Share

Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang
Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang
Author: Phoenixclaa

Bab 1

Author: Phoenixclaa
last update Last Updated: 2025-04-13 12:49:29

“Di mana saya…”

Kesadaran menerjang Zahira seperti badai. Ia membuka mata dalam gelap, tubuh menggigil di lantai tanah yang basah dan busuk. Seharusnya, saat ini ia sedang menolong pasien anak kecil di UGD. Namun, mengapa sekarang justru ia berada di dalam ruang kumuh dengan obor tergantung di tembok batu lembab, lantai tanah, dan jeruji karat?

Ia meringis pelan, belum percaya dengan apa yang ia lihat. Namun, tiba-tiba kepalanya terasa sakit dengan hebat.

Kilasan ingatan seseorang menghantamnya.

Selir Elina?

Kerajaan Azmeria?

“Aku kembali ke zaman kuno?!” batin Zahira terkejut, sambil memegang kepalanya.

“Bukankah kerajaan itu sudah lama menghilang dari sejarah?” gumam Zahira lagi.

Selir Elina adalah istri kedua Pangeran Raeshan yang menjadi tawanan dari negeri Varindra. Ia juga dikenal angkuh dan pembangkang terhadap sang pangeran.

Pangeran Raeshan sendiri dikenal kejam terhadap Elina karena ia bukan istri yang pangeran cintai. Raeshan jarang menemuinya, dan ketika datang hanya membawa kemarahan atau kekerasan.

Pemilik tubuh ini sebenarnya sangat baik, tetapi menyimpan dendam besar pada Raeshan yang telah menghancurkan negeri Varindra dan membunuh keluarganya. Jadi ia selalu menentang dan mempermalukan Raeshan di depan para bangsawan.

Saat masih dipenuhi kebingungan, telinga Zahira berdengung dan kepalanya mendadak pening.

Zahira mengingat semuanya.

Malam sebelumnya, Elina difitnah oleh Permaisuri Liora.

Wanita cantik licik itu sengaja memberi racun ke dalam tehnya sendiri dan menuduh Elina hendak membunuhnya.

Elina tak diberi kesempatan membela diri. Ia diseret, dicambuk, dan dilempar ke penjara bawah tanah.

Liora juga secara pribadi pernah mencakar wajah Elina hingga luka panjang membekas dari tulang pipi hingga rahang.

Luka itu belum benar-benar sembuh, mengering dengan kasar, menyisakan warna kehitaman di sepanjang sisi wajah kirinya.

Zahira kini menyentuh bekas luka itu perlahan. Masih ada tersisa rasa perih dan bekas cambukan yang menembus kesadarannya, menyatu dengan trauma tubuh yang kini ia huni.

Ditengah lamunan ingatannya, terdengar langkah mendekat. Pintu jeruji dibuka kasar. Seorang pelayan bertubuh besar datang membawa seember air kotor. Tanpa aba-aba …

BYUURRR!

Air busuk menyiram tubuh Zahira.

“Kau pantas mati! Berani sekali kau racuni Permaisuri Liora?!” Pelayan mengangkat kakinya, siap menendang.

Namun Zahira sudah bergerak duluan.

Tangannya mencengkram pergelangan si pelayan, menarik tubuhnya maju, lalu dengan lutut menghantam perut wanita itu.

BUGH!

Pelayan terhuyung, kaget. Sebelum sempat bicara, Zahira mencengkram rambutnya, membanting wajahnya ke jeruji logam.

CRAANG!

“Cukup!” desis Zahira. “Kau pikir aku seseorang yang mudah kamu tindas?”

Pelayan terjatuh, darah mengalir dari hidung. Ia ketakutan dan syok karena tak menyangka Selir Elina bisa melawan dan berubah dalam waktu semalam.

Dulu pemilik tubuh ini, meski di permainkan dan di olok-olok para pelayan karena statusnya sebagai selir tidak di inginkan, ia tidak pernah melawan. Ia hanya kejam pada Pangeran Raeshan saja.

Langkah berat menggema. Suara sepatu logam mendekat. Semua langsung membisu. Jeruji dibuka. Pelayan tadi langsung ditarik paksa oleh pengawal.

Pangeran Raeshan berdiri di ambang pintu, tinggi, tegap, dan memikat dalam jubah gelap berhias bordiran perak. Wajahnya tampan dengan garis rahang tegas, kulit pucat keemasan, dan rambut hitam yang diikat rapi ke belakang. Sorot matanya tajam dan dingin, memancarkan wibawa seorang penguasa yang tak kenal ampun.

Ia kini menatap melihat Zahira, atau yang semua orang di sini kenal sebagai Elina, berdiri tegak dengan luka di wajah dan tubuh kotor, tapi kini tersenyum tipis setelah berhasil membuat pelayan tadi ketakutan.

“Berani sekali kau masih bisa tersenyum setelah kemarin kau coba racuni permaisuri,” ujarnya tajam.

Elina turun bersimpuh, menunduk.

“Hamba mohon ampun, Yang Mulia,” suaranya serak. “Hamba rela dihukum. Tapi hamba bersumpah, hamba tak berniat menyentuh Permaisuri Liora apalagi meracuninya.”

Raeshan mendekat, pandangannya menyelidik.

“Lucu. Kau bisa bicara manis sekarang. Tapi bukankah mulut yang sama pernah menyebutku iblis?”

Elina terdiam. Dadanya bergetar, wajahnya memucat. Ia buru-buru menunduk lebih dalam.

“Itu kesalahan hamba, amarah sesaat. Mohon ampun, Yang Mulia. Hamba tak layak menghina Pangeran seperti itu.”

Raeshan menatapnya lama. Ia mengenal Elina sebagai wanita yang tak pernah menyesal, apalagi meminta maaf padanya. Tapi kini suaranya terdengar tulus.

Tiba-tiba Eina limbung. Tubuhnya nyaris roboh.

Raeshan bergerak cepat, menangkapnya. Tubuh itu dingin seperti salju, ringan, dan melemah di pelukannya.

“Buka jalan,” ucap Raeshan singkat.

Ia mengangkat Elina ke dalam pelukannya. Ia melangkah dengan cepat namun situasi selanjutnya membuatnya harus pelan-pelan.

Dalam kondisi setengah sadar, Elina melingkarkan kedua tangannya ke bahu Raeshan. Pelukannya lemah, tapi terasa pasrah dan hangat. Seperti ia mencari perlindungan.

Raeshan menoleh. Jantungnya berdetak lebih cepat sejenak.

Wajah wanita di pelukannya itu tampak damai meski tubuhnya penuh luka. Rambutnya basah menempel di pipi, bibirnya pucat, tapi terlihat lebih lembut.

“T-Ternyata kau lebih dingin dari yang kuduga.” gumam Elina lirih, hampir seperti bisikan mimpi.

Raeshan diam. Matanya memandangi wanita itu lama. “Kurang ajar,” gumamnya, pelan. Tapi nadanya nyaris seperti bisikan.

Meskipun ia bisa saja mendorong pelukan itu, Raeshan justru mengeratkan pegangannya.

Raeshan lalu membawa Elina ke Istana Barat. Tempat yang sejak lama telah menjadi “kediaman” resmi Selir Elina.

Tempat itu sunyi, jauh dari pusat istana, dan hampir terlupakan. Penempatan yang jelas-jelas disengaja oleh Permaisuri Liora dan tentu saja, disetujui Raeshan sendiri.

Ia tak mengatakan sepatah kata pun. Hanya diam menatap wanita itu untuk beberapa detik, lalu berbalik dan pergi.

Begitu pintu tertutup dan suara langkahnya menjauh, Elina membuka matanya perlahan.

Ia menghela napas, menahan nyeri yang menjalar di tubuhnya. Membayangkan wajah Reshan saja sudah membuatnya merinding.

“Sekar,” panggilnya pelan.

Pelayan setia pemilik tubuh itu, segera masuk dari balik tirai, matanya berkaca-kaca melihat keadaan tuannya.

Namun Elina menenangkan dan tidak perlu khawatir, dia baik-baik saja. “Siapkan air dan ramuan. Luka-luka ini harus segera dibersihkan,” ujar Elina sesaat kemudian.

Sekar mengangguk cepat, lalu bergegas keluar.

Elina kini menyentuh pipinya yang bengkak, nafasnya berat begitu melihat wajahnya di cermin logam.

“Aku tidak akan biarkan tubuh ini menderita lagi. Kalau mereka pikir aku akan tetap lemah mereka belum benar-benar mengenalku.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Amiarty Junaedin
senang dengan cerita nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 182

    Zahira tampak lemah ketika Febri dan Zidan memapahnya memasuki ruang tamu. Napasnya tidak stabil, tubuhnya masih bergetar setelah beberapa hari lalu menerima diagnosis kanker otak—sebuah kenyataan pahit yang masih belum sepenuhnya ia terima.Leo menyusul dari belakang, ragu melangkahkan kaki melewati ambang pintu.“Masuk saja,” kata Zidan pelan.Leo mengangguk. Begitu sampai di ruang tamu, ia langsung berlutut di depan Zahira tanpa ragu, tanpa gengsi, tanpa takut pada siapa pun lagi.“Aku…” suaranya pecah. “Zahira… semua itu salahku. Aku yang menabrak ayahmu. Aku hidup dengan rasa bersalah bertahun-tahun. Aku… aku mohon maaf. Aku tidak pantas kau...”Sebelum Leo bisa melanjutkan, Febri melangkah maju dengan emosi memuncak.“Kau!” Febri menunjuk Leo, suara gemetar menahan amarah. “Orang yang membuat ayahku meninggal tanpa keadilan! Kau pikir satu kata maaf cukup? Harusnya kau mati saja!”Zahira memegang lengan Febri cepat sebelum amarah itu meledak sepenuhnya. Matanya berkaca-kaca namu

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 181

    Leo tidak pernah bisa melupakan insiden kecelakaan yang seharusnya tidak pernah terjadi. Tapi malam itu, ia berkendara sambil mabuk.Mobilnya melaju tak terkendali di tikungan dan bertabrakan dengan truk yang di kendarai ayah Zahira.Leo hampir tak sadarkan diri saat seseorang meraih wajahnya, suaranya terdengar sangat panik.“Tolong! Dia masih hidup! Tolong dia!”Zahira terdengar cemas.Gadis itu berlari ke arah Leo, setelah memeriksaan keadaanya ayahnya yang tergeletak tak bergerak. Tangan Zahira penuh darah, tapi ia tetap menahan tekanan di luka Leo, suaranya bergetar.“Aku mohon… jangan mati.”Padahal Leo yang sudah menabrak ayahnya. Tapi Zahira tetap membantu Leo hingga pria itu dibawa ke rumah sakit.Beberapa hari setelahnya, keluarga Artemis menyewa orang untuk dijadikan kambing hitam, memalsukan laporan, mengubur bukti. Leo dipaksa diam dan dikirim ke luar negeri sebelum kasusnya membesar.Sejak hari itu, Leo hidup dengan beban yang berat apalagi setelah tahu jika Ayah Zahira

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 180

    Raeshan menoleh cepat begitu suara pintu terdengar.“Bagaimana informasi yang ku minta?”Zidan segera menunjukkan map tebal ditangannya. Napasnya sedikit tersengal, sepertinya ia datang terburu-buru. “Ini semua data tentang Dokter Frans dan Dokter Gita yang berhasil saya dapatkan, Bos.”Zahira tersenyum lembut. “Letakkan saja di meja, Zidan. Kau sudah kerja keras hari ini.”Zidan menegakkan badan. “Baik, Kak Zahira.”Ia berbalik hendak pergi, tapi langkahnya terhenti.“Zidan,” panggil Zahira lagi. “Setelah ini, tolong jemput Febri ya. Dia masih di perpustakaan.”Seketika mata Zidan berbinar. “Siap, Dokter! Eeh… maksud saya, siap, Kakak Ipar!”Raeshan menatapnya dengan alis terangkat. “Calon apa?”Zidan panik. “Eh, maksud saya, Kak Zahira, eh… Dokter Zahira! Maksudnya saya kan cuma bercanda.”Zahira tertawa kecil, wajahnya memerah. “Pergi sana, Zidan, sebelum aku berubah pikiran.”Zidan terkekeh gugup dan berlari keluar. Tapi baru beberapa detik, ia kembali lagi sambil menepuk-nepuk sa

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 179

    “Raeshan…” suara Zahira bergetar. “Semua ini… akhirnya masuk akal. Dokter Gita bukan dalang sebenarnya.”Raeshan menatap layar ponselnya dengan rahang mengeras. “Ya. Dalangnya Dokter Frans. Dia juga yang membunuh Prof. Michael dan Raka.”`Zidan yang berdiri di samping mereka tampak berpikir keras. “Apa motif Dokter Frans melakukan semua ini coba?”Zahira terdiam lama. Ia menarik napas tajam, tubuhnya gemetar. “Aku ingat. Waktu aku diculik dulu oleh Mr.X yang ternyata adalah Dokter Frans terus menyebut aku pembunuh.”Raeshan menoleh cepat. “Pembunuh?”“Ya.” Zahira menatap kosong. “Dia terus mengulang kata itu, seolah aku membunuh seseorang. Tapi aku tidak tahu siapa yang dia maksud.”Raeshan merangkul bahu Zahira pelan. “Kita harus tahu kenapa dia menuduhmu begitu.”Ia menatap Zidan tajam. “Selidiki Dokter Frans malam ini juga. Semua data pribadi, pasien, dan riwayat masa lalunya. Jangan biarkan satu pun celah.”“Baik, Bos.” Zidan langsung bergegas keluar.Raeshan menatap Zahira. “Mula

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 178

    “Tidak mungkin…” suara Zahira bergetar. “Tidak mungkin Dokter Gita yang menyuruh orang untuk membunuhku. Selama ini dia yang merawatku, Raeshan. Kau ingatkan kan, dia yang menjaga aku saat aku koma padahal bukan waktu jaganya. Dia yang berusaha menyelamatkan hidupku. Dia bahkan yang menolongku diberbagai kesempatan. Dia tidak mungkin sekejam itu…”Tubuhnya bergetar hebat, matanya memerah. Ia ingin mempercayai kebaikan yang pernah ia lihat pada Dokter Gita, bukan tuduhan mengerikan yang kini menghantam kepalanya.Raeshan mendekat, meletakkan kedua tangannya di pundak Zahira yang masih gemetar, lalu menariknya ke dalam pelukannya. Ia menepuk punggungnya pelan, suaranya rendah namun tegas.“Zahira… aku tahu ini sulit. Tapi aku sudah curiga sejak awal. Ada sesuatu yang tidak beres dengan Dokter Gita,” katanya perlahan. “Gerak-geriknya selalu mencurikan, tapi entah apa alasan dia melakukan ini.”Zahira hanya terdiam dalam pelukannya, air matanya jatuh membasahi dada Raeshan.⋯Sementara it

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 177

    Raeshan duduk di samping ranjang, matanya tak lepas dari wajah Zahira yang masih pucat.Ia belum tidur sejak pencarian berakhir. Jari-jarinya terus menggenggam tangan Zahira.Suara pintu terbuka pelan. Seorang perawat masuk membawa suntikan dan cairan tambahan.“Permisi, saya perawat yang berjaga, mau menyuntik cairan tambahan ke infus pasien,” katanya sopan.Raeshan mengangkat wajahnya perlahan, menatap curiga. “Cairan apa?”“Vitamin dosis tinggi, Dokter yang minta ini catatan medisnya,” jawab perawat itu cepat.Raeshan mendekat, menatap tangan perawat itu yang mulai membuka suntikan. Saat jarum hampir menyentuh selang infus, matanya melihat tato hitam samar di pergelangan tangan kiri.Gerakannya secepat kilat. Ia langsung menangkap pergelangan tangan perawat itu dan memelintirnya keras ke belakang hingga terdengar bunyi kecil dari sendinya.Perawat itu menjerit tertahan. Jarum suntik terjatuh ke lantai.“Aku tanya sekali,” suara Raeshan rendah tapi tajam. “Kau siapa, dan apa yang ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status