Share

Bab 65

Author: Ayesha
"Aku rasa dia nggak punya latar belakang pendidikan yang layak. Seseorang yang bahkan nggak lulus kuliah, mana mungkin bisa racik obat khusus? Kalau publik tahu, bisa-bisa jadi takut minum obatnya!"

"Benar juga sih. Faye memang lebih cocok mewakili laboratorium kita."

Kedua wanita itu keluar sambil terus mengobrol.

Tak lama kemudian, Brielle keluar dari toilet. Dia naik lift ke lantai laboratorium. Walaupun tidak terlalu memedulikan obrolan dua rekan tadi, hatinya tetap terasa tidak nyaman.

Begitu berbelok ke lorong, dia melihat Cherlina sedang menggandeng Faye berjalan dari arah depan. Tatapan Faye langsung menjadi serius. Brielle mengangguk ringan pada mereka.

"Brielle," sapa Cherlina dengan senyuman.

Saat mereka berpapasan, Faye memutar badan dan berucap, "Brielle, aku perlu jelaskan. Semalam aku bukan sengaja menggantikanmu dalam wawancara."

Brielle berbalik menatapnya. Dia tidak berkata apa-apa, tetapi Faye merasakan kekesalan Brielle. Hal ini membuat hatinya tidak nyaman.

"Briell
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 210

    "Eh ... Raline." Devina terhuyung dua langkah.Emily menghela napas, lalu berkata kepada Meira, "Tambahkan beberapa lauk lagi.""Oke, aku kasih tahu para pembantu." Meira akhirnya merasa lega melihat ibu mertuanya bersedia membiarkan Devina tetap tinggal.Sebenarnya semua orang tahu, perubahan sikap Emily itu karena ucapan Raka barusan. Sikap Raka terhadap kehadiran Devina seolah-olah wajar, membuat Emily berpikir kalau Raka juga mengundangnya. Kalau dia tetap mengusir Devina, justru akan terlihat sebagai orang tua yang picik.Brielle menarik Anya ke sisinya. Anya memetik dua kuntum bunga dan memberikannya."Mama, cium deh, wangi nggak?"Brielle menunduk dan menghirup. "Hmm! Wangi sekali.""Untuk Mama." Anya memberikan bunga itu kepada Brielle, lalu kembali berlari di taman mencari harta karun kecilnya. Raka tetap mendampinginya dari belakang.Emily menoleh pada Brielle, merendahkan suara. "Brie, jujur sama Nenek, kamu dan Raka cerai, apa ada hubungannya sama Devina?"Brielle tertegun

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 209

    "Nenek, kami juga mau minum teh," ujar Raline."Kamu ajak Devina ke kamar saja." Emily tidak ingin cucunya mengganggu kebersamaannya dengan Brielle. Dia juga tidak ingin Devina menambah beban bagi Brielle.Perceraian Raka dan Brielle jelas ada kaitannya dengan Devina. Emily pun kesal karena cucunya tidak bisa memilih dengan benar. Istri sebaik Brielle dilepaskan, malah jatuh hati pada Devina yang penuh motif tersembunyi.Melihat Emily berjalan mendekat, Brielle menggigit bibirnya, lalu akhirnya bersuara, "Nek, sebentar lagi aku ada urusan. Aku ....""Kalaupun ada yang harus pergi, itu bukan kamu." Emily tiba-tiba meninggikan suaranya.Brielle terkejut. Sementara Devina yang hendak masuk ruang tamu bersama Raline juga mendengar itu, wajahnya memerah karena malu."Nek, bukan begitu maksudku. Aku ...." Brielle tidak menyangka Emily akan bereaksi sebesar itu."Ini rumahku. Kamu ini tamu yang kuundang sendiri untuk makan malam. Jadi, kamu nggak boleh pergi," sela Emily.Devina menyerahkan h

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 208

    "Pandangan Nenek pasti lebih baik daripada aku," sahut Brielle sambil tersenyum.Emily menata vas-vas sesuai seleranya, lalu merangkul Brielle sambil berkata, "Kamu tahu nggak? Orang tuaku dulu tinggal di daerah ini. Waktu kecil aku sering main di sekitar sini. Nyonya yang dulu tinggal di rumah ini bahkan pernah memberiku hadiah. Sekarang, sudah 100 tahun berlalu."Melihat Emily begitu emosional, Brielle bisa merasakan betapa senangnya Emily bisa tinggal di tempat ini.Meira keluar dari kamar. Melihat Brielle datang, sikapnya cukup ramah. "Rupanya Brielle.""Bibi," sapa Brielle.Emily diam-diam menghela napas. Sapaan yang terasa asing itu menandakan Brielle benar-benar menganggap dirinya orang luar di Keluarga Pramudita.Di jalan masuk kawasan kota tua, sebuah mobil sport putih terjebak macet. Raline mengeluh, "Aku benar-benar nggak ngerti kenapa Nenek harus pindah ke kawasan lama yang sempit seperti ini. Lihat saja macetnya, bikin jengkel."Devina yang duduk di kursi penumpang hanya t

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 207

    Sore itu, Brielle datang menjemput putrinya dan kebetulan bertemu dengan Lambert. Belakangan ini, Vivian selalu dijemput oleh pengasuh. Sepertinya Lambert sedang dinas ke luar kota."Bu Brielle." Lambert lebih dulu menyapa."Pak Lambert, belakangan sibuk sekali ya?" tanya Brielle sambil tersenyum."Baru saja dinas di luar negeri seminggu. Gimana kabarmu belakangan ini?" Tatapan Lambert penuh perhatian padanya.Saat Brielle terkena hujatan online beberapa waktu lalu, karena identitasnya, Lambert tidak bisa melakukan apa pun untuknya.Untung saja Brielle mampu menangani masalah itu dengan tenang dan tegas, yang juga membuat Lambert semakin melihat sisi luar biasanya dalam dunia penelitian. Dia sulit membayangkan bagaimana Brielle bisa bertahan di dunia penelitian selama ini.Brielle masih begitu muda. Hanya melihat wajahnya saja, rasanya seperti seorang mahasiswi yang baru lulus. Jika menatapnya lebih lama, wajah Brielle akan sedikit memerah karena malu. Benar-benar seperti gadis yang ma

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 206

    Raka berbalik, sinar matahari sore menyinari di tubuhnya, tetapi tetap tidak mampu mengusir aura dingin dan jarak yang dia pancarkan.Saat itu, Gavin mengetuk pintu dan masuk. "Pak Raka, waktu rapat sudah tiba."Devina tertegun sejenak, sementara Raka melangkah keluar dari ruang kantornya.Gavin menghampiri Devina. "Bu Devina mau menunggu Pak Raka di ruang istirahat?""Nggak perlu, aku harus pulang sebentar." Devina mengambil tasnya, lalu pergi.Di rumah Keluarga Datau.Mendengar perkataan Devina, Declan berkata dengan tidak rela, "Semuanya salah Brielle! Kalau bukan karena dia ikut campur, mana mungkin aku jatuh sampai seperti ini?"Menyebut Brielle, hati Devina juga dipenuhi amarah. Dia merasa Brielle sengaja menargetkan Keluarga Datau. "Ayah, kali ini dengarkan saja Raka."Begitu mendengar bahwa Raka punya proyek lain untuknya, wajah Declan baru sedikit membaik. Dia menoleh pada putri sulungnya. "Kudengar Raka sudah cerai, apa dia menceraikan istrinya demi kamu?""Sepertinya Ayah be

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 205

    Brielle juga sudah memperhatikan konferensi itu. Itu adalah sebuah forum diskusi ilmiah yang diikuti banyak lembaga riset dalam negeri. Dia pun mengangguk. "Oke, setelah aku mengatur urusan anakku, kita bisa ikut bersama."....Grup Pramudita.Setelah mendapat kabar bahwa pemasok harus diganti dan kerja sama dengannya diputus, Declan langsung panik bukan main. Dia kini sangat ingin bertemu dengan Raka, agar bisa menegosiasikan ulang proyek itu.Gavin berjalan melewati lobi lift dan melihat Declan yang sedang menunggu di area lounge. Dia berkata dengan sopan, "Pak Declan, Pak Raka sedang sibuk dan nggak bisa menemui Anda. Silakan datang lagi di lain waktu."Hati Declan langsung mencelos. Apa Raka memang berniat membiarkannya jatuh begitu saja?"Aku nggak akan mengganggu lama. Sepuluh menit saja, cukup sepuluh menit." Selama dia bisa bertemu Raka, dia yakin mampu membujuknya untuk membantu melewati krisis ini.Meski wajah Gavin tetap tersenyum, sikapnya tetap tegas. "Pak Declan, Pak Raka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status