Share

Bab 2

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-12-01 13:33:26

“Apa...?” Helena terperangah tak percaya. “Teman tidur... maksud Paman apa sebenarnya?”

Davidson beranjak dari tempatnya, melangkah agar bisa lebih dekat dengan Helena. “Menurutmu apa artinya teman tidur, hemm?”

Helena reflek memundurkan langkahnya. Dia tidak menyangka kalau Davidson bahkan sampai meminta hal yang tidak mungkin untuk dia penuhi.

Melihat reaksi Helena, Davidson pun tersenyum angkuh. “Takut? Maka pulanglah, jangan datang lagi ke sini.”

Ingin. Tentu Helena ingin sekali pergi dari tempat itu. Tetapi, jika dia kembali tanpa mendapatkan hasil yang memuaskan Alex dan Ibunya, Helena pun akan merasa sangat bersalah.

“Paman, apa tidak ada hal lain saja yang bisa aku lakukan? Aku ini kan istri keponakan mu, bagaimana bisa Paman meminta itu dariku?” ucap Helena, mencoba untuk bernegosiasi dengan harapan Davidson dapat memberi syarat yang lebih masuk akal..

Namun, Helena sama sekali tidak tahu seberapa keras kepalanya Davidson. Pria itu memiliki segalanya yang dia butuhkan, dia juga tidak terlalu ingin membuang waktu untuk membantu Alex.

Walaupun dia punya banyak uang, dia juga tidak akan membuang uang dengan percuma tanpa keuntungan. Setiap sen uangnya yang sudah dimakan keluarga Alex, Davidson jelas sudah menghitungnya sebagai hutang.

Selama ini dia tetap diam, dia sengaja menunggu waktu yang tepat untuk menagih semua uang itu. Waktu di mana Alex maupun Ibunya tidak mampu untuk membayar.

Davidson menyentuh dagu Helena, membuat tatapan mereka bertemu. “Helena, kau pikir apa yang aku butuhkan sekarang? Walaupun aku tidak kunjung menikah, aku juga tidak kekurangan wanita. Kedudukan, uang, apapun itu aku bisa memilikinya asal aku mau. Artinya... aku juga tidak begitu menginginkan mu.”

Davidson menjauh. Dia duduk dengan nyaman sambil meminum teh yang sejak tadi bertengger di meja.

Santai sekali pria itu duduk.

Helena pun merasa kecil, bahkan lebih kecil dibanding debu.

Benar seperti yang dikatakan oleh Davidson, wanita, kedudukan, kekuasaan, dan lainnya telah dimiliki oleh pria itu.

Bukan hanya satu atau dua wanita saja yang mencoba untuk mendekati Davidson dengan berbagai macam alasan dan tujuan, ia pun sadar bahwa dia jelas tidak cukup menarik untuk menjadi salah satu wanitanya Davidson.

Sebentar Davidson melirik pada Helena. Ia menggeleng tak percaya. “Masih ingin di sini? Pulanglah, aku sudah malas bicara.”

Helena menggigit bibir bawahnya. Ia merasa terhina dalam setiap kata dan sikap yang ditunjukkan Davidson.

Dia tidak tahan lagi berada di sana.

Selama ini dia begitu setia dan menjunjung tinggi harga dirinya sebagai seorang wanita dan istri, tetapi situasi menghimpitnya untuk tetap menahan diri.

Karena Davidson sudah memintanya untuk pergi, maka tidak ada alasan untuknya tetap berada di sana.

“Paman, aku pergi dulu,” ucap Helena. Ia pun meninggalkan tempat itu dengan terburu-buru.

Selama dalam perjalanan pulang, Helena sebenarnya merasa takut, gugup, dan waspada. Entah bagaimana dia akan menjelaskan apa yang terjadi pada Alex dan Ibunya.

Namun, mengingat bagiamana sikap Davidson, dia berharap mereka juga mau mengerti dan memahami kondisinya.

Helena membuang napas kasarnya. “Semoga saja Alex bisa menemukan jalan keluar lain dari masalah ini,” gumamnya.

Sesampainya di rumah, Helena ragu untuk melangkah masuk, tetapi suara mobil yang terparkir di garasi membuat Karina dan Alex bergegas menghampirinya.

“Sayang,” panggil Alex. Pria itu terlihat tidak sabaran, menunggu kabar baik dari Helena.

Karina menatap Helena tanpa berkedip. Tentu saja apa yang ingin dia dengar sama seperti yang Alex rasakan.

Alex meraih tangan Helena. Tatapan penuh harapnya itu membuat Helena kehilangan kata.

“Bagaimana? Paman mau memberi secara transfer atau dengan cek?” tanya Alex, makin tidak sabaran.

Karina membuang napasnya. “Kenapa kau diam saja? Pusing memikirkan banyak uang yang akan Davidson berikan? Sudah hijau matamu ingin berbelanja?”

Helena menggigit bibir bawahnya. Ingin sekali rasanya membalas ucapan Ibu mertuanya yang sangat menyakitkan itu, tapi dia tidak bisa lupa bahwa Karina adalah Ibunya Alex, Ibu mertuanya yang harus dia hormati.

“Sayang, bagaimana?” tanya Alex lagi.

Helena bingung, tapi dia juga harus tetap menjawab. “Paman Davidson menolak untuk membantu, Sayang.”

Mendengar itu, ekspresi Alex dan Karina kompak terkejut.

“Apa?!” Karina dan Alex berucap, bersamaan.

Karina langsung mencengkram lengan Helena, kuat.

“Akh...” keluh Helena, pelan.

Tatapan mata Karina begitu penuh kemarahan. “Bagaimana bisa dia menolak membantu?! Tidak mungkin! Kau pasti tidak bisa membujuknya!”

Alex lemas. Hanya Davidson satu-satunya harapan yang dia miliki. Sebelumnya dia sudah mencoba mendapatkan uang, tapi sayangnya tidak ada satupun yang mau membantu karena Alex memang lebih sering merugi saat berbisnis.

“Sayang, harusnya kau membujuk Paman lebih lagi. Kau pasti tidak bisa meyakinkan. Kau datang lagi saja ke sana. Katakan kalau kau siap menjadi jaminan dalam hutang kali ini.”

Helena terdiam.

Jaminan dalam hutang?

Apakah dia mirip seperti barang?

Tangan Helena pun terkepal menahan emosi.

Karina mencengkram lengan Helena lebih erat. “Sana. Datang lagi ke rumah Davidson. Bujuk dia, bila perlu kau bersujud. Jika dia memintamu mencium kakinya, maka lakukan saja yang penting dia mau membantu!”

Ha??

Seluruh tubuh Helena bergetar. Sakit... sungguh sangat sakit hatinya. Dia adalah istri dan membatu di rumah itu, tapi kenapa digambarkan seolah rendah sekali harga dirinya.

“Lihat, Lex!” Karina menatap semakin tajam. “Memilih istri pun kau tidak becus. Sudah tidak bisa menghasilkan anak, tidak bisa pula membantu suami!”

Helena pun semakin tidak tahan. “Ibu mertua, aku sudah melakukan yang seharusnya aku lakukan. Aku sudah memohon dengan bahasa yang sopan dan baik, tapi Paman Davidson memang tidak mau membantu.”

“Itu karena kau bodoh!” sergah Karina.

“Ibu mertua, tolong jangan bicara begitu. Selama ini aku juga sudah—”

“Sudah apa, huh?!” potong Karina. “Coba saja kau dapatkan uang dari Davidson, baru bisa diakui kau istri yang pantas untuk anakku!”

Alex memijat pelipisnya. Pusing sekali. Dia harus bisa mendapatkan uang dari Davidson, tidak peduli bagaimana caranya.

“Helena, bujuk lagi Paman, ya... aku mohon... aku tidak memiliki jalan keluar lagi. Paman Davidson itu memiliki banyak uang, aset, dan investasi yang bertebaran. Dia pasti bisa dengan mudah mengeluarkan uang jika dia mau,” bujuk Alex.

Helena terlihat kecewa. Padahal dia tidak ingin mengatakan syarat memalukan yang Davidson katakan, tapi sudah sejauh ini, dia tidak bisa menutupi lagi.

“Alex, Paman Davidson memang sempat bilang mau membantu kita. Tetapi syarat yang dia minta dariku sangat tidak masuk akal dan memalukan. Aku—”

“Masa bodoh apa syaratnya!” bentak Karina. “Apapun syaratnya ya lakukan saja yang penting kita dapat uangnya!”

“Ibu mertua, Paman Davidson memintaku untuk—”

Alex memotong, “Sayang, penuhi saja syaratnya. Selama aku bisa menstabilkan perusahaan, syarat itupun tidak penting.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bukan Salahku Selingkuh   Bab 5

    Ciuman itu jadi semakin mendalam. Helena tahu kalau tidak seharusnya dia melakukan itu, tetapi situasi mendorongnya, ditambah dia juga Helena yang sudah tidak lagi memikirkan apa itu harga dirinya. Davidson menyingkirkan kursi di belakang Helena tanpa melepaskan ciuman bibir itu. Dalam satu gerakan dia mengangkat tubuh Helena, membawanya, mendudukkan ke meja makan. Ciuman itu semakin menjadi-jadi, Davidson semakin erat menahan tubuh Helena. Suasana yang memanas itu membuat Davidson hilang kendali. Tangannya bergerak cepat, menyentuh bagian yang tidak seharusnya di sentuh. Helena terkejut saat tangan Davidson menyentuh dadanya. Cepat dia mendorong pria itu sambil mengatur napasnya. Davidson terdiam. Sadar kalau dia mudah sekali terbawa suasana. “P–Paman, aku...” Davidson membuang napasnya. “Kembalilah.” Setelah mengatakan itu, Davidson beranjak. Kakinya cepat meninggalkan tempat itu, menaiki anak tangga. Helena hanya bisa terdiam sambil menatap punggung Davids

  • Bukan Salahku Selingkuh   Bab 4

    Davidson membuang napasnya. Menatap Helena yang terbaring, belum sadarkan diri, ia merasa sangat kurang kerjaan. Entah kenapa juga dia jadi merasa kasihan, tapi juga direpotkan. Hingga saat ini Helena masih belum bangun. Dokter bilang hanya kelelahan dan agak demam, tapi betah sekali perempuan itu tidur. “Kenapa aku malah menunggunya bangun?” gumam Davidson, tidak habis pikir. Ia pun bangkit dari duduknya, berjalan keluar dari kamar itu. Di luar sudah ada pelayan yang menunggu. Sebelum benar-benar menjauh, Davidson membalikkan badannya, berkata pada pelayan rumahnya, “Kalau dia sudah bangun, kasih dia makan. Jangan sampai dia mati, nanti aku yang akan kena masalah.” Pelayan itu mengangguk patuh. “Baik, Tuan.” Malas sekali memikirkan yang tidak penting, Davidson gegas menjatuhkan tubuhnya di ranjang empuknya, menarik selimut, dan tidur dengan nyaman. Tidak ada yang mampu mengganggu pria itu, semuanya dia anggap tidak penting, dan hanya ketenangan yang selalu ti

  • Bukan Salahku Selingkuh   Bab 3

    “Alex, apa kau tahu betapa memalukannya apa yang diinginkan Paman Davidson dariku?” tanya Helena, air matanya kukuh lantah tak lagi bisa ia tahan. Padahal dia sangat mencintai Alex, melakukan hal-hal yang kadang di luar nalar nya juga bukan hanya sekali dua kali. Namun, kenapa hasil akhirnya masih saja sama? Kenapa dia semakin merasa tidak dicintai? Alex mendesah sebal. Dia tidak lagi bisa menggunakan kalimat lemah lembut karena kecewa pada Helena yang bertele-tele, padahal tinggal setujui saja syaratnya, dan dapatkan uangnya. Sudah seperti itu saja, bukankah yang paling penting hanyalah uang? “Helena, setujui saja syarat dari Paman. Saat ini yang paling penting cuma uang, yang lain tidak!” Barisan kalimat itu membuat tubuh Helena seperti disambar petir. Telinganya sampai berdengung, tubuhnya dingin berkeringat, napasnya pun terasa penuh dan sesak. “Alex... kenapa kau memperlakukan ku begini? Apa aku tidak ada harganya di matamu lagi?!” protes Helena. Plak...!

  • Bukan Salahku Selingkuh   Bab 2

    “Apa...?” Helena terperangah tak percaya. “Teman tidur... maksud Paman apa sebenarnya?” Davidson beranjak dari tempatnya, melangkah agar bisa lebih dekat dengan Helena. “Menurutmu apa artinya teman tidur, hemm?” Helena reflek memundurkan langkahnya. Dia tidak menyangka kalau Davidson bahkan sampai meminta hal yang tidak mungkin untuk dia penuhi. Melihat reaksi Helena, Davidson pun tersenyum angkuh. “Takut? Maka pulanglah, jangan datang lagi ke sini.” Ingin. Tentu Helena ingin sekali pergi dari tempat itu. Tetapi, jika dia kembali tanpa mendapatkan hasil yang memuaskan Alex dan Ibunya, Helena pun akan merasa sangat bersalah. “Paman, apa tidak ada hal lain saja yang bisa aku lakukan? Aku ini kan istri keponakan mu, bagaimana bisa Paman meminta itu dariku?” ucap Helena, mencoba untuk bernegosiasi dengan harapan Davidson dapat memberi syarat yang lebih masuk akal.. Namun, Helena sama sekali tidak tahu seberapa keras kepalanya Davidson. Pria itu memiliki segalanya yang dia bu

  • Bukan Salahku Selingkuh   Bab 1

    “Sayang, aku mohon padamu... tolong bantu aku memohon kepada Pamanku. Aku tidak tahu lagi bagaimana caranya menyelamatkan perusahaan,” ucap pria bernama Alex, 32 tahun, suami dari Helena Greg Lauder. Mendengar permohonan sang suami, Helena pun merasa bingung. “Tapi, Sayang, Paman Davidson itu Pamanmu. Bagaimana mungkin aku menemuinya? Dia juga bukan orang yang ramah. Bagaimana jika dia—” Tidak menyerah, Alex kembali memohon, kali ini ekspresinya lebih menyedihkan sampai-sampai suaranya seperti sedang menahan tangis yang ingin pecah dari tenggorokannya. “Sayang, Paman Davidson itu adalah orang yang baik. Hanya saja aku sudah meminta bantuannya beberapa kali. Kalau sekarang aku minta bantuannya lagi, yang ada dia akan memaki ku dan menganggapku tidak mampu mengelola keuangan kantor sampai-sampai keadaan kantor jadi kacau dan terancam bangkrut.” Helena pun terdiam. Selama empat tahun menikah dengan Alex, jangankan merasa bahagia seperti yang ia harapkan sebelumnya, cuma ada kekhaw

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status