CINTA DITENGAH KESENDIRIAN

CINTA DITENGAH KESENDIRIAN

Oleh:  Dameria Hutabarat  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
5Bab
1.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dalam hidup sejatinya setiap orang memerlukan cinta. Meski terkadang engkau merasa bahwa kesendirian bukanlah hal yang menakutkan, tetap saja disaat-saat tertentu pasti membutuhkan seseorang yang bisa diandalkan, walau hanya sekedar bertukar pikiran. Dengan cinta dan memiliki pasangan, akan membuat hidup kita setidaknya menjadi lebih berwarna untuk dijalani. Ini kisah tentang seorang perempuan yang sudah terbiasa dengan kesendirian. Ia merasa bahwa tanpa cinta hidupnya akan menjadi lebih baik, sehingga ia memilih untuk menghilang. Menjalani hari-harinya dengan kesendirian. Padahal yang sebenarnya ia inginkan adalah ditemukan. Mampukah ia menemukan seseorang yang bisa membuatnya, bahwa dengan cintalah justru kehidupan menjadi lebih baik?

Lihat lebih banyak
CINTA DITENGAH KESENDIRIAN Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Kidal gamers.
good banget...
2021-10-11 19:36:32
0
5 Bab
Pertemuan
"Mbak, saya pesan teh manis dinginnya satu, ya." kata seorang perempuan, sambil membenarkan letak tasnya yang semula dibelakang, kini ia pindahkan kedepan.Perempuan dengan tas selempang yang ia kenakan, beserta rambut sebahunya yang tertiup kipas angin didalam cafe itu, menyebutkan pesanannya kepada pelayan. Ia baru saja pulang dari kantor tempat ia bekerja. Jam menunjukkan pukul 5 sore tepat saat dia berada di cafe itu. Setelah ia berkata demikian, pelayan tersebut pergi untuk menyiapkan pesanannya. Saat pelayan pergi, ia membuka laptop yang sudah disiapkannya di atas meja itu. Dia mengecek kembali pekerjaan-pekerjaannya. Saat itu ia menggunakan baju putih yang dipadukan dengan blazer warna hitam serta celana bahan yang membuatnya kelihatan sangat formal, ditambah dengan sepatu heels berwarna hitam yang sangat cocok dengan kakinya, sehingga terlihat sangat jenjang. Kira-kira wanita itu mempunyai tinggi sekitar 65-67 cm.Dia biasa mampir di cafe itu setiap sore sebelu
Baca selengkapnya
Menyapanya
Saat kejadian itu, Simon suka sekali memperhatikan perempuan itu. Namun, perempuan itu tidak pernah tahu bahwa dirinya telah diperhatikan oleh seorang lelaki sudah mulai dari tiga bulan lalu. Saat ini, Simon menimang-nimang dalam hatinya untuk memberanikan diri menyapa perempuan itu. Dia merasa sudah cukup menjadi pengagum rahasia perempuan itu. Dia sudah menyusun rencana. Biasanya saat hendak pulang, pasti perempuan itu memesan coklat panas untuk dibawa pulang beserta cake yang dipesan juga untuk dibungkus dan dibawa pulang.Simon sama sekali tidak tahu untuk apa cake dan coklat panas itu. Mungkin saja untuk ia makan malam hari nanti atau sekedar cemilan dia saja. Biasanya perempuan itu yang akan mengambil sendiri dari meja bar minuman yang ia pesan beserta cake itu. Dan selalu saja Simon yang memberikannya. Sengaja Simon meminta hal tersebut kepada pelayan perempuan itu yang tak lain adalah teman kerjanya sendiri. Dan temannya itu sudah hafal sekali trik Simon. Hal itu sema
Baca selengkapnya
Patah Hati Riska
"Yuk, Ris. Udah larut, nih. Lama banget sih kamu. Mau sampai jam berapa lagi kita keapartemen?"  kata Simon sambil menyilangkan tangannya didepan dada. "Sabar dong, Mon. Ini aku udah siap, kok." jawab Riska sambil memakai tas selempangnya. Riska segera menghampiri Simon yang sudah ada di dalam mobilnya. Dia membuka pintu mobil dan masuk.  "Yuk, tancap gas!" kata Riska. "Dasar kamu!" Simon geleng-geleng kepala. "Kenapa sih , Mon. Kayaknya kamu sewot terus deh lihat aku. Heran deh. Sekali-sekali kamu itu senang dong lihat aku. Ini malah ngumpat terus. Enggak asik ah kamu, Mon." kata Riska dengan wajah manyun. "Habis wajah kamu ngeselin, Ris. Hahahaha." Simon tertawa sambil menghidupkan mesin mobil, lalu mereka melaju dari sana. "Sialan kamu!" Riska meninju bahu Simon pelan. Sepanjang jalan mereka bernyanyi dengan musik yang melantun dari mobil. Selera musik mereka sama. Sudah tiga bulan lamanya semenjak mereka b
Baca selengkapnya
Pak Hugo
Semalaman Riska menangis. Dia masih belum percaya bahwa Roy tega mengakhiri hubungan mereka. Dia menangis sampai sesunggukan. Akhirnya dia tertidur karena sudah lelah menangis. Keesokan paginya, dia terbangun. Dia langsung bercermin melihat wajahnya. Matanya bengkak. Pasti karena menangis semalaman. Dia merasa tidak bergairah untuk bekerja. Dia melihat jam juga sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Dia berdiam diri memperhatikan dirinya sendiri dicermin. Tiba-tiba dia mendengar pintu apartemennya diketuk. Tok-tok-tok. Riska bingung. Dia tahu itu pasti Simon. Dia malu kalau Simon tahu dia telah menangis semalaman. Dia juga malu dan tidak ingin Simon tahu bahwa semalam dia bertengkar, hingga putus bersama Roy karena Roy cemburu pada Simon. Suara ketukan dari luar kembali terdengar. Akhirnya Riska memberikan diri untuk membukany. “Aku enggak masuk kerja hari ini, Mon.” ucap Riska dengan wajah menunduk. “Ris, kok mata kamu bengkak? Kamu
Baca selengkapnya
Antara Simon, Riska, pak Hugo dan Niki.
Jam menunjukkan pukul 10 malam. Simon masih juga di apartemen Riska. Mereka berdua menonton televisi sambil menikmati snack dari pak Hugo. Riska nampak lebih baikan saat itu. Matanya sudah tidak kelihatan bengkak lagi dan tadi dia juga sudah mandi.“Kamu enggak balik keapartemen kamu, Mon?” tanya Riska.“Hah, kamu ngusir aku, Ris?” tanya Simon dengan terkejut.“Ih, apaan sih kamu, Mon. Pura-pura terkejut lagi.” Riska menimpuk Simon dengan boneka kecil miliknya yang sedari tadi dipeluk.“Ya, aku kirain kamu udah bosan lihat aku di sini, jadi kamu ngusir aku secara halus gitu.” kata Simon sambil tertawa.“Pikiran kamu tuh yang negatif. Dasar!” jawab Riska.Riska kembali fokus menonton televisi sambil memakan snack miliknya. Simon memandangi Riska. Riska yang merasa diperhatikan, kini menoleh kearah Simon. Dia merasa risih.“Apa? Kenapa lihat aku begitu?” tanya Riska
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status