Almira mendongakan kepalanya saat lidah hangat Alexander mulai menjelajahi area inti dari tubuhnya, rasa hangat dan nikmat tentu saja dia rasakan di sana.
Lidah itu naik turun dan memutar secara teratur, ritme yang pelan dan cepat di lakukan untuk menikmati inti tubunya. Alexander, pria itu terus bergerak di bawah sana. Dia memang sangat suka dengan benda favorit dari tubuh sang istri. inti tubuh yang wangi itu sangat membuat dia bernafsu, milik sang istri yang mempesona itu membuat pusaka besar miliknya selalu mengeras karena nafsu yang tinggi. Kamar yang di terangi dengan cahya remang, menambah intenstasi kedua pasangan suami istri itu untuk bergelut dengan hangat hingga bertukar peluh. Tangan Alexander tidak tinggal diam saja, tangan kokoh itu mulai meraba kulit tubuh Almira, mulai dari mengusap bagian kulit paha hingga pinggang ramping istrinya itu. Tangan itu terus bekerja untuk memberika setuhan yang membuat Almira meremang. Almira hanya bisa mendesah dengan lirih namun terdengar begitu sangat menikmati, tubuhnya kini sepenuhnya meremang dengan sangat intens. "Aaaah ... honey!"desah almira saat tangan Alexander mencakup pucuk dada miliknya, tangan besar suaminya itu mulai memijit dan meremas dengan gerakan yang lembut namun menuntut. Di bawah sana, Alexander terus bermain dengan lidahnya di depan bagian inti dari sang istri. Dia menjilati benda itu dengan sangat rakus, dia memang suka sekali dengan bermain bagian inti tubuh Almira. Di kamar yang temaram hanya diterangi cahaya lilin, Alexander dan Almira terjalin dalam gerakan yang membara. Suasana kamar itu kini dipenuhi dengan suara desahan yang mendayu-dayu. Alexander, dengan lembut namun pasti, menjelajahi setiap lekuk inti tubuh Almira. Setiap sentuhan dari Alexander membuat Almira merasakan sensasi yang melebihi tegangan listrik yang tinggi, seolah setiap saraf di tubuhnya dihidupkan. Almira merespons dengan napas yang semakin memburu, mata terpejam menikmati setiap momen. Ruangan itu seolah hanya milik mereka berdua, terpisah dari dunia luar, di mana waktu seakan berhenti, hanya ada Alexander dan Almira dalam tarian asmara yang tak terlupakan. Suara decapan dari bibir Alexander terdengar begitu jelas, bibir basah itu terus memberikan sentuhan di area sensitif sang istri, Almira. inti tubuh Almira yang mungil itu menjadi tempat ternikmat baginya. Setiap sentuhan dari bibir Alexander membuat Almira menggigil. Suara decapan yang ia hasilkan begitu menggema di kepalanya, seolah mempermainkan perasaan tanpa ampun. Bibir Alexander yang basah menyusuri kulitnya, menyentuh area paling rentan dalam dirinya. Almira menutup mata, mencoba memahami perasaan yang berbaur antara malu, cinta, dan gairah. "Apa ini cinta? Atau hanya keinginan? Mengapa aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri di dekatnya?" Almira merasa takluk dalam setiap sentuhan itu, seakan Alexander menggenggam seluruh kendali atas dirinya. "Aaaah ... Honey, aku tidak tahan!"desah Almira dengan mengangkat pinggulnya sedikit keatas, dia merasakan tekanan di bagian inti tubuhnya semakin menggebu dan menggila. Alexander yang sangat paham akan apa yang di rasakan oleh sang istri, dia tidak memberhentikan lidahnya di bawah sana. Alexander justru semakin gencar memberikan ji latan itu disana, dengan dua jari yang meng ocok pintu hunian nikmat itu dengan gerakan yang cepat. "Ougghhhh ... Honey, pelankan!"pinta Almira dengan suara yang serak, tangannya mencengkram rambut tebal milik Alexander dengan kuat. Alexander justru giat untuk memberikan sentuhan untuk istrinya itu, dia terus mempercepat gerakan ujung lidah dan tangannya. Detik berikutnya, tubuh Almira benar-benar menegang, dalam hitungan detik, semburan cairan bening yang hangat keluar dari dalam tubuhnya. "Aaaaahh ... Honey!"lolongan Almira terdengar begitu serak yang memberat karena nafsu. Rasa lega dan nikmat dirasakan nya, bagian pinggul kebawah terasa bergetar karena akibat pelepasan pertama itu. "Kau kalah baby!"ucap Alexander dengan suara yang serak karena gairah, dia menatap wajah cantik dan manis Almira dengan intens. Alexander merendahkan tubuhnya untuk melumat bibir Almira dengan lembut, dia memberikan ciuman itu dengan lembut namun sedikit menuntun. Almira membiarkan suaminya menyesal bibir miliknya yang sudah terasa menebal karena ciuman Alexander, dia mengalungkan tangannya keleher sang suami. Tangan mungil Almira mengusap tengkuk leher Alexander dengan lembut, dia menikmati setiap sentuhan dari sang suami. Alexander dengan gerakan tiba-tiba, merobek pakaian kantornya yang telah lama menempel di tubuhnya. Setiap jahitan terasa meledak dari kulitnya, pakaian tersebut dilemparkan ke sudut ruangan tanpa pandang bulu, seolah-olah membebaskan diri dari belenggu yang telah lama dipikulnya. Kini, Alexander sudah mengungkung tubuh mungil sang istri. Dia berdiri dengan tumpuan lutut di sela-sela paha mulus sang istri, Alexander menggegam bagian dari tubuh sang istri dan dia sesekali menciumi bagian depan sang istri. "Aaah honey, jangan main-main,"desah Almira, dia merasakan sensasi aneh itu di depan inti tubuhnya. "Bersiaplah baby,"kata Alexander, dia mulai memasukkan benda besar miliknya itu kedalam hunian nikmat milik sang istri.Suara nafas memburu dan desahan mesra saling berpadu, mengalun bak simfoni yang menggoda. Di balik tirai pagi yang lembut, sepasang suami istri terperangkap dalam kehangatan rindu dan gelora yang membara, melukis cinta dalam setiap sentuhan yang membakar jiwa mereka.Pagi itu, gairah mereka meledak tanpa henti. Niat sederhana untuk mandi berubah menjadi pertempuran penuh hasrat, dua tubuh bersatu dalam api yang tak terbendung. Tak ada jejak lelah, hanya semangat yang membakar, menyulut sentuhan demi sentuhan penuh kenikmatan, seolah dunia berhenti berputar hanya untuk mereka.Almira terjatuh lembut di pangkuan Alex, tubuhnya seolah mencari sandaran dari gelombang emosi yang belum reda. Alex duduk di tepi bathtub, tangan kekarnya erat menggenggam pinggang Almira, seakan takut melepaskan satu inci pun dari sosok yang kini sangat ia butuhkan. Suara detak jantung mereka bergema dalam keheningan kamar mandi, membungkus mereka dalam dunia yang hanya milik berdua, di mana rasa rindu dan hara
Almira merasakan jantungnya berdegup kencang, setiap sentuhan Alex membangkitkan gelombang sensasi yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Matanya yang terpejam, membuatnya lebih fokus pada perasaan yang muncul dari dalam.Alex, dengan lembut dan penuh perhatian, mengusap area dada Almira, membuatnya menggigil kecil. Bibir Alex yang hangat, bergerak perlahan menyusuri leher jenjang Almira, meninggalkan jejak ciuman yang membangkitkan rasa hangat menyelimuti seluruh tubuhnya.Almira, terbawa dalam arus emosi yang mengalir deras, menarik napas dalam-dalam, menikmati setiap momen keintiman yang diciptakan oleh suaminya itu.Detik berikutnya, Alex membawa tubuh Almira untuk berada diatas pangkuannya. Dengan perlahan mereka menyatukan tubuhnya dengan penuh hati-hati dan nafsu."Aaahh ... Honey."desah Almira saat milik suaminya sudah masuk sepenuhnya kedalam miliknya."Bergeraklah sayang."bisik Alex, dia meremas area belakang sang istri, dia membuat sang istri untuk mulai bergerak.Karen
Cahaya matahari pagi yang menyelinap masuk lewat celah jendela kamar Almira dan Alex membelai wajah mereka yang masih terlelap. Keheningan pagi masih menggantung di udara, hanya suara hembusan nafas mereka yang terdengar.Almira, dengan mata yang mulai terbuka, merasakan kehangatan selimut yang membungkus mereka berdua. Dia menggeliat perlahan, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang makin lama makin terang.Almira memperhatikan wajah Alex yang masih terlelap di sampingnya, bibirnya membentuk senyum lembut. Dia mengulurkan tangan, dengan hati-hati menyingkirkan sehelai rambut yang menutupi dahi Alex.Mata Alex yang tertutup dan ekspresi damainya membuat Almira merasa begitu beruntung memiliki suami seperti dia.Saat itulah, dengan perlahan, Alex mulai menunjukkan tanda-tanda terbangun. Alisnya berkerut sejenak sebelum matanya yang sayu terbuka dan menatap Almira. Senyum mengembang di wajahnya saat dia menyadari bahwa Almira sudah terjaga dan memperhatikannya."Selamat pagi sayang
Setelah melakukan hubungan inti itu, kini Alex dan Almira berbaring di atas ranjang dengan saling berpelukan, mereka mengatur napas mereka yang masih tersengal-sengal.Almira memejamkan matanya menikmati setiap usapan tangan Alex yang berada di punggung polosnya, sejenak mereka hanya terdiam, menikmati waktu yang terus bergulir.Heningnya kamar itu hanya diisi dengann deru napas meraka, setiap detik terasa lebih lambat berjalan. Alex menciumi pucuk kepala istrinya itu dengan lembut, dia memang sangat merindukan Almira."Bagaimana hari mu tanpa aku sayang?"tanya Alex, setelah keheningan yang cukup lama, kini Alex memulai obrolan dengan sang istri.Almira mendongakan kepalanya menatap wajah suaminya yang terlihat begitu tampan, dia menjawab dengann suara yang lembut."Berjalan dengan baik, hanya saja terasa sepi saat kau tidak ada,"dia mendesahkan napasnya dengan pelan."Kau merindukan ku?" tanya Alex, dia sedikit menjauhkan wajahnya dari hadapan istrinya.Alex memandang wajah manis istr
"Aaaaah!"desah Almira saat alat vital besar itu mulai memasuki inti tubuhnya, walaupun belum sepenuhnya masuk, tapi rasanya sudah menusuk hingga dinding rahim. "Ougghhhh!"desah Alexander, dia merasa sangat nikmat saat miliknya sudah masuk sepenuhnya kedalam huanian nikmat milik istrinya itu. Dengan perlahan, Alexander mulai menggerakkan pinggulnya, menciptakan ritme yang lembut dan penuh kasih. Setiap sentuhan yang diberikannya terasa hangat, menyusup ke dalam relung hati Almira. "aaahhh Alexander, ah itu nikmat. lanjutkan sayang, aku suka," desah Almira dengan meminta suaminya terus bergerak di atas tubuhnya. "iya sayang, aku akan memuaskan mu malam ini. persiapkan dirimu untuk ronde ronde berikutnya sayang," jawab Alexander, dia terus menghentakan milik Almira dengan pusaka kokoh miliknya. "aku akan selalu siap honey. kenikmatan itu selalu aku nantikan," ujar Almira, dia sudah biasa melayani sang suami dengan beberapa ronde. bagi Almira melakukan hubungan badan itu adala
Almira mendongakan kepalanya saat lidah hangat Alexander mulai menjelajahi area inti dari tubuhnya, rasa hangat dan nikmat tentu saja dia rasakan di sana. Lidah itu naik turun dan memutar secara teratur, ritme yang pelan dan cepat di lakukan untuk menikmati inti tubunya. Alexander, pria itu terus bergerak di bawah sana. Dia memang sangat suka dengan benda favorit dari tubuh sang istri. inti tubuh yang wangi itu sangat membuat dia bernafsu, milik sang istri yang mempesona itu membuat pusaka besar miliknya selalu mengeras karena nafsu yang tinggi. Kamar yang di terangi dengan cahya remang, menambah intenstasi kedua pasangan suami istri itu untuk bergelut dengan hangat hingga bertukar peluh. Tangan Alexander tidak tinggal diam saja, tangan kokoh itu mulai meraba kulit tubuh Almira, mulai dari mengusap bagian kulit paha hingga pinggang ramping istrinya itu. Tangan itu terus bekerja untuk memberika setuhan yang membuat Almira meremang. Almira hanya bisa mendesah dengan lirih namun