Share

Di Balik Topeng Suamiku
Di Balik Topeng Suamiku
Author: Tata_r

datangnya lamaran

Tara yang baru pulang kuliah terkejut saat melihat halaman rumahnya terpakir beberapa mobil mewah, rumah yang ia tempati bersama kedua orangtuanya memang sudah sering kedatangan tamu dari rekan kerja ayahnya ataupun dari teman bundanya.

Tapi sepertinya tamu yang datang hari ini sedikit berbeda karena ia tak pernah melihat teman ayah atau bundanya memiliki Kendaraan mewah seperti ini. Tak ingin pusing menebak siapa tamu ayahnya, Tara akhirnya memilih masuk rumah melalui pintu belakang

Tepat saat Tara berhasil masuk,matanya langsung melihat keberadaan bundanya yang kelihatan tengah repot menyiapkan berbagai macam makanan. Tara yang penasaran untuk apa bundanya memasak makanan sebanyak ini pun memilih mendekati bundanya yang belum menyadari kehadirannya.

"Lagi apa bun? Repot banget kayanya?" Panggil Tara seraya melangkah kearah bundanya

Nyonya Marisa yang sedang sibuk menyiapkan makanan kaget ketika mendengar suara Tara yang hampir membuat makanan di tangannya jatuh.

"Ya ampun Tara! Ngagetin bunda aja untung ngga pada jatuh makanan di tangan bunda!" Omel nyonya Marisa kepada anak gadisnya yang masih berdiri di belakangnya.

Tara yang mendapat Omelan dari bundanya hanya tersenyum jahil, lalu dengan enteng tangannya menyomot salah satu makanan yang ada di depannya yang berhasil mendapat delikan tajam dari mata sang bunda.

"Kamu ini kebiasaan asal nyomot aja, yang dipiring ini udah di siapin untuk tamu di depan" nyonya Marisa akhirnya memindahkan makanan yang sudah ia siapkan untuk tamu suaminya dari hadapan Tara.

"Hehe maaf Bun,Tara ngga tau soalnya"

" Yaudah,sekarang kamu mandi Jangan lupa pake baju yang sudah bunda siapin kalo udah nanti langsung turun."

Tara menghentikan sejenak kegiatan makannya setelah mendengar penuturan dari bundanya. Ia menatap heran kepada sang bunda karna tak biasanya bundanya mau melakukan hal seperti itu.

"Emang kita mau kemana sih? Tumben bunda mau repot-repot nyiapin baju Tara,biasanya juga ngga pernah."

"Udah ngga usah banyak tanya pokoknya kamu ikutin kata bunda tadi."

Setelah mengatakan itu nyonya Marisa pun pergi dari hadapan Tara sambil membawa makanan yang akan disusun di meja makan.

Melihat kepergian bundanya Tara lalu bergegas masuk ke kamar nya untuk membersihkan diri agar tidak mendapat Omelan dari bundanya

Suasana ruang makan saat ini sedikit berbeda dari biasanya, Karna jika hari hari lain yang menempati kursi tersebut hanyalah 3 orang yaitu,Tara,tuan Hansel selaku ayah Tara,dan nyonya Marisa. Kini meja makan tersebut telah di isi oleh 7 orang, 4 orang laki laki diantaranya adalah tamu ayahnya.

Tara yang kini ikut makan malam bersama tamu ayahnya hanya bisa diam sambil sesekali melirik kearah 4 orang tersebut dengan wajah penasaran. Hanya ada suara denting sendok dan garpu yang menjadi alunan penggiring dari makan malam ini, kondisi seperti ini yang membuat Tara merasa tak nyaman dan rasanya ia ingin segera menyelesaikan makan malamnya lalu masuk ke kamar walaupun itu rasanya mustahil.

Kegiatan makan malam yang menegangkan itu akhirnya selesai. Dan saat ini mereka tengah berkumpul di ruang tamu untuk membahas hal penting yang dari tadi membuat Tara penasaran.

"Terimakasih tuan Hansel telah mau repot repot menjamu kami untuk makan malam bersama keluarga anda hari ini" ucap salah seorang dari mereka yang sukses mendapat atensi dari semua orang yang berada di sana.

"Saya dan keluarga saya tidak merasa di repotkan malahan saya merasa senang atas kehadiran tuan Alden dan lainnya mau datang ke rumah saya yang sederhana ini."

"Iya lagipula ini sebuah kehormatan bagi kami karna keluarga Maharka seperti kalian mau datang kerumah kami"

"Apa keluarga Maharka?" tanya Tara dalam hati setelah mendengar bundanya menyebut keluarga Maharka kepada 4 orang tamu ayahnya. Tapi sejak kapan ayahnya memiliki koneksi dari keluarga Maharka ? ayahnya hanyalah seorang pengusaha dari perusahaan kecil dimana jauh sekali dengan keluarga Maharka yang merupakan pembisnis nomor 1 dan keluarga terkaya di negeri ini. Dan juga, apa yang membuat mereka mau berkunjung kerumahnya seperti sekarang ini? Apakah ingin menjalin kerjasama dengan ayahnya?

"Ini, perkenalkan putri tunggal kami,Tarina Arawinda yang sering kami panggil Tara." Tara mengangguk sopan kepada tuan Alden dan lainnya setelah ayahnya memperkenalkan dirinya

"Dan perkenalkan Tara, mereka adalah tuan Alden,tuan Mattew,tuan David,dan tuan Maxim. Mereka adalah orang yang bekerja pada keluarga Maharka." Tara sedikit takut saat 4 pasang mata menatap kearahnya dengan tatapan dingin tapi beruntungnya ia berhasil menguasai diri dengan bersikap biasa saja.

"Terima kasih atas sambutan yang baik kepada kami, tapi kami berkunjung kesini memiliki alasan yang sudah kami sampaikan pada saat awal kedatangan kami kesini." Tara sontak gugup ketika tuan Alden langsung manatap kearahnya begitupun juga dengan bunda dan ayahnya.

"Oh iya benar, tapi putri kami belum mengetahui maksud kedatangan tuan tuan kerumah kami dan saya memohon maaf belum sempat memberitahukan kepada putri kami Tara."

Ucapan dari tuan Hansel semakin membuat Tara merasa gugup ternyata dirinya ikut andil dari maksud dari kedatangan tamu ayahnya ini.

"Jadi putri anda belum tau sama sekali maksud kedatangan kami tuan Hansel? Begitu pun dengan pernikahan putri anda dan tuan muda Maharka yang akan di laksanakan seminggu lagi?." Tanya tuan Alden dengan sorot tegas yang membuat tuan Hansel hanya mampu mengangukkan kepala sebagai jawaban dari pertanyaannya

Pernikahan? Minggu depan?

Sungguh, jadi maksud keluarga Maharka ke rumahnya saat ialah untuk membahas pernikahan antara dia dan tuan muda dari keluarga Maharka.Tapi bagaimana bisa keluarga Maharka tiba-tiba ingin menikah dengan dia yang bukan berasal dari keluarga kaya ataupun setara dengan mereka. Lagi pula tara tak punya sedikit pun keinginan untuk menikah dengan keluarga kaya apalagi keluarga paling kaya seperti Maharka, pernikahan Minggu depan antara dirinya dan tuan Maharka tidak akan terjadi karna ia akan menolak pernikahan ini.

"Kalau begitu biar saya sampaikan sekali lagi maksud kedatangan kami kemari." putus tuan Alden pada akhirnya

"Kami sebagai perwakilan keluarga Maharka berniat melamar nona Tara untuk menikah dengan tuan muda Maharka, dan juga keluarga Maharka meminta jika pernikahan nona dan tuan muda harus di laksanakan Minggu depan, saya harap nona bisa menerima lamaran dari keluarga Maharka yang menginginkan anda untuk menjadi bagian dari keluarga Maharka."

Kini giliran semua orang menatap kepada Tara setelah tuan Alden menyelesaikan ucapannya yang berisi lamaran untuk dirinya dari keluarga Maharka. Walaupun sudah ia duga sebelumnya tapi dirinya tetap terkejut apalagi menadapat lamaran dari orang yang tak ia kenal sebelumnya.

"Bagaimana nona Tara apakah nona menerima ataukah menolak lamaran ini?" Tanya tuan David yang akhirnya bersuara setelah hanya diam dari tadi

"Em te..n.tu." jawab Tara gugup

"Tentu apa nona?" Tanya David tak sabar

"Tentu saja aku menolak" seketika semua orang menegang mendengar jawaban dari Tara terutama tuan dan nyonya Hansel yang hanya bisa menatap khawatir saat ke empat utusan keluarga Maharka menatap Tara dengan tatapan tajam.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status