istri Ardi. Ana merasakan debaran jantung berfungsi tidak normal hari ini ketika kaki jenjang Ana menginjak rumah orang tua Ardi. Ardi masuk kedalam ruang tengah diaman papa mamanya telah menunggunya.

Ya. Hari ini Ardi sengaja tidak masuk ke kantor dan menyerahkan semua pekerjaan serta meeting hari ini kepada Nathan sahabat sekaligus asisten kepercayaannya. Hari ini Ardi mengkhususkan waktunya berkunjung ke rumah orang tua memperkenalkan Ana sebagai calon istri pilihannya.

“Siang pa ma..” Sapa Ardi sopan sembari mencium punggung tangan papa mama

“Nggak usah basa basi. Siapa wanita yang kamu bawa?” ucap papa Wijaya

“Ini Ana pa ma. Ana ini papa mama. Ana calon istri Ardi pa ma.” Ardi memperkenalkan Ana kepada papa Wijaya dan mama Rina

Papa Wijaya memindai penampilan Ana dari ujung kepala hingga ujung kaki sembari memicingkan matanya.

“Kamu dapat wanita ini darimana?” tanya papa Wijaya

“Apa itu penting pa?” Ardi bertanya balik ke papanya

“Jelas itu penting. Kita harus tahu bibit bebet dan bobot sebelum kamu menjadikannya sebagai istri.”

“Apa papa bisa menjamin bibit bebet bobot dengan sikap dan perilaku seseorang itu baik? Apa papa bisa jamin wanita pilihan papa itu baik dan tidak hanya mengincar harta Ardi saja pa?” sarkas Ardi mengenai sasaran

Jleb..

Papa Wijaya bagai tertusuk sembilu di dalam hatinya mendengar ucapan sarkas Ardi anak semata wayangnya, namun papa Wijaya tetaplah papa Wijaya yang keras kepala dan tidak mau kalah dengan siapa pun termasuk Ardi putranya.

“Papa tidak akan menyetujui kalian jika asal usul wanita ini tidak jelas.”

“Ingat perjanjian papa sebelumnya. Perlu pala ketahui, dengan atau tanpa restu papa, Ardi akan menikah dengan wanita pilihan Ardi.”

Ana mencoba menahan buliran air tanpa warna yang sudah menganak sungai dipelupuk matanya. Walaupun ucapan papa Wijaya tidak sadis, namun hati Ana merasakan sakit ketika papa Wijaya mengatakan bibit bebet bobot Ana. Ya. Ana seorang anak yatim piatu yang ditinggal pergi ayah dan ibunya dalam kecelakaan mobil sejak Ana berusia 5 tahun. Ana hanya hidup bersama dengan kakak satu-satunya yang selalu menyulitkan hidup Ana, namun Ana sangat menyanyangi kakaknya.

Ardi mengeratkan genggaman tangan yang berada ditangan Ana ketika Ardi merasakan tangan Ana mengendur. Ardi meyakinkan semua akan baik-baik saja dengan isyarat genggaman tangannya.

Ketegangan terjadi ketika papa Wijaya dan Ardi bersikeras dengan pendirian masing-masing dan tidak ada yang mau mengalah sedikit pun. Mama Rina mencoba menengahi ketegangan yang terjadi diantara mereka.

“Pa.. Kali ini mama setuju dengan Ardi seperti janji papa kemarin, biarkan Ardi memilih calon istrinya sendiri pa.” Ucap mama Rina lembut

“Tidak bisa ma. Ardi harus menikah dengan wanita yang sejajar dengan keluarga kita.” Balas papa Wijaya

“Dengarkan Ardi pa. Papa setuju atau tidak, Ardi tetap akan menikahi Ana lusa!” tukas Ardi yang mengejutkan Ana dan orang tuanya

Duarr..

Ana terkesiap mendengar ucapan Ardi. Menikah? Lusa? Kenapa Ardi tidak bicara dulu ke Ana? Seketika Ana menatap tajam Ardi. Ardi nyang merasa ditatap tajam Ana semakin mengeratkan genggaman tangannya ditangan Ana. Ana hanya bisa mendesah melihat sikap Ardi, apalagi ketegangan Ardi dan papanya masih berlangsung.

“Urus segera pernikahan kamu Di. Mama merestui pernikahan kalian. Papa biar mama yang urus.” Ucap Mama Rina

“Iya ma.. Terima kasih ma.” Balas Ardi

“Ma..” Papa Wijaya hendak protes namun mama Rina mengangkat tangan memberi isyarat agar suaminya diam terlebih dahulu

Ardi dan Ana berpamitan kepada mamanya. Ardi dan Ana pulang ke apartemen meninggalkan rumah orang tuanya dan papa mana ya yang mungkin masih berdebat.

Setelah sampai di apartemen, Ardi menghubungi Nathan meminta tolong mengurus pernikahannya dengan Ana lusa.

“P-pak..” ucap Ana gugup

“Apa? Kamu mau bicara pernikahan kan? Kamu nggak berhak menolak karena saya tidak menerima penolakan. Jika kamu menolak maka kembalikan uang 100 juta yang saya keluarkan buat kakak kamu tempo hari.” Balas Ardi yang tepat sasaran menebak apa yang akan diucapkan Ana

“Ish.. Bapak cenayang ya?”

Ardi mengerutkan kedua alis mendengar ucapan Ana.

“Kenapa?”

“Bapak cenayang ya?”

“Saya nggak ngerti maksud kamu.”

“Iya sudah.. Saya mau istirahat. Saya lelah fisik dan pikiran.” Ana berjalan menuju ke kamar tamu yang ditempatinya selama berada di apartemen Ardi

“Nanti malam kita cari cincin pernikahan. Jangan lupa!” Ardi berteriak karena Ana telah masuk kedalam kamar

Ardi berjalan menuju kamar mengistirahatkan tubuhnya yang juga lelah. Ardi membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur berukuran besar dan sangat nyaman sehingga membuatnya mudah terlelap.

***

Ardi dan Ana kini tengah berasa di sebuah mall yang terletak dibilangan Jakarta Selatan. Ardi mengajak Ana mencari cincin pernikahan mereka yang akan diadakan lusa. Ana menyetujui pernikahan mereka dengan syarat tidak ada pesta mewah apa pun itu. Ardi menyetujui keinginan Ana.

Ardi dan Ana tengah memilih cincin pernikahan di salah satu tokoh perhiasan terkenal yang berada didalam mall. Ana diminta memilih cincin pernikahan namun Ana menyerahkan semua ke Ardi. Ana tidak ingin dianggap matre jika nanti cincin pilihannya mahal atau dianggap kuno jika cincin pilihannya tidak sesuai dengan selera Ardi. Ardi memilih cincin berhiaskan berlian yang sangat mewah sebagai cincin pernikahan mereka. Setelah memilih cincin, Ardi mengajak Ana makan malam di sebuah restoran Korea yang terkenal yang masih berada didalam mall itu.

“Kamu mau makan apa?” tanya Ardi sembari membaca buku menu

“Terserah bapak saja.” Jawab ma yang masih membolak balik buku menu

“Kenapa terserah saya?”

“Saya nggak ngerti makanan Korea pak.” Tukas Ana dengan menekankan suara

Ucapan Ana membuat Ardi terkejut dan menahan tawa. Ternyata masih ada orang sepolos Ana yang tidak mengerti makanan Korea yang saat ini tengah digandrungi para anak muda.

Ardi memesan satu kimbab makanan khas Korea yang menyerupai sushi Jepang yang terbuat dari nasi dan sayur seperti tomin, wortel juga tambahan daging ayam atau ikan iris tipis untuk Naura dan Ardi juga memesan Gyoza yang merupakan sajian dumpling dimasak dengan cara dikukus dan disajikan dengan cara digoreng yang berisi daging atau ikan cincang serta tambahan sayur wortel dan daun bawang.

Setelah mencatat dan membaca ulang pesanan Ardi, pelayanpelayan meninggalkan Ardi dan Ana. Keheningan melanda Ardi dan Ana setelah peka yang pergi meninggalkan mereka. Tidak ada yang membuka percakapan terlebih dahulu hingga akhirnya Ardi memecah keheningan.

“Besok kamu jangan masuk kerja dulu ya.” Ucap Ardi dengan nada santai

“Tapi pak..” Ana tidak melanjutkan ucapannya karena dipotong Ardi

“Kamu kerja lagi lusa aja ya. Besok kita urus pernikahan kita dulu.”

“Saya tidak enak sama atasan saya pak.”

“Nanti biar saya atau Nathan yang akan mengijinkan kamu keatas Ana kamu.” Tukas Ardi tegas tanpa penolakan

Ana mendesah pelan sembari menganggukan kepala membalas ucapan Ardi. Pesanan mereka telah datang dan disajikan oleh pelayan diatas meja yang mereka pesan. Mereka menikmati makan malam setelah hidangan itu tersaji tanpa ada yang bersuara sedikit pun hanya keheningan yang menemani mereka.

***

Jangan lupa star vote, komen dan subscribe atau masukan ke rak kalian ya sahabat reader..

Terima kasih..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status