Share

Bab 7a

Penulis: ET. Widyastuti
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-18 20:50:03

“Aku di cafe depan. Ajak Sasti ke sini.”

Aku bisa menebak, pasti itu telepon dari mantan isterinya. Apakah dia akan ke sini?

“Mungkin, aku duluan?” ujarku mencoba menghindar. Pasti akan ada rasa canggung jika aku bertemu dengan mantan istrinya Rizal. Membayangkan saja, aku tak sanggup.

“Aku kenalkan kamu pada Desti dulu,” ujar Rizal mencoba menahanku.

Benar saja. Hanya dengan ucapan Rizal seperti ini saja, aku lemah. Aku tak mampu menolaknya. Bagaimana nanti kalau aku benar-benar menkadi istrinya?

Saat aku tenggelam dalam dilema, tak lama, ibu dan anak itu datang mendekat ke meja kami.

Sasti terlihat akrab dengan mamanya. Lalu, apa yang menjadi alasan Rizal berpisah?

Rizal segera melambaikan tangannya ke pelayan café untuk memesankan minum wanita anggun dan putrinya itu sebelum mereka duduk.

Aku benar-benar merasa tak nyaman berada di sana. Bagaimanapun aku adalah orang lain yang berada diantara mereka. Tiba-tiba, bayanganku aku merasa mirip sebagai pelakor. Mengambil Rizal dari wanita itu.

Tapi, bukankah mereka sudah berpisah?

Melihat kemesraan Sasti dengan mamanya, hatiku menjadi pedih. Bukankah lebih baik jika mereka kembali saling bersatu? Mengapa orang tua begitu egois berpisah tanpa memikirkan anak mereka? Kenapa aku tiba-tiba menginginkan mereka kembali saja, dari pada aku masuk ke dalam keluarga mereka.

Tak kulihat sorot kebencian antara Rizal dan istrinya. Demikian juga sebaliknya.

Lalu? Buat apa mereka berpisah. Benarkah karena cinta? Tepatnya sudah tidak ada rasa cinta.

Haruskah pernikahan dimaknai dengan cinta yang dalam dan menggebu? Tak bisakah mereka berdiri tanpa cinta? Tak cukupkah rumah tangga dibangun dengan tanggung jawab?

“Ratih, kenalkan. Ini Desti, mamanya Sasti.” Ucapan Rizal membuyarkan lamunanku.

Aku segera mengulurkan tangan padanya. Sebuah senyum kuulas di bibir semanis mungkin. Aku mencoba menghilangkan kecanggungan dalam dada. Meski sungguh, ini sulit.

Bayangkan, kami adalah dua wanita yang mungkin pernah dan akan mencintai pria yang sama. Bahkan, wanita di hadapanku ini sudah membuahkan cinta. Seorang gadis mungil.

“Desti!” wanita itu menyebut namanya, setelah aku juga menyebut namaku.

“Kabarnya, kalian akan segera menikah?” tanya Desti kepadaku.

Aku sedikit kaget, meski ucapan Desti terdengar basa-basi. Rupanya, dia sudah mengetahui siapa aku. Berarti, Rizal sudah bercerita banyak tentangku. Semoga hanya cerita yang baik saja.

Wanita itu menyesap kopinya setelah minuman itu datang ke mejanya. Sesekali dia menanggapi Sasti yang berceloteh. Dari gayanya, terlihat kalau dia berasal dari keluarga yang berkelas.

Aku mengalihkan pandangan pada gadis mungil yang duduk berhadapan denganku. Aku menyukai Sasti. Dia tampak nyaman dengan mamanya, dan juga denganku. Tak ada bedanya baginya.

"Saya masih ada perlu. Maaf, saya harus permisi." Aku terkesima mendengar ucapan Desti. Tadinya aku sudah menata kalimat untuk membebaskan diri dari suasana canggung ini. Tapi, ternyata malah Desti yang mohon diri.

“Siapa tahu, suatu saat kamu memerlukan.” Desti mengeluarkan kartu nama dari dompetnya, dan mengangsurkan padaku sebelum dia berdiri untuk meninggalkan kami.

Mataku tak lepas menatap kartu nama yang diletakkan tepat di hadapanku. Mengapa dia memberiku kartu nama? Apa karena kita tidak sempat bertukar nomor HP? Mungkin Desti canggung memintanya karena di depan Rizal. Jadi, dia memberiku kode agar aku menghubunginya.

Sedetik aku berfikir. Tapi, buru-buru kuterima. Aku nggak ingin terkesan sombong. Mana tahu, aku benar-benar memerlukannya.

Desti segera meninggalkan kami setelah mencium dengan sayang pipi gembil putrinya.

Namun, baru beberapa langkah Desti menghilang, Rizal sudah berujar, “Buang saja kartu itu. Tak penting bagimu."

Kilatan matanya menunjukkan ketidaksetujuan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (11)
goodnovel comment avatar
عمرو هيكل
lanjut dong penasaran
goodnovel comment avatar
Inayati Bachrat
blm di buka jg
goodnovel comment avatar
Inayati Bachrat
bukain dong min
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ bab 72

    “Besok aku ke kantor. Kita meeting semua ya. Jam delapan harus sudah siap.” Rizal tegas memberikan instruksi. Rizal teringat ancaman mantan mertua dan mantan iparnya. Mungkin ini adalah titik kulminasinya, setelah mereka tahu, pada siapa akhirnya Rizal memutuskan. Pasti saat dia tidak ada di kantor, mantan mertua dan iparnya itu mencarinya. Atau bisa jadi mereka mendengar dari Prita atau malah Desti sendiri. Bukannya dia sendiri yang mengenalkan Desti pada Ratih. Dan cerita Ratih kalau Desti pun berusaha menemuinya di kantor.“Minum, Mas.” Rizal tergagap saat Ratih sudah di dekatnya membawa segelas air putih.“Besok mulai kerja?” sambung Ratih. Ratih paham, urusan pekerjaan pasti sangat beragam.”Iya. Jam delapan ada meeting.”“Mau disiapkan sesuatu?”Rizal tersenyum. Pertanyaan Ratih mengingatkan statusnya yang sudah tak duda lagi.Kalau biasanya dia memikirkan diri sendiri, kini ada orang lain di sampingnya.”Kok malah senyum-senyum doang? Kamu biasanya pagi sarapan apa? Nasi goren

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 71

    Rizal menghentikan mobilnya di luar kompleks perumahan. Nomor Gilang disegera dihubunginya. “Lang, ketemuan sekarang!” ucapnya begitu nomor Gilang tersambung. “Astaga. Ada apa lagi sih, Zal. Udah berapa kali kamu ganggu aku?” terdengar suara ketus dari Gilang. “Bisa nggak?” Rizal tak menimpali ucapan Gilang. “Nggak bisa, Bos. Gue ini cuma pegawai rendahan. Nggak kayak elu yang CEO! Jam makan siang, deh,” tawar Gilang. “Justru gue nggak bisa jam makan siang.” “Eits. Tumben?” “Nggak usah ngeledek. Besok siang. Awas jangan bikin janji sama yang lain!” ”Ya nggak bisa jamin juga....” Gilang belum selesai bicara, namun Rizal dengan semena-mena menutup sambungan teleponnya. Pikiran Rizal sedikit terganggu dengan beragam hal. Pertama pertemuannya dengan Desta. Cepat atau lambat, keluarga Desti pasti tak akan tinggal diam mengetahui dirinya memutuskan menikah lagi, dan bukan dengan Desti. Padahal Papa Desti sudah berulang kali memintanya. Dan, perusahaan yang dipegangnya, tentu sekara

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 70

    ”Makasih, Sa.” Ekor mata Ratih mencari-cari Rizal yang tak kunjung kelihatan. Teman SMA-nya itu baru saja keluar dari supermarket. Dia tengah membawa tentengan belanjaan. “Ingat pesanku dulu. Jangan sampai kamu dimanfaatkan oleh Rizal.” Suara Danisa terdengar tegas dan mengancam. ”Aku duluan. Salam buat Rizal,” sambungnya. Belum sempat mencegah, Danisa sudah berlalu. “Kok malah bengong. Ayo. Katanya mau belanja.” Rizal mengambil alih troly yang dipegang Ratih. Mereka berdua masuk ke dalam area supermarket. Meski hari masih pagi, tapi supermarket ini sudah buka. ”Tadi ada Danisa. Kamu ingat kan? Nitip salam buat kamu.” Ratih berbicara sambil memberi kode Rizal untuk berhenti di stand aneka seafood. Kalimat paling belakang, sungguh menganggu Rizal. Rizal tahu, itu bukan salam biasa layaknya teman. Danisa, memang pernah kuliah satu kampus dengannya. Dulu, seperti Ratih, gadis itu dulu sering mencari perhatian padanya. Namun, lagi-lagi, Danisa bukan tipe yang Rizal inginkan.

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ bab 69

    Darah Rizal seolah mendidih. Dari kejauahan dia melihat istrinya yang tengah ngobrol dengan seorang pria.Awalnya dia pikir hanya seseorang yang ingin bertanya sesuatu. Namun, mendadak, dia merasa cukup mengenal sosok itu.Sejenak Rizal berusaha mengingat, hingga satu nama ada di kepalanya. Ya, saat itu, dia bertemu dengan pria itu di pusat kuliner di ibukota saat tengah janjian makan siang dengan Gilang.Ya, benar. Itu adalah pria yang akan dikenalkan pada Ratih oleh Gilang.[Lang, sepupu Sekar yang kamu sebut tempo hari namanya siapa?] Rizal langsung mengirim pesan ke Gilang. Dia sungguh tak mengingatnya.[Sepupu Sekar yang mana?] Tumben Gilang langsung membalas. Padahal biasanya sepagi itu dia akan sibuk dengan urusan domestic dan anak-anaknya.[Yang kamu kenalin ke aku sebelum aku melamar Ratih.][Hah? Emang ada apa? Pengantin baru kok malah nanyain rival?] Sebuah emotikon tawa ngakak terlihat di layar ponsel Rizal.Tanpa menunggu lama, Rizal langsung menelon sahabatnya itu.”Jawa

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 68

    “Mas, bangun. Udah adzan!” Tepukan lembut di pipi kanan sekaligus suara lembut yang memenuhi gendang telinganya membuat mata Rizal mengerjap.Pria itu bak hidup di alam mimpi. Bahkan dia baru menyadari di mana dia berada.“Jam berapa ini?” tanyanya. Tubuhnya merasa sungguh kelelahan. Dia bahkan seolah mati suri.”Jam 5.””Hah? Jam 5?”Rizal yang tadinya masih malas membuka mata, kaget dan refleks langsung terduduk.”Kok kamu baru bangunin?” Matanya masih berusaha mengerjap. Rambutnya acak-acakan. Namun tangannya sibuk mencari ponsel. Meyakinkan kalau dia benar-benar bangun kesiangan.Ditanya begitu, Ratih hanya terdiam. Dia memang sengaja tak membangunkan Rizal sebelum dia rapi.Ratih sudah mandi. Aroma sampo sudah tercium.Rizal langsung melompat dari tempat tidurnya. Dia tak peduli dengan penampilannya yang acak-acakan.“Siapin bajuku!” teriak Rizal sebelum dia menutup pintu kamar mandi.Sebenarnya dahulu saat masih bersama Desti, bahkan Rizal tak pernah meminta istrinya itu menyiap

  • DILAMAR PRIA YANG PERNAH MENOLAKKU   Season 2/ Bab 67

    ”Dik, yuk kita balik. Barang-barang sudah mau diantar.” Rizal berucap setelah emnerima telepon dari seseorang. Rupanya pengirim barang yang dibelinya tadi sudah hampir tiba di rumahnya.Ratih mengiyakan.“Di, aku tunggu di rumah baru, ya!” Rizal memberi titah pada pemuda yang tengah menyusun barang-barang Rizal ke mobil box.“Siap, Mas!”Dalam perjalanan pulang mereka tak banyak bicara.”Dekat ya, Mas?” tanya Ratih setelah masuk ke kompleks yang dikunjungi pertama tadi.”Ya, kurang lebih. Sasti kan sekolahnya sekitar sini. Nggak mungkin pindah jauh-jauh,” ucap Rizal.Ratih mengangguk paham. Apalagi bapak-bapak seperti Rizal pasti rumit kalau ingin memindahkan putrinya ke sekolah yang baru.”Saat ini, mungkin kamu nggak akan masalah dengan anak suami kamu. Tapi, kita nggak tahu setelahnya. Jadi, hati kamu harus seluas samudera jika suami kamu bakal banyak mementingkan anak sambung kamu. Dia juga pasti punya beban sendiri dalam membesarkannya. Akan lebih baik kamu selalu support dia, di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status