공유

Arshaka

작가: Pelangi senja
last update 최신 업데이트: 2024-01-07 00:16:24

Arshaka terkejut dengan sura benda terjatuh lantas bangkit untuk memeriksanya. melihat pintu yang sedkit terbuka membuat Arshaka menjadi curiga. seingatnya, ia telah menutup pintu itu dengan rapat.

Arshaka memeriksa dan melihat sekeliling, namun nihil, ia tak menemukan siapapun.

Arshaka masuk ke dalam kembali kemudian berpamitan pada mertuanya. Ia ada meeting dengan klien dan menitipkan Alana padanya.

Alana yang melihat Arshaka pergi, akhirnya bisa bernafas dengan lega. meskipun dibenaknya muncul berbagai pertanyaan, ia akhirnya memutuskan untuk mencari tahu sendiri.

sementara itu, Arshaka yang telah tiba di perusahaan miliknya selalu menjadi pusat perhatian setiap karyawan. Bagaimana tidak, Arshaka, Ceo pemilik Arshaka group. Berparas tampan dengan tinggi 180 cm dengan netra berwarna almond, rahangnya yang tegas dengan alis tebal serta bibirnya yang tipis ditunjang dengan tubuh sixpacknya membuatnya begitu sempurna bak dewa yunani.

Sifatnya yang dingin, ambisius dan kejam membuat lawannya begitu segan. Namun, bagi kaum hawa lain halnya, mereka sangat memuja dirinya, dan selalu berhayal bisa menjadi kekasih dari seorang Arshaka.

Perusahaan Arshaka bergerak di bidang industri batu bara, konstruksi dan properti. Perusahaan legalnya hanya untuk menutupi usaha ilegalnya dibalik nama Arshaka group. Tapi jangan salah sangka, bisnis gelapnya tidak kalah besar dengan bisnis legalnya itu.

Perdagangan senjata, berbagai mobil sport dengan harga fantastis selalu lolos dari pemeriksaan bea cukai. Hubungan baiknya dengan komisaris polisi, jaksa-jaksa dan para petinggi dalam kementrian membuatnya bak tak tersentuh.

"Tuan Muda, ini adalah laporan jenis senjata dan amunisi beserta jumlahnya, yang akan kita kirim ke kelompok Barbosa di utara."

Arshaka melirik ke arah map di tangan Alex, asisten pribadinya.

"Letakkan saja di situ, aku akan memeriksanya nanti," ucap Arshaka lalu mengalihkan atensinya ke arah laptop di depannya lagi.

"Tuan Muda, Tuan Besar mengirimkan sebuah pesan agar anda mengujunginya segera. Ada yang ingin beliau bahas tentang almarhumah Nyonya Azalea."

"Mau apa lagi bajingan tua itu! Sudah untung aku tidak membalas dendam terhadapnya atas kematian mama. Kalau tidak, sudah sejak lama ia membusuk di neraka!" seru Arsaka marah.

"Tuan Muda apakah kau akan mengunjunginya? Maafkan kelancanganku, tapi, Tuan Bauer berpesan agar aku mengabarinya terkait keputusanmu," ucap Alex tertunduk.

"Apakah kau sekarang sudah beralih profesi menjadi kaki tangan bedebah tua itu, hah?" tanya Arshaka geram dengan tatapan nyalang membuat Alex semakin menunduk.

"Maafkan aku, Tuan. aku tidak berani."

"Sudahlah, aku akan menangani tua bangka itu nanti. Handle semua tugas yang aku berikan, lalu kirim laporannya padaku setelah selesai," titah Arshaka, bangkit dari kursi kebesarannya lantas berlalu pergi.

"Selamat datang, Tuan Muda," sapa kepala pelayan setibanya Arshaka di kediaman mertuanya. "Tuan Reyhan menunggu Tuan Muda di ruang keluarga," imbuhnya lagi.

Tanpa menjawab maupun basa-basi, Arshaka langsung melenggang masuk di mana Reyhan berada.

Memdengar langkah kaki Reyhan langsung mengalihkan atensinya, ia tersenyum gembira melihat menantunya datang.

"Shaka, kau sudah datang, Nak? Kebetulan aku sedang menunggumu," ucap Reyhan berdiri menyambut kedatangan Arshaka.

"Apa ada sesuatu hal yang perlu aku bereskan, Pa?" tanya Arshaka serius.

"Tidak, Nak. tunggulah sampai Alana turun kemari dan kita bisa membicarakan hal ini bersama," ucapnya seraya menuntun Arshaka, dan mereka duduk bersamaan.

"Nah, mereka sudah turun," ucap Reyhan ketika melihat istrii dan anaknya menuruni tangga bersama.

"Kemarilah, Alana. Papa ingin membicarakan suatu hal mumpung kalian berdua ada di sini."

"Ada apa, Pa? Adakah yang Papa inginkan dariku lagi?" tanya Alana dengan nada malas.

"Begini, setelah menikah, kalian belum pernah pergi kemanapun. jadi, Papa dengan mamamu telah memutuskan untuk mengirim kalian untuk berbulan madu," cetus Reyhan semangat, namun lain halnya dengan Alana yang mengetatkan rahangnya dengan ekspresi marah.

"Kalian tidak usah kuatir, kami sudah mengurus semuanya. Papa harap kepergian kalian kali ini bisa lebih mengenal dan belajar saling memahami satu sama lain."

"Apa Papa kira aku bahagia dengan pernikahan ini? Tidak, Pa! Dan Papa jangan harap aku mau berdamai dengan pembunuh ini!"

"Alana jaga bicaramu, jangan keterlaluan!" bentak Reyhan menatap putrinya dengan tajam.

"Berapa banyak uang yang diberikan lelaki ini pada Papa? Berapa, Pa? Hinggga Papa tega menukarku untuk hidup dengannya!" cerca Alana sambil menunjuk Arshaka dengan murka.

"Alana! Hentikan omong kosongmu itu! Tak sepantasnya kau berbicara seperti itu pada orang tuamu sendiri!" sanggah Arshaka geram.

"Kenapa, itu kenyataannya bukan? Kalian yang mencampakkanku demi harta, dan memaksaku menikah dengannya. Lantas, apakah aku tidak boleh marah? Wah, kalian sungguh luar biasa!" sindir Alana seraya bertepuk tangan.

"Alana, suatu saat nanti kau pasti akan menyesal karena bersikap seperti ini padanya!" ucap Reyhan, ia tak berdaya akan keadaan karena tak mampu memberitahu yang sebenarnya pada putrinya itu.

"Kalau begitu, kalian saja yang pergi dengannya, karena aku tidak akan pernah mau!" tegas Alana seraya beranjak pergi.

"Shaka, Papa harap perkataan Alana tidak kau masukkan dalam hati, dan maafkanlah dirinya," pinta Reyhan pada menantunya.

"Papa jangan kuatir, lagipula, pergi di situasi seperti ini agaknya kurang tepat. Apalagi Dalangnya belum berhasil kita tangkap," ujar Arshaka, memandang ke arah lantai atas di mana kamar Alana berada.

Grace menepuk bahu menantunya dengan lembut. "Bersabarlah, Nak. Mama yakin, suatu saat nanti Alana akan mengerti," ucapnya seraya tersenyum lembut.

***

"Jangan harap aku mau pergi berbulan madu denganmu, bahkan dalam mimpi sekaliapun aku tidak akan pernah sudi!" seru Alana pada Arshaka yan tengah membelakangi dirinya.

Arshaka yang tengah berdiri sambil menghisap cerutu di balkon atas teralihkan atensinya mendengar suara Alana di belakangnya.

Arshaka tersenyum sinis. "Apa kau mengira kau begitu menarik hingga dapat membuatku tertarik untuk melirik dirimu? Sangat mudah bagiku untuk mendapatkan perempuan manapun yang aku mau kalau hanya sekedar menghangatkan ranjangku!" ucap Arshaka membuat Alana tertegun.

"Bahkan, jika kau telanjang sekalipun aku tidak akan pernah tertarik dengan tubuh kurusmu itu! Jadi jangan pernah bersikap naif, aku tidak pernah tertarik untuk berhubungan seks denganmu, Alana," ejek Arshaka membuat wajah Alana merah padam.

"Kau! dasar kurang ajar! Sebaiknya kau pegang kata-katamu untuk tidak menyentuhku, bajingan!" sembur Alana marah, ia pergi meninggalkan Arshaka sambil menghentakkan kakinya. Alana tidak terima penghinaan yang dilontarkan Arshaka padanya hingga bertekat untuk membalasnya.

Arshaka menghela nafas lelah, ia memijat pelipisnya umtuk menghilangkan segala penat yang dirasakannya. Begitu banyak masalah yang terjadi, namun belum terselesaikan.

Arshaka menatap lurus ke arah taman, namun, pikirannya melayang entah kemana. Hingga sebuah notifikasi dari ponselnya mengembalikan kesadarannya.

[Shaka, Papa harap kau segera datang mengunjungiku.]

[Ada yang perlu papa bicarakan.]

[Papa mohon, Shaka. Ini sangat mendesak.]

[Datanglah, Nak.]

"Kurang ajar! Dari mana bedebah tua itu mendapatkan nomorku," desis Arshaka kesal. sepertinya ia harus menyelesaikan masalah dengan papanya dulu, agar ia tidak terus menerus diteror oleh olehnya.

Arshaka mengacak-acak rambutnya dengan frustasi, ia lebih memilih dihadapkan dengan penjahat kelas kakap dari pada harus berhadapan dengan orang yang telah mencampakkannya dulu.

"Sepertinya aku harus mencari tahu, apa yang Tua Bangka itu inginkan, hingga, ia selalu mendesakku untuk menemuinya. Aku akan lihat omong kosong apa yang mau bedebah itu utarakan hingga membuang waktuku dengan percuma!"

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   kembalinya sang musuh

    “Bie, jangan! Jangan lakukan itu!” teriak Alex keras yang membuat Bian langsung menoleh ke arahnya.“Alex ... “ gumam Bian menatap Alex yang tengah berlari ke arahnya seraya bertelanjang dada.Dengan secepat kilat disertai nafas yang memburu Alex berlari, ketakutannya semakin menjadi ketika ia melihat Bian berada tepat di sisi jurang.“Bie, tolong jangan lakukan, aku mohon!” Pinta Alex sekali lagi ketika dirinya berjarak hanya beberapa jengkal dari Bian.Bian menyunggingkan senyum penuh arti yang membuat Alex tambah ketar-ketir.“Jika aku loncat ke bawah apa kau mau memaafkanku?” Bian bertanya masih dengan senyum masgul.Alex menggeleng lemah. “Apa cintaku tak mampu membuatmu berkeinginan untuk hidup? Apakah cintaku sangat tak layak hingga kau mau meninggalkan aku? Meninggalkan dunia?” tanya Alex frustasi dengan mata yang memerah menahan air mata.“Aku tahu, penderitaan yang kau alami sangatlah berat. Tapi, bisakah kau memberikanku kesempatan untuk mengobati luka itu?”“Alex, kau tahu

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Jadilah milikku, Bie

    Seakan tak percaya dengan penglihatannya, Bian melangkah perlahan, berjalan dengan hati-hati melawati setiap tas dan kardus yang terisi berbagai macam barang yang disediakan oleh Arshaka. Bian mulai memeriksa satu persatu dengan saksama, kebutuhan mereka dari perlengkapan mandi, skincare, baju, dress hingga dalaman begitu lengkap seakan satu toko diboyong semua. Bian menggeleng tak percaya, entah bagaimana caranya Arshaka bisa menyiapkan hal itu semua dalam waktu singkat. Bian menatap Alex seakan ingin penjelasan, akan tetapi ia hanya mengedikkan bahu seakan memberi tahu bahwa ia juga tak tahu menahu tentang itu semua. Bian melihat sekeling, masih ada beberapa tas tang belum dibuka, hingga sebuah koper besar membuatnya begitu penasaran. Ia pun menghampiri koper itu dan langsung membukanya. Terdapat note yang bertuliskan ‘selamat bersenang-senang’ di atasnya. Setelah membaca catatan itu, dengan rasa penasaran Bian mengambil sebuah kain berenda yang ia pun tak pernah menaruh curi

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   morning sickness

    “Sayang, apakah tak apa-apa melakukan hal itu pada mereka berdua?” Tanya Alana dalam perjalanan pulang ke Mansion Arshaka.Arshaka tersenyum penuh arti. “Tak usah khawatir, Alex memang pernah meminta ijinku sebelumnya. Aku rasa, ia tidak akan keberatan jika aku menjahilinya kali ini. Bahkan ia harusnya berterima kasih padaku nantinya.”Alana menggeleng pelan. “Terserahlah, kalau nantinya ada masalah dengan mereka tanggung sendiri akibatnya!”“Aku jamin tidak akan ada kendala apapun, Sayang. Lagi pula, aku sudah menyiapkan seluruh kebutuhan mereka sampai hal yang terkecil sekalipun. Jadi kau tak usah cemaskan mereka, ok!”Alana merasa gemas dengan suaminya itu, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. “Kau tahu bukan, Alea kondisinya masih belum sehat betul, kalau nanti ada apa-apa dengan kesehatannya, lantas bagaimana?”Arshaka memeluk Alana dengan sebal. “Kau terlalu mencemaskan mereka, Sayang. Kau tahu, kau terlalu perhatian dengan mereka berdua, dan hal itu membuatku cemburu,” rajuknya.“

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Kucing Anggora

    “Bie, kau di mana?” teriak Alex, wajahnya kian panik ketika tak mendapati Bian berada di dalam kamar mandi.Ia pun bergegas mencari ke luar, bertanya pada beberapa petugas dan orang-orang yang berlalu lalang di sekitar sana.Berlarian ke sana kemari dengan wajah panik dan cemas hingga nyaris putus asa. Alex duduk dengan berbagai asumsi yang memenuhi kepalanya hingga terasa ingin pecah.Perasaannya begitu kalut, ia takut jika Bian benar-benar pergi dan berniat untuk bunuh diri.Akhirnya Alex memilih duduk di kursi penunggu, berusaha untuk menjernihkan pikiran. “Tidak! Tidak boleh! Aku tidak akan pernah membiarkannya pergi dari hidupku!” racau Alex dalam hati sambil memegangi kepalanya.Terlihat seseorang yang mendekati Alex dan berhenti di depannya. Alex memandangi kaki yang dibalut celana panjang yang menutupi sandal yang di kenakannya. “Kau sedang apa?”Alex tersentak dan langsung menengadahkan wajahnya untuk melihat suara yang telah menyapanya itu. Alex tersenyum senang, ia bangki

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Bian menghilang

    “Dokter, bagaimana kondisi Arshaka?” tanya Alana dengan cemas. Pasalnya tubuh Arshaka terlihat lemah hingga harus diberi cairan infus.Alex yang dikabari Alana bahwa Arshaka jatuh pingsan langsung lari terbirit-birit, begitu cemasnya karena Arshaka tak pernah pingsan dengan mudahnya.Bahkan ketika peluru masih bersarang di tubuhnya, ia masih bisa bertahan dan mampu terjaga tanpa menunjukkan kelemahan juga rasa sakit yang dirasa.“Kondisi tubuh Tuan Arshaka menunjukkan kondisi yang prima, juga tanda-tanda vitalnya berfungsi dengan baik. Hanya saja sedikit lemas karena kekurangan cairan. Namun Jika ingin memastikan kondisi pastinya, saya sarankan untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh,” terang Dokter Edwin, Dokter umum yang berkepala plontos itu setelah selesai memeriksa keadaan Arshaka. Karena Gilang, kepala Tim Dokter yang ditunjuk oleh Arshaka sudah dipecat dan tak lagi bekerja.Setelah Dokter dan para perawat pergi, Alana memeluk erat Arshaka. Rasa cemasnya begitu berlebihan

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   pingsan

    “Apa yang telah terjadi padamu?” tanya Bian dengan nada cemas setelah melihat luka di sudut bibir Alex.Alex tersenyum seraya menggeleng pelan. “Tak apa-apa, laki-laki memiliki luka itu sudah biasa,” canda Alex.Arshaka melihat Bian dan berpikir sejenak lalu berkata, “Alea, setelah kau sembuh, apakah kau masih berminat jika kembali menjabat sebagai Kepala Tim Dokter di Rumah Sakit ini?” ucap Arshaka yang membuat Bian terperangah tak percaya.“Shaka, luka di tubuhnya masih belum sembuh. Lagi pula, identitasnya sudah berubah. Aku khawatir kredibilitasnya sebagai dokter akan diragukan mengingat sekarang ia bukanlah orang yang sama,” sela Alex.“Bukankah aku berkata jika sudah sembuh bukan? Dan ini hanya sebuah tawaran baginya, dan mengenai identitasnya bukankah sangat gampang bagi kita untuk mengurus hal tersebut?” ucap Arshaka menatap Alex dalam.“Apakah kau tak senang jika Alea kembali menekuni bidang yang disukainya? Setidaknya, ia bisa beraktivitas seperti sedia kala meskipun dengan

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status