Share

BAB 21

Author: Heni Mulia
last update Last Updated: 2024-09-20 17:21:56
Yuda mengusap darah yang keluar dari mulut. Di depannya Yasa masih menggenggam tangan hendak memukul untuk kedua kali tapi ditahan.

"Cukup, Mas. Ini bukan sepenuhnya salah Mas Yuda. Tadi dia mau bantu ambilkan sendok, jangan salah paham."

Langkahnya tertahan dan melunak, tapi sorot mata itu masih mengarah pada saudaranya. Yuda yang sudah merasakan suasana tak nyaman langsung mengambil kunci mobil dan bergegas pergi, ia tak jadi sarapan di rumah.

"Kamu nggak apa apa?" Yasa langsung berbalik menatapnya.

"Aku baik baik saja."

Alina sebenarnya tersentak saat Yasa memukul Yuda seperti tadi. Terlihat pukulannya sangat bertenaga dan terniat sekali, sampai ada darah yang keluar di wajahnya.

"Kamu kenapa sangat membenci Mas Yuda? Dia Kakak kamu meski beda ibu. Seharusnya kalian akur dan saling menyayangi."

Wajah cemas berubah berawan. Yasa melepas istrinya.

"Aku tidak akan pernah akur dengan dia, sampai kapan pun. Dia lelaki bodoh dan tolol."

Kalimat yang tak pernah terbayang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dalang Dibalik Kematian Kakakku    BAB 56

    "Clara? Ngapain kamu di sini?" Bima terlihat tegang dengan kedatangan perempuan itu.Sementara Alina, ia menatap lekat ke arah Clara. Wajah cantik, adem dipandang, solehah, dan pastinya akan menjadi istri yang baik untuk Bima. Dia perempuan yang sempurna dan Alina hanya beban."Jadi Alina juga istri kamu, Mas?" tanyanya dengan halus.Ruangan itu senyap seketika. "Mas, aku mau bicara sama Clara berdua saja."Suara Alina memecahkan keheningan."Bicara apa, Lin? Aku akan tetap di sini.""Aku mohon, Mas. Tolong keluar dulu dari sini. Aku mau bicara berdua dengan Clara," bujuknya dengan memelas.Melihat mata berkilau istrinya, Bima melunak dan membiarkan mereka berdua saja di dalam ruangan. Sedikit canggung, tapi bagaimana pun mereka sudah jadi madu, membagi suami dengannya. Apakah Alina akan sanggup?Tapi semua ini bukan salah Clara, dia perempuan baik dan lembut. Pasti ia juga terpukul dengan kenyataan yang terjadi."Ada apa, Mbak?" ucapnya dengan tatapan teduh. "Bagaimana kandungan Mba

  • Dalang Dibalik Kematian Kakakku    BAB 55

    "Nikahi Clara sekarang juga," ucapnya lagi dengan nada lebih mengancam. "Saya hitung mundur. Tiga...."Suasana semakin ricuh, Bima masih belum bisa menyatukan hati dan pikiran saat ini. Jika menikah dengan Clara maka ia seakan menyakiti Alina bertubi tubi. Tapi jika tidak dilakukan, maka ia menyepelekan tugas dan mengorbankan Ririn."Dua....Saaa.....""Baik, saya akan menikahi Clara."Jawaban Bima membuat semua menatap dirinya tak percaya."Kak, apa yang sedang Kak Bima katakan? Tarik lagi, Kak. Ini semua jebakan, jangan percaya ucapan lelaki ini. Kak Bimaaa!" Berontak Ririn masih tidak berdaya."Bagus. Pilihan yang sangat bijak.""Kak Bima!""Diam!" gertak lelaki itu ke Ririn.Sementara Clara yang masih terbengong, kembali duduk di hadapan penghulu. Di sampingnya lelaki bertubuh kekar juga ikut duduk dan langsung menjabat tangan penghulu. Kuncoro sebagai wali nikah menyaksikan pernikahan anaknya dengan desir."Kak Bimaaaa, hentikan Kaaaak!"Teriakan Ririn tidak diperhatikan, Bima den

  • Dalang Dibalik Kematian Kakakku    BAB 54

    Pernikahan tiba.......Alina sudah selesai di rias dengan gaun putih melilit tubuhnya. Pilihan Ririn untuknya memang yang terbaik. Rasanya menikah untuk kedua kali tak pernah ia bayangkan, tapi takdir yang membawa perempuan itu pada pilihan."Kak Alina cantik sekali, kayak putri kerajaan," imbuh Ririn."Bisa aja mujinya.""Lah, memang benar, Kak. Ya sudah, kita turun. Sebentar," ucapnya menghampiri pintu kamar. Saat ia buka ternyata Bu Nuri."Sudah siap? Bima dan Bu Lila sudah datang.""Mama sudah datang?" tanya Ririn memastikan."Sudah, Rin. Mereka menunggu kalian turun. Dipercepat ya."Bu Nuri kembali berlalu, kini Alina berjalan keluar dibantu oleh Ririn. Semua mata menuju ke arahnya, apalagi Bima. Ia terus saja memandang secara bergantian wajah calon istri dan jam tangan. Team wedding Clara sudah menunggu di sana, kalau Bima tidak cepat akan sangat fatal. Sementara sang Mama masih menahan rasa yang bergejolak. Cantik memang cantik menantunya ini, tapi melihat perutnya yang mengg

  • Dalang Dibalik Kematian Kakakku    BAB 53

    Dengan gerakan panik, Bima menyetir mobil kecepatan tinggi. Sesaat sudah sampai, ia langsung bergegas menghampiri pintu. Namun belum saja diketuk, pintu sudah terbuka lebar."Happy birthday Om Biiiim....." teriak Dani mengibas ngibaskan balon ke atas.Hah? Lelaki itu malah menaikkan alis, ia saja tidak ingat tanggal kelahirannya sendiri."Tante Alina baik baik saja kan, Dan?" Ia masih saja mencemaskan perempuan itu.Alina begitu disebut namanya seketika nongol di belakang Dani dengan senyum."Lin, kamu nggak apa apa? Aku ditelpon Ibu, katanya kamu kesakitan.""Buktinya aku baik baik aja. Ibu sengaja bilang gitu, aku yang suruh.""Tidak lucu bercandanya Alina, aku panik.""Ide Ririn, aku juga ikut idenya dia."Hah? Bima memandang ke samping, baru wajah adiknya kembali terlihat."Kamu juga di sini?""Iya dong. Surprise buat Kakakku tercinta."Bima mendekat dan menyentil keningnya."Ya sudah, kita makan malam saja di dalam, ayok." Di meja makan sudah dipenuhi beberapa menu, tentunya mas

  • Dalang Dibalik Kematian Kakakku    BAB 52

    Bima duduk di ruang tengah ditemani Clara, seorang pembantu menyuguhkan minuman hangat untuknya. Beberapa saat perempuan dengan model rambut di gerai ikal datang, ia ikut duduk berhadapan dengan lelaki itu. "Bima ya?" tanyanya dengan wajah berbinar. "Iya benar Tante." "Memang semua cerita dari Clara tidak cacatnya. Kamu ganteng, cool, manis, abdi negara lagi. Cocok dengan Clara yang seorang aktivis muda," ucapnya memuji. Lelaki itu hanya tersenyum simpul. "Ya sudah kalau memang sudah sama sama cocok, pernikahan kalian dipercepat saja." Bima berusaha memikirkan celah, lebih cepat lebih baik. "Dua hari lagi, bagaimana?" Lelaki yang sedang meneguk segelas minuman seketika tersedak, bahkan hampir mengeluarkannya lagi. "Kamu kenapa?" "Nggak nggak, cuma tersedak saja." "Makanya hati hati kalau minum." Clara terlihat cemas. Akan rumit jika pernikahan mereka dilakukan cepat, takutnya akan tabrakan dengan pernikahannya dengan Alina. "Sepertinya harus di undur beberapa hari. Karena a

  • Dalang Dibalik Kematian Kakakku    BAB 51

    "Lagi bahas apa?" Seketika Agung dan Wawan datang mengacaukan pembicaraan mereka."Ini loh lagi bahas Kak Agung.""Bahas saya? Ada apa?"Lelaki itu melirik ke arah Bima dan Wawan secara bergantian."Ngapain lihat saya? Kita berdua baru datang," sanggah Wawan tak terima dengan tatapan curiga."Ririn, sebenarnya Agung itu....." Clara kembali melanjutkan tapi dengan cepat Agung menarik tangan Ririn menjauh."Eeh eh Kak Agung, mau ke mana?" ucapnya menurut.Keduanya berhenti di area agak jauh dari mereka."Kamu dengarkan apa kata saya, apapun yang mereka katakan sama kamu, jangan pernah percaya sebelum saya yang mengatakannya. Paham?""Memangnya mereka mau mengatakan apa, Kak?""Yaaaa," lelaki itu terlihat berpikir. "Apapun itu. Intinya jangan percaya."Ririn seperti orang polos yang tak tahu menahu apa tujuan pembicaraan Agung kali ini."Sudah bicaranya? Sekarang kita pulang," Bima menarik lengan adiknya menuju mobil."Tunggu, Kak. Mobilnya mana muat untuk kita berenam. Muat sih, tapi d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status