“Apa Nona membutuhkan sesuatu?Bibi akan mengambilkannya untukmu!”“Tidak, Aku bisa sendiri.”Saat ini Zeesya lebih memilih untuk diam, sebentar lagi, saat ia mendapatkan semua bukti kejahatan mereka, Zeesya tidak akan ada ampun untuk orang-orang yang mengganggu ketenangan hidupnya.Tangga besar melingkar didua sisi mansion ini. Terlihat sangat indah. Walaupun dibalik kegelapan malam, cahaya rembulan yang menembus jendela membawa keindahan tersendiri.Berjalan menuruti tangga, Zeesya seakan-akan terlihat seperti peri malam yang turun ke bumi. Sesampainya di dapur mansion, ia pertama kali memeriksa bahan-bahan di lemari pendingin.Bisa saja ia memerintahkan koki untuk menyiapkan hidangan ringan untuknya.Tapi Zeesya bukan orang yang bisa bersikap seperti itu, untuk orang-orang yang baik kepadanya, Zeesya tak akan kalah baiknya.Membuka kulkas, Zeesya memilih untuk membuat sup hangat ringan yang tidak akan mempengaru
Kehilangan Zeesya membuat beberapa kekacauan di perusahaan. Beberapa orang berpikir CEO Shine Corporation sudah meninggal dunia. Tidak diketahui apa penyebabnya. Tapi banyak kabar yang beredar bahwa itu disebabkan oleh persaingan internal perusahaan. Awalnya banyak pihak yang menentang saat Jim maju melangkah, mencoba mengatur perusahaan sesuka hatinya. Tapi sebagian besar dari mereka akhirnya tunduk pada Jim, beberapa dari mereka menjadi antek antek Jim di perusahaan. Sedikit demi sedikit mengacaukan perusahaan, sebelum bergerak besar untuk mengambil alih tampuk kekuasaan. Da da da da...Tumit sepatu hitam yang membungkus kaki gadis itu berdenting di sepanjang koridor.Berjalan dengan cepat sosoknya tinggi dan ramping. Dibalut dengan setelan kerja, diikuti dengan asistennya, Zeesya berjalan menuju rungan rapat eksekutif perusahaan. Pagi ini, tibalah hari rapat para pemegang saham. Yang mana beberapa hari yang lalu telah diumumkan kepada para pemegang saham. Sang president yang m
Kembali ke kantornya, Zeesya melanjutkan pekerjaannya. Memeriksa banyak proyek tahun ini yang terbengkalai. Tak lama ketukan datang dari pintunya. Jack masuk dengan seorang gadis yang benampilan rapi dan sopan. Mengangkat pandangannya, Zeesya melihat kearah dua orang yang memasuki kantornya. Matanya mengikuti pergerakan mereka berdua. Membawa gadis itu, Jack berhenti di depan meja kantor. “President, ini calon sekretaris yang terpilih. Ia akan bekerja langsung hari ini.” Setelah itu, Jack pergi meninggalkan sekretaris baru tersebut pada Zeesya. Mata Zeesya menatap sekretaris baru ini, penampilannya baik, dan terlihat bahwa ia adalah gadis dengan semangat yang baik. Ditatap oleh bosnya, gadis itu tidak gentar. Ia berusaha sebaik mungkin untuk menjaga sikap. Ia merasa bersyukur, tak menyangka bahwa yang akan menjadi bosnya adalah seorang gadis yang lebih muda darinya. Beberapa saat setelah memasuki ruangan ini, ia baru bisa melihat-lihat desain interior kantor presiden ini. Runga
Kantor.“Maudy, apa kau sedang sibuk?” keluar dari kantornya, Zeesya mendapati sekretaris baru itu sedang fokus pada layar komputernya. Zeesya suka dengan rekan kerja yang bersemangat tinggi, tapi terlalu ditekankan itu tidak baik.“Tidak presiden, apa ada yang bisa saya bantu?” dengan sigap sekretaris itu membalas atasannya. Dibalut dengan atasan kemeja putih dan dipadukan dengan rok biru laut selutut dibawahnya, sang presiden terlihat sangat cantik, pikirannya.“Ayo ikut denganku!” Suara Zeesya dengan lembut bergema.Matahari bersinar cerah, hawa dingin belakangan ini, sudah mulai menghangat. Sore ini, tibalah saatnya waktu untuk menjemput Aiden di bandara. Masih dengan setelan kerjanya, Zeesya membawa Maudy, sekretari baru yang sekarang sudah merangkap menjadi asisten sementara, pergi menuju salah satu pusat perbelanjaan terdekat.....Mall.Di siang menjelang sore ini, lalu lintas lumayan padat. Tapi untungnya jalanan tidak macet. Maserati putihnya tetap dengan lancar
Sayangnya pintu lift bergerak lebih cepat. Menoleh pada sekretarisnya “Apakah kau kenal dengannya, Maudy?” “Tidak nona, tapi dari yang saya lihat, pria tadi tertuju pada Anda.” “Mungkin, tuan tadi salah orang.” Zeesya memilih untuk tidak memikirkannya lebih lanjut. Tapi Maudy berpikir lain, firasatnya mengatakan pria ini memang mengenal bosnya. Ting... Pintu lift terbuka, melangkahkan kakinya, kedua gadis itu berjalan keluar. Mobil sudah menunggu di depan mall. “ZEESYA” Suara itu berbunyi keras di depan mall, untuk beberapa saat orang-orang yang berlalu lalang memalingkan wajah dan melirik kearah mereka. Sebuah tangan yang kuat memegang lengan atas Zeesya dari belakang. Ia tertarik dan berbalik badan. Hampir saja terjatuh. Maudy yang ada disampingnya, berteriak terkejut. Siapa pria ini, sangat tidak sopan! “Benar, itu kau!.” Pria itu mempertegas kembali dugaannya. Keadaan sekitar menjadi kacau, Zeesya masih m
Banyak sekali wanita-wanita di bandara yang sesekali mengarahkan pandangannya terhadap Aiden.Zeesya tersenyum melihatnya, rindu dengan sahabat lamanya. Ia menerima pelukan Aiden kepadanya. Aiden yang berkewarganegaraan Negara L. Memang memiliki budaya yang bebas. “Syukurlah kau baik-baik saja.” Ucap Aiden sambil melepaskan pelukan.Zeesya membalas dengan senyum syukur. Tuhan masih menyainginya. Melihat kebelakang ternyata Aiden membawa seseorang. Ia melayang tatapan pertanyaan pada pria itu.Merasakan pertanyaan darinya, Aiden memperkenalkan adiknya.“Devin, adikku”“Selamat datang, Devin.” Sapa Zeesya dengan lembutnya.“Terimakasih, Nona Zeesya”“Panggil saja aku Zeesya, aku rasa kita seumuran.” “Zeesya”Gadis itu semakin melebarkan goresan senyumnya. Adik sahabatnya tentu saja juga merupakan temannya. ‘Wah,,, kakak sangat pandai memilih wanita’ pikir Devin dihatinya. Dari tadi dilihatnya, Aiden tak melepaskan pandangan sed
Panas, sangat panas. Api membakar melahap mansion megah itu dengan cepat. Seorang gadis kecil terisak disamping tubuh tanpa nyawa ibunya. “Ibu,,,” panggilnya. Tak ingin sang ibu terbakar, Ia mengguncang tubuh ibunya. Dirinya mulai terbatuk hebat, dilihatnya bayangan hitam besar mendekat kearah dirinya. Ia meraung ketakutan, memeluk tubuh Ibunya dengan erat.Gadis 7 tahun itu berteriak keras, berusaha sekuat tenaga lepas dari cengkraman sosok itu yang mendekap mulutnya. Hingga matanya mulai terpejam.....“AKH..”Zessya terbangun dan berteriak keras, tubuhnya basah oleh keringat. Ia mulai menangis tersedu. Ia sendiri tidak mengerti mengapa mimpi ini terasa nyata.Dadanya terasa sesak, seakan dirinya baru saja mengalami kejadian dalam mimpinya.“Nona, apa Anda baik-baik saja?”Panggilan seorang pelayan terdengar dari luar kamar. Ia menyeka air mata diwajahnya. Menenangkan dirinya kembali.Turun dari dari ranjangnya, ia membuka
Arsitek yang baru saja tampil, mendapatkan sambutan heboh dari atasannya. Bagaikan sudah menentukan kemenangan, bos bertubuh besar dan bulat itu bahkan memandang bangga kepada para pemimpin lain masih sambil berdiri.Baginya kandidat wanita terakhir hanya omong kosong belaka. Bagaimana mungkin seorang wanita bisa merancang sebuah bangunan hotel untuk perusahaan besar sejenis Stewart Corporation. Pikirnya Torg Internasional miliknya sendiri adalah yang kedua dalam bidang real estat setelah Stewart Corporation. Tidak ada yang bisa menandinginya. Apalagi arsitek dibawahnya adalah seorang pemuda cakap dengan karya yang fenomenal. Lulusan terbaik dari Universitas terbaik negara ini.Meski mengalami hal yang tidak mengenakan, Zeesya tetap tenang menanggapi. Perusahaan besar seperti Stewart Corporation sendiri bukanlah sebuah lembaga kecil yang bisa dikecoh dengan mudah.Setelah itu tibalah giliran Shine Corporation yang harus mempresentasikan rancangan mereka. S