"Tentu saja." Helena menganggukkan kepala tanda ia bangga telah bekerja melayani bangsawan selama ini. "Lihatlah penampilanku, aku seorang pelayan di tempat Duke Lamford."
Dengan bangganya ia memutarkan rok hingga mengembang. Ia menyunggingkan senyumnya yang tertuju padaku.
Namun ....
Untuk apa dia membanggakan tuannya yang telah melakukan hal yang keji, dan sebelum itu, bukankah ia merasa jengkel pada kediaman Duke Lamford?
"Lalu, apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?" tanyaku, menyipitkan mata untuk memberi kesan mengintimidasi.
Helena mengendikkan bahu. "Yah, bisa disebut aku akan berhenti bekerja menjadi pelayan mereka dan berencana untuk membantu Paman Brodie menjaga tokonya," ucapnya panjang lebar.
Aku hendak membalas ucapannya, akan tetapi terhalangi oleh tubuh Ilkay yang mendadak maju selangkah dariku.
"Kau mengetahui kejadian mereka, bukan?" tanya Ilkay.
Suaranya semakin terdengar dingin dan tatapannya–dari
Terdengar suara pekikan yang tertahankan tidak jauh dari tempatku. Dengan cepat, aku menoleh dan menatap Helena yang merupakan pelakunya. Wanita itu sedang menutup mulutnya dengan rapat guna mencegah pekikannya yang melengking.Ada apa dengannya?"Mata-mata istana pastinya tidak akan mendekati orang-orang dan menunjukkan wajahnya dan juga–" Ilkay membuang napasnya. Frustasi. "Apa memprediksi yang akan terjadi merupakan keahlian penyihir?"Pria berambut emas itu mengacak rambutnya, sehingga rambut yang telah berantakan itu semakin berantakan. Menambah pesona yang berhasil membuat Helena mimisan.-oOo-"Sebentar! Aku tidak pernah berpartisipasi dalam tawaran ini!"Dia berusaha menyeretku untuk memasuki permasalahan yang tidak ingin kulewati bersamanya."Tapi kau akan mengikutiku, bukan?"Pertanyaan dari Ilkay berhasil membuatku tertegun. Keningku bisa saja mengernyit karena termakan oleh ucapanku yang sebelumnya. Aku menata
"Pertimbangkan apa yang aku ucapkan barusan." Ia sedikit memutar kepalanya dan menampilkan sudut mata yang tajam. "Jika tidak, kau akan dalam masalah jika terus-menerus menjalankan hari seperti ini."Dia memberi waktu sampai esok. Sungguh, sangat pantas menjadi sang tirani.Segera, aku melirik ke belakang hanya untuk menatap Helena sebelum meninggalkannya. Wanita itu tampak terkejut dengan kedua mata yang melebar dan mulut tertutup rapat.-oOo-"Kenapa kau berbicara seperti itu kepada dia?"Aku terus melangkah mengikuti arah ke mana pria itu pergi. Menatap penutup kepalanya yang sudah bertengger di atas kepalanya dan menutup rambut emas tersebut."Aku tahu seperti apa akhirnya," ucapnya, dengan suara yang terdengar santai.Ucapannya sukses membuatku mengernyit. Akan tetapi, aku memilih untuk mengedarkan pandangan dan menangkap banyak orang sedang berlalu-lalang dengan santai. Toko-toko yang tidak jauh berbeda dengan Kerajaan Lotus mem
"Senjata yang kita pilih akan lebih mudah untuk dikendalikan, daripada menggunakan senjata pemberian orang."Tatapannya begitu tajam kepadaku. Seakan-akan memberi peringatan pada wanita naif yang ada di hadapannya ini."Dan jangan pernah terlalu mempercayai orang sepertiku."Wajahnya menjadi kelam dan ucapan yang dingin itu mampu menusuk tulang-belulangku.Ya. Aku mengetahuinya dan tidak akan mempercayai orang-orang yang telah mengkhianatiku.Siapapun itu.Napasku mulai mengangkat suara, akan tetapi ku urungkan ketika Ilkay lebih dulu telah menjawab pertanyaan yang ada di dalam benakku."Kita bisa mencari koin lagi jika telah habis, tapi penyakit akan sulit disembuhkan."Kali ini, apa yang dikatakannya?Apa hanya menggunakan pakaian ini selama mengembara dan bertemu dengan bandit-bandit yang sama sangarnya dengan sebelumnya dapat membuatku terjangkit penyakit?Aku menghela napas. "Terlalu banyak berhutang budi aka
"Sudah lama tidak jumpa kawan-kawanku!" ucapnya, dengan penuh semangat.Senyumnya melebar dan matanya hampir menyipit sontak membuatku tertegun. Ia berubah menjadi orang yang belum pernah kulihat sebelumnya–tentu saja, karena ini hari kedua setelah aku mengenalnya. Tangannya terbuka lebar sehingga tubuhku spontan mundur untuk menghindari tangannya yang hampir memukulku."Kali ini, aku membawa berita terbaru untuk kalian semua," sambungnya.Ucapannya berhasil membuatku terkejut.Menatap tajam ke arahnya tidak akan membuat pria itu merasa. Ia tetap mengatakan apa yang ingin ia katakan tanpa memikirkan orang di sampingnya.Dan juga, berita yang dikatakannya bukan tentang diriku, bukan?Benar-benar membuatku terkejut dan juga meningkatkan kewaspadaanku padanya.Seseorang yang tidak jauh dari kerumunan itu masih duduk di atas kursinya dan tangannya meminum bir yang ia pesan. Menarik perhatian ketika gelas yang sedang ia pegang ia let
"Bandit? Bukannya para bandit di sana juga termasuk yang paling berbahaya?" tanya seorang pria lain yang ikut terkejut dengan jawaban Ilkay.Suasana semakin gaduh, membuatku merasa tidak nyaman karena menjadi pusat perhatian mereka.Kemudian, suara seseorang yang begitu tenang dan bercampur dengan rasa takjub itu menarik perhatianku. "Seperti yang ku bayangkan dari pengembara tampan seperti dia, sudah kupastikan bahwa ia memiliki keahlian dalam berpedang!"Suaranya begitu takjub sampai-sampai seluruh orang yang berada di dalam bar menaruh perhatian mereka ke arah Ilkay. Untungnya, aku tersisihkan meskipun semakin banyak orang yang mengelilingi kami."Kau tidak melakukan hal licik pada pria tampan itu, bukan?"Lalu, wanita yang sedang mabuk itu kembali bersuara. Berbeda dengan orang-orang yang ada di sekitarnya–yang memilih untuk berbicara dengan Ilkay–, wanita itu justru menaruh perhatiannya kepadaku.Aku membungkam mulutku. Toh,
"Panggil saja Cath." Wanita itu bangkit dari duduknya. Terhuyung dan tangannya segera menahan tubuhnya dengan meja."Kau akan mengetahuinya kelak dunia semakin kejam dan mencampakkanmu."Cath melewatiku. Menabrak beberapa pria dan menyerang pria-pria yang ditabraknya dengan kalimat sarkas. Sedangkan aku hanya bisa terdiam di tempat ini sambil menatap nanar lantai kayu ini.'Tapi, dunia telah dulu mencampakkanku sebelum kau mengatakannya,' pikirku.Bukankah itu benar?Kematian seseorang dianggap lelucon oleh mereka, langit cerah pada saat seseorang akan dieksekusi ... bukankah itu terlalu kejam?-oOo-"Kediaman Duke Lamford akan dipenuhi oleh warga dan istana akan menjatuhkan Duke Lamford."Ilkay berucap dengan penuh rasa percaya dirinya. Ia tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang terkejut dan tidak merasa terganggu dengan suara mereka yang begitu gaduh."Hei, jaga ucapanmu." Seseorang mengankat suaranya. Dia berdiri
"Kita harus melakukan unjuk rasa di depan kediaman duke! Kita akan membakar kediaman itu beserta manusia-manusia yang ada di dalamnya!"Pria berbadan kekar. Memiliki otot yang keras dan tubuh yang besar. Akan tetapi, pikirannya yang sempit.Ilkay tidak melanjutnya ucapannya. Ia menatap pria berbadan kekar tersebut dalam diam. tatapannya menyiratkan tanda bahwa ia tidak setuju dengan perkataan pria tersebut."Apa yang dia katakan?" tanyaku.Namun, Ilkay tidak menjawab."Orang-orang yang tinggal di kediaman duke telah memakan uang yang tidak pantas! Istana tidak akan bergerak jika kita tidak bergerak lebih dulu!""Tentu saja! Perbudakan ini pasti dilakukan secara diam-diam oleh Duke agar tidak ketahuan oleh anggota kerajaan!"Banyaknya yang protes, banyak yang tersulut emosi, bahkan ada yang mendobrak meja cukup keras. Suasana sangat riuh dan kemungkinan suara mereka sampai ke luar bar ini."Wow, mereka sungguh mengerikan," ujar
"Um ... permisi." Aku bersuara, berupaya untuk menepis semua rasa takut dan canggung.Kuperhatikan semua orang yang berada di tempat ini. Mereka memiliki berbagai macam tatapan yang sebagian tidak kumengerti. Mereka bertanya-tanya dan ada juga yang menunggu sambil berkacak pinggang."Apa aku boleh mengutarakan pendapat?" tanyaku.Kutatap pria berbadan kekar itu. Pria itu telah memberikanku kesempatan untuk dijadikan pusat perhatian.'Sebenarnya, aku tidak suka menjadi pusat perhatian.'Pria itu tak kunjung berkata. Ia bungkam sambil menatapku dengan sorot mata yang tajam–meskipun tatapan tajam itu tidak mengerikan jika dibandingkan dengan Ilkay."Apa aku boleh ke sana?"Tanganku bergerak untuk menunjuk tempat yang dijadikan sebagai pusat perhatian dan hebatnya, tanpa perintah dari sang pria berbadan kekar itu, orang-orang yang ada di hadapanku menyingkir. Mereka memberikan jalan dengan tatapan mereka yang penuh dengan rasa penas