Dalam Penjara Bos Mafia

Dalam Penjara Bos Mafia

last updateLast Updated : 2025-03-13
By:  Melvii_SNOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
58Chapters
515views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Karena dirinya hanya anak pungut, Tiffany dipaksa menggantikan kakaknya sebagai asisten pribadi Damien Rael, bos mafia yang dikenal kejam dan arogan. Tak punya pilihan lain, Tiffany terjebak dalam dunia gelap penuh bahaya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai melihat sisi lain dari pria itu yang tak terungkap sebelumnya. Akankah benih-benih cinta muncul di antara mereka? Atau justru Tiffany terjebak semakin dalam ke permainan berbahaya yang dijalani Damien?

View More

Chapter 1

Bab 1. Awal Mula

Tiffany tersungkur di lantai marmer yang dingin, tubuhnya gemetar di bawah tatapan tajam Damien Rael, bos mafia asal Italia yang sudah berkuasa selama hampir dua belas tahun. Pria itu berdiri tegak, tangannya memutar gelas berisi wine dengan santai, wajahnya tak menunjukkan sedikit pun rasa iba.

"Kenapa harus aku? Kenapa bukan kakakku saja? Dia yang menyebabkan Anda keracunan makanan, Tuan," suara Tiffany terputus-putus, menggeleng dengan histeris. "Bukan aku," lanjutnya hampir tak terdengar, air mata mengalir deras dari kedua matanya.

"Hidup adalah soal tanggung jawab, dan keluargamu memutuskan bahwa kau yang harus menanggung tanggung jawab itu," jawab Damien, suaranya tenang namun penuh ketegasan. 

"Tapi, Tuan ... Aku tidak tahu apa-apa tentang masalah kalian! Mereka bukan keluargaku! Mereka hanya orang yang memungut ku dari jalanan, lalu menjadikanku budak. Kami tidak ada hubungan darah!" Tiffany berteriak kencang, berharap kata-katanya dapat menyentuh hati pria yang tak tergoyahkan itu. 

Damien melirik sekilas, ekspresinya tetap datar, lalu tertawa pelan. "Lalu, apa peduliku? Justru bagus, karena kau adalah seorang budak, aku tidak perlu mengajarkanmu bagaimana caranya patuh dan tunduk di bawah perintah Tuanmu sendiri."

Mulut Tiffany terbuka, kepalanya menggeleng tidak percaya dengan apa yang Damien katakan. "T-T-Tuan, tolong ... jangan seperti itu. Ak—"

"Ingatlah, hidup ini bukan hanya dijalani, tapi juga dipertanggungjawabkan, termasuk yang bukan kesalahanmu." Damien berjongkok, tangannya terulur mengangkat dagu Tiffany, tatapan mereka bertemu, "Kau ingin kebebasan? Ingin melarikan diri?" Tertawa sinis diikuti gelengan kepala, "Kau tidak akan bisa melarikan diri dari apa yang menjadi takdirmu, Tiffany." 

Dengan kasar Damien membuang wajah Tiffany ke samping, kemudian bangkit berdiri. Sementara itu, Tiffany memejamkan mata serapat-rapatnya, menggigit bibir, membiarkan air mata berjatuhan. Dadanya sesak, pun tubuhnya membeku. Sekarang Tiffany paham, bahwa Damien adalah hukum yang tak bisa ditentang. 

"Aku tidak punya apa-apa untuk diberikan. Begini saja, baiklah aku akan bertanggung jawab, aku akan membayarnya dengan uang. Katakan, berapa uang yang Tuan inginkan? Aku akan bayar dengan mencicil, tapi Tuan harus membebaskan ku," tawar Tiffany masih belum menyerah. 

"Uang?" Damien menyeringai licik, "Kau pikir aku butuh uangmu?” lanjutnya dengan nada mengejek. 

"Kalau bukan uang, lalu apa yang Tuan butuhkan?" tanya Tiffany, suara dan bibirnya tampak gemetar, menahan panik yang mendera. 

"Kau!" tegas Damien, "Kau yang ku butuhkan, untuk menjadi asisten pribadiku."

Detik itu juga Tiffany ternganga lebar, matanya membelalak. Dia merasa bumi seperti berhenti berotasi. Satu sampai dua menit membisu, kemudian menggeleng cepat, berkata, "Tidak, aku tidak bisa. Aku tidak bisa, Tuan. Aku tidak tau apa-apa tentang pekerjaan itu." 

"Kau akan belajar," sela Damien membuat Tiffany kembali terpaku, penuh keputusasaan, "Mulai sekarang, berhenti mengajukan penawaran, dan mulailah terima kenyataan. Kau akan bekerja untukku, dan tak ada yang bisa mengubah itu." 

Setelah menuntaskan kalimatnya, Damien pergi begitu saja diikuti dua pengawal. Sedangkan Tiffany menangis tersedu-sedu dengan tubuh berguncang hebat. Seperti terjebak dalam labirin mematikan, dan tak tahu jalan keluar. Damien adalah penguasa yang tidak memberi ruang untuk penolakan. 

__________

Tiffany dituntun masuk ke salah satu kamar megah di mansion Damien. Sejenak, dia terpaku memandang setiap sudut kamar yang dipenuhi barang-barang mewah. Seperti perabotan yang terbuat dari kayu jati dihiasi emas, tirai sutra di jendela, tempat tidur besar dilengkapi kelambu transparan. Semuanya terlihat mahal. 

Diantara jajaran semua benda mewah itu, Tiffany merasa dirinyalah yang paling murah, nyaris tak berharga. Dia merasa sangat kecil, tidak lebih dari sebutir debu di sepatu Damien. 

"Ganti pakaian lusuh mu dengan gaun di dalam ini, Nona," ucap pelayan menyodorkan sebuah box hitam dihiasi pita pink. 

Tiffany mengangguk, menerima box tersebut, "Terima kasih." 

Sepeninggal pelayan, Tiffany pun membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah dress putih, lengkap dengan aksesoris anting-anting dan kalung perak. Kembali ditutup, dia akan memakainya nanti setelah membersihkan diri. 

Air mata Tiffany masih berlinang, teringat kenangan masa lalu saat tubuh kecilnya yang kotor dan lemah ditemukan oleh keluarga Moretti. Ketika itu, Tiffany berpikir hidupnya akan berubah, tetapi kenyataannya justru bertolak belakang. 

Alih-alih diperlakukan seperti anak, dia justru dijadikan budak. Dipaksa membersihkan rumah, mengerjakan pekerjaan berat, bahkan sering menerima hinaan dan perlakuan kasar. Ketika dia beranjak dewasa, beban itu semakin berat, hingga puncaknya adalah tanggung jawab atas kesalahan kakaknya, Liona. 

Liona yang bekerja sebagai koki di restoran mewah, tak sengaja menghidangkan menu basi yang membuat Damien keracunan makanan. Mengetahui itu, orangtuanya pun memaksa Tiffany untuk bertanggungjawab, 

"Kenapa aku tidak punya kesempatan untuk memilih? Kenapa harus selalu menjadi korban yang dikorbankan? Kenapa tak ada yang peduli padaku? Tidak keluarga, tidak pula Tuan Damien." 

Tangisnya pecah, tapi tidak berlangsung lama saat mendengar derita suara pintu terbuka. Menoleh ke arah pintu, ternyata yang datang pelayan tadi. 

"Cepat bersiap, Tuan Damien sudah menunggu." 

Alis Tiffany bertaut, "Menunggu? Untuk apa?" 

"Tidak tahu. Cepatlah. Jangan sampai Tuan Damien yang mendatangimu ke sini."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
58 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status