Share

Bab 7 - Her Name is Ran: Part Three.

Begitu paket dibuka, terungkaplah isi yang membuat Rima tersenyum cerah. Di dalamnya terdapat pakaian yang terlihat begitu imut dan lucu. Rima menggambarkan dengan wajah berseri-seri, "wah, imut sekali!!"Setelah berhasil membuat petugas itu keluar, aku segera menenangkan Ran yang masih terlihat panik. Aku menghampiri Ran, dan jongkok di hadapannya. Aku tersenyum dan mulai mengelus lembut kepala Ran untuk membuat Ran sedikit lebih tenang. 

"Tenang, Ran. Mereka bukan orang-orang nyata, mereka hanya gambaran yang ditayangkan lewat TV. Mereka tidak bisa keluar atau menyakiti kita," jelasku dengan lembut.

Ran menatapku dengan mata penuh kebingungan, tapi setelah beberapa saat, ekspresinya mulai membaik. "Jadi, mereka hanya gambaran? Tapi kenapa mereka bisa berbicara dan bergerak?"

"Ya benar. TV ini adalah alat yang digunakan untuk menonton program-program yang direkam sebelumnya. Orang-orang yang kamu lihat di dalamnya sebenarnya adalah aktor dan aktris yang berperan dalam cerita tersebut. Mereka hanya berpura-pura seperti itu, tapi sebenarnya mereka aman dan tidak bisa keluar," tambahku, mencoba menjelaskan semampu yang aku bisa. Ran tampak mulai memahami penjelasanku. Dia mengangguk perlahan, dan ekspresinya kembali tenang. Aku merasa lega melihat reaksinya yang lebih baik.

Aku melihat Rima masih duduk termenung menatapi TV yang ku beli sudah hancur, tidak lama kemudian dia akhirnya kembali ke dunia nyata. Dengan cepat Rima meninggalkan sofa dan mendekati kami. Aku merasakan ada sedikit kemarahan pada diri Rima, aku berharap kalau Rima tidak memarahi Ran begitu keras.

Namun diluar dugaan, mata Rima terpancarkan kekaguman lalu dia memeluk Ran sembari berkata "Ran-chan! Bagaimana kamu bisa mengeluarkan kemampuan aneh itu? Apakah itu yang dinamakan sihir?" Ran terlihat kebingungan dengan reaksi yang diperlihatkan oleh Rima.

Aku menghela napas pendek, menepuk lembut kepala Rima. "itu bukan sihir. Ini lebih kepada kemampuan alami oleh seorang makhluk buatan." 

Rima mengelus kepalanya karena merasa sedikit kesakitan akibat tepukan dariku, dia berkata "kemampuan alami itu bisa dikatakan sebagai sihir bukan?" "Ya sudahlah, sekarang kita harus benar-benar mengajarkan berbagai macam pengetahuan dan pengendalian sihir Ran-chan. Demi kenyaman kehidupan kita" kataku sembari membereskan sisah TV ku yang telah hancur lebur.

Keesokan paginya, Aku menerima paket dari seseorang yang tidak dikenal. Pada catatan kertas pengiriman, hanya tertera sebuah inisial atau berupa singkatan? 

"P.G.S ? Apaan itu?" kata Rima.

Aku membawa paket asing itu ke dalam rumah dan menanyakan apakah Rima mengetahui tentang singkata itu atau tidak. Namun jawaban yang dikeluarkan oleh Rima, sama seperti dugaanku. 

Ran mengambil paket tersebut dan terlihat seperti sedang mengamati isi di dalamnya. Kupingnya terlihat bergerak menunjukkan kalau dia sedang serius mengamati paket tersebut. Seolah dia memastikan sesuatu, Ran berkata dengan riang "Jangan khawatir Papa, Bibi Rima. Paketnya aman untuk dibuka!"

Aku dan Rima saling memandang, jika Ran dengan riang mengatakan itu, aku berpikir kalau itu juga bagian dari kemampuan khusus yang diberikan oleh siapapun penciptanya.

Rima pergi ke dapur dan kembali dengan membawa sebuah pisau lipat. Aku mengambil pisau tersebut dan mulai membuka paket tersebut. Kami semua tidak bisa menyembunyikan rasa keingintahuan yang sangat besar.

"Wah! imutnya! Apakah itu pakaian?" ucap Rima dengan wajah berseri-seri. Rima mengeluarkan pakaian tersebut, berdasarkan dari ukuran pakaian, pakaian tersebut dibuat khusus untuk anak-anak.

Pakaian itu adalah setelan baju dan celana pendek berwarna pastel dengan motif bunga-bunga kecil yang manis. Bahan kainnya terlihat sangat lembut dan nyaman, cocok untuk digunakan oleh anak-anak. Di bagian kerahnya terdapat detail renda yang menambah kesan anggun dan menggemaskan. Tidak lupa, ada juga pita kecil yang manis di bagian pinggang celana pendeknya.

Rima menunjukkan pakaian tersebut kepada Ran, yang langsung terlihat antusias. Ran dengan penuh semangat menyambut pakaian itu, matanya berbinar-binar. Melihat ekspresi Ran yang begitu ceria, aku merasa sangat senang sekali.

Ran kemudian melihat kepada kami, dengan tatapan yang memohon izin untuk mengenakan pakaian itu. Kami berdua hanya bisa tersenyum melihat antusiasme Ran.

"Cobalah Ran. Kamu pasti terlihat imut dengan pakaian itu." ucapku. Dengan senang hati, Ran menonaktifkan baju yang dia buat dengan kemampuan khususnya semalam. Secara reflek, Rima memutar kepalaku ke arah lain sembari berkata "Jangan lihat dia, dasar mesum"

Hei, aku bukan semesum yang kau kira, wahai adikku. Apakah kamu berpikir kalau aku bergairah dengan tubuh anak kecil? aku memang menyukai loli, bukan berarti itu menunjukkan aku sebagai seorang pedofil! 

Tidak lama kemudian Rima mengizinkan ku untuk kembali melihat Ran. Mataku terbuka lebar, Ran terlihat sangat cocok dengan pakaian yang diberikan oleh P.G.S. Siapapun dirimu, aku harus berterima kasih kepadamu atas pemandangan memuaskan mataku!

"Syukurlah kalau R.U.N menyukai pakaian itu"

Lagi, seseorang yang memerintahkanku untuk pergi menyelamatkan anak perempuan alien itu akhirnya kembali muncul dalam kepalaku. Aku mencoba melihat Rima, namun dari sikapnya yang terpaku dengan keimutan Ran, aku berasumsi kalau suara ini hanya terfokuskan kepadaku sendiri.

Jika aku kaitkan dengan kemampuan aneh seperti Ran yang bisa menghasilkan listrik melalui tubuh kecilnya, maka tidak aneh ada seseorang yang diduga kuat bukan manusia planet ini memiliki kemampuan khusus. Dan salah satunya adalah telepati.

"Telepati ya? Apakah kamu adalah spesies yang sama dengan Ran?" ucapku di dalam pikiranku.

"Hmm, aku tidak menduga kamu dengan cepat berpikiran kesana. Tapi, benar. Ini adalah kemampuan telepati. Untuk detailnya kamu pasti sudah tahu bukan?" balas wanita misterius tersebut.

Aku dan wanita misterius itu pun mulai berbicara melalui komunikasi telepati. Dari informasi yang diberikan oleh wanita tersebut, dia mengaku kalau P.G.S itu adalah kiriman dari organisasi dimana dia bergabung. Ketika aku menanyakan lebih detail lagi terkait P.G.S, wanita itu mengatakan kalau jika saatnya, aku akan mengetahui P.G.S lebih lanjut lagi.

Setelah komunikasi telepati terputus, aku melihat Ran berjalan kepadaku dan menanyakan perihal pakaian barunya tanpa menggunakan kemampuan khususnya.

Aku pun tersenyum lalu membelai kepala Ran sembari berkata "Ya, Ran. Kamu sangat imut sekali. Kamu seperti putri dari kerajaan dongeng!" Ran terlihat sangat senang, hal itu terlukis dari wajah serta kuping dan ekornya bergerak dengan riangnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status