Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar

Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-16
Oleh:  Setia_AMTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
120Bab
6.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

"Kamu yang suruh aku menikahi suamimu, tapi kamu juga yang fitnah aku sebagai duri dalam rumah tanggamu!" Slavia menikah dengan kakak iparnya atas desakan Shara karena tidak kunjung dikaruniai anak. Kelak saat anak itu lahir, dia harus menyerahkan bayinya dan pergi jauh dengan seluruh biaya hidup ditanggung oleh Shara. Namun, pada faktanya Shara tidak dapat menahan rasa cemburunya melihat interaksi antara Rio dan juga Slavia. Dia mulai mengungkit perjanjian mereka supaya adiknya ditendang dari rumah suaminya, sesaat setelah bayi itu lahir. Subscribe, like, komen dan share ya!

Lihat lebih banyak

Bab 1

1 Dipaksa Jadi Istri Kedua

“Mas, aku sudah menemukan calon yang cocok untuk kamu!”

Shara menarik seorang wanita muda berumur dua puluh tahunan ke hadapan suaminya, Rio.

“Via?!” Jelas saja Rio terkejut karena wanita yang dibawa istrinya adalah Slavia, adik iparnya. “Kamu sudah gila, Ra?”

Shara menarik napas keras. “Aku sudah suruh Via buat periksa, Mas! Kandungannya sehat, dia bisa hamil anak kita!”

Rio memegang keningnya. Hanya karena ambisinya untuk memiliki momongan, Shara rela melakukan segala cara.

“Aku memahami keinginan kamu sebagai istri yang ingin menjadi seorang ibu, tapi bukan begini caranya.” Rio berkata penuh wibawa, meskipun ada otot berkedut di punggung tangannya. “Kamu suruh aku menikahi adik iparku sendiri, di mana pikiran kamu?”

“Aku tertekan, Mas! Teman-temanku sudah memiliki momongan semua, paling tidak satu! Aku malu kalau mereka kumpul bawa anak-anaknya!”

“Ya sudah, kalau begitu untuk sementara kamu menghindar saja dan tidak usah ikut nongkrong.”

“Nggak bisa begitu, aku ini ketua perkumpulan ... Tolonglah, Mas—lakukan ini demi aku!”

Sementara pasangan suami istri itu beradu pendapat, Slavia lebih memilih diam. Dia tidak ingin terjebak dalam persoalan rumah tangga kakaknya, tapi kenapa justru sang kakak sendirilah yang membawanya masuk ke ranah pribadi mereka?

“Dokter menyatakan kita berdua sehat, itu artinya kamu Cuma diminta bersabar untuk menunggu.” Rio mencoba memberikan pengertian. “Aku dan keluargaku tidak pernah menuntut soal anak, kenapa malah kamu sendiri yang membuatnya rumit?”

“Sabar sampai kapan, Mas?” sentak Shara dengan kedua bahu naik turun.

“Kamu suruh aku menikahi adik ipar aku sendiri, memangnya siapa yang menjamin kalau Via langsung bisa hamil?”

“Setidaknya kita coba dulu, Mas!”

“Dan kalau ternyata tidak berhasil, kamu mau membuang Via begitu saja? Di mana perasaan kamu?”

Demi apa pun Slavia ingin sekali menyingkir pergi dari hadapan mereka berdua supaya tidak harus mendengarkan perdebatan mereka lebih jauh lagi.

“Ya itu sudah risiko, Via juga sudah setuju—iya kan?”

Rio langsung menoleh ke arah Slavia yang menghindari tatapannya.

“Kan Kakak yang maksa, pakai ngancam-ngancam segala ....”

“Via!” tegur Shara disertai dengan pelototan.

Rio menarik napas. “Aku tetap tidak setuju, kasihan Via—dia juga memiliki masa depan, rencana kamu Cuma akan membuatnya terjebak masalah yang tidak seharusnya.”

“Terus kamu nggak kasihan sama aku, begitu?”

“Mau bagaimana lagi? Dokter sudah bilang kita tidak ada masalah apa pun soal kesuburan, Ra!”

Namun, Shara tidak peduli. Dia sudah merancang rencana cerdas untuk bisa mendapatkan buah hati impiannya dengan memanfaatkan kepolosan Slavia. Setelah keinginannya itu terwujud, dia akan memberikan kompensasi yang besar kepada Slavia untuk biaya hidup di tempat yang terpisah dari anaknya kelak.

Sementara itu, Slavia sangat lega karena Rio menolak ide Shara. Sejak awal, Shara yang selalu menekannya dan mengungkit jasa-jasa yang pernah dia lakukan untuk membantu Slavia meraih pendidikan yang layak sejak usaha toko orang tua mereka mengalami kemunduran.

“Ingat ya Vi, biaya sekolah dan kuliah kamu tuh nggak sedikit! Kamu pikir ongkos transpor dan jajan kamu itu dibayar pakai daun?” gerutu Shara saat itu.

“Aku tahu, Kak. Suatu saat nanti aku pasti akan balas semua kebaikan Kakak sama aku ....”

“Kamu bisa membalasnya sekarang dengan cara menikahi Mas Rio dan jadi istri keduanya untuk sementara.”

“Tapi Kak, itu nggak mungkin! Kak Rio kan kakak ipar aku, kenapa sih Kakak nggak memilih bayi tabung saja?”

“Pikir dong, Vi! Kamu pikir biaya untuk bayi tabung itu nggak mahal?” semprot Shara sambil berkacak pinggang. “Kalau kamu yang hamil kan aku bisa menekan biaya supaya nggak semahal bayi tabung.”

Slavia menghela napas.

“Pokoknya kamu harus mau melahirkan anak untuk aku, setelah lahiran kamu bisa pergi jauh dari sini dengan uang yang sangat besar!”

“Terus aku nggak boleh sama sekali bertemu sama anak aku?” tanya Slavia sambil menatap wajah ambisius kakaknya.

“Ya iyalah, bisa lengket bayi itu kalau dari awal sudah kenal sama ibu kandungnya. Makin susah pisahnya, tahu nggak?”

Slavia mengerjabkan matanya dan tidak menjawab.

“Kamu mau kan bantu kakakmu ini?” tanya Shara dengan intonasi suara yang jauh lebih rendah, seakan sedang memohon. “Aku sangat ingin punya anak, lima tahun pernikahan dan aku belum hamil sampai sekarang ... Sebagai perempuan, kamu pasti tahu gimana rasanya ....”

Melihat Shara memohon seperti itu, demi apa pun Slavia menjadi tidak tega.

“Aku ... cuma kalau Kak Rio bersedia,” kata Slavia akhirnya. “Apa pun alasannya aku nggak mau dianggap sebagai orang ketiga di dalam rumah tangga kakakku sendiri.”

Shara langsung menerbitkan senyum di bibirnya.

“Kamu tenang saja, biar aku yang menjelaskannya ke orang tua kita. Ini semua keinginan aku, jadi kamu sama sekali nggak bisa disalahkan.” Dia memeluk Slavia erat. “Percaya sama aku, Vi. Aku akan menyayangi anakmu seperti darah dagingku sendiri, aku janji.”

Slavia tidak berkata apa-apa, dia bimbang dan juga tertekan.

***

“Mas, kamu kok tega sama aku sih?”

Sore itu Rio baru saja tiba di rumah, dan langsung disambut dengan omelan Shara.

“Tega bagaimana?”

“Kenapa kamu nggak mau menikah sama Via?”

Rio menghentikan langkahnya, kemudian menatap Shara.

“Apa masih kurang jelas? Via itu adik ipar aku,” jawab Rio tegas.

“Tapi Mas, ini demi kebaikan kita bersama! Aku sudah susah payah membujuk Via biar mau menikah sama kamu, tapi kamu malah seperti ini ... Tolong kamu ngertiin aku, Mas.”

Rio membuang napas berat. Pulang kerja dalam kondisi capek, sampai rumah bukannya disambut dengan penuh cinta malah disambut masalah baru.

“Kita terapi saja, bagaimana? Meskipun aku juga nggak tahu apa yang harus diterapi, kata dokter kita ini sehat kok—atau kamu mau cari dokter lain buat second opinion?”

Shara menggeleng tegas. “Kelamaan, Mas. Aku yakin banget kok kalau Via bisa cepat hamil kalau menikah sama kamu ....”

“Sudahlah, aku capek.”

“Mas, aku belum selesai ngomong! Jangan pergi dulu, Mas!”

Rio tidak mendengarkan teriakan istrinya. Dia sudah hapal karakter Shara yang keras. Semakin ditentang, justru wanita itu akan semakin memaksa.

Apa dia pikir Rio juga tidak memiliki keinginan yang sama? Sebagai suami, tentu saja dia juga menginginkan keturunan sebagai pelengkap rumah tangganya.

Namun, apa harus dengan cara mengorbankan adik ipar sendiri?

Sejak pembicaraan sensitif itu, Slavia memilih untuk menyibukkan diri dengan mengelola toko kelontong milik ayah ibunya yang mau tidak mau harus mengalami kemerosotan akibat kalah bersaing dengan toko online yang menjamur.

Toko itu bukannya sepi atau tidak laku lagi, hanya saja omzet penjualan mengalami penurunan yang cukup besar.

“Apa aku cari kerja saja ya, Bu?” celetuk Slavia. “Biar kalau toko ini nggak bisa diharapkan lagi, aku punya pemasukan untuk bantu-bantu kebutuhan kita.”

“Ngapain kamu bingung-bingung, ada kakak kamu yang selama ini kasih uang bulanan yang lebih dari cukup.” Ibu menyahut sembari merapikan stok sabun cuci di etalase.

Bersambung—

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
120 Bab
1 Dipaksa Jadi Istri Kedua
“Mas, aku sudah menemukan calon yang cocok untuk kamu!”Shara menarik seorang wanita muda berumur dua puluh tahunan ke hadapan suaminya, Rio.“Via?!” Jelas saja Rio terkejut karena wanita yang dibawa istrinya adalah Slavia, adik iparnya. “Kamu sudah gila, Ra?”Shara menarik napas keras. “Aku sudah suruh Via buat periksa, Mas! Kandungannya sehat, dia bisa hamil anak kita!”Rio memegang keningnya. Hanya karena ambisinya untuk memiliki momongan, Shara rela melakukan segala cara.“Aku memahami keinginan kamu sebagai istri yang ingin menjadi seorang ibu, tapi bukan begini caranya.” Rio berkata penuh wibawa, meskipun ada otot berkedut di punggung tangannya. “Kamu suruh aku menikahi adik iparku sendiri, di mana pikiran kamu?”“Aku tertekan, Mas! Teman-temanku sudah memiliki momongan semua, paling tidak satu! Aku malu kalau mereka kumpul bawa anak-anaknya!”“Ya sudah, kalau begitu untuk sementara kamu menghindar saja dan tidak usah ikut nongkrong.”“Nggak bisa begitu, aku ini ketua perkumpula
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-03
Baca selengkapnya
2 Jalan Satu-satunya
Ibu menyahut sembari merapikan stok sabun cuci di etalase. “Tapi kalau kamu mau tetap kerja, minta kerjaan saja sama suami kakakmu. Dia kan punya usaha rumah makan juga ....”Slavia tidak menjawab. Rencananya untuk menjauhi Shara bisa gagal kalau dia menampakkan diri lagi, sedangkan Slavia tidak ingin berurusan dengan masalah rumah tangga sang kakak.Satu minggu berlalu dengan penuh kedamaian. Slavia nyaris bisa bernapas lega, karena Shara juga tidak menampakkan batang hidungnya untuk memaksakan kehendak yang mustahil itu.“Vi, ayah sama ibu mau ke pusat grosir untuk beli barang-barang yang menipis. Lumayan biar toko kita tetap lengkap!” pamit ayah kepada Slavia yang sedang duduk santai di sofa.“Hati-hati nyetirnya, Yah!” balas Slavia sambil tersenyum.Dia bersyukur memiliki orang tua yang masih enerjik dan penuh semangat seperti ayah ibunya.Selang lima belas menit setelah orang tuanya pergi, sebuah mobil putih bersih melambat di depan rumah dan pengemudinya turun buru-buru melintas
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-12
Baca selengkapnya
3 Segera Diresmikan
Ketika ayah dan ibu akhirnya kembali, Rio memberanikan diri untuk menceritakan keinginan Shara dan juga perbuatannya yang nyaris menghilangkan nyawa dirinya sendiri.“Apa, menikah?!”Ibu memandang bingung Slavia saat Rio memberitahukan soal keinginan Shara yang harus mereka lakukan karena keinginannya menimang anak.Saat itu hanya ada ayah dan ibu Slavia saja, sementara asisten rumah tangga sedang keluar rumah.“Betul, Bu. Aku ... sebenarnya aku juga tidak setuju dengan ide Shara,” sahut Rio dengan berat hati.“Tapi Rio, Via ini adalah adiknya Shara yang berarti dia adik ipar kamu.” Ibu mencoba mencari celah. “Bagaimana mungkin Shara memilih ide seperti itu ... Apa tidak ada cara lain yang bisa kalian lakukan selain menjadikan Via sebagai istri kedua?”“Masalahnya Shara memaksa, Bu. Dia bahkan rela melukai pergelangan tangannya sendiri karena aku menolak untuk menikahi Via,” jelas Rio putus asa.Slavia mulai merasa simpati dengan apa yang dialami Rio sebagai suami, dia tahu bahwa kaka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-20
Baca selengkapnya
4 Lakukan Kewajiban Kamu!
“Kakak ini benar-benar aneh memang,” tanggap Slavia sambil berdiri dan memandang dirinya sendiri di kaca untuk terakhir kalinya sebelum turun.Meskipun pernikahan ini hanya sementara dan akan diakhiri dengan diam-diam, Slavia tetap saja merasa gugup saat Shara menuntunnya untuk duduk di samping Rio yang hanya memakai kemeja putih sederhana dengan ekspresi tidak terbaca di wajahnya.Pernikahan itu sendiri dilaksanakan tertutup di kediaman orang tua Shara dan dihadiri oleh saksi dan orang tua Rio yang tampak bingung.Jantung Slavia bergemuruh keras sekali ketika sang ayah menjabat tangan Rio kuat-kuat saat dimulai pernikahan. Hanya dalam satu tarikan napas, Rio segera mengucapkan ikrar suci itu di hadapan semua orang yang hadir.Malam harinya sesuai persetujuan, Slavia akan menempati kamar tamu di rumah Rio. Awalnya dia pikir seperti itu, sebelum Shara muncul dan mempersilakan Slavia untuk bermalam di kamar utama bersama Rio.Shara memeluk suaminya dan sang adik sesaat setelah mereka ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-18
Baca selengkapnya
5 Tersiksa Luar Dalam
“Tapi aku butuh bukti kalau kalian sudah ....”“Astaga Shara, kamu anggap kami ini apa?” potong Rio, kali ini dia benar-benar sudah tidak bisa menahan diri lagi. “Kalau kamu tidak percaya bahwa kami akan melakukannya, sebaiknya malam ini aku dan Via tidur terpisah saja.”“Nggak bisa begitu, Mas! Aku cuma ... aku nggak yakin kalau Via mau melakukannya, aku takut hal itu juga yang akan bikin kamu nggak jadi melanjutkan rencana kita!” Shara masih gigih dengan pendapatnya. “Pokoknya cepat selesaikan, setelah itu kamu ke kamar sebelah.”Terjadi kesunyian panjang setelah Shara mengakhiri ucapannya.“Kak ...?” panggil Slavia lirih. “Aku ... aku belum siap kalau ....”“Mau sampai kapan kamu siap, hah?” tukas Shara tidak sabar. “Sudah Mas, langsung kamu selesaikan saja. Nggak usah pakai pemanasan segala, nggak penting!”Ada air bening yang menggenang di mata Slavia ketika Shara berbalik dan menutup pintu dengan keras.“Vi?” panggil Rio pelan.“I—ya Kak?” Slavia menyahut dengan tubuh gemetar.“
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-18
Baca selengkapnya
6 Dia Juga Istri Kamu
Slavia mengambil piring, mengisinya dengan nasi dan memandang Shara.“Sudah lama aku mau tanya soal ini, Kak ... Kalaupun aku hamil dan Kakak yang membesarkan anak aku nanti, apakah orang-orang tidak tambah julid? Maksud aku ... itu sama saja bukan anak kandung Kakak kan?”Shara ikut mengambil piring sambil menyahut. “Tenang saja, aku sudah menyiapkan rencana ini dengan sangat sempurna. Kalau nantinya kamu berhasil hamil, aku akan di rumah untuk mengurus kamu ....”“Nggak usah repot-repot, Kak!”“Apanya yang repot, dengan begitu orang-orang akan aku buat percaya kalau aku hamil dan harus istirahat total di rumah.”Astaga, batin Slavia dalam hatinya. Shara terlihat sangat terobsesi memiliki momongan hanya karena terbawa perasaan terhadap komentar teman-teman tongkrongannya.Setelah selesai sarapan, Slavia duduk-duduk di halaman belakang. Rumah Rio sangat besar dan terkesan sepi karena hanya ditinggali oleh dua anggota keluarga saja, pantas jika Shara merasa kesepian.“Aku mau pergi, ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya
7 Aku Masih di Bawah Umur
“Memang itu kenyataannya,” sergah Slavia membela diri. “Terus ini gimana urusannya, Kak? Tangan aku sudah mati rasa.”“Tenang saja ...” Rio berkata santai. “Biar aku yang coba geser ...”“Aduh, Kak! Aduh!” rintih Slavia, saat Rio baru bergerak sedikit saja.“Apa sih, ini juga aku baru bergerak sedikit.” Rio memandang Slavia heran. “Katanya aku disuruh nolong?”“Pelan-pelan geraknya, kena goncangan dikit aaja rasanya sakit!” keluh Slavia. “Badan aku juga pegel membungkuk seperti ini terus.”“Iya, iya, aku tolong. Tapi jangan protes,” kata Rio memperingatkan. “Jangan bilang aku mesum lagi, awas kamu.”“Pelan-pelan tapi, Kak ...” Slavia mengingatkan.Rio mengangkat kedua tangannya ke atas dan melingkarkannya ke punggung Slavia. Dengan sangat hati-hati Rio memutar posisinya untuk membaringkan perempuan itu di tempat tidur. Perempuan anggun seperti Slavia memang harus diperlakukan dengan sangat hati-hati supaya tidak terluka sedikit pun.Saat Rio sedang membaringkan Slavia dengan kedua tan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-24
Baca selengkapnya
8 Ternyata Akulah Pihak Ketiga
“Nggak mau lah!” tolak Slavia keras-keras.“Tidak usah gengsi,” kata Rio sambil tersenyum samar. “Daripada nanti kamu penasaran terus sama badan aku dan membayangkan yang tidak-tidak, lebih baik kamu rasakan saja sendiri.”“Kita kan sudah pernah melakukannya, Kak. Lupa ya?” tanya Slavia dengan wajah merona merah.“Memang pernah, tapi bukankah kita harus terus melakukannya sampai kamu hamil?” jawab Rio lugas.“Hamil ...?”“Iya, itu kan tujuan utama dari pernikahan ini.” Rio menyahut kalem.“Tapi ... seandainya Kak Shara yang hamil duluan, kita bisa bercerai kan Kak?” tanya Slavia memastikan. “Ada rasa tidak tega melihat Kak Shara diduakan seperti ini, dan ternyata akulah pihak ketiga itu ....”Rio menarik napas pasrah, sungguh ujian kesabaran yang sangat luar biasa.“Kak, kok diam?”“Masalahnya itu nyaris tidak mungkin, Shara sudah sangat putus asa.” Rio berkata sambil menggerakkan tangannya yang menumpang di atas lengan Slavia. Kemudian pelan-pelan dia berbaring telentang di samping a
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-25
Baca selengkapnya
9 Aku Sebenarnya Cemburu
“Makanya kalian usaha yang keras, Mas!” desak Shara. “Aku tidak mau kamu sama Via terlalu lama jadi suami istri—aku sebenarnya ... cemburu.”“Salah siapa,” komentar Rio acuh. “Bukankah ini yang kamu inginkan?”Shara menarik napas.“Kita kan sudah sejauh ini,” katanya mengalah. “Gimana kalau kamu sama Via pergi bulan madu, mau nggak?”Rio diam sembari berpikir.“Pergi bulan madu?” tanya Rio ragu.“Iya, bulan madu seperti yang kita lakukan dulu,” jawab Shara. “Siapa tahu Via bisa hamil setelah kalian pulang dari bulan madu.”“Tidak.” Rio menggeleng tegas.“Kenapa tidak mau?” tanya Shara bingung.Rio memandang Shara.“Tidak usah pakai bulan madu, bukan kewajiban.” Rio mengingatkan Shara dengan tegas.“Bulan madu bisa membuat kalian lebih fokus pada tujuan,” sahut Shara tidak mau kalah.“Ra, aku itu ingin tetap berjarak sama Via,” sahut Rio kesal. “Aku tidak mau jarak itu jadi hilang gara-gara tuntutan kamu.”Shara langsung membantah pendapat suaminya mentah-mentah.“Kamu salah, Mas. Niat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-26
Baca selengkapnya
10 Bayi yang Aku Idam-idamkan
Di ruang tamu, Shara masih menyangga kepalanya dengan tangan. Dia menyesal, tadi itu dia kelepasan karena rasa cemburunya yang sudah tidak terkontrol lagi.Shara hanya ingin Slavia cepat mengandung anak Rio dan melahirkan, setelah itu dia bisa segera mengakhiri pernikahan mereka.***Rio tiba di rumah dan merasakan aura suram yang menyambutnya.“Sepi sekali, aku kira kamu belum pulang.”Shara menoleh ketika Rio muncul di kamar sebelah.“Eh Mas, kamu sudah pulang!” Shara mau tak mau menyambut suaminya. “Kamu sudah lihat Via belum?”Rio menggeleng.“Aku langsung ke sini tadi, jadi belum sempat ke kamar utama. Memangnya kenapa?”Shara menarik napas dan wajahnya mendadak murung, dia lantas menceritakan keributan kecil yang sempat terjadi antara dirinya dan Slavia.“... takutnya Via ngambek dan minta cerai betulan, Mas ... Gimana ini?”Rio menghela napas, masalah ternyata tidak henti-hentinya mampir setelah semua hal yang dia lakukan.“Kamu juga sih, jangan terlalu menekan Via. Hamil itu t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-27
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status