Mobil Chris berhenti di depan rumah Raynelle, gadis itu keluar dari mobil Chris sebelum Chris berhasi membukakan pintu untuk Raynelle.“Apa tidak ada ucapan terima kasih untukku!” seru Chris begitu Raynelle turun dari mobil, gadis itu langsung berjalan tanpa berbicara hal yang lain.Raynelle berbalik menatap Chris lalu berjalan mendekatii pria itu, mendorongnya pelan sampai Chris duduk di bagian depan mobil pria itu sendiri, Raynelle berada di atas Chris mengabaikan jika saat ini Raynelle berada di depan rumahnya.“Cara berterima kasihmu sungguh luar biasa.” ucap Chris.Raynelle tidak berbicara tapi kemudian Raynelle kembali berdiri normal membiarkan Chris tetap duduk di atas mobil, “Aku ingin beristirahat, sampai jumpa besok dan terima kasih sudah mengantarku pulang.” ucap Raynelle bernada malas.Chris tersenyum miring segera menarik pergelangan tangan Raynelle ketika gadis itu akan berjalan membelakanginya, saat ini posisi Raynelle berada di pangkuan Chris dan tak butuh waktu lama b
“Aku menunggumu dari tadi.” ucap Emma saat Raynelle datang.Raynelle menoleh pada Emma, “Apa Claire dan Harper mengganggumu lagi?” tanya Raynelle.“Itu benar tapi teman Chris membantuku.” Jawab Emma dengan tersenyum.“Teman Chris? Andrew?”“Bukan, Ben yang membantuku, jadi Claire dan Harper tidak jadi membuliku. Oh ya, kenapa kau terlambat datang, Chris juga mencarimu tadi.”“Oh aku tidak peduli dia mencariku atau tidak.”“Kalian sedang bertengkar?” Tanya Emma penasaran.Raynelle menggeleng lalu ia dan Emma masuk ke kelas yang sama hari ini.“Aku tidak bertengkar dengannya aku hanya tidak ingin menemui Chris hari ini.”Emma terkekeh pelan, “Aku curiga apa yang kau katakan justru berarti kau merindukan Chris.” Goda Emma.“Aku tidak akan merindukan pria sepertinya, tidak akan pernah.”Emma mangguk-mangguk, “Baiklah aku mengerti.” sembari tersenyum penuh arti._____Kelas berakhir setelah tiga jam, Emma keluar bersama Raynelle tapi Raynelle di culik oleh Chris dengan membawa gadis itu pe
Keringat mengucur deras dari kening dan selurut tubuh Raynelle, tangannya tidak berhenti bergerak, nafasnya diatur sedemikian rupa untuk menyeimbangi pergerakan tangan dan bagian tubuh yang lain.Melatih fokus memang penting karena sedikit saja Raynelle kehilangan fokusnya maka kepalan bola itu akan menghantam wajah cantik Raynelle.Selesai dengan latihan pagi, Raynelle menjatuhkan diri dengan posisi telentang di lantai beberapa detik sebelum berdiri menyeka keringat dengan handuk, setelah itu membersihkan diri dan pergi ke perusahaan.“Ayah sudah mengurus dokumen yang aku kirim kemarin?” Raynelle duduk di sofa yang ada diruangan Thony.Pria yang tidak lagi muda itu menoleh singkat kemudian berdiri sambil membawa berkas yang akan diberikan untuk Raynelle.“Kau harus menghadiri rapat yang akan diadakan besok pukul sembilan di Manhattan.”Raynelle menerima beberapa dokumen yang ayahnya berikan lalu membacanya sebentar, “Apa aku aka
Dengan ditemani oleh Aaron, Raynelle tiba di Manhattan sekitar pukul delapan dimana kedatangannya di sambut baik oleh seorang pria yang mengantarkan mereka ke dalam ruangan khusus untuk rapat hari ini.“Maaf, hanya pipmpinan yang bisa masuk.” pria yang mengantarkan Raynelle menghalangi Aaron ketika pria itu ingin mengikuti Raynelle masuk.Aaron mengangguk mengerti, Aaron pergi menuju ke toilet dan mengeluarkan laptopnya dari dalam tas untuk melihat apa yang sedang Raynelle lakukan bersama para pimpinan lain bicarakan.Raynelle melihat orang-orang berdiri melihat kedatangannya.“Apa Ketua Hellon tidak hadir lagi hari ini?” tanya salah satu dari tiga pria yang ada di ruangan tersebut.“Dia sangat sibuk hingga tidak bisa hadir.” Raynelle duduk di kursinya.Raynelle menerima dokumen yang di sodorkan oleh seorang perempuan, Raynelle membuka isi di dalam dokumen tersebut sebelum menatap satu persatu orang di barisan meja bundar tersebu
Raynelle membasuh tangannya di wastafel membersihkannya dari kuman-kuman yang menempel.“Tadi pasti sangat menyenangkan.” seorang perempuan datang dan membasuh tangannya juga, Raynelle menoleh melihat perempuan yang tadi menyodorkan dokumen untuknya.“Kau akan tetap bisa berkeliaran bebas diluar sana setelah menjadi saksi mata itu tidak akan mudah.” ucap Raynelle.Perempuan itu mengambil tisu untuk mengeringkan tangannya sebelum menatap Raynelle, “Aku sudah melihat begitu banyak kejahatan yang terjadi di depanku selama aku hidup, tapi kali ini aku baru melihat seorang perempuan bersikap mengagumkan, kau tak gentar sedikitpun bermain dengan senjata api seperti film AVA.”“Jadi apa kau membanggakan kelebihanmu yang pandai menyimpan rahasia?”“Tidak juga, aku hanya mengagumimu.” kata perempuan yang tak dikenal oleh Raynelle.Raynelle menggeleng pelan, ia segera keluar dari toilet tersebut untuk menghampiri Aaron.“Apa
Chris menatap Raynelle yang memejamkan mata setelah beberapa saat lalu terlihat seperti orang yang akan mati. Chris masih penasaran dengan sosok Raynelle, gadis terkuat yang pernah dikenal oleh Chris.Tapi saat ini gadis itu terlihat sangat lemah tidak terlihat seperti gadis kuat seperti biasanya. Raynelle hanyalah gadis biasa jika sedang terlelap seperti ini. Chris ingin mengetahui sesuatu di balik kehidupan Raynelle yang sebenarnya karena apapun itu pasti akan sangat menguntungkan.Pintu terbuka lalu Thony masuk, Chris berbalik menatap ayah Raynelle yang juga menatapnya.Thony tersenyum ke arah Chris, “Kau disini?” katanya.Chris mengangguk, “Maaf tidak sopan bertamu tanpa ijin Anda.” ucap Chris.Thony mengangguk kemudian menatap Raynelle, “Bisa kamu tinggalkan aku dengan putriku sebentar?” ucap Thony.Chris menoleh melihat Thony lalu mejawab, “Tentu saja.” kemudian keluar dari kamar Raynelle.Senyum Thony berubah
Tangan Raynelle terulur menerima tiap tetesan hujan yang turun dari langit merasakan aroma petrichor yang dihasilkan dari rintik air hujan mengenai tanah. Aroma yang menenangkan sampai membuat Raynelle sejenak merasa begitu santai.Sembari memejamkan mata, Raynelle tidak sadar Chris sudah berdiri di sampiing Raynelle menatap perempuan yang sedang begitu meresapi tetesan air hujan yang ia tampung dengan salah satu telapak tangan.Kedua tangan Chris di masukan ke saku celana lalu mendongak melihat mendung yang menjatuhkan bobot muatannya ke bumi.“Kau tidak ingin segera pulang?” tanya nya.Kedua kelopak mata Raynelle terbuka perlahan sembari menarik tangannya yang terulur sebelum menoleh ke arah Chris.“Tidak, aku masih ingin di sini, tapi jika kamu ingin pulang kamu boleh pergi lebih dulu.”Chris tersenyum, “Kalau begitu aku akan menunggumu, mungkin kamu butuh teman.” Chris mengerlingkan sebelah mata, Raynelle berdecih pelan.
Matahari bersinar terang diatas langit pada jam sepuluh pagi, kehidupan dibawah sinarnya terlihat sangat sibuk dimana gedung-gedung pabrik dan juga kendaraan mengeluarkan suara kebisingan setiap hari.Langkah sepatu yang menghentak lantai terdengar seirama saat beberapa orang berpakaian rapih berjas memasuki lobi sebuah gedung yang tidak begitu tinggi sembari membawa tas hitam hitam untuk masing-masing orang yang datang.Pintu dua telinga terbuka, orang-orang itu masuk ke dalam sebuah ruangan dan meletakan tas yang mereka bawa di atas meja. Secara kompak orang-orang itu membuka tas hitam yang mereka bawa menghadapkan isi di dalamnya kepada pria di depan Thony.Beberapa bungkus kok*in berada di tiap-tiap tas yang dibawa oleh enam anggota Thony yang hadir, suruhan pria di depan Thony datang membawa koper dan di letakan di atas meja di mana isi di dalam koper tersebut ada begitu banyak uang dolar, tak lama salah satu anggota lainnya membawa tas yang beru