Share

Chapter 007

Pertemuan Derrick dan Troy terlihat penuh dengan aura permusuhan, bahkan orang yang berada disekitar dapat merasakan permusuhan yang sangat besar antara mereka berdua semenjak mereka saling tatap. Semua pendekar muda klan Ran tentu tahu siapa Derrick dan juga Troy, mereka juga tentunya tahu masalah yang terjadi antara dua orang tersebut.

"Haha, Derrick kenapa kamu menatapku seperti itu?" Troy tertawa dan bertanya kepada Derrick yang menatapnya tajam setajam silet, seandainya tatapan Derrick bisa membunuh sudah pasti Troy akan mati dalam sekejap.

"Derrick kamu masih mengingatku, suatu kebanggaan bagiku karena diingat oleh seorang sampah, tidak, maksudku seorang tuan muda klan Ran sepertimu." Ujar Troy kembali dengan tangan di dada seakan dia merasa terharu diingat oleh Derrick.

"Troy, aku akan membalas penghinaan ini, camkan itu." Derrick pergi dari hadapan Troy setelah melempar tatapan dingin dan mengancam, Troy hanya tersenyum miring menanggapi ancaman Derrick.

"Cih, si sampah itu berani mengancam ku?" Batin Troy tidak senang.

"Sepertinya dia terlalu besar kepala karena tidak sengaja mengalahkan si bodoh Geri dari klan Rizki tersebut." Ucap Troy meremehkan Derrick dengan nada sedikit tinggi agar di dengar semua orang.

"Kakak benar dia terlalu besar kepala hanya karena kebetulan mengalahkan Geri." Dukung Jini yang merupakan adik kandung Troy sekaligus tunangan Derrick, Jini adalah penyebab utama konflik yang terjadi antara Derrick dan Troy, karena Troy tidak menerima adiknya harus menikah dengan Derrick yang terkenal sebagai sampah dari klan Ran.

Ok, lanjut.

"Kak Derrick." Panggil Zero yang sudah berada di sekitar panggung pertarungan dengan suara pelan berbisik.

"Kak Derrick." Panggil Zero lagi, namun Derrick tidak peduli dan tetap melanjutkan langkahnya menuju kursi para peserta, dimana sudah ada sekitar tiga puluh orang yang duduk di kursi peserta yang disiapkan oleh panitia Gladi kanuragan.

Derrick duduk di kursi belakang yang paling pojok dan paling tersembunyi diantara kursi-kursi yang lainnya, bahkan Derrick tidak terlihat jika seseorang mengisi kursi yang ada di depannya.

Derrick segera menulis segel ruang penyimpanan miliknya, lalu menangkap buku yang keluar dari udara kosong tersebut dan membacanya, buku itu adalah buku novel dari seorang penulis novel terkenal di masa-masa perang antara manusia dan iblis yang terjadi saat ini.

"Kak Derrick." Panggil Zero yang duduk di kursi tepat disamping Derrick, Derrick terkejut bukan main disapa oleh Zero yang tiba-tiba muncul di sampingnya padahal sebelumnya kursi itu kosong melompong.

"Anak setan." Umpat Derrick spontan ingin menghantam kepala Zero dengan buku novel yang dia baca, Zero hanya tersenyum kecil melihat kekagetan di wajah kakaknya tersebut.

"Ada apa?" Tanya Derrick kesal.

"Kak Derrick apakah kamu sudah menemui tunanganmu, si cantik Jini?" Tanya Zero sambil menunjuk Jini yang duduk tepat disamping Troy di kursi yang paling depan.

"Untuk apa aku menemui wanita Jhalang itu?" Tanya Derrick dengan mengerutkan keningnya karena bingung.

Derrick masih ingat betul 5 tahun lalu ketika kakeknya membahas kontrak perjodohan dengan keluarga Jini yang sudah terjalin antara kakeknya dan kakek Jini di masa lalu, keluarga Jini menerima dan akan menepati janji yang dibuat oleh kakek Jini, namun siapa sangka dibelakang dan tanpa sepengetahuan kakeknya, keluarga Jini memaksa agar Derrick menolak dan menentang perjodohan tersebut.

Bahkan demi membuat Derrick agar menolak perjodohan mereka terus saja menghina dan merendahkan Derrick yang tidak memiliki tenaga dalam.

Sebenarnya Derrick sudah meminta perjodohan dibatalkan, namun kakeknya menolak dengan alasan janji antara kakeknya dan kakek Jini harus ditepati apapun yang terjadi, sementara keluarga Jini sendiri tidak berani menolak perjodohan itu secara langsung dan memilih terus menekan Derrick secara diam-diam agar Derrick mendesak kakek Hunt untuk membatalkan perjodohan.

"Tentu saja kamu harus menemuinya, bagaimanapun dia adalah calon kakak iparku." Zero berujar dengan gaya Kakek Hunt ketika menasehati Derrick, namun Derrick hanya berdecak lidah dan melanjutkan membaca novelnya.

"Kak ada wanita cantik!" Teriak Zero menunjuk dengan semangat, Derrick menoleh melihat kearah jari telunjuk Zero tersebut dan hanya menemukan beberapa pemuda yang baru datang dan duduk di kursi peserta yang disediakan.

"Mana?" Tanya Derrick.

"Mendengar ada cewek cantik begitu semangat, tapi menolak kakak ipar yang sudah asli kecantikannya, sungguh munafik." Dengus Zero, Derrick hanya tersenyum kesal karena ditipu.

Setelah beberapa menit berlalu dalam hiruk pikuk kegiatan para penonton yang mulai memasang taruhan, mengobrol, dan mengomentari para peserta Gladi kanuragan klan Ran, akhirnya Hanzo bersama dengan jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana datang dengan dikawal beberapa pendekar tingkat tinggi yang berasal dari pasukan aliansi.

"Kepala Klan Hanzo Ran bersama dengan Jenderal muda Lao dan nona muda Nana datang!!!" Teriak seseorang menyambut kedatangan mereka dengan lantang, tiga orang itu langsung duduk di kursi utama yang sudah disiapkan.

"Tetua pertama, tetua kedua, dan tetua ketiga datang!!!" Lanjutnya menyambut kedatangan tiga orang kakek tua menyusul Hanzo dan yang lainnya, dimana mereka adalah tetua pertama, tetua kedua, dan tetua ketiga.

"Tuan tua Hunt Ran dan Nyonya tua Lidia Ran datang!!!" Lanjutnya kembali ketika dua orang kakek nenek datang dengan momentum yang sangat dramatis dan membuat semilir angin seakan membersihkan debu di jalan kakek nenek tersebut.

"Dia kah jenderal muda Lao yang disebut-sebut jenius dari jenius, karena rumornya dia sudah mencapai ranah kaisar puncak di usianya yang masih 24 tahun." Gumam Derrick menatap Lao Aidan yang sedang berbicara dengan kepala Klan.

"Auranya memang aura seorang ranah kaisar puncak, bahkan auranya dapat menekan aura ayah, dia sungguh monster." Respons Zero dengan berkeringat dingin, dia merasa sangat ketakutan ketika tak sengaja matanya dan mata jenderal Lao Aidan bertemu.

Faktanya bukan hanya Zero saja yang merasa ketakutan, Derrick dan beberapa peserta lain yang tak sengaja bertatap mata dengan Lao Aidan juga dibuat takut dan merinding dengan hanya bertatap mata saja.

"Kak Derrick, jangan menggoda mereka dengan menggunakan teknik ilusi mata dewa." Tegur Nana dengan menunjukkan senyum manisnya dan membuat semua laki-laki dan bahkan wanita yang hadir terkesima.

"Haha, aku hanya ingin mengukur sejauh mana calon-calon pendekar kuat aliansi, selain itu jangan pernah memanggilku dengan nama Ayah." Lao Aidan tertawa dan menegur balik adiknya tersebut.

"Tuan muda terlalu memuji klan kami." Hanzo hanya tersenyum canggung, pasalnya Hanzo tahu betul sekuat dan sejenius mana Lao Aidan, karena Hanzo sudah beberapa kali melihat dan menyaksikan langsung kehebatan Lao Aidan di Medan perang perbatasan barat.

"Bukankah nama kakak memang Derrick sebelum diganti menjadi Lao Aidan?" Nana menggembungkan pipinya dan sukses membuat orang-orang merasa gemas.

"Hmz." Lao Aidan hanya berdehem menanggapi.

"Jenderal Hanzo bisakah dimulai acaranya, aku sangat penasaran dengan kemampuan para pendekar jenius ini." Tanya Lao Aidan.

"Tentu, tentu bisa tuan muda." Hanzo tersenyum lembut dan melirik tetua pertama yang merupakan penanggung jawab Gladi kanuragan kali ini.

Tetua pertama mengangguk sedikit dan meloncat memasuki arena panggung pertarungan, mic yang berbentuk bulat dan terbuat dari besi mengikuti di samping pipinya.

Tos! Tos!

"Check, check, 123." Tetua pertama memeriksa kesiapan mic tersebut dengan menepuk-nepuk dengan lembut.

"Baiklah, selamat datang di Gladi kanuragan klan Ran," Tetua pertama buka suara dan menyapa semua tamu yang hadir.

Bersambung.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yoel Pongbala
terlalu berbelit2 nih cerita, loncat aja harus secara detail apa yang di pegang
goodnovel comment avatar
Heru Priyono
ini kalo critannya ful fantasi sangat bagus ga usah ada mik,dokter alat pendeteksi jantung jdi ga dapet serunnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status