Share

BAB 214

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-03 23:36:16

Ken melirik jam tangannya. Sudah pukul sepuluh malam. Dia menghela napas panjang, menyandarkan punggung ke kursi di kamar hotelnya. Hari ini cukup melelahkan, rapat panjang, inspeksi proyek, dan diskusi tanpa henti dengan para investor. Tapi yang paling membuatnya lelah adalah jarak ini. Sudah dua hari di luar kota dan dia benar-benar merindukan Hanum.

Baru dua hari berpisah, tapi rasanya sudah seperti sebulan. Proyek baru ini penting, tapi meninggalkan Hanum sendirian dengan cafe barunya bukan hal yang mudah. Dia selalu khawatir, bukan karena tidak percaya pada istrinya, tapi karena tahu akhir-akhir ini ada banyak teror yang membuat ketenangannya terganggu.

Baru mau menelepon istrinya, tiba-tiba ponselnya bergetar. Dia tersenyum kecil melihat nama Hanum di layar. Wajahnya terlihat lelah, tapi tetap tersenyum.

"Assalamualaikum, Mas," sapa Hanum lembut. Ken tersenyum sembari beranjak ke ranjang dan menyandarkan punggungnya.

"Wa'alaikumsalam, Sayang. Sudah selesai di cafe?" tanya Ken
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
cari masalah ni si galih, pengen di masukin ke penangkaran buaya ini
goodnovel comment avatar
Helma Yetri
waduh, sukaaa tp kok tanggung up nya kk... penasaran bagus crtnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 316

    "Assalamualaikum." Salam terdengar dan semua yang duduk di ruang tamu itu pun membalas salamnya. Tak hanya Rudy yang kaget melihat tamu itu, tapi juga Ken dan Hanum. Mereka saling tatap lalu Rudy meminta Hanum duduk kembali saat menantunya itu akan menyambut tamunya. "Biar bapak saja. Kamu ajak ngobrol mama dan papa dulu, Num," pinta Rudy sembari beranjak dari sofa. Laki-laki itu menatap tajam ke arah tamunya lalu menarik pergelangan tangan perempuan itu untuk menjauh. Di bawah pohon mangga halaman rumah, Rudy menghempaskan tangan perempuan itu. "Aku sudah cukup sabar selama ini, War. Bahkan setelah kujatuhkan talak pun, aku masih mengurusi tempat tinggal dan jatah iddahmu. Jangan bikin aku semakin muak dan menjadi mantan suami yang tega. Mau apalagi datang ke sini?" sentak Rudy tak terima kedatangan mantan istrinya itu. Rudy yakin Mawar sengaja datang tepat di saat kedua orang tua Ken berkunjung. Entah apa rencananya, tapi Rudy yakin jika itu rencana yang buruk. "Kamu apa-apaan

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 315

    "Kenapa, Ken?!" pekik Sundari yang spontan memeluk menantunya lebih erat. "Hati-hati, Mas. Ada apa?" Hanum ikut bertanya. "Astaghfirullah. Ada kucing nyebrang tiba-tiba. Maaf, Ma, Pa, Sayang. Itu kucingnya sudah diseberang," tunjuk Ken ke seberang jalan. Seperti yang lain, Ken pun berdebar tak karuan. Dia nyaris menabrak kucing itu kalau nggak mengerem mendadak tadi. Jantungnya berdegup kencang. Ken memilih menepikan mobilnya lebih dulu untuk menetralkan debar dadanya. "Atau papa yang gantiin nyetir?" Wicaksono menawarkan. "Nggak, Pa. Tadi memang aku agak kurang fokus, makanya sedikit oleng saat ada kucing." Ken kembali melajukan mobilnya perlahan. "Kenapa kurang fokus? Ada masalah di kantor?" tanya Wicaksono lagi. Sundari mengusap punggung Hanum beberapa kali untuk menenangkan. Tak lupa mengusap perut menantunya yang makin membuncit itu. "Sudah nggak apa-apa," ujar Sundari pada Hanum. Kedua perempuan itu pun saling tatap lalu sama-sama tersenyum. "Nggak ada masalah, Pa. Cuma

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 314

    Jarum jam menunjuk angka tujuh pagi. Suasana di rumah Ken cukup berbeda kali ini. Kemarin sore, papa dan mamanya datang dari Jogja untuk menjenguk mereka, sekalian akan berkunjung ke rumah besan. "Akhirnya mama merasakan kembali masakan Hanum," ujar Sundari di ruang makan. Hanum tersenyum, sembari menuangkan air putih ke gelas mertuanya. Dia sengaja menyiapkan sarapan pagi untuk mereka hari ini. Ada soto, rawon dan ayam goreng. Dibantu Bi Santi membuat sate telur puyuh, perkedel dan beberapa gorengan. "Kangen ya, Ma?" Ken menimpali. "Kangen banget. Nggak cuma masakannya yang bikin kangen, tapi orangnya juga. Bulan depan mama sudah longgar, nggak banyak kegiatan. Makanya, pengin ajak Hanum keliling Jogja. Nanti kalian bareng mama sama papa ke Jogja ya? Kita adakan acara empat bulanan Hanum sama tujuh bulanan Mbak Meira sekalian di sana biar makin seru," ujar Sundari begitu bersemangat. Ken menatap Hanum beberapa saat lalu sama-sama tersenyum. "Iya, Ma. Kan sejak awal juga begitu

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 313

    Malam ini langit terlihat lebih cerah dengan hiasan beragam bintang. Malam pertama setelah Mawar pergi dari rumah yang sudah lebih dari 10 tahun dia tinggali. Rudy baru keluar dari pintu dengan secangkir teh hangat dan pisang goreng yang dibelinya di warung tadi. Dia memilih duduk di teras sembari menikmati cerahnya langit dan lalu lalang kendaraan di depan rumah. Sesekali terdengar suara tawa dari pos ronda yang tak jauh dari rumahnya. Baru menyeruput tehnya, tiba-tiba terdengar dering handphonenya di ruang tengah. Perlahan Rudy bangkit dari kursi lalu melangkah ke sofa ruang keluarga. Handphone masih menyala dengan seringnya yang nyaris usai. Senyum pria lebih dari setengah abad itu pun tampak jelas di sudut bibir. Anak kesayangannya memanggil, membuatnya lebih tenang tiap kali mendengar suara merdunya. "Assalamualaikum, Pak. Bapak lagi ngapain? Sudah makan?" tanya Hanum terdengar semringah dari seberang. "Wa'alaikumsalam, Num. Bapak lagi ngeteh sama makan pisang goreng di teras.

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 312

    Heboh. Ulah Mawar tak hanya membuat keluarga Rudy berantakan, tapi juga menimbulkan kehebohan di lingkungan rumahnya. Para tetangga mulai sibuk membicarakan mantan istri dan anak tirinya itu. Rudy masih cukup bertanggungjawab atas kepergian mantan istrinya itu. Dia mencarikan kontrakan selama tiga bulan untuk Mawar, setidaknya sampai masa iddahnya selesai. Rudy tak mau melepas tanggungjawab begitu saja. Dia cukup tahu agama. "Biaya sewa sudah kulunasi sampai tiga bulan ke depan. Kamu tak perlu memikirkan soal itu. Aku juga akan memberikan nafkah iddah satu juta lima ratus ribu selama tiga bulan ke depan. Tenang saja, aku nggak akan lalai dengan tanggung jawabku sendiri. Tapi, kalau selama iddah kamu kembali berhubungan dengan lelaki itu, otomatis tanggungjawab nafkah iddahku selesai," ucap Rudy sebelum Mawar meninggalkan rumahnya. Mawar cukup kaget dengan pernyataan mantan suaminya itu. Namun, di balik rasa kecewanya karena diceraikan, Mawar masih bersyukur Rudy bertanggungjawab at

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 311

    Pagi ini begitu cerah dan bersinar, tapi tidak buat Mawar. Semalaman menangis ternyata tak membuat nasibnya berubah. Tetap saja mendung dan suram. Bahkan sepagi ini dia sudah menata semua barang-barang penting miliknya dan milik Rena. Wajahnya sembab karena kebanyakan menangis. Dia juga sudah mulai lelah merutuki diri sendiri, menyesali semua kekhilafannya dan memaki orang-orang yang menyakitinya. Namun, tak ada manfaat. Hatinya justru semakin pedih dan sakit. Jarum jam menunjuk angka enam dini hari. Suasana di sekitar rumah yang biasanya lengang, entah mengapa ini mulai berisik. Ada yang menyapu di halaman, dengan obrolan-obrolan yang benar-benar terdengar jelas di telinganya. Pagi hari yang dia harapkan sedikit lebih menenangkan, nyatanya membuat hati Mawar semakin panas. "Kalian tahu kan soal Jeng Mawar." Suara tetangga terdengar lagi. "Videonya viral di mana-mana.""Video apa? Saya belum tahu.""Dih, kamu mah jeng. Sibuk kerja makanya nggak tahu gosip terhot di kampung kita."

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status