Share

Bag 5

Feli memperhatikan sekeliling apartemen berlantai dua yang baru beberapa saat lalu dia masuki.

'Apartemen ini besar sekali! Apakah aku sanggup membersihkan semua perabotan yang ada di sini? Berapa orang yang tinggal di apartemen ini? Apakah Daddy berbohong padaku? Bukankah Daddy mengatakan akan menempatkanku di tempat yang mudah? Lalu ini apa?' kesal Feli. Ia bertanya-tanya di dalam hati cemas. 'Ya Tuhan, apakah keputusanku benar?'

"Nah, Dulce niña ( Gadis Manis ), di sini nanti kau akan bekerja. Aku harap kau bisa bekerja dengan baik."

Feli mencoba menyunggingkan senyum walau terlihat canggung ke arah wanita di depannya ini. Wanita yang terlihat sangat elegan dan cantik luar biasa. Saat di bandara, Feli dijemput oleh beberapa pria berpakaian serba hitam, pakaian yang mirip dengan para bodyguard ayahnya. Lalu dia dibawa ke apartemen ini, dan langsung bertemu dengan wanita yang saat ini berdiri di depannya. Feli tidak bisa menaksir berapa usia wanita di depannya ini. Sepertinya seusia dengan ibunya, atau mungkin lebih muda?

"Dulce niña..."

Dulce niña? Apa maksudnya? Sejak Feli baru tiba, wanita itu memanggil Feli seperti itu.

Setelah ini, Feli akan mencari tahu di internet.

"Dari agen yang mempekerjakanmu, mereka mengatakan kalau kau sangat profesional, Dulce niña."

Feli meringis dan mengumpat di dalam hati.

Agen? Sepertinya sang Daddy sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Apanya yang profesional? Apakah maksudnya profesional dalam menghabiskan uang? Kalau dalam hal itu, tentu saja kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. Tapi kalau yang dimaksud profesional menjadi maid, oh... semoga Tuhan mengampuni dosa gadis ini dan daddynya, karena sudah membohongi salah satu keluarga di negara ini. Feli hanya berharap selama satu bulan ini tidak ada satupun perabotan di apartemen ini yang rusak karena ulahnya.

Feli terkenal ceroboh. Entah sudah berapa banyak guci mahal dan perabotan lain di rumahnya hancur hanya karena kecerobohannya.

"Selama bekerja di sini, tolong kau urusi kebutuhan anakku ya."

"Anak?" beo Feli.

Maksudnya bagaimana? Bukankah dia hanya menjadi seorang maid? Atau jangan-jangan... dia justru menjadi seorang babysitter

Oh no! Tidak! Bagaimana ini??? Dia tidak pernah mengurusi bayi sama sekali. Bukannya Feli tak suka anak kecil. Gadis ini bahkan menjadi favorit anak-anak sepupu kedua orang tuanya. Namun jika harus mengurusi anak kecil seharian penuh, Feli takut akan melukai. Dia tidak memiliki pengalaman dalam hal itu.

"Ma-maaf Nyonya, saya... saya tidak ada pengalaman mengurusi seorang bayi. Mungkin ada kesalahan dari agen say—" Feli langsung terdiam saat wanita di depannya ini justru tertawa renyah.

"Ya ampun, kau lucu sekali, Dulce niña. Kau tenang saja. Tidak akan ada acara kau mengganti popok bayi, atau melumuri bedak di seluruh tubuh anakku. Anakku sudah bisa melakukannya sendiri."

Feli menghela napas lega. 'Jadi sudah bisa pakai pakaian sendiri? Syukurlah... Setidaknya kalau untuk mengajak bermain aku masih sanggup.'

"Mi Hijo, kau sudah bangun, Nak?"

Feli langsung mengalihkan pandangan ke arah seorang pria super tampan dengan wajah dingin turun dari lantai dua apartemen ini. Pria itu menggunakan kaos berwarna putih. Dada bidangnya tercetak jelas dari balik kaos yang ia kenakan. Untuk bawahannya, pria itu menggunakan celana training berwarna biru tua. Kedua tangannya dimasukkan di kedua saku celana yang dipakainya.

Dahi Feli mengernyit dahi dalam.

Siapa dia? Apakah suami dari wanita di depannya ini? Tapi kalau suami, sepertinya pria itu terlihat lebih muda dari wanita yang berada di depan Feli.

Tubuh Feli tiba-tiba saja menegang. Bagaimana tidak, pria itu memperhatikannya dari atas sampai bawah sambil berjalan menghampiri Feli dan wanita di depannya.

Setelah benar-benar sampai di depan Feli, pria ini memperhatikan wajah Feli dengan saksama. Rahang tegas yang dimiliki sang pria terlihat sangat mengintimidasi. Tatapannya sangat tajam seperti siap menusuk siapa saja. Tidak diragukan lagi, hanya dengan tatapan itu, siapa saja bisa langsung sekarat.

Katakanlah Feli berlebihan, tapi inilah yang Feli rasakan. Feli tidak pernah merasa terintimidasi seperti ini sebelumnya.

Apa mungkin karena sekarang Feli merasa tidak memiliki siapapun di negara ini, jadi Feli merasa sedikit takut?

Sedikit takut?

Tentu saja! Jangan berharap Feli akan super takut.

Enak saja!

Walau dia sekarang adalah seorang maid, tapi Feli tetaplah Feli Addison yang keras kepala.

"Dia kah orangnya?"

Feli mengerjap beberapa kali.

Pria itu akhirnya mengeluarkan suara. Namun Feli tak mengerti apa yang diucapkannya karena pria itu menggunakan Bahasa Spanyol. Suara pria yang berdiri tak jauh di depan Feli itu terdengar berat dan... eerrr... seksi?

"Benar, Mi Hijo. Ah ya... Mah-dreh ingin kau menggunakan Bahasa Inggris saat berkomunikasi dengannya. Gadis ini berasal dari Inggris, dan dia tidak bisa menggunakan Bahasa kita."

Dahi pria itu mengernyit dalam. "Mengapa Mah-dreh harus mencari maid sampai ke Inggris?"

"Agar kau berpikir ribuan kali untuk mengusirnya seperti maid-maidmu sebelumnya, Mi Hijo. Dia butuh pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, sampai dia bersedia ditempatkan di mana saja oleh agen yang menampungnya selama ini. Mah-dreh harap kau punya hati yang luas untuk tidak mempersulit gadis malang ini. Lihatlah, bukankah dia terlihat rapuh?” Wanita asing itu menatap Feli dengan tatapan sendu.

Pria itu memperhatikan penampilan Feli. Gadis di depannya ini memiliki wajah yang cantik walau tanpa riasan. Pipi chubby-nya membuat siapapun akan gemas melihatnya, dan berharap dapat mencubit, atau minimal mengusap kedua pipi itu. Pancaran mata Feli terlihat rapuh, namun kuat secara bersamaan. Rambut pirangnya diikat kuda, terlihat sangat sederhana. Namun entah mengapa, pria di depan Feli ini merasa jika Feli bukanlah gadis biasa.

"Mah-dreh, berapa usia gadis ini? Wajahnya seperti gadis di bawah umur, dan aku tidak ingin mempekerjakan gadis di bawah umur."

"Kau pikir Mah-dreh mau mempekerjakan gadis di bawah umur?! Usianya dua puluh satu tahun, Mi Hijo!"

"Benarkah?"

"Tentu saja! Mah-dreh sudah membaca biodatanya dengan teliti sebelum gadis ini diberangkatkan ke sini. Pengalaman kerjanya tidak main-main, jadi kau tidak perlu khawatir."

Feli hanya mampu terbengong melihat interaksi dua orang di depannya ini, karena dua orang ini menggunakan Bahasa mereka.

'Ayolah! Apa yang kalian berdua bicarakan?! Sangat tidak sopan sekali berbicara seolah aku tidak ada di sini. Awas saja kalau sampai membicarakan diriku!' seru Feli kesal di dalam hati. 'Demi Tuhan, aku tidak pernah diabaikan seperti ini seumur hidupku!'

"Ehm..."

Kedua orang di depan Feli mengalihkan pandangan ke arahnya saat ia pura-pura terbatuk untuk menyela ucapan mereka.

"Sorry, saya hanya ingin bertanya, kapan saya mulai bekerja? Oh dan... di mana anak Nyonya?" Feli mengedarkan pandangan ke sekeliling apartemen, karena penasaran dengan anak wanita di depannya.

"Ini anakku, Dulce niña. Kau akan bekerja dengannya." Wanita di depan Feli menepuk pundak pria yang sejak tadi menatapnya menyelidik.

Feli terdiam beberapa saat. Mencoba memahami apa maksud wanita asing di depannya itu. Tak lama, ia melebarkan matanya tak percaya. "A-apa??? Sa-saya bekerja untuk pria ini??" tanya Feli mencoba meyakinkan indera pendengarannya. Feli memperhatikan sang pria dari atas sampai bawah. "Pria ini bukan suami Anda, Nyonya?" tanya Feli kembali.

Wanita di depan Feli tertawa lepas. "Ya ampun, hahaha... Apakah wajahku semuda itu, Dulce niñaMi Hijo," Wanita itu mengalihkan pandangan ke arah pria di sampingnya. "Apakah wajah Mah-dreh semuda itu, atau wajahmu yang terlihat jauh lebih tua karena tidak pernah tersenyum?" tanya wanita ini jahil, karena tahu anaknya amat sangat jarang tersenyum. Wanita ini kembali mengalihkan pandangan ke arah Feli tanpa peduli wajah sang anak sudah terlihat menyeramkan karena candaannya. "Dia anakku."

"A-apa??”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Puput Gendis
wkwkwkwkwwk ya ampunnn Gustiiiiiii ngakak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status