"Aku kadang berpikir untuk pergi tapi kaki ini tak bisa diajak untuk berlari. Akhirnya aku hanya bisa diam di sini, menunggu hal yang tak pasti akan terjadi."
_______________________________________Kemal menghentikan mobilnya di parkiran sebuah restoran yang terletak di kawasan Ancol. Sebuah restoran yang terkenal dengan hidangan laut dan menu western juga Chinese-nya.
"Kok, ke sini?" Ghania menoleh kearah Kemal yang sudah melepas safety belt-nya.
"Aku lapar. Kalau kau tak lapar, maka temanin aku makan."
"Kenapa aku harus menemanimu makan. Memangnya kau tak bisa makan sendirian?"
"Aku hanya tidak mau, meninggalkanmu di mobil sementara perutmu berbunyi menyuarakan musik lapar. Bisa-bisa kamu pingsan lagi," balas Kemal sembari membuka pintu dan turun dari mobil,"Ayo, turun. Aku hanya mengajakmu makan. Bukan mengajakmu untuk ngamar."
"Dasar mesum," decih Ghania yang disambut tawa oleh Kemal. Senyum dan tawa pria ini sangat seks
"Seberapa kuatnya kamu, pasti ada saatnya kamu akan melemah karena hatimu sedang tidak baik-baik saja. "_______________________________________ Ketika sang surya bangun dari ranjangnya kembalilah si cantik arunika yang cahayanya menyeruak dibalik segarnya dedaunan pagi. Ghania merentangkan kedua tangannya menikmati segarnya udara pagi di kampungnya yang masih terbilang asri dengan pepohonan rindang yang masih banyak berdiri tegak di pinggir jalan. "Mak, kemungkinan qilla bisa nginap di kafe malam ini. Karena pasien Qilla banyak sekali hari ini . Juga Qilla harus menyelesaikan laporan keuangan dikafe karena ini mendekati akhir bulan. " Qilla berkata sembari mengikat tali sepatu sneakers putihnya. Emak Maesarah mengangguk sembari menyuapkan sesendok nasi uduk ke mulut Ghania juga Khanza. Ini satu kebiasaan yang selalu dilakukan emak sejak Ghania masih kanak-kanak. Menyuapi putrinya sambil bermain, belajar atau han
"Kupinjam bahumu sesaat, untuk merebahkan kepalaku agar reda suara tangis di hatiku. "_______________________________________ Sedang asik berjalan sembari mengenang kembali kejadian konyol dimasa kecilnya terkait mitos pohon beringin, Ghania merasa ada yang mengikutinya. Tiba-tiba ada yang mencekal tangannya membuat Ghania terkejut. Gadis itu segera menoleh kebelakang dan seketika jeritannya pun keluar. "Waaaaa... Emak! " Tampak seorang pria berwajah kotor karena debu memengangi tangannya sembari tertawa. Seketika rasa takut memguasai diri Ghania. Gadis itu berusaha melepaskan cekalan tangan pria tak dikenal itu. "Mau kemana lagi, neng. Ayo, kita pulang,"ucap pria itu tetap memegang tangan Ghania. "Saya bisa pulang sendiri. Tolong, lepasin tangan saya." Ghania berkata dengan wajah yang pucat.
"Orang lebih banyak percaya apa yang dilihat dari pada apa yang di dengarnya. Namun hanya mendengar pun tak, baik tanpa melihat buktinya secara langsung. "_______________________________________Udara hangat dan cahaya yang cukup terang membuat Ghania mengerjapkan kedua matanya.Gadis itu menggeliat dan tersipu sendiri saat menyadari kalau semalaman dia sudah membuat pangkuan Kemal menjadi bantal.Dan terasa hangat karena jaket milik pria itu yang menyelimutinya.Ghania lalu bangun dari tidurnya, namun saat menegakkan tubuhnya. Jantung gadis itu serasa akan lepas dari tempatnya.Kedua matanya membola dengan wajah bingungnya. Segera dibangunkannya Kemal yang masih tertidur dalam posisi duduknya."Mal, Kemal! Bangun. Kita jadi tontonan orang. "ucap Ghania lirih sembari menarik-narik kaus yang dipakai pria ituGerakan
"Menikah itu adalah nasib, mencintai adalah takdir. Kamu bisa berencana menikah dengan siapa saja. Namun kau tak bisa rencanakan cintamu pada siapa."_______________________________________Kemal tampak berada di sebuah toko perhiasan, disebuah mall. Ikut bersamanya kedua teman dekat juga salah seorang pegawai di kantor kepala desa. Untuk memastikan Kemal tidak menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri.Kemal memilih seuntai kalung dari bahan emas putih 24 karat dengan liontin berbentuk matahari sebagai mas kawinnya. Pria itu tak memilih cincin karena tak mengetahui ukuran jari tangan Ghania. Dan seperangkat perlengkapan sholat sebagai pendampingnya. Tak lupa pria itu juga membeli baju koko dan celana bahan beserta peci berwarna hitam untuk dirinya.Dia lalu menyeret Sabran untuk menemaninya masuk ke toko yang menjual baju muslimah. Dia ingin membelikan Ghania gamis untuk akad nikah nanti. Selembar gamis berbahan Maxmara atau sering disebut sutr
"Buruk dimata manusia belum tentu buruk dimata Allah begitu juga sebaliknya."_______________________________________ Sementara itu dirumah pak kades, tampak Ghania yang merebahkan kepalanya di bahu emak. Wanita paruh baya itu hampir saja kena serangan jantung saat Sulaiman menjemputnya dan mengabarkan masalah yang sedang dialami putrinya. "Tidak usah menangis, semua sudah terjadi. Ini semua pasti ada campur tangan Allah dalam mewujudkan takdir pernikahanmu. Jangan pernah berprasangka buruk pada siapa pun. Terima dan jalani dengan ikhlas, Insya Allah semua pasti akan menemukan kebahagiaannya. " Suara lembut emak menenangkan putrinya yang sedang galau. Bukan karena dia harus menikah dengan Kemal yang membuatnya galau, tapi latar belakang keluarga pria itu yang membuatnya merasa kecil. Ditambah lagi dia tidak mencintai pria itu. Hatinya masih terpatri pada nama pria la
"Ketika rasa cinta itu hanya tertuju pada Allah, maka Allah akan membalasnya ke keutamaan yang terbaik dari yang baik."****"Gimana sih, cerita sebenarnya, La? " tanya Arleen . Jujur saja , dia sangat penasaran saat sahabatnya itu dengan suara yang putus asa memintanya untuk datang kedesa yang baru kali ini dia datangi.Ghania yang berpindah duduk didekat jendela, menghela nafasnya pelan."Awalnya, kami memang tidak sengaja bertemu. Waktu itu aku lari ketakutan karena dikejar orang gila hingga menabrak Kemal yang entah dari mana datangnya. Lalu Kemal membawaku menjauh dari pria tak waras itu hingga akhirnya kami sadar kalau kami sudah kesasar."Dan memory dikepalanya kembali memutar kejadian sore kemarin hingga pagi harinya. Dimana mereka terbangun karena suara gaduh warga desa yang memergokinya tidur berbantalkan kaki Kemal di sebuah pos ronda di dekat gerbang desa.Dan saat gadis itu mengakhiri ceritany
"Kalimat terindah di dunia melebihi kata Cinta Padamu, adalah Kuterima nikahmu di hadapan Allah dan waliku."_____________________________________Tak terasa waktu semakin berjalan, senja pun beranjak pergi mengantar sang surya kembali keperaduannya yang damai. Dan langit yang tadi berwarna biru kini secara perlahan berubah menjadi gelap bersiap untuk menyambut kehadiran lintang dan rembulan yang akan menerangi gelapnya langit malam.Suasana rumah pak Hidayat pun sudah mulai ramai oleh warga yang ingin menyaksikan pernikahan dadakan itu. Pegawai kantor desa dibantu pemuda setempat sudah mendirikan tenda terpal dihalaman rumah dan menyiapkan sound system. Semua dikerjakan bersama-sama sehingga selesai lebih cepatDan Ghania sendiri masih berada dikamar, gadis itu tampak takjub dengan baju gamis pemberian Kemal sore tadi. Baju gamis yang dia yakin tidak murah harganya dilihat dari
"Pernikahan adalah cara Tuhan menyatukan dua hati yang berbeda. Melembutkan hati yang kaku dan menguatkan hati yang rapuh. Menyatukan segala bentuk perbedaan dalam keharmonisan."______________________________________Kemal lalu menyerahkan mas kawin kepada Ghania, gadis itu menerimanya dan mencium punggung tangan kanan Kemal yang dibalas Kemal dengan mencium puncak kepala Ghania. Kecanggungan tampak sekali terlihat pada gerak tubuh keduanya. Dan siapa pun tak akan mengetahui , kalau mereka tengah bersusah payah meredakan gemuruh di dada mereka.Karena yang mereka lakukan adalah nikah siri dimana pernikahan ini sah di hukum agama namun tidak di hukum negara karena tidak tercatat di catatan sipil atau kantor urusan agama.Mereka bisa mendaftarkan pernikahan mereka dengan melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan, sehingga bisa mendapatkan buku nikah sebagai bukti legal atas pernikahan yang merek