Share

Tantangan Dua Miliar

“A –Apa?” Radhia terkejut sampai berdiri dari duduknya. “Perusahaan pailit?” pekiknya tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

“Hampir pailit, Nona muda.” Manajer keuangan mengoreksi Radhia.

Radhia mendorong kursinya lebih jauh lalu berjalan memutari meja makan sambil menggigit kuku ibu jari.

Ia pulang ke rumah dan membatalkan rencana bulan madunya dengan Aji karena ingin bersenang-senang dengan teman-temannya juga menghabiskan waktu di spa.

Namun, ia malah mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan. Perusahaan yang sudah orang tuanya rintis selama bertahun-tahun kini nyaris bangkrut jika tidak segera mendapatkan suntikan dana segar.

“Sepertinya kali ini anda harus turun tangan sendiri, Nona. Anda harus bisa meyakinkan para investor dan dewan komisaris 

untuk memberikan tambahan dana, jika tidak Setiawan Grup akan benar-benar berakhir.” Setelah menjelaskan kondisi perusahaan, manajer keuangan pamit undur diri 

Radhia meraup wajahnya dengan kasar. Berkacak pinggang, berjalan mondar mandir di ruang makan. Sesekali hembusan nafas panjang terdengar keluar dari bibir wanita itu. 

"Berikan aku ide! Bagaimana caranya aku menyelamatkan perusahaan papa?" Radhia kembali duduk, menatap sepupu dan tante Kalina berharap mereka punya jawaban. 

"Sudah jelas, kan? Manajer itu mengatakan kalau kau harus bisa meyakinkan para investor juga dewan komisaris." Tante Kalina mencoba menenangkan Radhia yang sedang panik.

Bagaimana tidak panik, jika Setiawan Grup sampai bangkrut, Radhia akan jatuh miskin. Ia tidak pernah menjadi orang miskin! Sejak lahir ia sudah hidup dengan fasilitas mewah dan orang yang siap mengerjakan apapun untuknya. 

Jika menginginkan sesuatu, Radhia tinggal tunjuk dan akan mendapatkan apa yang ia inginkan. 

“Bagaimana kalau kita menghubungi pengacara papa? Uang asuransi papa  dan mama pasti cukup untuk membantu perusahaan, kan?” 

Radhia mengambil ponselnya, menghubungi orang yang diberikan kuasa oleh kedua mendiang orang tua Radhia untuk mengatur serah terima harta warisan.

Dengan cepat Radhia menceritakan situasi yang sekarang sedang dihadapi kepada pengacara keluarga itu. 

“Maaf nona muda, anda belum bisa memiliki uang asuransi itu sebelum satu tahun pernikahan anda.” Suara dari ujung telepon membuat Radhia semakin kesal.

Ia menutup teleponnya dengan kasar lalu memaki si pengacara. Kesal karena tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Aku bisa membantu kalian!"

Semua orang menoleh ke sumber suara. Raffi yang berpakaian santai menarik kursi kosong yang ada di depan Radhia.

Tante Kalina dan putranya tersenyum melihat kedatangan Raffi. Sepupu Radhia bahkan memukul-mukul meja seperti drum saking senangnya melihat sang penyelamat.

“Aku pikir kau akan berbulan madu dengan suami mudamu?” candanya sambil terkekeh.

Radhia cemberut menanggapi Raffi yang menyindirnya. Ia membuang wajahnya, malas melihat pria itu.

“Jadi apa benar kau mau membantu kami?” tanya tante Kalina antusias.

“Tentu saja! Sebagai awal aku akan memberikan dua miliar. Tapi dengan satu syarat.”  Raffi tersenyum licik.  Sudut bibirnya terangkat, yakin ini bisa membuat ayahnya tidak menyukai Aji.

Radhia yang tadinya membuang muka, kini menatap kekasihnya itu. Keningnya berkerut, penasaran dengan syarat yang Raffi minta.

“Jadi apa yang kau inginkan, Nak Raffi?” 

 Radhia menarik kursi, mendekatkan tubuhnya ke meja agar bisa mendengarkan Raffi dengan lebih baik.

“Syaratnya, suamimu sendiri yang harus memintanya kepadaku. Memohon padaku bahkan rela menyerahkan mu demi uang itu. Bagaimana?”

Rahang Radhia terjatuh heran dengan permintaan kekasihnya itu. Tidak sempat bertanya, Raffi sudah berteriak memanggil Aji seperti memanggil pelayan.

"Kenapa kau lama sekali, Anak Kampung?" Suara bentakan Raffi yang merendahkan menyambut Aji. 

Pria kaya itu dengan cepat menceritakan keadaan Radhia tetapi melihat wajah bingung Aji, Raffi menggaruk kepalanya kesal. 

"Ngapain juga aku menceritakan ini semua. Anak kampung sepertimu mana mengerti soal bisnis," ejek Raffi lagi. 

"Intinya, lakukan saja seperti yang aku minta!" Raffi menegaskan, mencoba untuk bersabar. 

Aji diam tidak langsung memberi jawaban. Ia memikirkan setiap kata yang Raffi ucapkan lalu menimbang jawabannya.

Pria muda itu menggeleng. "Tidak! Aku tidak mau! Memohon supaya kamu memberikan bantuan uang bisa aku lakukan, tetapi menukar nona Radhia dengan uang itu, tidak bisa!" tolak Aji tegas. Ia dengan berani membalas tatapan Raffi. 

"Kau! Berani menolak perintahku?!" Raffi menggebrak meja tidak suka mendengar jawaban Aji.

Radhia memutari meja makan, mendatangi suaminya dan menarik Aji menjauh.

"Apa yang kau lakukan, hah? Perusahaan keluargaku nyaris bangkrut! Apa sulitnya melakukan apa yang Raffi minta?" Radhia berkata dengan mata melotot, kesal karena pemuda kampung ini terus saja membuatnya kesal.

"Maaf nona, saya tidak bisa.

Radhia menggeram kesal, tangan yang mengepal kencang sedang giginya bergemeretak menahan diri agar tidak mengamuk kepada Aji.

"Kenapa? Kenapa tidak bisa? Apa susahnya?!" tanya Radhia gemas. Rasanya ingin menjambak rambut bergelombang Aji yang kali ini disisir rapi ke belakang dan menggunakan pomade hingga wajah tampan suaminya terlihat jelas.

"Karena Nona adalah istri saya." Aji menyahut tegas.

"Saya tidak akan menukar istri saya dengan uang. Itu sama saja saya mempermalukan nona dan juga menjual harga diri saya sebagai laki-laki."

Ha-ha-ha

Tawa Raffi mengisi pendengaran Aji 

"Harga diri? Memangnya berapa nilai harga dirimu, hum? Aku akan membayarnya sebanyak yang kau mau!" Raffi mengeluarkan dompet mengeluarkan seluruh uangnya lalu melemparkan lembaran uang 100 ribu itu ke wajah Aji.

"Kurang? Jangan khawatir, akh masih punya banyak! Kau tinggal sebut berapa yang kau inginkan!" Raffi berteriak, menggelegar membuat Radhia dan tante Kalina terkejut.

Tangan Aji mengepal kuat menahan amarah merasa begitu terhina dengan perlakuan Raffi. Iya menatap Rafi tajam tidak peduli lagi kalau  yang ada di depannya saat ini adalah saudara se-ayah dengannya.

"Kau hanya anak kampung tapi begitu sombong dengan harga diri. Memangnya apa yang kau bisa lakukan untuk Radhia? Kau itu hanya suami tidak berguna! Memangnya kau bisa berbuat apa untuk membantu Radhia, hah?!" Raffi dengan tanpa perasaan terus menghina Aji di depan Radhia dan keluarganya.

Telinga Aji semakin panas mendengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut Raffi.

"CUKUP!!" ia berteriak menghentikan ocehan pria kaya raya itu.

"Saya yang akan membantu nona Radhia. Saya akan menyiapkan uang dua miliar untuk membantu perusahaan nona."

Ucapan Aji disambut tawa oleh Raffi, Radhia san juga tante Kalina. Tidak ada satupun dari mereka yang percaya jika Aji mampu menyediakan uang sebanyak itu.

"Kau tahu uang dua miliar sebanyak apa? Aku bahkan ragu kau pernah melihat uang lebih dari satu juta." Raffi tak pernah puas mengejek Aji. Setiap kata yang keluar dari mulutnya selalu menghina Aji 

Tawa Raffi berhenti, kini wajahnya berubah serius. "Baik aku beri kau waktu tiga hari. Jika kau gagal, kau harus berlutut di kakiku dan memohon agar aku memberikan uang itu dan menyerahkan Radhia kepadaku. Bagaimana?" tantang Raffi.

Jadi apa Aji akan berhasil mendapatkan uang dua miliar?

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
somnong banget itu Raffi pingin sumpel itu mulut Raffi dgn sambel level paling pedes ..kmu akan tau siapa Aji kmu akan syok dn kmu yg akan ter usir dr rmh ayah mu juga ibu mu ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status