Share

Part. 5

Happy Reading...

Aku melihatnya intens. kami saling mengunci pandangan. bahkan dia tak tersenyum sedikitpun. hanya keangkuhan yang terpancar dari wajah cantiknya.

Mataku membulat sempurna saat menyadari siapa yang berdiri di hadapanku.

"Dia!!!"

Aku mengerjap beberapa kali. tak percaya akan pandanganku. ku buang pandangan ke arah lain, berharap jika saat ini yang tengah ku pandang hanya sebuah ilusi. dan berharap bahwa aku memang salah.

Ku kembalikan arah pandanganku setelah beberapa kali aku membuangnya, namun nyatanya tetap sama. hanya dia yang masih tergambar di hadapanku dan di ingatanku adalah sebentuk wajah yang sama.

Wajah yang sejak beberapa tahun lalu kulihat untuk yang pertama dan terakhir kali. namun berhasil ku abadikan dalam memori ingatanku.

"Bagaimana dengan stok bahan kita Satria? apakah cukup untuk akhir bulan ini?' Tanya si bibir tipis bergincu peach itu. memecah keheningan dalam lamun ku.

Entah apa yang ku lamunkan sebenarnya. apakah wajahnya yang melempar ku ke dalam kejadian beberapa tahun lalu ataukah sorot matanya yang penuh dengan keangkuhan itu yang mampu menghipnotis ku hingga membuat lidahku kelu tak mampu berucap bahkan untuk sekedar memberikan kata sambutan padanya.

"Saya sudah mencatat semuanya, sampai PO yang harus terselesaikan enam bulan ke depan, kita masih aman." ucapku tergagap. hingga aku tak mampu mengolah kata untuk menjawab pertanyaannya.

"Bagus kalau begitu." ucapnya singkat.

Lalu ia berjalan mengelilingi luasnya gudang penyimpanan bahan yang sangat luas ini. di ikuti oleh beberapa orang yang merupakan manajer dari perusahaan ini. dan tanpa sadar pula kakiku mengayunkan langkah mengikutinya dari belakang.

Waktu sudah menunjukkan pukul Dua belas lebih lima belas menit. namun agaknya ia masih betah di dalam ruangan pengap ini.

Meski gudang ini di lengkapi penerangan yang lumayan hingga tetap terang meski banyak bahan bertumpuk, dan di lengkapi pula alat penyedot panas namun tetap saja tempat ini masih menyisakan hawa pengap dan gerah.

Karena bukan hanya kertas yang di simpan disini, namun bahan-bahan utama pembuat sepatu. sheep skin, kulit sapi, ular bahkan kulit buaya pun tersedia. Dan jangan lupakan bahan mudah terbakar lainnya.lem, getah karet, cat dan sebagainya. paket lengkap yang membuat Indra penciuman harus ekstra kuat.

Dan kami akhirnya bisa bernafas lega setelah mereka pergi dari sana dan beralih ke department yang lain.

Hanya satu yang ku sesali dari pertemuan singkat kami. bahwa aku belum mengetahui nama dari bidadari itu. payahnya aku.

"Sat, itu manusia apa Barbie ya? kagak bisa nelen gue liatnya." Tanya Heru saat kami makan siang di kantin perusahaan.

"Manusia setengah setan." jawabku asal.

"Heh Romeo! lu gak lagi Kesambet kan?" ucap Heru sewot tak terima jika wanita secantik itu aku bilang setan.

Yah Dia memang setan. setan yang menghantuiku setiap malam. melambai dengan senyumnya mengobrak-abrik jiwa dalam malam-malam ku.

"Gue bilang juga apa Armando, dia itu setan karena berhasil menggoda ku." jawabku asal.

"Ah! sepertinya ada yang tergetar nih;" Aku terkekeh mendengar ucapan sahabatku. memang aku tak pernah sekalipun menanggapi kaum hawa yang berusaha untuk menarik perhatianku. karena perhatianku sudah tertuju pada satu orang di masa lalu.

Dan tiba-tiba kantin menjadi senyap seiring dengan lamunanku yang mengantarkan ku pada kejadian beberapa tahun silam. padahal beberapa saat lalu kantin ini begitu ramai serupa pasar. dan ternyata dialah yang datang.

***

Pov. Aurel

Cuaca sangat panas kala aku menginjakkan kaki di pabrik yang menjadi anak perusahaan milik keluarga kami.

Pabrik yang memproduksi sepatu-sepatu dengan harga fantastik. karen kami hanya memproduksi sepatu untuk kalangan tertentu. dan'Hanya orang-orang tertentu yang mampu memilikinya nya, karena di samping harganya yang fantastik, sepatu buatan kami merupakan limited edition.

Setelah melihat-lihat keadaan kantor, aku beralih ke bagian produksi. namun sebelum itu aku terlebih dulu mampir ke gudang. Tempat dimana bahan baku tersimpan dengan benar. aku harus memastikan bahwa tempat itu adalah tempat yang paling aman untuk menyimpan aset kami yang juga tak kalah penting.

Dan sebelum aku benar-benar menginjakkan kaki di sana, terlebih dahulu aku ingin mengetahui setiap personal yang terlibat di dalamnya.

Dan satu nama yang menarik perhatianku, yaitu seorang staff gudang dengan low profile nya.

Terbukti dari kepekaannya membaca kondisi. dia bisa langsung mengerti jika aku sedang tersiksa karena panas waktu itu. aku suka sikap manisnya. dan wajahnya lumayan. mampu membuatku tak bisa berpaling saat itu. aku terpesona.

"Satria," ku lihat tag name itu di dada kanannya. ngomong-ngomong soal dada, oh ya ampun aku tiba-tiba kehilangan kosentrasi. semakin panas ku rasa di dalam sana.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status