Share

Boss Arogan itu Suamiku
Boss Arogan itu Suamiku
Author: Dafianii

1

"Pak ada dokumen yang harus anda..."

Perkataan itu terputus kala Karin Namira membuka pintu ruangan bosnya yang sebelumnya sudah dia ketuk beberapa kali. Mata indahnya membulat dengan sempurna ketika melihat pemandangan tidak senonoh dihadapannya.

Bosnya itu tengah bercumbu mesra bersama seorang wanita yang kini berada dipangkuannya. Kedatangannya membuat kedua orang itu berhenti dan Karin sontak menunduk sambil meminta maaf.

"Maaf Pak.."

Kemudian Karin dengan buru-buru menutup pintu lalu kembali ke meja kerjanya sambil menggerutu.

"Kayak enggak ada tempat lain untuk ngelakuin hal kayak gitu aja," omelnya.

Hal seperti itu memang bukan hal yang mengejutkan untuk Karin yang merupakan sekretaris bosnya. Namun, dimata karyawan lain bosnya itu dikenal dengan sebutan bos tampan dan baik hati.

Iya hatinya mungkin baik, tapi kelakuannya sama sekali tidak patut untuk dicontoh.

Bagaimana bisa dia bercumbu di kantor?

"Ish mana ini dokumen harus cepat di tandatangani," keluh Karin sambil menghentakkan kakinya.

Dengan kesal Karin kembali duduk di tempatnya. Dia terus saja mengoceh hingga sekitar lima belas menit wanita yang tadi ada di dalam ruangan bosnya itu keluar.

Wanita dengan dress merah di atas lutut itu berjalan melewati mejanya dengan penampilan yang sudah kembali rapih.

Tak lama ponselnya berbunyi.

Pak Jordan :

[ Bawa dokumennya kesini. ]

Dengan penuh kekesalan Karin kembali masuk ke dalam ruang kerja bosnya.

Di atas meja tertera nama Jordan Pradipta. Pria itu memang masih sangat muda dan dia baru tiga bulan ini menggantikan Mario Pradipta memimpin perusahaan.

Saat masuk ke dalam ruangan Karin tersenyum tipis pada bosnya. Kemudian dia meletakkan beberapa dokumen yang harus ditandatangani ke meja.

"Ada jadwal apa saja hari ini?" tanya Jordan sambil membuka dan membaca satu per satu dokumen yang dibawa sekretarisnya.

"Makan siang bersama dengan Pak Fredi lalu jam dua siang bapak harus menghadiri launching brand terbaru milik Bu Hilda," kata Karin menyebutkan beberapa kegiatan yang harus bosnya lakukan hari ini.

"Lalu?"

"Ada meeting pukul empat sore dan nanti malam bapak mendapatkan undangan untuk menghadiri acara ulang tahun perusahaan Pak Brata." Karin menyebutkan dua kegiatan terakhir yang harus atasannya itu hadiri.

"Besok?"

"Besok jadwal anda lebih padat Pak hampir seharian kegiatan anda berada di luar kantor," jelas Karin.

Jordan mengangguk faham. Dia membubuhkan tanda tangannya setelah membaca semua isi dokumen itu.

"Nanti malam kau ikutlah bersamaku menghadiri acara ulang tahun perusahaan itu," kata Jordan sambil meletakkan pulpen yang ada di tangannya ke atas meja.

"Saya?"

"Iya, jadi bersiaplah nanti malam," ucap Jordan yang membuat Karin terdiam.

Dia ingin menolak, tapi mana berani dia melakukannya.

"Baik Pak." Karin hanya bisa menyetujuinya saja.

Kalau menolak nanti dia bisa di pecat. Baiklah itu bukan masalah besar. Menghadiri sebuah acara yang mungkin jam sepuluh atau sebelas malam telah selesai.

"Ini."

Jordan menyerahkan kembali dokumen yang telah dia tandatangani kepada sekretarisnya.

"Baik Pak terimakasih," kata Karin sambil menunduk dengan sopan.

Setelah mendapatkan tanda tangan itu Karin langsung keluar dari ruangan bosnya.

•••••

Karin tersenyum tipis kepada pria paruh baya di depannya. Saat ini dia bersama dengan bosnya pergi makan siang bersama Pak Fredi.

Fredi Gunawan namanya. Dia adalah salah satu klien penting perusahaan yang sudah menjalin kerja sama untuk waktu yang lama dan juga merupakan teman baik dari ayah Jordan.

Saat makan siang Fredi dan Jordan membicarakan beberapa hal tentang pekerjaan yang berusaha untuk Karin fahami.

"Saya juga akan datang ke acara Pak Brata malam ini," kata Fredi yang membuat Jordan mengangguk singkat.

"Anda datang sendirian atau bersama dengan Pak Mario juga?" tanya Fredi.

Jordan melirik ke arah Karin sebelum memberikan jawaban.

"Saya pergi bersama dengan sekretaris saya karena kebetulan Ayah saya ada acara lain yang harus dihadiri," jawab Jordan.

Karin yang mendengar namanya disebut langsung tersenyum dan menunduk dengan sopan.

"Mungkin ketika di sana nanti orang-orang akan mengira Nona Karin sebagai kekasih anda," ucap Fredi yang membuat Jordan tertawa pelan.

"Benarkah?" tanya Jordan.

"Sekarang saja dia tidak terlihat seperti sekretaris anda kalau boleh jujur kalian berdua terlihat serasi," kata Fredi lagi.

Jordan hanya tersenyum sebagai tanggapan. Kemudian dia melirik ke arah Karin yang hanya ikut tersenyum.

Wanita itu memang cantik, tapi dia terlalu sopan tidak masuk tipe Jordan sama sekali.

Dia suka wanita seksi dan menggoda.

••••

"Cepat masuk kita sudah terlambat."

Karin yang baru saja menutup pintu rumah sederhana miliknya langsung berlari ke mobil milik atasannya. Dia bergegas masuk dan duduk di dalam sana dengan sedikit perasaan canggung.

Memang ini bukan pertama kali dia menaiki mobil ini, tapi masalahnya ini pertama kali dia ikut ke acara penting seperti ini. Dia yakin pasti akan banyak orang penting di sana.

Malam ini Karin mengenakan dress berwarna hitam yang panjangnya sedikit di atas lutut dengan punggung yang sedikit terbuka. Rambut panjangnya dia ikat cukup tinggi dan Karin juga memakai sedikit make up di wajahnya.

Sedangkan atasannya itu seperti biasa di kantor saja. Dia memakai pakaian formal, kemeja dan juga jas yang memang sangat cocok untuknya.

"Acaranya mungkin akan sampai malam, tapi kita akan pulang lebih dulu nanti," kata Jordan tanpa menoleh sedikitpun.

Karin mengangguk singkat sebagai tanggapan. Selama perjalanan tidak ada percakapan lagi yang terjalin diantara keduanya.

Hingga mereka benar-benar sampai di hotel mewah tempat pesta itu dilangsungkan.

"Ayo."

Tanpa menunggu waktu lagi Karin bergegas keluar dari dalam mobil. Dia berjalan berdampingan memasuki area hotel yang membuatnya tidak bisa berhenti berdecak kagum.

Karin hanya seorang sekretaris yang berasal dari keluarga biasa. Bukan sekali dua kali dia dibuat kagum dengan hal yang baru kali pertama dilihatnya.

Sejak menjadi sekretaris Karin mengetahui banyak hal yang sebelumnya tidak pernah dia ketahui.

"Selamat malam Pak Jordan," sapa seorang pria paruh baya yang mereka temui ketika akan masuk ke dalam.

Jordan tersenyum ramah dan yang Karin ketahui itu adalah Gathan Narendra salah satu klien dari atasannya.

"Ah ada Nona Karin juga," katanya dengan ramah.

"Selamat malam juga Pak Gathan," sapa Karin sambil menunduk dengan sopan.

Setelah acara saling sapa itu selesai keduanya masuk ke tempat acara diselenggarakan. Satu per satu orang mulai menyapa dan sebagian besar dari mereka Karin mengetahuinya.

Wah disini benar-benar tempat orang penting berkumpul.

••••

Karin keluar dari ballroom hotel untuk mencari keberadaan bosnya yang sudah sekitar setengah jam menghilang. Kakinya menulusuri hotel mewah ini hingga dia melihat sesuatu di sudut ruangan.

Tempatnya sangat sepi dan nyaris tidak ada orang yang lewat. Di tempat itu Karin melihat bosnya yang tengah asik bercumbu dengan seorang wanita.

Hal itu membuat dia meringis pelan. Dia menggerutu dalam hati dan langsung berjalan menjauh.

Sambil terus mengomel Karin masuk kembali ke tempat di mana pesta itu di selenggarakan. Mau tidak mau dia harus menunggu bosnya itu kembali dan mengajaknya untuk pulang.

Sedangkan itu disisi lain Jordan yang telah selesai dengan kegiatannya kini saling bertatapan dengan wanita yang cantik dihadapannya ini.

"Besok malam datanglah ke tempatku."

Wanita itu berbicara sambil melingkarkan kedua tangannya di leher Jordan.

"Apa yang akan aku dapatkan di sana?" tanya Jordan dengan satu alis yang terangkat.

Luna Januar, wanita itu tersenyum sambil berjinjit dan membisikkan sesuatu di telinga mantan kekasihnya.

"Aku dan tubuhku."

Penawaran yang menarik untuk seorang Jordan Pradipta.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status