Share

Bab 132

Penulis: Ayesha
"Raka, istrimu ada di sana, ajak saja dia naik bersama kita!" ucap Devina dengan nada seolah berniat baik.

Raka juga sudah menyadari keberadaan Brielle. Dia melangkah mendekat dan bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?"

Brielle menjawab datar, "Aku ada di mana, apa hubungannya sama kamu?"

Saat itu, Lukas datang menghampiri sambil tersenyum, "Pak Raka, ternyata Anda juga di sini!"

"Pak Lukas, lama nggak bertemu," sapa Raka.

"Kebetulan sekali, aku dan Brielle mewakili Profesor Louie untuk menghadiri diskusi ini," kata Lukas.

Di samping, Devina sedikit terkejut. Brielle punya posisi hingga bisa mewakili tokoh besar dunia medis seperti Profesor Louie? Semua muridnya saja sudah merupakan tokoh besar di dunia kedokteran.

Raka tersenyum tipis, "Kalau sudah selesai rapat, nanti ke atas untuk minum sebentar."

"Baik, undangan dari Pak Raka tentu harus saya hormati," sahut Lukas, lalu melirik arlojinya. "Brielle, kita harus naik sekarang."

Brielle mengangguk, lalu ketika mengangkat pandangan, matany
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 166

    Mata Brielle sedikit memerah mendengar suara serak Emily yang nyaris menangis. Dia hanya bisa berkata pelan, "Nenek, maafkan aku. Kami memang sedang mengurus perceraian.""Brielle, kalau kamu merasa tertekan atau diperlakukan nggak adil, bilang sama Nenek. Biar Nenek yang menegurnya. Jangan cerai, Nak." Emily mencoba membujuk."Nenek, nggak perlu bujuk aku lagi. Kami sudah sampai di titik ini. Tolong jaga kesehatan Nenek baik-baik. Aku pasti akan sering pulang menjenguk Nenek," Brielle menenangkan."Tenanglah. Sekalipun kalian benar-benar bercerai, Nenek nggak akan membiarkan Raka memperlakukanmu dengan buruk," ujar Emily dengan sungguh-sungguh."Nenek, nggak usah terlalu khawatir soal urusan kami," Brielle kembali membujuk.Sementara itu, Farel masih terus meneliti detail soal pembagian harta dalam perceraian ini. Walaupun surat perjanjian sudah ditandatangani, masalah aset belum bisa diputuskan dengan pasti sampai sekarang.Setelah menutup telepon, Brielle teringat dengan kartu bank

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 165

    Lastri menghela napas. "Nyonya, Tuan itu sebenarnya ayah yang baik."Tak bisa dipungkiri, sejak Anya lahir, Raka memang selalu menjadi ayah yang baik."Bibi, tolong siapkan makan malam," ucap Brielle singkat sebelum naik ke atas menemani putrinya.Belakangan ini, Brielle meluangkan lebih banyak waktu untuk Anya. Dalam dekapan kasih sayang ibunya, ditambah seringnya Harvis datang menemaninya, Anya hidup dengan sangat bahagia.Tepat pukul delapan pagi ini, Brielle berencana pergi sebentar ke vila milik Raka untuk membawa pulang piano agar bisa menemani putrinya berlatih. Dia terlebih dulu mengirim pesan untuk memastikan apakah Raka ada di rumah dan apakah dia boleh datang untuk memindahkan piano itu.Raka membalas.[ Boleh. ]Brielle pun datang ke vila bersama para pekerja angkut. Sesampainya di depan pintu, matanya langsung menangkap sebuah mobil Ferrari merah yang terparkir di halaman. Dari pelat nomornya, jelas itu adalah mobil milik Devina.Kening Brielle berkerut.Perceraian bahkan

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 164

    Meskipun surat perjanjian cerai sudah ditandatangani, karena masalah pembagian harta, akta cerai belum bisa diproses. Jawaban yang diberikan Farel adalah, setidaknya butuh waktu enam bulan untuk menyelesaikan urusan ini.Jadi untuk sekarang, Brielle hanya bisa berpisah rumah dengan Raka.Setengah jam kemudian, Brielle melihat mobil mewah milik Raka sudah terparkir di depan rumahnya. Itu seharusnya adalah tempat mobilnya sendiri. Namun karena sudah terisi, dia terpaksa memarkirkan mobil di hotel terdekat, lalu berjalan pulang.Begitu mendorong pintu masuk, dia langsung mendengar tawa ceria putrinya, bercampur dengan suara riang Gaga.Brielle melangkah ke ruang tamu. Di sana, Raka duduk di sofa, sementara Anya sedang asyik membuka kotak mainan barunya di lantai."Nyonya sudah pulang, ya. Malam ini Tuan akan makan malam di sini. Saya pergi sebentar ke pasar," kata Lastri sambil berjalan keluar.Brielle buru-buru menahannya. "Nggak usah, masak saja dengan bahan yang ada."Tidak perlu repot

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 163

    Harvis juga ingin memisahkan keduanya. Sebab, pria yang tengah memeluk Brielle itu adalah seniornya sendiri, Noah.Namun, Noah hanya memberikan pelukan sekadar tanda sopan santun. Dari diri Brielle pun terpancar keramahan yang tetap menjaga batas.Noah menatap Brielle lekat-lekat dan sorot matanya penuh pengamatan. "Awalnya aku membayangkanmu cuma seorang gadis cantik, tapi ternyata kamu jauh lebih cantik dari bayanganku."Brielle menatap Noah, lalu tersenyum ramah. "Selamat datang, terima kasih sudah datang untuk bertukar ilmu.""Itu kehormatan bagi kami."Brielle lalu menoleh ke arah Lambert. Tadi di panggung Brielle tidak sempat menyapanya. Kini melihat Lambert belum pergi, Brielle melemparkan senyum manis. Lambert pun membalas dengan anggukan dan senyum ramah.Devina kebetulan menangkap interaksi itu. Sebuah dugaan dalam hatinya kini semakin jelas. Sudut bibirnya terangkat tipis. Sepertinya, ada seseorang yang akan merasa cemburu.Raka bersama Devina, Jay, dan Lambert kemudian meni

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 162

    Brielle kemudian mengambil spidol fluoresen, lalu mulai memasuki inti presentasinya hari itu. Dia membalikkan badan, lalu menggunakan spidol penanda untuk menunjuk bagian yang dia jelaskan, tetapi tetap menjaga sikap sopan dengan sesekali menghadap audiens.Teori-teori ilmiah yang rumit, seakan menjadi sesuatu yang alami dan mudah di tangannya. Suaranya jernih dan indah, tetapi mengandung wibawa dan kekuatan yang membuat orang tak berani meremehkannya.Di bawah panggung, belasan anggota tim tamu dari luar negeri mendengarkan dengan penuh perhatian. Beberapa bahkan langsung membuka laptop dan mencatat di tempat.Banyak orang yang hadir sebenarnya tidak benar-benar mengerti penjelasan Brielle, misalnya para mahasiswa di bagian belakang. Untungnya, meskipun Brielle berbicara dalam bahasa Inggris, layar proyeksi menampilkan terjemahannya sehingga mereka bisa mengikuti.Tatapan Raka tampak dalam dan sulit ditebak, sementara Lambert dan Jay mendengarkan dengan mudah sekaligus merasa kagum. M

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 161

    Brielle mengarahkan pandangannya dan melihat Devina mengenakan setelan modis yang tetap memancarkan kesan seksi, dengan rambut panjangnya terurai ke belakang. Dia berjalan di depan, sementara Jay mengikuti di belakangnya.Devina menengadah sekilas ke arah panggung. Saat melihat Brielle, entah itu karena terkejut atau nyaris tersandung, langkahnya tampak goyah. Ketika dia hendak duduk, tubuhnya limbung sejenak lalu terjatuh ke dalam pelukan Raka.Lengan Raka segera terulur untuk melingkari pinggangnya dan menopang bahu Devina agar tidak jatuh.Jay juga buru-buru duduk. Dengan bantuan Raka, Devina berhasil menstabilkan diri. Dia menyibakkan rambut panjang di pelipis, lalu tersenyum manja bercampur genit pada Raka sebelum menoleh ke arah Brielle di atas panggung.Dalam tatapan matanya, terselip kilatan puas yang hanya bisa dipahami Brielle.Devina baru saja datang, sehingga dia tidak tahu mengapa Brielle berada di panggung. Dia berpikir, mungkin Brielle telah bergabung dengan tim kerja da

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status