Share

Insiden

Penulis: willia ds
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-11 13:11:13

Elle kembali bekerja.

Jika, biasanya jam tujuh baru sampai, kini jam enam ia harus bergelut di balik dapur.

Setahunya, Lucas akan datang tepat jam tujuh pagi. Jadi, Elle harus menyelesaikan masakannya sebentar lagi.

Meski tidak semangat, Elle berusaha tetap profesional. Ia ingin meletakkan makanan sebelum Lucas datang di ruangannya.

Dan, berhasil!

Elle kembali setelah meletakkan troli di ujung ruangan. Ia beristirahat sebentar sebelum menyiapkan makan siang.

Seperti tadi, Elle kembali mendorong troli yang berisi makan siang ke ruangan Lucas.

Elle menghela napas sebelum akhirnya mengetuk pintu itu.

Tok Tok Tok!

Namun, tidak ada jawaban.

Elle lantas mendorong sedikit pintu itu–berharap Lucas tak di ruangan. Hanya saja, prediksinya salah.

Wanita itu terkejut melihat Lucas di sana dan tengah bercumbu dengan seorang wanita berambut blonde.

“Emm … Ahhh.”

Suara desahan mereka yang menyatu entah mengapa menyayat hati Elle.

Tak sengaja, tatapannya beradu dengan Lucas. Spontan, Elle berbalik badan. Ia menyentuh dadanya yang berdegup sangat kencang dan menggeleng–menghilangkan pikiran liarnya.

Tak lama, Elle meninggalkan tempat itu.

Sementara, di dalam ruangan, Lucas menyeringai puas.

Ekspresi terkejut Elle sangat menghiburnya.

"Kau yang memulainya lebih dulu, sayang. Jadi, ikuti permainanku," batin pria itu.

Hanya saja, wanita di depannya tiba-tiba berhenti, membuat Lucas menatapnya bingung. "Ada apa?"

"Kapan kau akan menikahiku, Lucas? Aku ingin benar-benar lepas dari rumah itu."

"Bersabarlah, Sharon. Aku sudah berjanji padamu, bukan? Setelah aku menyelesaikan proyek besar ini, aku akan langsung menikahimu," janji Lucas.

Sharon masih saja merajuk. "Kau selalu berkata seperti itu dari tahun lalu. Tapi, buktinya apa? Kau sama sekali tidak menepati janjimu."

Namun, bukan Lucas namanya jika tidak mampu meluluhkan hati wanita. Dengan santai, ia berbicara , "Tenang saja, aku bukan orang yang seperti itu. Proyek kali ini sangat mempertaruhkan citra perusahaan, kau tidak ingin aku bangkrut hanya karena tidak fokus, bukan?"

"Kau bisa meminta bantuan Henry," balas wanita itu.

Lucas sontak menggeleng. "Tidak bisa seperti itu. Semua sudah ada tugasnya masing-masing. Daripada seperti ini, lebih baik kau mencari referensi pernikahan mewah yang kau inginkan dan katakan padaku kemana kau ingin berbulan madu."

“Bagaimana?”

“Baiklah,” jawab Sharon luluh setelah mendengar saran Lucas. Ia tahu bahwa pria itu memang sedang menjalankan proyek besar, sangat besar, sampai ia menunggu ini selama bertahun-tahun.

Sementara itu, Ares tengah berkutat dengan banyak album foto yang tersebar di sekelilingnya. Anak itu menggeledah satu per satu dan berharap menemukan sesuatu di sana.

Ares memang penasaran sekali dengan rupa ayahnya.

Namun, bertanya dengan Elle hanya akan membuang waktu. Ibunya itu selalu mengelak, hingga Ares justru semakin penasaran.

"Astaga, kenapa tidak ada satu pun clue di sini?" keluh Ares sambil menutup album ke-4 yang ia buka.

Hari sudah malam. Ia khawatir jika ibunya pulang.

Kriet!

Tiba-tiba, suara derit pintu terdengar. Ia yakin itu Elle.

Jadi, Ares dengan cepat menata kembali tumpukan album yang ia ambil dari lemari lalu bergegas menghampiri Elle.

Hanya saja, Ares sangat terkejut begitu melihat keadaan Elle yang sangat kacau sambil meracau tidak jelas. Perlahan, Ares membantu Elle duduk di sofa.

"Bagaimana bisa Ibu mabuk seperti ini? Aish!"

Setahu Ares, Elle bukanlah orang yang gemar alkohol.

"Lucas Smith, aku benar-benar membencimu!" racau Elle tiba-tiba dengan mata yang tertutup. "Tidak bisakah kau pergi saja dari hidupku? Aku muak denganmu!"

"Lucas Smith?" beo Ares terkejut.

Nama itu terdengar asing bagi Ares. Sebagai anak satu-satunya, tentu saja ia mengetahui semua kerabat sang ibu. Elle sendiri yang selalu antusias bercerita.

Dengan cepat, Ares mencatat nama itu sebelum melupakannya.

Ia tersenyum. “Setidaknya, aku mendapatkan sesuatu hari ini.”

***

“Astaga!”

Elle mengumpat begitu melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Tanpa mempedulikan pakaiannya, ia segera berlari menuju halte setelah meninggalkan catatan kecil untuk Ares.

Sesampainya di kantor, Elle langsung berlari menuju bilik toilet.

Benar saja, penampilannya sangat acak-acakan. Bahkan, kancing seragamnya tidak tersusun rapi. Oh, jangan lupakan rambutnya yang seperti singa!

Elle lantas segera merapikannya–mengingat salah satu SOP disini adalah berpakaian rapi dan bersih.

"Ms. Carl?" Suara bariton terdengar–membuat Elle hampir mengumpat karena rasa terkejut yang luar biasa.

“Sial, itu Lucas,” lirih Elle, panik. Parahnya, ia dapat melihat pria itu mengenakan kemeja putih dan dua kancing teratas terbuka begitu saja. Sangat seksi!

Elle menggelengkan kepala–berusaha fokus. Tak lupa, ia memalingkan wajahnya agar Lucas “tak melihatnya”.

"Sedang apa kau di sini?"

"Hm, aku-" Elle salah tingkah dan mengedarkan pandangannya ke segala arah. "Aku sedang membereskan penampilanku."

"Kau telat?" tanya pria itu lagi.

"Ya, aku minta maaf atas kesalahanku hari ini."

"Kau–"

"Aku benar-benar minta maaf tidak membuatkanmu sarapan hari ini,” potong Elle, “aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi."

"Ini toilet pria, Ms. Carl."

Elle tersentak, reflek ia mendongak dan menemukan tulisan 'toilet pria'.

Pipinya bersemu merah, tidak berani menatap Lucas karena sudah kepalang malu.

"Maaf, aku per–"

Namun, Lucas justru menggeleng. "Kita bicara sebentar."

Elle yang berniat melarikan diri–mau tak mau kembali menghadapi Lucas.

“Ba–baik, Mr. Smith.”

"Kau sudah mengetahui kesalahanmu hari ini. Jadi, aku tidak ingin berlama-lama. Kau dihukum sebagai konsekuensi keteledoranmu hari ini," ucap pria itu dingin.

Elle memejamkan mata. Ia tidak begitu terkejut karena sudah menduganya sejak awal.

Dengan pasrah, ia sudah siap mengangguk sembari membayangkan jika pekerjaannya akan menumpuk.

"Hukumannya, kau harus menemaniku makan siang dan makan malam," lanjut Lucas yang membuat Elle spontan mendongak.

"Apa?” protesnya lalu sadar akan posisi Lucas saat ini adalah atasannya, “Tidak. Maksudku, itu bukan dari pekerjaanku."

Jelas saja! Ia tidak ingin bertemu Lucas dalam waktu yang cukup lama.

Hanya saja, pria itu tetap pada pendiriannya. "Itu pekerjaanmu. Sudah tercatat dalam kontrak baru ini."

Elle menganga saat menerima kontrak barunya itu. "Tapi, aku rasa ini terlalu mendadak,” tolaknya, “Bahkan, tidak ada yang memberitahuku lebih dulu."

"Kami sudah mengirimkan email padamu, tapi tidak ada balasan. Maka, aku menyimpulkan bahwa kau menyetujuinya."

Elle refleks membuka ponselnya. Benar, ada riwayat email masuk kemarin.

"Jadi, bagaimana? Apa kau keberatan?" tanya Lucas, "jika iya, aku bisa mencari pengganti–"

Mendengar itu, Elle sontak memotong ucapan Lucas, "Tidak. Ah, maaf. Aku hanya sedang terkejut saja tadi."

"Lalu, bagaimana?"

"Baiklah, aku setuju," jawab Elle menghela napas panjang.

Pada akhirnya, ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Apalagi, Elle sudah berjanji menghadiahkan laptop pada Ares.

“Kuharap keputusanku ini benar,” lirihnya dalam hati.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Hangat

    Nyonya besar keluarga kecil Smith duduk manis di kursi yang berada di depan rumah, ia tengah memperhatikan Ares yang bermain dengan Henry. Tangan kanannya sibuk mengusap perutnya sendiri yang masih rata.Ares yang sudah lelah menghentikan aktivitasnya, ia lalu pamit pada Henry dan berlari menghampiri Elle, langsung mendudukkan diri di samping Elle. Ia menatap sang ibu yang menatapnya itu, lalu kedua matanya tertuju pada perut Elle. "Kapan.. perut ibu besar?" tanyanya.Elle tersenyum tipis. "Mungkin, dua bulan lagi.. sudah mulai terlihat." jawab Lucas, tangan kanannya itu mengusap kepala Ares, merapikan rambutnya yang memang berantakan.Anak kecil bermarga Smith itu mengangguk kecil, ia menghela napasnya panjang. "Ares lelah ibu.." ucapnya lagi dengan rengekan kecil. Tangannya dengan lihai memainkan jari jemari Elle yang menganggur."Itu karena Ares banyak bergerak." balas Elle, ia mengusap wajah Ares dan meniupnya secara perlahan. Banyak sekali keringat yang bercucuran.Ares lalu mend

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Pertemuan Terakhir

    Elle yang setengah sadar melajukan mobil ibu Smith dengan cepat untuk kembali ke rumah sakit. Begitu ia mendengar kalimat dari sekretaris Lucas yang mengatakan bahwa Lucas kecelakaan, Elle langsung bergegas pergi bahkan meninggalkan Ares dan ibu Smith.Air matanya sudah jatuh membasahi wajahnya, belum setengah jam ia merasakan kebahagiaan karena mendapatkan kabar gembira dengan kandungan keduanya, malah mendapat berita yang benar-benar membuat Elle seperti orang yang kehilangan nyawanya sendiri.Ia tak memikirkan dirinya yang tengah hamil muda, Elle terus melaju beberapa kali membunyikan klakson mobil, hingga akhirnya ia sampai di rumah sakit yang sama. ELG Hospital.Elle segera turun dari mobilnya dan berlari masuk, ia menuju meja resepsionis. "Lucas.. dimana Lucas?" tanyanya tanpa peduli sopan santun.Penjaga itu mengerjap. "Tuan Smith di lantai empat, di--" kalimatnya terhenti karena Elle bergegas meninggalkannya begitu saja.Elle segera menuju ke lift, ia memencet tombol berkali-k

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Adik Ares

    "unh--akhh Lucas it hurts!" Elle langsung protes begitu merasakan gigitan kuat kedua taring Lucas di perpotongan leher kirinya, air matanya mengalir begitu saja. Ia meremas punggung Lucas dengan kuat, Lucas kembali menandainya setelah sekian lama.Lucas tak menghiraukannya, ia melepas gigitannya dan langsung menjilati bekas gigitannya di leher Elle, menjilat habis darah yang keluar dari sana baru ia berhenti. Mendongak dan menatap Elle yang masih merintih karena kesakitan.Lucas mengecup bibir Elle, lalu mulai mengerakkan pinggulnya. "Ahh fuck!" rahangnya mengeras hingga urat lehernya terlihat begitu jelas.Elle menggigit bibir bawahnya, merasakan hentakan keras yang begitu tiba-tiba di lubang miliknya. Ia menatap Lucas yang berada di atasnya, Lucas sudah keluar-masuk dengan mudah di bawah sana. "ohhh! Lucas aah! aah ! ahh! ahh!" hanya bisa mendesah saat merasakan bagaimana kuatnya sentakan Lucas.Sang suami kembali merendah, ia mengecup bekas gigitan yang ia tinggalkan di perpotongan

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Liburan

    Mulut Elle menganga lebar begitu ia keluar dari vila dan melihat sebuah motor Harley terparkir di samping mobil yang ia biasa gunakan dengan Lucas untuk menuju ke kota. Kedua matanya mengerjap kecil, ia menoleh ke belakang saat mendengar suara langkah kaki Lucas.Melihat sang suami yang memakai celana jeans dengan jaket kulitnya, Elle menutup mulutnya sendiri dengan kedua matanya yang membulat. Menatap sang suami yang mendekat ke arahnya dan memberikan sebuah jaket kulit yang mereka beli kemarin, sebenarnya Lucas yang memaksa untuk membelinya.Ini hari keempat mereka di sana dan Elle tak menyangka bahwa Lucas akan memberikan sebuah kejutan yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi. Ia sudah cukup sebenarnya dengan kemarin, Lucas mengajaknya mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di pulau Hawaii.Ia menerima jaket tersebut. "Kau serius Lucas?" tanyanya dan sang suami mengangguk untuk menanggapi. Elle pernah bercerita pada Lucas bahwa ia dulu saat remaja ingin membeli motor Harley

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Surat Terakhir

    Elle memakai kembali bajunya saat dokter telah selesai mengecek luka di punggungnya, lalu sang dokter keluar dari ruang inap tersebut. Ia menatap Lucas yang memasangkan kancing baju yang ia gunakan, melihat wajah sendu sang suami. "Lucas, kenapa wajahmu murung seperti itu hm?" tanyanya."Aku sungguh menyesal karena kemarin aku datang terlambat." jawabnya tanpa mendongak, ia terus memasangkan kancing baju Elle hingga selesai dan dirinya baru mendongak. "Maafkan aku sayang.." ucapnya lirih.Elle menggeleng kecil. "Tidak, masih beruntung kau datang sebelum kapal itu berangkat." jawabnya."Tapi karena aku terlambat, kau mendapat luka itu dan--" "Kau juga.." Elle menyela, ia menunjuk lengan Lucas yang diperban karena goresan pisau yang cukup dalam di sana. "Kau juga punya bekas luka tembak di punggungmu, kita sama-sama punya Lucas."Lucas tersenyum tipis, meskipun terkesan sedih. "Maafkan aku hm?" "Tentu Lucas.." ia meraih tubuh Lucas dan memeluknya dengan erat."Aku memaafkanmu dan berh

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Hampir dipisahkan

    "Henry." Elle yang duduk di belakang memanggil, ia memangku Ares yang terlelap, karena memang sudah jamnya untuk tidur siang. Henry melirik Elle dari spion tengah tersebut. "Iya, Elle?" tanyanya."Apakah aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Elle dan Henry mengangguk kecil untuk menanggapi."Apa kau tidak akan menikah?" tanyanya kemudian, ia memang sering berbincang dengan Henry, tapi ia terlalu ragu untuk bertanya mengenai kehidupan pribadi Henry.Pria itu tersenyum. "Tentu saja saya ingin menikah Elle, hanya saja belum menemukan pasangan yang pas untuk saya." jawabnya.Dahi Elle mengernyit bingung. "Lalu bagaimana dengan Olive, bukankah kau dekat dengannya?" tanya Elle penasaran.Wajah Henry langsung berubah bingung. "Bagaimana anda tahu?" tanyanya bingung.Wanita cantik itu terkekeh pelan. "Bagaimana mungkin aku tidak tahu, hubungan kalian begitu jelas, kau juga terlihat begitu semangat ketika kita ke rumah sakit untuk memeriksa bulanan Ares." jawab Elle. Sungguh, Henry rasanya begitu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status