Share

Bab 4

Penulis: Sanar
Siang hari, aku kembali ke meja kerjaku untuk membereskan barang-barang.

Di atas meja masih ada pajangan asteroid kecil, yang diukir sendiri oleh Nathan saat dia lulus kuliah. Saat itu, dia bahkan bersumpah bahwa akulah seluruh dunianya.

Aku tersenyum miris. Setelah memandangnya sekali lagi, akhirnya aku memutuskan untuk membawa pajangan itu bersamaku.

Namun, saat aku memeluk kardus dan hendak pergi, Khloe tiba-tiba masuk dengan wajah panik.

"Maaf, rekan-rekan sekalian, sepertinya kalung yang aku kenakan hari ini hilang. Bolehkah aku meminta kerja samanya untuk melakukan pemeriksaan rutin?"

Rekan-rekan di perusahaan mulai saling berbisik satu sama lain.

"Tadi saat aku datang, aku sempat melihat kalung Bu Khloe. Berlian di kalung itu sangat besar dan berkilau sekali!"

"Menurutku Bu Khloe masih berkata dengan sopan, siapa tahu memang ada yang melihat kalung berlian itu dan tergoda, lalu mencurinya!"

"Astaga! Ternyata di perusahaan kita ada pencuri! Pantas saja camilan dan biskuit di mejaku sering hilang entah ke mana!"

Nathan berdiri di samping Khloe, lalu memanggil tim keamanan perusahaan untuk menutup pintu dan mulai memeriksa satu per satu.

Saat giliranku, aku meletakkan kardus dan bekerja sama dengan pemeriksaan yang dilakukan Nathan.

Dia jelas langsung melihat pajangan asteroid kecil di atas barang-barangku. Nathan terdiam sejenak, tapi tetap memerintahkan orang untuk membongkar seluruh isi kardusku.

Benda-benda di dalam kardus jatuh ke lantai dan pajangan itu pun hancur berkeping-keping, berubah menjadi tumpukan sampah. Sama seperti hubungan enam tahun kami, begitu retak, mustahil untuk kembali seperti semula.

Beberapa petugas keamanan memeriksa lantai. Tiba-tiba, Khloe menutup mulutnya dan berseru kaget, "Kalungku!"

Seluruh orang di perusahaan langsung menoleh karena teriakan itu, pandangan mereka semua tertuju padaku, disertai bisikan-bisikan yang terdengar menusuk dari belakang.

"Ya ampun! Ternyata Rebecca yang mencuri kalung direktur divisi baru! Kalau saja wakil direktur utama nggak menyuruh tim keamanan menutup perusahaan, mungkin dia sudah kabur sambil membawa kalung itu!"

"Benar-benar nggak disangka, Rebecca ternyata orang seperti itu. Ternyata benar jangan menilai orang dari wajahnya. Cuma gara-gara posisi direktur divisi baru merebut posisinya, dia sampai segitu piciknya!"

"Rebecca sungguh picik. Nggak kusangka dia tipe orang yang suka main licik di belakang. Untung saja dia sudah mengundurkan diri, kalau nggak, aku benar-benar takut harus berada satu ruangan dengannya!"

Wajahku mendadak pucat. Aku benar-benar tidak pernah menyentuh kalung Khloe. Saat aku pergi untuk menyerahkan surat pengunduran diri, pasti ada yang mengutak-atik barang-barangku.

Wajah Nathan muram. Dia memungut kalung berlian merah muda itu dari tumpukan barang-barang yang berserakan.

Dia memegang kalung itu, wajahnya menunjukkan kekecewaan yang sangat dalam padaku. "Rebecca..."

Dia meneriakkan namaku dengan marah, sementara aku melihat kakinya menginjak barang-barangku. Dia bahkan sengaja menginjak-injak serpihan pajangan asteroid kecil itu.

Baru saja aku mengangkat kepala, Nathan tanpa peringatan menamparku. "Cepat minta maaf pada Khloe! Kenapa kamu mencuri kalung yang kuberikan padanya!"

Saat itulah, hatiku benar-benar mati rasa.

Di tangan Nathan tergenggam kalung berlian senilai miliaran yang dia berikan kepada Khloe, sementara hadiah murahan yang dia berikan padaku justru terinjak di bawah kakinya, bahkan nilainya tidak sampai sepersekian dari kalung itu.

Air mataku mengalir deras. Semua tuduhan dari rekan kerja di perusahaan masih kalah menyakitkan dibandingkan tamparan dari Nathan, orang yang telah bersamaku selama enam tahun.

Dia benar-benar tidak percaya padaku?

Melihat aku hanya terdiam, dia menyeretku seperti menyeret sampah dan memaksaku berdiri di depan Khloe. Dengan suara keras, dia membentakku, "Aku suruh kamu minta maaf! Jelaskan kenapa kamu mencurinya!"

Mata Khloe sempat memancarkan rasa puas, tapi dengan cepat dia pura-pura mengerutkan alis dan mengulurkan tangan, seolah ingin membantuku bangkit dari lantai yang dingin.

Aku menepis tangannya dan berdiri dengan sisa harga diriku.

Meski air mataku membuat pandangan kabur, tapi punggungku tetap tegak. "Aku nggak mencurinya! Perusahaan ini punya kamera pengawas. Aku mau periksa rekamannya untuk membuktikan bahwa aku nggak bersalah!"

"Lagi pula, hanya kalung berlian seperti itu, aku sama sekali nggak menginginkannya!" Aku menatap langsung ke mata Khloe dan mengucapkannya dengan jelas, kata demi kata.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bunga Gugur, Rindu Pun Usai   Bab 11

    Setelah luka di pergelangan tanganku sembuh, Darius mengajakku pergi memilih gaun pengantin.Di depan butik gaun pengantin, setelah sekian lama, Nathan kembali muncul di hadapanku.Di pelukannya ada seikat mawar merah, tapi sosok itu sudah tidak lagi membuat hatiku berdebar seperti dulu."Rebecca, aku nggak jadi menikahi Khloe. Selama beberapa waktu ini, aku sudah menyadari isi hatiku. Sekarang, satu-satunya yang kucintai cuma kamu!"Tatapan angkuh dan dingin Nathan sudah lenyap sepenuhnya, digantikan dengan tatapan penuh permohonan. Saat ini, dia tampak seperti pria biasa yang telah jatuh ke dunia fana, tidak ada bedanya dengan pria brengsek lainnya yang memohon mantannya untuk kembali.Aku memalingkan wajah dengan jijik. Begitu melihat wajah Nathan, bayangan dia dan Khloe yang bercinta di hotel tepat di hari jadi kami langsung muncul begitu jelas di benakku.Sekarang, bibir yang pernah mencium wanita lain itu, digunakan Nathan untuk mengatakan bahwa yang sebenarnya dia cintai adalah

  • Bunga Gugur, Rindu Pun Usai   Bab 10

    Pernikahan belum sempat digelar, tapi aku sudah lebih dulu didorong orang tuaku untuk buru-buru mengurus surat nikah dengan Darius. Mereka seperti takut aku berubah pikiran dan langsung mendaftarkanku ke dalam kartu keluarga Keluarga Russell.Aku memutuskan untuk jujur pada Darius, tentang hubungan pertamaku dengan Nathan.Setelah mendengarnya, Darius mengusap lembut bekas luka kemerahan di pergelangan tanganku, lalu mengecupnya dengan penuh iba."Soal rekaman kamera pengawas, biar aku yang urus. Kamu nggak perlu khawatir. Nanti kalau pergelangan tanganmu sudah sembuh, aku akan ajak kamu memilih gaun pengantin."Aku mengangguk, lalu memandangi Darius yang sibuk ke sana kemari demi mempersiapkan pesta pertunangan kami, dia tampak begitu menikmatinya.Enam tahun yang lalu, aku selalu menjadi orang yang terus-menerus berputar di sekitar Nathan. Namun, sekarang, setelah benar-benar memutus hubungan dengannya, aku merasa begitu ringan, seolah beban berat selama ini akhirnya terangkat.Melih

  • Bunga Gugur, Rindu Pun Usai   Bab 9

    Setelah mengundurkan diri dari pekerjaanku, aku tidak perlu lagi menghabiskan waktu setiap hari untuk mempelajari hal-hal yang tidak kusukai, seperti ilmu komputer.Dulu aku kuliah di jurusan desain perhiasan. Kini, aku kembali mengambil kertas gambar serta pena, dan kembali menekuni bidang desain yang kucintai.Sore itu, saat aku sedang menggambar di rumah kaca di halaman rumah, Darius tiba-tiba datang berkunjung.Dia membawakan aku sebuah mahkota berlian dan mutiara. Dalam sekali lihat, aku langsung tahu itu adalah mahkota antik dari abad lalu, karena aku pernah melihatnya di dalam buku.Aku sangat menyukai desain simpul cinta pada mahkota itu. Butiran mutiara yang jernih dan bulat sempurna tersusun dalam ukuran yang perlahan membesar, berpadu harmonis dengan berlian, seperti tetesan air mata cinta di atas mahkota.Saat dia memberikan mahkota berlian dan mutiara padaku, aku berkata bahwa aku tidak pantas menerima hadiah semewah ini tanpa alasan apa pun. Namun, Darius justru menjawab

  • Bunga Gugur, Rindu Pun Usai   Bab 8

    Setelah mendengar semua yang kuceritakan, orang tuaku merasa sangat iba padaku.Ayahku berkata, "Rasain, memang harus merasakan pahitnya cinta dulu, biar kamu sadar betapa selama ini kami sudah berusaha melindungimu sebaik mungkin."Namun, aku bisa melihat urat di punggung tangan ayahku menegang, wajahnya menggelap seakan-akan ingin langsung menangkap Nathan dan memukulinya saat itu juga.Ibuku mengelus kepalaku dengan lembut dan menghiburku. "Sudahlah, sekarang kita sudah pulang, jangan pikirkan lagi hal-hal menyebalkan itu. Cuma kalung berlian saja, besok Ibu belikan beberapa lagi, biar kamu bisa ganti-ganti setiap hari."Rasa sesak di dada karena mengingat masa lalu perlahan memudar. Aku pun tersenyum di tengah tangis, akhirnya aku bisa tidur nyenyak malam itu.Keesokan paginya, tiba-tiba ada banyak sekali panggilan tidak terjawab dari nomor asing yang masuk ke ponselku.Aku biasanya tidur dengan ponsel dalam mode pesawat. Begitu dinyalakan, notifikasi 99 lebih panggilan tidak terja

  • Bunga Gugur, Rindu Pun Usai   Bab 7

    "Rebecca, Darius benar-benar tulus padamu. Dia sudah beberapa kali datang melamar dan telah melewati berbagai ujian dari kami. Mana mungkin kami salah menilainya."Aku mengangguk. Selama perjalanan tadi, semua perhatian dan kepedulian Darius terhadapku kulihat dengan jelas.Namun, begitu teringat bahwa hari ini Nathan dan Khloe bertunangan, serta menerima begitu banyak ucapan selamat dan pujian, sementara aku justru difitnah sebagai pencuri kalung.Akhirnya, aku memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada orang tuaku tentang hubungan ini, tanpa menyembunyikan apa pun.Saat kuliah, Nathan adalah sosok pria idaman yang sulit didekati. Aku menulis doa, meminta jimat keselamatan, dan mengejarnya tanpa lelah selama dua tahun, barulah setelah itu dia mau bersamaku.Aku pernah mendengar bahwa Nathan punya teman masa kecil wanita yang sangat dekat dengannya, tapi karena aku tidak pernah melihat Khloe berada di sisinya, aku pun tidak memikirkannya.Di atas meja di ruang kerja Nathan, ada seun

  • Bunga Gugur, Rindu Pun Usai   Bab 6

    Tentu saja, seperti rekan-rekan kerja lainnya di perusahaan, aku juga mengucapkan selamat atas pertunangan Nathan dan Khloe. Setelah itu, aku menghapus semua kontak Nathan.Begitu pesawat mendarat, orang tuaku sendiri yang datang menjemputku di bandara.Ibuku menggenggam tanganku dengan wajah khawatir. "Putriku Sayang, kamu kuliah dan bekerja jauh dari rumah. Lihatlah, sekarang kamu jadi kurus sekali!"Ayahku juga menepuk bahuku dan berkata dengan penuh haru, "Yang penting, sekarang kamu sudah pulang!"Di sisi mereka berdua, berdiri seorang pria dengan postur tegap, bahu lebar, dan pinggang ramping.Pria itu tampak lebih tua beberapa tahun dariku. Dia mengenakan setelan jas lengkap. Tatapannya dalam dan lembut, dengan senyum samar di matanya. Dia memandangku dengan tenang.Tatapannya terasa begitu membakar, membuat wajahku memerah tanpa sadar. Aku pun langsung bisa menebak siapa dia.Orang tuaku buru-buru memperkenalkan, "Rebecca, ini Darius."Aku mengulurkan tangan untuk bersalaman de

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status