Share

24. Mengabaikan

Rangga menepati janjinya, rasa sakit hati, sedih, dan kecewa menjadikan hatinya semakin membatu dan sikapnya pun sedingin kutub es. Ia memang tak pernah pergi dari rumah lagi, atau sekedar duduk di club atau bar bersama beberapa temannya hanya untuk berbincang. Setelah bekerja, ia tak langsung pulang, memilih duduk santai di ruangannya, merenungi sikap bodohnya yang meninggalkan Aya saat itu karena takut dengan ancaman bunda. Setiap malam, tepatnya pukul sembilan, barulah ia beranjak untuk pulang ke rumah.

Tiba di rumah, ia juga langsung menuju ke kamarnya. Makanan bibi antar ke kamar juga. Tak sudi berada satu meja dengan Mita yang memilih di rumah saja dengan alasan jika itu tugas utama istri. Masa bodoh, Rangga tak peduli hal itu.

“Aku hamil.” ucap Mita seraya menyerahkan amplop putih ke atas meja di hadapan Rangga yang sedang menikmati sarapan paginya, masakan bibi, bukan Mita yang selalu tak ingin ke dapur.

Rangga bergeming, ia makan sembari men

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status