Share

Bunga Gugur, Rindu Pun Usai
Bunga Gugur, Rindu Pun Usai
Author: Sanar

Bab 1

Author: Sanar
Aku pernah mencoba menggoda tunanganku yang tanpa tergoda oleh nafsu duniawi sebanyak 999 kali. Bahkan saat aku berdiri telanjang bulat di hadapannya, dia hanya akan bertanya apakah aku kedinginan.

Awalnya, aku mengira dia hanya taat pada aturan dan baru akan menyentuhku setelah menikah. Namun, pada hari jadi kami, aku justru menemukan bahwa diam-diam dia telah memesan kamar di hotel terkenal di kota ini.

Malam itu, aku datang ke ruang VIP dengan penuh harapan. Namun, aku justru menyaksikan dia dan teman masa kecilnya berciuman mesra di tengah sorakan orang banyak, seolah dunia hanya milik mereka.

Setelah berdiri semalaman di depan pintu kamar, akhirnya aku menyadari satu hal, dia memang tidak mencintaiku.

Setelah keluar dari hotel, aku menelepon rumah. "Ayah, aku nggak jadi menikah dengan Nathan. Aku ingin menikah dengan Darius!"

Teh di mulut ayah langsung menyembur keluar. "Putriku Sayang, putra Keluarga Russell itu beberapa tahun lalu mengalami kecelakaan. Katanya, bagian bawah tubuhnya nggak berfungsi. Kalau kamu menikah dengannya, bukankah itu sama saja dengan menjadi janda hidup?"

Aku menjawab dengan putus asa, "Punya anak atau nggak, sudah nggak penting lagi bagiku."

...

Mendengar ucapanku, ibuku segera merebut telepon dan bertanya, "Rebecca Clark, bukankah dulu kamu sangat menyukai anak-anak? Kenapa sekarang jadi seperti ini?"

Ibuku tahu bahwa setiap tahun aku selalu menyumbangkan buku dan mainan untuk anak-anak di panti asuhan, yang menunjukkan bahwa aku memang sangat menyukai anak-anak.

Kemudian, ibuku menurunkan suaranya dan menjelaskan, "Putra Keluarga Russell itu, kabarnya terluka di bagian bawah tubuhnya, dia mungkin nggak bisa punya keturunan. Selama bertahun-tahun ini, nggak ada satu pun wanita yang mau menikah dengannya! Dulu dia sudah berkali-kali datang melamar, tapi kamu sendiri yang menolaknya, 'kan?"

Mendengar itu, aku menatap foto pria dalam album ponselku, bahunya lebar, kakinya jenjang, dan wajahnya sangat tampan.

Kupikir, meskipun dia hanya bagus di luar, itu masih lebih baik daripada menikahi Nathan Hart yang hatinya hanya dipenuhi oleh teman masa kecilnya itu.

Mengingat suara-suara yang kudengar semalaman tadi, hatiku terasa seperti disayat pisau.

Ayahku menyadari ada yang tidak beres dari nada suaraku, lalu bertanya hati-hati, "Kalau begitu, kapan kamu akan benar-benar putus dengan pacarmu yang suka kehidupan religius itu? Biar kita bisa atur waktu untuk bertemu dengan putra Keluarga Russell."

"Tiga hari lagi. Setelah semua urusanku selesai, aku akan segera pulang dan bertunangan dengan Darius."

Usai keluar dari hotel, aku kembali ke apartemen yang telah kutinggali bersama Nathan selama enam tahun.

Aku teringat semalam, saat kami saling memandang dari kejauhan di tengah kerumunan. Wajah Nathan tampak sedikit terkejut melihatku di sana. Dia mengerutkan alis, lalu menggandeng tangan wanita itu dan kembali duduk.

Mawar, sampanye, lantunan lagu cinta dari piano, serta makan malam romantis dengan cahaya lilin... Enam tahun bersama, tidak pernah sekalipun dia membawaku ke tempat seperti itu.

Aku pun berbalik dan pergi. Teman-teman dekat Nathan juga ada di sana, aku tahu soal pemesanan hotel itu dari unggahan salah satu dari mereka.

Sebelum pergi, aku masih sempat mendengar suara siulan mereka yang disertai tepuk tangan. "Kalian berdua benar-benar pasangan serasi, akhirnya setelah sekian tahun kalian bisa bersama!"

"Ayo, ayo, semuanya bersulang! Kita doakan pasangan baru ini, semoga cinta mereka berakhir bahagia dalam ikatan pernikahan!"

Aku hanya bisa tersenyum pahit dalam hati. Selama enam tahun aku mendampingi Nathan, teman-teman dekatnya bahkan tidak tahu hubungan kami. Namun, mereka semua justru sangat tahu kedekatan Nathan dengan wanita itu.

Perasaan pedih menyusup ke dalam hatiku.

Hari ini adalah hari jadi kami yang keenam. Awalnya aku begitu gembira saat tahu dia memesan hotel, aku mengira akhirnya kami akan melewati batas untuk pertama kalinya. Namun, kini, semua kegembiraan itu berubah menjadi racun yang menyiksa batinku.

Sesampainya di rumah, aku melihat seorang kurir mengantarkan kue hari jadi kami tepat pukul dua belas malam. Di atas kotaknya tertempel kartu ucapan, dengan tulisan tangan Nathan yang familier, [Aku berharap bisa selalu bersamamu setiap hari.]

Kurir itu tersenyum penuh rasa iri sambil berkata padaku, "Nona, pacarmu sungguh baik sekali. Dia memesan kue paling mewah di toko kami dan berpesan harus mengantarkannya tepat waktu. Bahkan dia menulis kartu ucapannya sendiri!"

Aku membuka pintu dan meletakkan kue itu sembarangan di atas meja. Ternyata, Nathan masih mengingat hari jadi kami yang keenam. Namun, apa yang dilakukannya malam ini?

Aku menjatuhkan diri ke sofa dengan lemas dan memandangi ruangan yang kosong, tanpa sadar mataku mulai memerah.

Setiap sudut ruangan menyimpan jejak kehidupan kami berdua. Namun, tunanganku justru memesan hotel hanya untuk tidur semalam dengan wanita lain.

Melihat kue itu sekarang hanya membuatku mual dan muak.

Aku duduk di sofa cukup lama, sampai lupa waktu. Tiba-tiba, pintu apartemen terbuka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bunga Gugur, Rindu Pun Usai   Bab 11

    Setelah luka di pergelangan tanganku sembuh, Darius mengajakku pergi memilih gaun pengantin.Di depan butik gaun pengantin, setelah sekian lama, Nathan kembali muncul di hadapanku.Di pelukannya ada seikat mawar merah, tapi sosok itu sudah tidak lagi membuat hatiku berdebar seperti dulu."Rebecca, aku nggak jadi menikahi Khloe. Selama beberapa waktu ini, aku sudah menyadari isi hatiku. Sekarang, satu-satunya yang kucintai cuma kamu!"Tatapan angkuh dan dingin Nathan sudah lenyap sepenuhnya, digantikan dengan tatapan penuh permohonan. Saat ini, dia tampak seperti pria biasa yang telah jatuh ke dunia fana, tidak ada bedanya dengan pria brengsek lainnya yang memohon mantannya untuk kembali.Aku memalingkan wajah dengan jijik. Begitu melihat wajah Nathan, bayangan dia dan Khloe yang bercinta di hotel tepat di hari jadi kami langsung muncul begitu jelas di benakku.Sekarang, bibir yang pernah mencium wanita lain itu, digunakan Nathan untuk mengatakan bahwa yang sebenarnya dia cintai adalah

  • Bunga Gugur, Rindu Pun Usai   Bab 10

    Pernikahan belum sempat digelar, tapi aku sudah lebih dulu didorong orang tuaku untuk buru-buru mengurus surat nikah dengan Darius. Mereka seperti takut aku berubah pikiran dan langsung mendaftarkanku ke dalam kartu keluarga Keluarga Russell.Aku memutuskan untuk jujur pada Darius, tentang hubungan pertamaku dengan Nathan.Setelah mendengarnya, Darius mengusap lembut bekas luka kemerahan di pergelangan tanganku, lalu mengecupnya dengan penuh iba."Soal rekaman kamera pengawas, biar aku yang urus. Kamu nggak perlu khawatir. Nanti kalau pergelangan tanganmu sudah sembuh, aku akan ajak kamu memilih gaun pengantin."Aku mengangguk, lalu memandangi Darius yang sibuk ke sana kemari demi mempersiapkan pesta pertunangan kami, dia tampak begitu menikmatinya.Enam tahun yang lalu, aku selalu menjadi orang yang terus-menerus berputar di sekitar Nathan. Namun, sekarang, setelah benar-benar memutus hubungan dengannya, aku merasa begitu ringan, seolah beban berat selama ini akhirnya terangkat.Melih

  • Bunga Gugur, Rindu Pun Usai   Bab 9

    Setelah mengundurkan diri dari pekerjaanku, aku tidak perlu lagi menghabiskan waktu setiap hari untuk mempelajari hal-hal yang tidak kusukai, seperti ilmu komputer.Dulu aku kuliah di jurusan desain perhiasan. Kini, aku kembali mengambil kertas gambar serta pena, dan kembali menekuni bidang desain yang kucintai.Sore itu, saat aku sedang menggambar di rumah kaca di halaman rumah, Darius tiba-tiba datang berkunjung.Dia membawakan aku sebuah mahkota berlian dan mutiara. Dalam sekali lihat, aku langsung tahu itu adalah mahkota antik dari abad lalu, karena aku pernah melihatnya di dalam buku.Aku sangat menyukai desain simpul cinta pada mahkota itu. Butiran mutiara yang jernih dan bulat sempurna tersusun dalam ukuran yang perlahan membesar, berpadu harmonis dengan berlian, seperti tetesan air mata cinta di atas mahkota.Saat dia memberikan mahkota berlian dan mutiara padaku, aku berkata bahwa aku tidak pantas menerima hadiah semewah ini tanpa alasan apa pun. Namun, Darius justru menjawab

  • Bunga Gugur, Rindu Pun Usai   Bab 8

    Setelah mendengar semua yang kuceritakan, orang tuaku merasa sangat iba padaku.Ayahku berkata, "Rasain, memang harus merasakan pahitnya cinta dulu, biar kamu sadar betapa selama ini kami sudah berusaha melindungimu sebaik mungkin."Namun, aku bisa melihat urat di punggung tangan ayahku menegang, wajahnya menggelap seakan-akan ingin langsung menangkap Nathan dan memukulinya saat itu juga.Ibuku mengelus kepalaku dengan lembut dan menghiburku. "Sudahlah, sekarang kita sudah pulang, jangan pikirkan lagi hal-hal menyebalkan itu. Cuma kalung berlian saja, besok Ibu belikan beberapa lagi, biar kamu bisa ganti-ganti setiap hari."Rasa sesak di dada karena mengingat masa lalu perlahan memudar. Aku pun tersenyum di tengah tangis, akhirnya aku bisa tidur nyenyak malam itu.Keesokan paginya, tiba-tiba ada banyak sekali panggilan tidak terjawab dari nomor asing yang masuk ke ponselku.Aku biasanya tidur dengan ponsel dalam mode pesawat. Begitu dinyalakan, notifikasi 99 lebih panggilan tidak terja

  • Bunga Gugur, Rindu Pun Usai   Bab 7

    "Rebecca, Darius benar-benar tulus padamu. Dia sudah beberapa kali datang melamar dan telah melewati berbagai ujian dari kami. Mana mungkin kami salah menilainya."Aku mengangguk. Selama perjalanan tadi, semua perhatian dan kepedulian Darius terhadapku kulihat dengan jelas.Namun, begitu teringat bahwa hari ini Nathan dan Khloe bertunangan, serta menerima begitu banyak ucapan selamat dan pujian, sementara aku justru difitnah sebagai pencuri kalung.Akhirnya, aku memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada orang tuaku tentang hubungan ini, tanpa menyembunyikan apa pun.Saat kuliah, Nathan adalah sosok pria idaman yang sulit didekati. Aku menulis doa, meminta jimat keselamatan, dan mengejarnya tanpa lelah selama dua tahun, barulah setelah itu dia mau bersamaku.Aku pernah mendengar bahwa Nathan punya teman masa kecil wanita yang sangat dekat dengannya, tapi karena aku tidak pernah melihat Khloe berada di sisinya, aku pun tidak memikirkannya.Di atas meja di ruang kerja Nathan, ada seun

  • Bunga Gugur, Rindu Pun Usai   Bab 6

    Tentu saja, seperti rekan-rekan kerja lainnya di perusahaan, aku juga mengucapkan selamat atas pertunangan Nathan dan Khloe. Setelah itu, aku menghapus semua kontak Nathan.Begitu pesawat mendarat, orang tuaku sendiri yang datang menjemputku di bandara.Ibuku menggenggam tanganku dengan wajah khawatir. "Putriku Sayang, kamu kuliah dan bekerja jauh dari rumah. Lihatlah, sekarang kamu jadi kurus sekali!"Ayahku juga menepuk bahuku dan berkata dengan penuh haru, "Yang penting, sekarang kamu sudah pulang!"Di sisi mereka berdua, berdiri seorang pria dengan postur tegap, bahu lebar, dan pinggang ramping.Pria itu tampak lebih tua beberapa tahun dariku. Dia mengenakan setelan jas lengkap. Tatapannya dalam dan lembut, dengan senyum samar di matanya. Dia memandangku dengan tenang.Tatapannya terasa begitu membakar, membuat wajahku memerah tanpa sadar. Aku pun langsung bisa menebak siapa dia.Orang tuaku buru-buru memperkenalkan, "Rebecca, ini Darius."Aku mengulurkan tangan untuk bersalaman de

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status